Friday, September 25, 2009

Sentimen Negatif & Teknikal Overbought Picu Profit Taking di IHSG

Penyesuaian terhadap kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street di awal pekan ini, setelah IHSG mengalami liburan panjang (18-23 September 2009), mendorong IHSG sempat mencapai level tertinggi 2,482.85 kemarin. Meski IHSG akhirnya menjelang penutupan dilanda aksi profit-taking karena koreksi penurunan indeks saham regional dan Eropa seiring penurunan harga komoditas global dan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya. IHSG sebelumnya mendapatkan sejumlah katalis positif dari kenaikan harga saham BUMI (laporan pinjaman dari CIC China sebesar US$ 1.9 miliar), dan INDF (Morgan Stanley upgrade target harga menjadi Rp 3,400) dan TLKM mengikuti ekspektasi kinerja perseroan yang solid, membatasi aksi penjualan saham di sektor pertambangan dan perkebunan. IHSG menguat 11.91 poin (+0.48%) ditutup di 2,468.9, dengan nilai transaksi sebesar Rp 4.67 triliun.

Mayoritas indeks saham di Asia melemah, dipimpin oleh perusahaan komoditi dan keuangan, karena harga energi dan bahan material anjlok, diikuti Aiful Corp memprediksikan kerugian setahun penuh. Meski saham Jepang mengiat mengikuti Goldman Sachs upgrade saham Toshiba Corp dan Fast Retailing Co. Indeks saham Hong Kong anjlok 2.5% karena anjloknya saham Metallurgical Corporation of China Ltd. Kekhawatiran terhadap AS akan memperlambat pembelian mortgage dan laporan ekspor Jepang yang anjlok di bulan Agustus, membebani indeks Asia.  

 IHSG Outlook
Potensi  kenaikan IHSG untuk menguat di akhir pekan ini, karena perkiraan imbas penurunan harga komoditi global (minyak anjlok ke US$ 66/barel; emas anjlok dibawah US$ 1,000/ons)  dapat picu aksi profit-taking saham komoditi domestik, penguatan dolar terhadap mata uang global dapat membatasi laju rupiah (euro-dolar terkoreksi ke $ 1.4656, pound dolar ke $ 1.5954) dan munculnya sejumlah sentimen negatif dari luar negeri (isu the Fed, lemahnya data perumahan AS), telah menjatuhkan mayoritas saham global kemarin. Meski sebelumnya IHSG di awal pekan ini mendapatkan sejumlah sentimen positif dari laporan tewasnya teroris Noordin M Top, penguatan mata uang rupiah terhadap dolar (sentuh Rp 9,585 di pekan lalu), ADB meningkatkan prediksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4.4% di tahun ini dari 4.2%, sejumlah isu positif dari emiten unggulan seperti BUMI (isu pinjaman CIC sebesar US$ 1.9 miliar), BBCA (mendapatkan rating positif dari Moodys), INDF (Morgan Stanleyupgrade target harga: Rp 3,400) dan TLKM (ekspekstasi earning dan ekspansi), seharusnya memberikan support kepada IHSG (Buy on Weakness), karena trend IHSG, sentimen (ekspektasi inflasi bulan September terkendali dan imbas penguatan rupiah), diikuti inflow menunjukkan investor asing masih membukukan net buy dalam 2 pekan terakhir, dapat topang kinerja bullish IHSG dalam jangka pendek.

Stock Picks:Average  last 13 week +77.07%. Target 10-30%, Risk < -10%Sell on rally: BUMI, UNSP, BBRI, INCO, PGAS, TLKM, ANTM, ASIIBuy on weakness:  JSMR, INDF, BMRI, BBCA, GGRM, UNTR, UNVRStock Picks:BUMI   : Overweight  target Rp 3,950SMCB  : Overweight  target Rp 1,500

Global  Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan mengalami koreksi penurunan di akhir pekan ini, menjelang pertemuan kepala negara G-20 di Pittsburg AS di akhir pekan ini, dapat memicu aksi profit-taking berkat anjloknya data existing home sales AS dan ekspor jepang di bulan Agustus, kekhawatiran AS akan menarik dana stimulus di bulan Oktober dan The Fed memperlambat pembelian surat berharga dan mortgage paska pertemuan FOMC kemarin (22-23 September), diikuti mahalnya valuasi saham indeks S&P 500 di pekan ini (PER 20.2x) dan MSCI Emerging Market (PER 28.5x), trend penurunan indeks saham komposit Shanghai (kegagalan bertahan di atas level psikologis 3,000), sentimen negatif dari sektor perbankan AS setelah Bank of America menaikkan biaya kepada nasabah, penurunan harga minyak (kenaikan inventory minyak AS melonjak 2.86 juta barel di pekan lalu, target US$62) dapat menyeret penurunan harga komoditas global lainnya, masih membebani potensi kenaikanindeks saham global. Meski indeks saham Asia dan AS masih ditopang oleh isu pemulihan ekonomi global dari sejumlah data ekonomi global tercatat diatas perkiraan pasar dan pernyataan positif dari FOMC kemarin, aksi pembelian saham oleh Warren Buffet, euphoria penawaran saham perdana (IPO) di AS dan China, analis upgrade sejumlah saham unggulan di Asia, seharusnya masih topang kinerja bullish indeks global.Daily Performance : Regional Asia & DJIA Index  (emerginvest.com)

Technical Analysis:Potensi kenaikan IHSG di akhir pekan ini terlihat mulai terbatas, karena sejumlah resistance kuat di 2,500 (upper channel)/2,522 (projection 61.8%)/2,550 (upper channel berikutnya) siap menghadang kinerja bullish IHSG. Meski IHSG masih ditopang oleh trend bullish jangka pendek setelah ditutup diatas 76.4% Fibo 2838-1089 di 2,425, pola candle menunjukkan long bullish (pola bullish continuation), berada dalam uptrend channel weekly, serta indikator teknikal ADX menunjukkan flat dari koreksi penurunan, MACD masih bullish dan ditutup diatas 5 & 10-week MA (2,306/2,142), seharusnya masih dapat menopang kinerja IHSG pekan ini. Meski adanya pola divergence di volume dan MACD dapat menahan laju kenaikan IHSG. IHSG masih dapat mengarah ke target 2,500/2,550 pada beberapa pekan mendatang, selama tidak ditutup di bawah 2,384 (trendline). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini di subwave impulse 3 (minor 3/5) target 2,500/2,550 (5/3??) dalam intermediate wave IV/B

No comments:

Post a Comment