Market Review
Aksi panik penjualan di saham grup Bakrie dan macetnya order saham BNBR di JATS, memicu IHSG terkoreksi tajam hari Jumat (15/05). Aksi profit taking (buy on rumor, sell on the news) paska rilisan data GDP Q1 RI sesuai dengan perkiraan pemerintah (1.6% /, 4.4% Y/Y), diikuti memanasnya situasi politik menjelang pilpres 8 Juli setelah pengumuman secara resmi capres dan cawapres SBY-Boediono dan Megawati-Prabowo, menyebabkan investor melakukan aksi profit-taking saham lokal. Mayoritas kenaikan saham grup Bakrie di pekan lalu, gagal menopang kinerja IHSG pekan lalu, dimana IHSG melemah 101 poin (-5.9%) yang sempat mencapai level tertinggi 1,891 pekan lalu. IHSG anjlok 34.089 poin (-1.91%), ditutup di 1,750.914, total nilai transaksi Rp 6.92 triliun.
Indeks saham MSCI Asia-Pacific mayoritas menguat hari Jumat (15/05), meski terkoreksi di pekan lalu, karena investor menjual saham yang valuasinya terlihat termahal dalam 5 tahun terakhir di tengah kekhawatiran ekonomi dan keuntungan korporat akan lebih lama pulih ketimbang perkiraan pasar.
IHSG Outlook
Imbas negatif dari tekanan penjualan saham grup Bakrie di akhir pekan lalu dan penurunan harga komoditi (harga minyak tertahan di bawah 23.6% Fibonacci di $60.08), di tengah memanasnya situasi politik menjelang pilpres 8 Juli dan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 10,360/dolar; 15/05) berkat dolar AS menjadi mata uang safe haven setelah ekonomi Eropa terkontraksi lebih tinggi dari perkiraan pasar, dapat membebani kinerja IHSG pada pekan ini. Seperti diperkirakan pekan lalu, euphoria rally saham grup Bakrie tidak dapat diandalkan menopang kinerja IHSG, karena kenaikan IHSG karena kuatnya inflow ke saham grup Bakrie (berkat akumulasi manager investasi asing, restrukturisasi hutang) dan saham lapis kedua, di tengah mahalnya valuasi saham unggulan lainnya. Peluang kenaikan IHSG masih terbuka, jika harga komoditi dan indeks saham regional melanjutkan uptrend pekan ini. Top pick pekan ini : (collect di 20-35 day MA) saham Bakrie, UNVR, INKP, HEXA, TRUB, BRPT, komoditi (INCO, PTBA, ITMG, ANTM, TINS).
Stock Picks:
* BNGA
* LPKR
Global Outlook
Indeks saham DJIA dan S&P 500 masing–masing terkoreksi 3.6% dan 5% pekan lalu, lebih buruk dari kinerja saham MSCI Asia Pacific yang melemah 0.7% (menguat 9.5% - 2 pekan terakhir) di pekan lalu, berkat harapan pemulihan global meredup setelah data Retail Sales AS, GDP Q1 2009 Euro, Wholesale Price Jepang, Ekspor dan Produksi Industri China tercatat lebh rendah dari perkiraan pasar. Sementara pekan ini, data ekonomi & event global (FOMC Minutes, BOE MPC Minutes, Housing AS, PMI Euro, Treasury Geithner, Fed Bernanke) dan prediksi ekonomi dari The Fed akan membebani kinerja indeks saham AS dan regional Asia.
Technical Analysis:
Dalam chart weekly, IHSG terlihat berada dalam uptrend channel mendukung trend bullish jangka pendek, setelah pekan lalu tertahan dibawah downtrend channel line 4 di 1,891 dan juga tertahan tepat di lower downtrend channel & 5-weekly MA di 1,708, merupakan koreksi minor dalam diagonal triangle (daily chart), selama tidak ditutup dibawah 1.733 (downtrend channel line 4)/1,709 (5-weekly MA), trend bullish jangka pendek masih valid, tidak gagal dapat mengarahkan IHSG ke target 1,606 (support line 3)/1,566 (10-weekly MA). Potensi kenaikan ke target 1-bulan UBI di 1,750 dan 3-bulan UBI di 1,950 (uptrend channel & 50% fibonacci retracement) masih tetap terbuka, berkat indikator ADX trending up, MACD uptrend, meski candle dark cloud cover & vol higher dapat membatasi potensi kenaikan pekan ini. Elliot wave menunjukkan, koreksi wave c dalam siklus wave primary B selama di bawah 2,160 (61.8% Fibonacci retracement).
Resistance: 1900.38/1863.02/1825.65/1821.34. PP 1817.02
Support : 1737.98/1691.98/1650.30/1608.62
(Perkiraan Range Pekan Ini 1,650-1,850)
No comments:
Post a Comment