Market Review
IHSG gagal mempertahankan laju kenaikan di sesi 1 kemarin, setelah data inflasi RI bulan Agustus (year-on-year) yang lebih tinggi dari perkiraan pasar dan anjloknya data ekspor sebesar 22.98% di bulan Juli, memberikan sentimen negatif dan picu aksi profit-taking di IHSG hingga akhir sesi penutupan pasar. Meski imbas dari tipisnya kenaikan indeks saham regional Asia dan penurunan indeks saham Eropa berkat lemahnya data pengangguran euro, diikuti penurunan harga komoditi minyak ke level $ 69.53/barel ikut melemahkan harga saham komoditi, perdagangan dan aneka industri, ikut membebani kinerja IHSG. IHSG turun 14.623 poin (-0.62%) di level 2.326.914, nilai transaksi sebesar Rp 3.371 triliun. Investor asing mencatat net sell Rp 229.29 miliar kemarin, dibandingkan net buy Rp 15.3 miliar hari Jumat (01-09).
Indeks saham regional Asia menguat, didorong oleh kenaikan saham teknologi dan pertambangan, setelah earning Hon Hai Precision Industry Co melampaui perkiraan pasar dan laporan manufakturing China mengalami kenaikan tercepat dalam 16 bulan. Meredanya tekanan di indeks komposit Shanghai dan lebih baik dari perkiraan data GDP Q2 India (6.1% y/y) dan Chicago PMI AS bulan Agustus (50.0), meningkatkan keyakinan kepada investor global untuk memburu saham kembali.
IHSG Outlook
Ind P/E (x)
EPS
Y/Y Y/Y Suku Bunga* Inflasi*
Y/Y GDP*
Y/Y
IHSG 14.8 8% +7.4% 6.50% 2.75% 4.0%
STI 22.0 16% -7.8% 0.69% -0.70% -6.5%
KLCI 14.9 10% 0.5% 2.0% 3.00% -3.9%
SET 13.5 4% -16.0% 1.25% -3.30% -4.9%
SSE 28.0 36% -2.0% 5.31% -1.40% 7.9%
N225 42.0 -1% -20.6% 0.10% -0.10% -3.9%
HSI 23.0 19% -14.5% 0.50% 0.60% -7.80%
DJIA 18.3 3% -12.0% 0.25% -0.7% -3.6%
* Negara Bersangkutan
Meski IHSG berada dalam fase koreksi minor, momentum penurunan IHSG hingga akhir pekan ini diperkirakan terbatas, karena munculnya beberapa sentimen positif diantaranya mayoritas sentimen negatif dari dalam dan luar negeri, menjelang sejumlah data ekonomi global dan pertemuan RDG BI & G20 di London di akhir pekan ini, di tengah menipisnya volume perdagangan di bulan Ramadhan dan dilema antara kekhawatiran bulan September yang angker buat investor saham dan isu pemulihan ekonomi nasional dan global. Laporan investor asing kembali masuk ke pasar obligasi dan saham di periode 24-28 Oktober, dimana investasi di SUN meningkat menjadi Rp 91.55 triliun dari Rp 89.84 triliun di pekan sebelumnya. Data KSEI menunjukkan total kepemilikan asing di saham mencapai Rp 725.67 triliun naik dari Rp 720.06 triliun di pekan sebelumnya. Isu kenaikan harga tol, kenaikan harga elpiji 12kg, earning saham unggulan H1 2009 yang positif, laporan bunga kredit perbankan dapat turun
hingga 1% di bulan depan, serta faktor positif dari data manufaktur AS, seharusnya memberikan support kepada IHSG.
Meski data inflasi tahunan RI yang lebih tinggi dari perkiraan (2.75% y/y, 0.56% m/m), ekspor bulan Juli anjlok 22.98%, harga minyak terkoreksi ke US$ 70/barel, faktor teknikal IHSG overbought dan valuasi saham yang mahal, dapat membebani kinerja IHSG hari ini.
Stock Picks:Average last 10 week +67.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BUMI, UNSP, ENRG, BSDE, CTRS, KIJA, JSMR, SMMA, BYAN, BBKP, INKP, HEXA, PGAS, ADRO. Profit Taking (03/09).
Stock Picks:
• ACES : Outperform target Rp 1,200
• BTPN : Hold target Rp 3,400
Global Outlook
Perkiraan technical rebound Indeks saham regional Asia dan Wall Street hari ini dapat dibatasi oleh imbas negatif dari sektor finansial AS, setelah Stanford C. Berstein menyarankan pemagang saham untuk menjual saham American International Group (AIG) di tengah kekhawatiran kemampuan AIG membayar kembali hutang dana talangan sebesar $182.5 miliar, rumor sebuah bank AS mengalami default, pernyataan Paul Tudor Jones (hedge fund terkemuka) bahwa pasar AS masih berada dalam Bear Market Rally, Credit Suisse mengatakan valuasi saham AS terlihat “marginally stretched” dibandingkan pasar di negara maju lainnya. Meski potensi penurunan terbatas berkat signal teknikal di indeks komposit Shanghai (pola daily morning star), signal positif dari isu pemulihan global setelah data ISM manufacturing AS bulan Agustus (52.9 dari 48.9), Pending Home Sales AS +3.2%, PMI manufacturing China menguat ke 54.0, Retail Sales & Unemployment Jerman, GDP Q2 Swiss tercatat lebih baik dari perkiraan pasar. Perkiraan
indeks saham global masih berada dalam fase konsolidasi hingga akhir pekan ini menjelang data tenaga kerja AS dan G20 meeting pada hari Jumat-Sabtu.
Technical Analysis:
IHSG kembali mendapatkan signal negatif dari pola candle inverted hammer dan kegagalan menembus trendline resistance di 2,375 pada awal pekan ini, diikuti signal dead cross 10 & 20 day MA, seharusnya menunjukkan pola bearish continuation di awal pekan ini. Indikator ADX rebound, MACD terkoreksi mendekati level netral, seharusnya mendukung kuatnya tekanan penurunan, terutama jika IHSG ditutup dibawah support channel di 2,309. Dari chart weekly (bull flag) dan monthly (candle evening star) memberikan warning signal terhadap pembalikan trend di pekan mendatang. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam koreksi wave 3 minor dalam zig zag c selama level 2,380-2,411 (sell area) tidak ditembus, target 2,307 (support channel) & 2,273 (trendline).
Resistance: 2381.58/2366.41/2356.53/2341.36. PP 2336.06
Support : 2316.32//2305.72/2290.55/2260.21
www.strategydesk.co.id
www.harumdanaberjangka.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)
No comments:
Post a Comment