Market Review
Tekanan dari indeks saham regional Asia yang mengalami aksi profit-taking, imbas pelemahan rupiah terhadap dolar AS, penurunan harga komoditi energi dan logam dasar, serta aksi profit-taking investor lokal menjelang liburan panjang hari raya Idul Fitri di akhir pekan ini hingga awal pekan depan. Tekanan di hampir semua sektoral kemarin (kecuali industri dasar), mendorong IHSG terperosok ke level terendah 2,377.033 di sesi 2 perdagangan. Aksi profit-taking saham unggulan dari grup Bakrie dan Astra ikut membebani kinerja IHSG kemarin. Meski isu pembentukan kabinet baru Presiden SBY dan rapimnas Golkar di bulan Oktober, menahan laju penurunan IHSG. IHSG melemah 33.244 poin (-1.38%) ditutup di 2,382.702, dengan nilai transaksi Rp 3.090 triliun. Investor asing membukukan net selling Rp 2.7 miliar kemarin, dibandingkan net buying Rp 557.74 miliar (11/09).
Indeks saham MSCI Asia-Pacific anjlok dari level tertinggi 1-tahun, di tengah kekhawatiran rally selama 6 bulan terakhir telah melampaui prospek untuk pemulihan pendapatan di regional. Imbas penguatan yen terhadap dolar AS (Y 90.22) menyebabkan anjloknya saham Nikkei 225 Jepang, berimbas negatif kepada saham regional, meski indeks saham komposit Shanghai ditutup +1.2%, berkat kenaikan saham perternakan.
IHSG Outlook
Ind P/E (x)
EPS
Y/Y Y/Y Suku Bunga* Inflasi*
Y/Y GDP*
Y/Y
IHSG 30.4 8% +27% 6.50% 2.75% 4.0%
STI 22.00 16% +3.4% 0.69% -0.70% -10.1%
KLCI 15.0 10% -0.5% 2.0% 3.00% -3.9%
SET 29.05 4% -6.1% 1.25% -3.30% -7.10%
SSE 33.4 36% +28% 5.31% -1.40% 7.9%
N225 45.2 -1% -16.9% 0.10% -0.10% -9.7%
HSI 22.5 19% -8.0% 0.50% 0.60% -7.80%
DJIA 14.1 3% -17.0% 0.25% -1.4% -3.6%
* Negara Bersangkutan
IHSG diperkirakan masih dapat melanjutkan trend kenaikan di awal pekan ini, meski kemarin terkoreksi akibat imbas negatif dari kondisi indeks saham regional setelah mata uang yen menguat ke level Y 90.22 terhadap dolar AS, dimana dapat memberikan sentimen negatif kepada saham eksportir Jepang yang dapat membatasi prospek pemulihan ekonomi Jepang. Kuatnya fundamental ekonomi nasional dan prospek laporan keuangan Q3 emiten yang lebih solid dari kuartal sebelumnya, diikuti isu positif dari kabinet baru Presiden SBY di awal bulan Oktober kembali memasukkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan Darmin Nasution sebagai calon Gubernur BI yang baru, dianggap positif oleh investor domestik. Mendekatinya liburan hari raya Idul Fitri dapat meningkatkan prospek kenaikan pendapatan perusahaan konsumer, ritel dan perbankan (inflow dari TKI di luar negeri & saham BMRI diupgrade CLSA target Rp 5,800) dapat menopang IHSG. Sementara perkiraan sejumlah data ekonomi
global yang positif menjelang pidato Chairman Fed Bernanke, dapat meningkatkan daya tarik kepada IHSG.
Meski kekhawatiran mahalnya valuasi saham IHSG saat ini (PER 30.4x), laju penguatan rupiah yang mulai terbatas berkat permintaan untuk dolar AS masih tinggi (resistance kuat di Rp 9,850), penurunan harga komoditi global meski terbatas (target minyak US$ 75/77 selama bertahan diatas US$67), terkoreksinya Wall Street (hanya bersifat sementara; target DJIA 9,850 selama bertahan diatas 9,430), penguatan yen lebih lanjut terhadap dolar AS, dapat membebani kinerja IHSG.
Stock Picks:Average last 12 week +72.87%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BUMI, KLBF, MNCN, UNVR, BRPT, BBRI, INTP, SMCB, INDF, JSMR, INCO, ANTM. (Profit-Taking 17/09). Trading Buy BTEL, DEWA
Stock Picks:
• CMNP : Hold target Rp 1,200
• OKAS : Buy target Rp 1,000
Global Outlook
Tekanan dari aksi profit-taking di indeks saham regional dan global kemarin, diperkirakan bersifat sementara berkat perkiraan sejumlah data ekonomi global (inflasi, perumahan & penjualan ritel AS, FDI China, inflasi dan tenaga kerja Eropa, BOJ meeting) dan testimony Chairman Fed Bernanke (tengah dicalonkan kembali untuk jabatan periode ke-2) yang diperkirakan akan memberikan signal positif terhadap pemulihan ekonomi global dan krisis berakhir di tahun ini. Terutama di tengah trend kenaikan indeks saham DJIA dan S&P 500 (target 9,850 & 1,100) yang mendapatkan keuntungan dari sektor industri AS (Goldman Sachs upgrade saham di sektor: GE), trend kenaikan harga komoditi (emas target US$ 1,033/1,134; minyak target US$ 75/77). Meski laju kenaikan indeks regional dan AS dapat dibatasi oleh kekhawatiran proteksionisme antara AS-China setelah AS mengenakan tarif impor ban China, yang dibalas oleh China dengan menyelidiki produk otomotif dan ayam AS. Mahalnya
valuasi indeks MSCI World Indeks (PER 27.3x), diikuti pernyataan pemegang nobel ekonomi, Joseph Stiglitz bahwa pemerintah di dunia gagal menangani indsutrri perbankan sejak 1 tahun kejatuhan Lehman Brothers. Presiden Obama menyatakan terlalu dini untuk meninggalkan paket stimulus, respon CHina terhadap kenaikan tarif ban impor tidak akan mengacu kepada perang dagang. Roubini mengatakan konsumen AS menghadapi masa sulit karena konsumen menghentikan belanja dan mengancam pasar perumahan komersil, memprediksi ekonomi AS akan mengalami double dip resesi dan mendukung pemulihan bentuk U.
Technical Analysis:
IHSG mendapatkan signal negatif dari pola candle evening star (high reliability reversal) dan kondisi divergence di MACD dan volume, seharusnya membatasi potensi kenaikan dari trend bullish jangka pendek. Sementara indikator ADX terkoreksi, stochastic uptrend, posisi 5 & 10 MA, masih berada dalam uptrend channel dengan support channel di 2,386 (jika ditutup dibawah level tersebut, potensi bearish continuation target 2,336: trendline), seharusnya membatasi potensi penurunan hari ini. Hitungan EW: IHSG saat ini masih berada dalam subwave 2/5 dalam wave impulse 3 untuk target 2,465 (projection 124.6)/2500 (projection 161.8).
Resistance: 2429.69/2417.94/2406.20/2398.91. PP 2391.61
Support : 2368.12/2353.54/2334.50/2315.46
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)
No comments:
Post a Comment