Market Review
Faktor regional yang tidak kondusif dan kondisi teknikal yang tidak mendukung, mendorong IHSG mengalami tekanan pekan lalu, berkat aksi profit-taking di sejumlah saham grup Bakrie dan saham unggulan di sektor perbankan, komoditi, infrastruktur dan aneka industri. Perkiraan investor asing melakukan switching portfolio mereka dari saham ke bentuk mata uang dolar, telah menyebabkan outflow sehingga mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar (penutupan Rp 10,305 hari Jumat, sempat melemah ke Rp 10,400-Reuters), di tengah kekhawatiran mulai mahalnya saham lokal di mata fund asing dan indeks saham regional Asia terkoreksi tajam, karena munculnya keraguan mengenai pemulihan ekonomi global karena harga minyak meningkat ke level tertinggi $ 73.25 di pekan lalu, dapat meningkatkan inflasi, mendorong spekulasi kenaikan suku bunga AS di akhir tahun, dapat menganggu proses pemulihan ekonomi global saat ini. Musim pembagian dividen dan hasil MAPPI-BUMI tidak dapat membantu IHSG terangkat. HSG mengalami penurunan 100.47 poin (-4.8%) pada pekan lalu, ditutup di 1990.47, merupakan penurunan pertama dalam 5 pekan terakhir. IHSG menguat 39.48 poin (2.02%) menjadi 1990.47 (19/06).
Indeks saham MSCI Asia-Pacific mengalami koreksi 3.7% pekan lalu, merupakan penurunan mingguan pertama dalam 5 pekan terakhir, karena RALLY sejak bulan Maret mendorong valuasi rata-rata perusahaan di MSCI menjadi 2.3 kali dari net income pekan lalu, level tertinggi sejak 26 September, jauh lebih mahal ketimbang 15.5 x untuk indeks S&P dan 12.8 x untuk Dow Jones Stoxx 600 Eropa, mengacuhkan sejumlah data ekonomi AS dan revisi naik pertumbuhan ekonomi China.
IHSG Outlook
Potensi penurunan IHSG pekan ini masih terbuka, berkat faktor teknikal menunjukkan signal penurunan lebih lanjut (candle weekly evening doji star - high reliability bearish reversal) dan sentimen negatif dari potensi outflow dari saham lokal ke mata uang dolar AS terutama menjelang pertemuan bank sentral AS (23-24 Juni) dan penyesuaian portfolio fund asing di negara emerging menjelang tutup kuartal 2. Kekhawatiran terhadap kenaikan harga komoditi (trend bulllsh minyak selama di tutup diatas $ 66.8) dan pelemahan rupiah terhadap dolar (target Rp 10,645 selama ditutup mingguan diatas support Rp 9,850) dapat meningkatkan inflasi (kenaikan barang impor & laporan BPPN akan merevisi APBN setelah harga minyak bulan Juni berada di atas rata-rata $ 60/barel) dapat mendorong spekulasi laju penurunan inflasi dan suku bunga BI akan sulit turun di bulan mendatang. Meski potensi penurunan terbatas di awal pekan ini, karena Indonesia akan menerbitkan 3 SUN senilai lebih dari Rp 2 triliun, dapat mendorong aliran dana masuk, perkiraan window dressing menjelang tutup kuartal (Q2 2009) dan spekulasi the Fed akan pertahankan kebijakan Quantitative Easing & memberikan pandangan optimis mengenai pemulihan ekonomi AS, diikuti antisipasi “buy on rumor” penurunan inflasi dan BI rate di pekan depan, seharusnya memberikan support kepada IHSG di akhir pekan ini.
Stock Picks: Last week average : +5%. (Potential Yield > +15%; Risk <-10%)
* Buy on weakness (discount 5-10%):BUMI,INCO,ENRG,ANTM,PTBA,PGAS. * BHIT/MNCN/BMTR,ASII,BMRI,BBRI,SMGR,UNVR,TRUB,INKP,HEXA,DEWA.
Global Outlook
Pada awal pekan ini, indeks saham global akan mendapatkan kesulitan menguat, karena imbas penurunan harga komoditi (harga minyak ditutup di $ 69.50/barel hari Jumat; target $ 66.8) dan faktor teknikal indeks saham regional menunjukkan bearish reversal. Sementara sentimen negatif dari laporan penutupan 3 bank di AS di akhir pekan (total 40 bank di AS tutup di tahun ini), lelang Treasury senilai rekor $ 104 miliar dapat menurunkan daya tarik untuk saham AS (Selasa dan Kamis) dan kekhawatiran menjelang pertemuan FOMC (23-24 Juni) dapat mendorong spekulasi kenaikan suku bunga jika the Fed memberikan pandangan yang optimis mengenai pemulihan ekonomi AS di tahun ini, masih membebani kinerja saham global. Meski ada potensi rebound di akhir pekan dari perkiraan saham global oversold, potensi window dressing oleh fund manager global menjelang tutup buku Q2 2009, rilisan data ekonomi AS (GDP Q1, U Michigan, Home Sales) dapat menopang kinerja saham global.
Technical Analysis:
IHSG seperti diperkirakan pekan lalu, menunjukkan signal negatif dari pola candle weekly evening doji star (high reliability bearish reversal) dan menembus target support 1,942 (low 1,922) seharusnya mendorong perkiraan penurunan. Tetapi signal dari indikator ADX terkoreksi turun dari overbought, stochastic & MACD mash bullish dan penutupan diatas 1,982 (channel 3), seharusnya membatasi potensi penurunan pekan ini. Kondisi tersebut seharusnya sesuai hitungan Ellliot Wave, saat ini IHSG dalam proses koreksi wave 4 setelah level high 2,116 menunjukkan konfirmasi minor wave 3 dalam subwave intermediate 4 (Bear Rally???) di weekly chart, target 1,980 (5-week MA)/1,834 (10-week MA) dan bahkan 1,764 (channel support) beberapa pekan mendatang, selama IHSG gagal menembus high 2,116. Sementara resistance berada di 2,126 (channel res 4)/2,165 (61.8% FR 1089-2835). R: 2182.61/2134.58/2086.54/2045.62. PP 2004.70. S:1956.67/1908.63/ 1867.71/1826.79
(Perkiraan Range Pekan Ini 1,840-2,100)
Download article
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
No comments:
Post a Comment