Thursday, September 3, 2009

Potensi Technical Rebound IHSG Merupakan Peluang Sell On Rally

Market Review
Faktor eksternal dari indeks saham MSCI Asia Pasific yang memburuk dan penurunan harga komoditi global, kembali menyeret IHSG ke dalam teritorial negatif untuk hari ke-3 di awal pekan ini. Munculnya kekhawatiran terhadap sektor finansial AS setelah saham AIG direkomendasikan negatif oleh analis Stanford Berstein yang menyebabkan kejatuhan Wall Street, diikuti penurunan harga minyak ke US$ 67/barel dan pelemahan rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 10,125), memicu investor melakukan profit-taking lebih lanjut, meski gempa di Tasikmalaya sempat picu stagnasi di BEI. IHSG anjlok 40.989 poin (-1.76%) ditutup di 2,285.925, dengan nilai transaksi Rp 3.5 triliun.

Indeks saham MSCI Asia-Pacific anjlok, mendorong indeks mengalami penurunan terbesar dalam 2 pekan, karena saham Seven & I Holdings Co dan Sekisui House Ltd memangkas prediksi keuntungan. Saham finansial Asia hingga Australia rontok berkat kekhawatiran mengenai sektor finansial AS, mengacuhkan lebih baik dari perkiraan data GDP Q2 Australia. Penurunan harga komoditi ikut melemahkan saham komoditi.

IHSG Outlook

Ind P/E (x)
EPS
Y/Y Y/Y Suku Bunga* Inflasi*
Y/Y GDP*
Y/Y
IHSG 14.0 8% +5.9% 6.50% 2.75% 4.0%
STI 24.5 16% -3.7% 0.69% -0.70% -10.1%
KLCI 14.5 10% -5.1% 2.0% 3.00% -3.9%
SET 13.2 4% -10.0% 1.25% -3.30% -7.10%
SSE 28.6 36% +21% 5.31% -1.40% 7.9%
N225 41.2 -1% -18.1% 0.10% -0.10% -9.7%
HSI 21.8 19% -10.5% 0.50% 0.60% -7.80%
DJIA 17.8 3% -21.4% 0.25% -1.4% -3.6%
* Negara Bersangkutan

Trend bullish jangka pendek IHSG terancam berakhir secara teknikal, jika hari ini gagal bertahan di atas 2,271 dan Bank Indonesia mengindikasikan suku bunga BI berpotensi bertahan di 6.5% hingga akhir tahun dan potensi kenaikan suku bunga di tahun 2010 (survei Bloomberg menunjukkan 28 dari 31 analis melihat suku bunga dipertahankan di 6.50% hari ini), diikuti memburuknya kondisi indeks saham regional Asia dan Wall Street (penurunan hari ke-4 kemarin). Koreksi penurunan harga komoditi minyak (US$ 68/barel kemarin), penurunan saham Wall Street (02/08) dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS (penutupan Rp 10,125 kemarin), dapat menurunkan daya tarik untuk saham domestik dan membebani kinerja IHSG. Minimnya isu positif setelah data inflasi tingkat tahunan RI meningkat lebih tinggi dari perkiraan pasar dan anjloknya data ekspor, mendorong investor mengamati perkembangan dari indeks regional & Wall Street. Kekhawatiran bubble indeks saham Shanghai, sektor finansial AS dan Credit Suisse yang memangkas bobot portofolio model menjadi 3% dari 4.3% (kendati upgrade target IHSG 13% di akhir 2010), memberikan sentimen negatif untuk IHSG pekan ini.

Meski laju penurunan IHSG terbatas karena trend jangka menengah masih bullish selama bertahan diatas 2,209 (down channel), penundaan kenaikan tarif tol oleh pemerintah, solidnya pertumbuhan ekonomi RI dan hasil earning Q2 dan ekspektasi earning emiten lokal di Q3 2009 yang positif, kesepakatan penurunan suku bunga kredit oleh bank-bank besar domestik, laporan kepemilikan asing di SUN dan saham domestik meningkat di pekan lalu, menjelang pembentukan kabinet Presiden dan Capres terpilih SBY-Boediono, dapat support kinerja IHSG pekan ini.
Stock Picks: Average last 10 week +67.37%. Target 10-30%, Risk < -10%

Hold Buy: BUMI, UNSP, ENRG, BSDE, CTRS, KIJA, JSMR, SMMA, BYAN, BBKP, INKP, HEXA, PGAS, ADRO. Closed (04/09). Trading Buy : ANTM

Stock Picks:
• INTA : Buy target Rp 1,200
• SUGI : Speculative Buy target Rp 520

Global Outlook
Indeks saham global diperkirakan kembali terbebani oleh meningkatnya sentimen negatif dari munculnya kekhawatiran mengenai sektor tenaga kerja AS dan Eropa dan sektor finansial AS di awal pekan ini, di tengah mahalnya valuasi MSCI World Index dan tertinggi sejak November 2004, koreksi penurunan harga minyak (US$ 68/barel) kemarin, data ADP Employer meningkat menjadi -298k, pernyataan dari FOMC Minutes menunjukkan ketidakpastian mengenai kekuatan ekonomi AS dan Survei dari Investors Intelligence (26 Agustus – 1 September) menunjukkan pesimisme untuk saham AS meningkat ke level tertinggi sejak Juli 2007 dan meningkatnya insider selling di Wall Street hingga awal bulan ini, membebani kinerja indeks saham global pekan ini. Meski laju penurunan indeks global terbatas di pekan ini, karena kenaikan revisi Productivity Q2 dan Factory Order AS, tipisnya volume perdagangan menjelang data tenaga kerja AS & pertemuan G20 di akhir pekan dan spekulasi OECD akan upgrade prediksi ekonomi negara anggota dalam waktu dekat.

Technical Analysis:
IHSG kembali mendapatkan signal negatif dari pola candle three black crows merupakan indikasi bearish continuation (high reliability), didukung oleh MA (5/10-20 day) yang negatif, indikator ADX rebound tapi masih dalam teritorial yang lemah, MACD terkoreksi meski berada dalam teritorial positif dan bertahan di atas trendline dan double bottom 2,271/2,272 (meski ditutup dibawah down channel di 2,309 kemarin; konfirmasi 2 hari berturut-turut untuk bearish continuation), seharusnya mendukung perkiraan potensi penurunan terbatas dan berpotensi technical rebound ke target 2,333 (previous low & trendline; perkiraan wave iv/c). Jika IHSG ditutup dibawah 2,271 hari ini, IHSG dapat mengarah ke target 2,209-2,236 diperkirakan merupakan extended wave irregular minor iii / c dalam correction wave 4) / (4).
Resistance: 2347.98/2332.46/2316.95/2305.90. PP 2294.86
Support : 2263.83/2252.78/2241.74/2215.18

www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (code TF)

No comments:

Post a Comment