Research CIMB-GK SEc: Outperform UNTR target Rp 20.500
Cermati Saham Adaro
HARGA saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berpeluang menembus level Rp 1.800 dalam jangka pendek. Sumber Investor Daily mengungkapkan, sejumlah fund asing dikabarkan bakal mengakumulasi kembali ADRO, seiring rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham salah satu anak usahanya tahun ini.Selain itu, kata dia, penggunaan dana hasil penerbitan obligasi untuk keperluan ekspansi juga akan berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, ADRO ditutup terkoreksi Rp 30 (1,8%) ke posisi Rp 1.570.
Asing Minati Eterindo
PT ETERINDO Wahanatama Tbk (ETWA) disebut-sebut oleh pelaku pasar bakal mendapatkan dana segar dari institusi asing guna membiayai akuisisi perkebunan sawit di Kalimantan. Selain itu, kata sumber Investor Daily, langkah perseroan memperkuat sektor hulu untuk mengamankan bahan baku produksi biodiesel juga akan menjadi momentum kenaikan harga ETWA ke level Rp 350. Pada perdagangan kemarin, ETWA ditutup stagnan di level Rp 225.
IHSG dibuka melemah hingga mencapai terendah 2.415.885 di awal sesi perdagangan hari ini, mengikuti terkoreksinya mayoritas indeks saham regional Asia, berkat imbas penguatan dolar AS di tengah kekhawatiran terhadap sektor perbankan AS dan kebijakan pemerintah Hong Kong yang akan membatasi spekulasi di property dan India siap untuk menghentikan stimulus, berperan mendorong terkoreksinya IHSG saat ini. Masih kuatnya sentimen negatif dari isu repo BUMI di harga Rp 2.400 dan penguatan dolar AS terhadap rupiah yang sempat mencapai level tertinggi Rp 9.600 berkat efek dari larisnya lelang Treasury AS senilai US$ 44 miliar semalam.
Nilai tukar rupiah kembali melemah menembus level 9.600 per dolar AS. Bank Indonesia (BI) diprediksi akan masuk ke pasar untuk meredam gejolak rupiah yang terlalu lebar. Pada perdagangan Rabu (28/10/2009), rupiah dibuka melemah lagi ke level 9.600 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.585 per dolar AS.Nilai tukar rupiah bergerak sangat fluktuatif dalam sebulan terakhir. Rupiah sempat menguat hingga 9.300-an per dolar AS, sebelum akhirnya kini menembus level 9.600-an per dolar AS. Gejolak rupiah ini berkaitan dengan pergerakan mata uang regional. Sementara di pasar New York kemarin, dolar AS masih mampu mempertahankan tren penguatannya atas euro. Melemahnya indeks kepercayaan konsumen AS membuat investor untuk sementara memilih beralih ke mata uang yang aman.
Euro tercatat melemah ke 1,4810 dolar, dibandingkan sebelumnya di level 1,4876 dolar. Namun dolar AS masih melemah atas yen ke posisi 91,77 yen, dibandingkan sebelumnya di 92,23 yen.
BBCA Akan Bagikan Dividen Interim Rp 40 per Saham
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) segera membagikan dividen interim dari laba bersih hingga kuartal ketiga 2009 sebesar Rp 40 per saham.
Asing Lepas Saham, IHSG Sepi Transaksi
Sejak pekan lalu, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepi. Investor asing pun lebih banyak menjual saham ketimbang memborong saham.
RUPSLB Sierad Produce Tidak Kuorum
Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sierad Produce Tbk (SIPD) gagal dilaksanakan, karena pemegang saham yang hadir tidak mencapai kuorum.
Pendapatan Nusantara Tembus Rp 100 Miliar
Pendapatan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) hingga kuartal III-2009 diperkirakan melampaui Rp 100 miliar. Pendapatan itu diperoleh operasional jalan tol perseroan di Jakarta dan Makassar.
Credence Lepas 23,85% Saham Delta
Credence Trust Pte Ltd (Singapura) berencana menjual 1,62 miliar (23,85%) saham PT Delta Dunia Property Tbk (DOID) secara block sale kepada imvestor institusi. Perseroan telah melangsungkan roadshow pada 27 Oktober-4 November 2009 ke Singapura, Hong Kong, London, dan New York.
BW Plantations Targetkan Laba Bersih Tumbuh 75%
PT BW Plantations Tbk (BWPT) menargetkan laba bersih hingga akhir 2009 sebesar Rp 200 miliar, tumbuh 75,43% dibanding tahun lalu sebesar Rp 114 miliar. Sedangkan pendapatan bersih ditargetkan naik 20% dari Rp 500 miliar menjadi Rp 600 miliar.
SEMESTER II-2010, KRAKATAU STEEL MASUK BURSA, BTN Gandeng Danareksa dan Bahana Tangani IPO
Selain PT Mandiri Sekuritas dan CIMB Securities, PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga menunjuk Danareksa Sekuritas dan Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (lead underwriter) dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun ini.
BUMI Rebound, ‘Speculative Buy’
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (28/10) diprediksikan menguat seiring valuasinya yang sudah berada di area oversold. Speculative buy untuk saham BUMI!
BNBR Tak Tahu Soal Repo
Manajemen PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) belum mendengar adanya repurchase agreement (repo) oleh BNBR dengan memakai saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
PT Chandra Asri, anak usaha PT Barito Pacifik Tbk (BRPT) berencana menerbitkan obligasi dolar AS yang akan dicatatkan di Bursa Singapura.
Pemegang Obligasi Masih Menimbang Tawaran FREN
PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) terus melobi para pemegang obligasi dan kreditur lainnya. Maklum, pada 30 Oktober lusa, FREN akan menggelar RUPSLB. Sebanyak 19% saham FREN milik BMTR dibeli oleh PT Smart Telecom yang disinyalir lebih dari Rp65/saham atau Rp249,91 miliar. Perseroan menargetkan transaksi tersebut dilaksanakan pada Des09.
Tambah Produksi, ITMG Menyiapkan Akuisisi
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bersiap mengakuisisi tambang batubara pada tahun ini. Cara ini berguna untuk menaikkan cadangan batubara.
Produsen semen PT Holcim akan menanamkan investasi sebesar Rp 5 triliun di Tuban, Jawa Timur. Namun, Pemprov Jatim memberikan syarat agar perusahaan tersebut harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sekitarnya.
BNGA tengah mengkaji rights issue serta emisi obligasi guna memperkuat modal di 2010. Perolehan dana untuk melunasi obligasi subordinsi yang jatuh tempo Juli10 dan ekspansi kredit.
BSDE menargetkan pendapatan FY10 kembali tumbuh. Dengan demikian, untuk pertama kalinya diharapkan pendapatan bisa menembus angka Rp2 triliun. Target tersebut diyakini tercapai karena pasar properti pada 2010 bakal lebih baik daripada tahun ini. Proyeksi pendapatan FY10 itu juga mencerminkan pertumbuhan sekitar 50% dari tahun ini yang ditargetkan stabil sekitar Rp1,3 triliun.
FPNI mencatat laba bersih 9M09 melonjak 271,01% yoy dari Rp82,55 miliar jadi Rp306,27 miliar dipicu turunnya beban pokok penjualan. Penjualan 9M09 naik tipis jadi Rp2,9 triliun vs Rp2,86 triliun sedangkan beban pokok penjualan Rp2,41 triliun vs Rp2,63 triliun.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment