Market Review
Aksi penjualan saham di sektor komoditi, perdagangan, property dan konsumer mendorong penurunan IHSG kemarin, setelah harga minyak mengalami penurunan ke $ 69.05/barel dan rupiah masih melanjutkan penurunan terhadap dolar (ditutup di Rp 10,350-Bloomberg kemarin). Dampak dari penurunan harga minyak mendorong aksi penjualan saham komoditi pertambangan batubara dan logam (mengikuti penurunan harga nikel -$325; US$ 14,500, timah -$325; US$ 14,425, emas menjadi US$ 921.30), energi dan perkebunan (cpo kontrak Juli 2009 anjlok Myr 125 menjadi Myr 2,190) dan penurunan saham-saham emiten yang memiliki hutang dalam bentuk USD (INDF, GGRM, ISAT), ikut membebani IHSG, meski sempat menguat di sesi I ke 2,011.70. Indeks anjlok 15.44 poin (-0.77%), ditutup di 1,975,02, nilai transaksi tercatat Rp 3.32 triliun. Net selling investor asing sebesar Rp 45.37 miliar, turun dibanding net sell Rp 139.082 miliar hari Jumat (22/06).
Mayotitas indeks saham di Asia-Pasifik mengalami kenaikan kemarin, setelah laporan ekonomi keyakinan dan manufaktur Jepang membaik di kuartal ini dan spekulasi bank di Cina akan meningkatkan pinjaman, meski laju kenaikan dibatasi oleh World Bank yang menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global 2009.
IHSG Outlook
IHSG masih berpotensi melemah, karena minimnya insentif positif dari dalam negeri, di tengah meningkatnya sentimen negatif dari regional Asia dan kondisi teknikal menunjukkan potensi pembalikan trend dari netral menjadi bearish. Penurunan harga komoditi (minyak akan capai $ 66.8/$ 62.60, isu penjualan emas oleh IMF arahkan emas ke $ 913.9/$865.6) mengacuhkan situasi politik di Iran, negatif untuk saham komoditi lokal (pertambangan, perkebunan dan energi), diikuti trend pelemahan mata uang emerging (KRW, TWD, MYR, Peso) termasuk IDR terhadap dolar (perkiraan outflow dari aset domestik menjelang akhir semester 1 2009, meningkatnya permintaan untuk pembayaran hutang dan faktor technical), membebani IHSG. Meski spekulasi penurunan inflasi, suku bunga BI pekan depan (positif untuk saham perbankan, property,konsumsi) dan the Fed masih mempertahankan suku bunga hari Rabu, dapat menahan laju penurunan IHSG pada hari ini.
Top Pick. Buy on weakness 24/06: BUMI (-10% last week) /BNBR/ENRG/DEWA & MNCN/BMTR. ASII, INKP, HEXA, BBRI, BMRI.
Stock Picks:
* SMMA Hold target Rp 1200
* SMRA Hold target Rp 520
Global Outlook
Meningkatnya sentimen negatif, mendorong potensi penurunan indeks saham global awal pekan ini, setelah World Bank menurunkan prediksi pertumbuhan global tahun ini menjadi -2.9% dari -1.7% di laporan sebelumnya, rapuhnya sistem perbankan AS setelah pekan lalu S&P menurunkan rating kredit 21 bank di AS dan penutupan 3 bank di akhir pekan (total 40 bank di tahun ini), memburuknya situasi di Iran yang memicu dolar AS sebagai mata uang safe haven, indikator CBOE Volatility index (VIX) melonjak melampaui level 30 (ukuran kekhawatiran di Wall Street), mahalnya valuasi saham regional Asia dan AS tidak diimbangi prospek earning, dan aksi profit-taking menjelang pertemuan bank sentral AS (23-24 Juni) dan lelang Treasury AS senilai $ 104 miliar, masih membebani saham global.
Technical Analysis:
IHSG masih menunjukkan potensi penurunan, setelah kemarin menunjukkan pola bearish harami dalam pola bullish pennant , didukung oleh indikator ADX yang terkoreksi turun, MACD masih bullish, menunjukkan potensi penurunan terbatas hari ini. Trend berbalik menjadi bearish dari netral jika IHSG ditutup dibawah uptrend support di 1,948 hari ini dan 1,898 (support line) berhasil ditembus target 1,911 (76.4 FR)/1,850 (low). Tekanan penurunan dapat diredam jika IHSG kembali ditutup diatas 2,014 (38.2 FE) untuk melanjutkan laju kenaikan. Hitungan Elliot Wave: indeks berada di akhir wave a untuk ke arah wave b dalam proses wave koreksi 4 minor subwave intermediate 4 / (B), selama level 1,948 terjaga, target di 2,116 (high Juni 2009)/2,165 (61.8 % Fibo retracement 1089-2835).
Resistance: 2053.51/2030.35/2016.52/2002.69. PP 1984.04
Support : 1970.21/1956.38/1937.73/1914.57
(Perkiraan Range hari Ini 1,920 -2,000)
No comments:
Post a Comment