Friday, October 23, 2009

Pola Uptrend Channel Masih Support Kinerja IHSG Hingga Pekan Depan

Market Review
Kekecewaan pasar terhadap hasil komposisi Kabinet Indonesia Bersatu 2 yang menunjukkan banyak figur terpilih dari partai politik ketimbang dari sisi profesionalisme, diikuti investor asing masih melanjutkan aksi penjualan saham unggulan terutama di saham grup Bakrie, Astra dan perbankan. Sentimen negatif dari indeks saham global yang terkoreksi berkat kekhawatiran terhadap isu pengetatan kebijakan moneter di China dan perbankan AS (analis downgrade saham Wells Fargo), ikut membebani kinerja IHSG yang sejak awal pekan ini terpuruk kian dalam. Pelemahan rupiah terhadap dolar hingga ke level terendah Rp 9.530 kemarin, memicu perkiraan hot money keluar dari pasar modal. IHSG anjlok 43.613 poin (-1,76%) ditutup di 2.433.184, transaksi tercatat Rp 5,09 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 528.83 miliar, dibandingkan Net Sell Rp Rp 620.84 miliar miliar (21/10).

Indeks saham Asia kembali terkoreksi untuk hari ke-2, mendorong indeks MSCI Asia Pasific mengalami penurunan terbesar dalam 3 pekan, berkat spekulasi China akan menaikkan suku bunga dan menarik stimulus setelah ekonomi tumbuh pada laju tercepat di tahun ini. Imbas penguatan dolar AS, diikuti anjloknya saham China Unicom China (isu inflasi), Sumitomo Mitsui Financial Group (isu negatif bank AS), LG Electronics (CS downgrade), ikut membebani kinerja indeks saham Asia.

IHSG Outlook
IHSG kembali gagal untuk rebound seperti perkiraan kami sebelumnya, karena kuatnya sentimen negatif dari hasil komposisi Kabinet Indonesia Bersatu 2 dan kondisi regional yang negatif, berkat munculnya sentimen negatif dari isu pengetatan kebijakan moneter dan penarikan stimulus China mengikuti data pertumbuhan ekonomi China melesat di Q3 2009, serta analis Dick Bove downgrade saham Wells Fargo, meredam optimisme terhadap musim earning di AS (sejauh ini hasil 79% emiten melaporkan hasil lebih baik dari prediksi analis). Imbas kenaikan harga minyak hingga US$ 81.50/barel (target US$ 90/100/barel di akhir tahun), serta penguatan dolar terhadap rupiah (penutupan di Rp 9.485), picu perkiraan inflasi dapat meningkat di bulan mendatang, dapat meningkatkan resiko kenaikan suku bunga di awal 2010, seharusnya negatif untuk saham yang sensitif terhadap isu inflasi & suku bunga seperti saham perbankan, konsumer, property, infrastruktur. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri, diikuti relatif mahalnya valuasi saham IHSG (PER 32.5x, PBV 1.7x), serta pasar masih menunggu hasil earning Q3 saham unggulan domestik di akhir bulan ini, ikut membebani kinerja IHSG hari ini. Investor juga masih bereaksi negatif dengan sejumlah aksi PT Bumi Resources. Tertahannya IHSG di technical support 2.421, dapat batasi potensi penurunan hari ini, karena hasil musim earning Q3 masih positif dan peran kenaikan harga komoditi global yang seharusnya positif untuk saham komoditi domestik.

Stock Picks:Average last 17 week +92.17%. Target 10-30%, Risk < -10%
Sell On Rally: JSMR/INCO/PGAS/PTBA/ANTM/SMGR/UNTR/SMCB/KLBF
/HEXA/SGRO/BMRI/AALI/TLKM/UNVR/ADRO/BBCA/ITMG.

Stock Picks:
• ISAT : Hold target Rp 5.750
• KAEF : Hold target Rp 155

Global Outlook
Potensi penurunan indeks saham global masih terbuka dalam waktu dekat ini, meski laju penurunan terlihjat terbatas, berkat isu negatif dari potensi kenaikan suku bunga dan penarikan stimulus China dalam waktu dekat setelah badan statistik China melihat ekspektasi inflasi meningkat dan data GDP Q3 China tercatat 8.9% y/y, diikuti aksi penjualan saham perbankan global di tengah kekhawatiran krisis di sektor finansial AS belum berakhir setelah Analis Dick Bove downgrade saham Wells Fargo Inc AS hari Rabu. Data ekonomi AS dalam 2 hari terlihat terlihat mengecewakan, dimana Housing Starts dan PPI anjlok di bulan September, dan kemarin data Jobless Claims AS meningkat ke 531K (meski claims continuation merosot). Tetapi lebih baik dari perkiraan Leading Indicator AS (+1.0% m/m), hasil earning yahoo Inc, Morgan Stanley hari Rabu, diikuti lebih baik dari perkiraan earning McDonald, AMEX, Amazon dan AT&T, serta terpuruknya dolar AS setelah Reuters melaporkan Kepala Analis Moody’s Investor Services mengatakan AS mungkin akan kehilangan rating Aaa jika defisit anggaran tidak dipangkas dalam 3-4 tahun mendatang, memberikan daya tarik untuk saham dan komoditi kemarin. Kondisi tersbut seharusnya memberikan support kepada indeks global hari ini.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle three black crows, seharusnya mendukung potensi reversal (3 pola bullish reversal dalam 4 bulan terakhir, penutupan diatas tertahannya channel support 2,421 (down channel minor dan uptrend channel daily) setelah menembus channel support di 2.478 kemarin, dapat menahan potensi penurunan IHSG pada hari ini. Sementara MACD masih bullish, ADX meningkat, stochastic dead cross, uptrend channel masih utuh, seharusnya ikut mendukung potensi penurunan terbatas, untuk rebound. Untuk konfirmasi momentum bullish IHSG harus ditutup diatas trendline di 2.523, untuk target 2.545 (FE 61.8)/2.565 (channel weekly). Trend kenaikan IHSG jangka pendek masih utuh selama IHSG tidak ditutup dibawah support channel 2,421 & 2.360 untuk jangka menengah. Hitungan EW: IHSG berada di wave v/c dalam wave 4/B setelah tembus range 2475-2500, untuk rebound ke target 2,546 (projection 61.8%)/2,594 (trendline resistance).
Resistance : 2499.13/2482.64/2466.16/2455.00. PP 2443.84
Support : 2427.35/2410.86/2399.70/2388.54
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com
Pola Uptrend Channel Masih Support Kinerja IHSG Hingga Pekan Depan

No comments:

Post a Comment