Thursday, October 1, 2009

Sejumlah Isu Positif Dapat Angkat IHSG Di Akhir Pekan Ini

Market Review
Aksi window dressing yang dilakukan fund manager menjelang akhir tutup kuartal ketiga dan kenaikan indeks saham regional Asia, mendongkrak kinerja IHSG kemarin. Antisipasi buy on rumor data inflasi RI yang dirilis hari ini dan menjelang keputusan suku bunga BI dan pembentukan kabinet terbaru Presiden SBY dalam waktu dekat ini, ikut memberikan keyakinan kepada investor lokal memburu saham-saham yang sensitif dengan inflasi/suku bunga seperti perbankan, konsumer dan aneka industri. IHSG juga mendapat keuntungan dari penguatan rupiah terhadap dolar (penutupan di Rp 9,640 kemarin). IHSG kembali menguat 23.760 poin (+0.97%) ditutup di 2,467.591, nilai transaksi tercatat Rp 3.72 triliun. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 139.07 miliar, dibandingkan net sell Rp 164.18 miliar hari Selasa.

Mayoritas indeks saham di Asia menguat, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan bulanan yang ke-7, setelah bank sentral China mengatakan akan mempertahankan kebijakan yang lebih lunak dan NGK Insulators Ltd meningkatkan prediksi keuntungan. Indeks saham Asia mengacuhkan penurunan saham Wall Street, karena lebih baik dari perkiraan data ekonomi dari Korsel, Jepang dan Australia.

IHSG Outlook
IHSG diperkirakan masih dapat melanjutkan trend kenaikan di akhir pekan ini, karena sejumlah sentimen positif masih menopang kinerja IHSG pada pekan ini, meskipun kondisi pasar saham regional masih rapuh untuk terkoreksi lebih lanjut. Perkiraan inflasi bulan September RI terkendali dan jinak di bulan September (perkiraan tingkat bulanan masih berada di bawah 1%, tingkat tahunan masih berada di bawah 3%, dirilis hari ini dimana dapat mendorong BI mempertahankan suku bunga 6.5% hari Jumat dan investor berspekulasi terhadap pembentukan kabinet baru Presiden SBY dalam waktu dekat ini, memberikan support kepada IHSG. Credit Suisse meningkatkan rating dan target IHSG menjadi Overweight dan level 2,685 karena membaiknya situasi politik, IHSG termurah diantara negara Asia dilihat dari relatif Price/Book dan ROE Matrix dan daya beli masyarakat. Penguatan rupiah terhadap dolar AS dapat terjadi setelah permintaan untuk pembayaran hutang korporasi di akhir kuartal 3 telah mereda, diikuti pasar obligasi masih terlihat menarik, porsi kepemilikan asing meningkat 2.05% dari Rp 91.16 triliun dan Surat Hutang Negara (SUN) berpotensi mencetak rekor baru, indeks harga SUN di 94.64 naik 2.2 dari 92.6 di akhir bulan lalu, mendekati rekor tertinggi 94.89 (31/07), memberikan daya tarik kepada investor asing untuk berinvestasi di pasar aset domestik.

Meski laju kenaikan IHSG diperkirakan dibatasi mahalnya valuasi IHSG (PER 31.5x) dibandingkan indeks MSCI Asia Pasific (PER 25x), sell on the news data inflasi RI hari ini (terutama jika tercatat lebih tinggi dari perkiraan) serta imbas negatif dari lemahnya data ADP AS dan Chicago PMI, mendorong spekulasi lemahnya data tenaga kerja AS hari Jumat.

Stock Picks:Average last 13 week +77.07%. Target 10-30%, Risk < -10%

Hold Buy : BUMI, INDF, JSMR, AALI, SGRO, TLKM, UNTR, SMCB, INKP, INCO, KLBF, SDRA, BMRI, BBRI, SMGR, CTRA. Profit Taking 01-10.
Stock Picks:
•ENRG : Hold target Rp 465
•LAPD : Buy target Rp 350

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street hari ini akan diperdagangkan volatile setelah sejumlah data ekonomi AS terlihat mix, mendorong perkiraan laju pemulihan ekonomi AS tidak secepat perkiraan pasar sebelumnya. Sentimen positif dari sejumlah data ekonomi di Asia Pasific yang menunjukkan kenaikan dari bulan sebelumnya (Manufakturing Korea Selatan, PMI HSBC China, Industrial Production Jepang dan Retail Sales Australia), diikuti kenaikan data Consumer Confidence Inggris bulan September, KOF Economic Baromoter Swiss dan GDP Final Q2 AS yang tercatat lebih baik dari perkiraan (-0.7% dari -1.0%), diredam oleh kejutan penurunan data ADP Employer Change (-254K dari perkiraan -200K), Chicago PMI (46.1 dari perkiraan 50.0), dapat membebani kinerja indeks saham global hari ini. Sementara CIT Group AS (perusahaan finansial berumur 101 tahun), anjlok harga sahamnya hingga 35% di tengah kekhawatiran akan dipaksa untuk bangkrut, ikut memberikan sentimen negatif. Pasar akan mengantisipasi musim earning di AS, dimulai Alcoa (07/10). Analis memperkirakan keuntungan di S&P 500 akan merosot 22% rata-rata di kuartal ketiga sebelum rebound 63% di kuartal 4 tahun ini. Meski secara keseluruhan pasar masih berkonsolidasi menjelang rilisan data terpenting (Non Farm Payroll & Unemploment AS) hari Jumat ini

Technical Analysis:
IHSG menunjukan pola bullish continuation dari pola candle long bullish, diikuti kondisi 5 & 10 day MA ditutup diatas penutupan harga kemarin, masih berada di uptrend channel minor dan medium term, didukung oleh didukung oleh indikator ADX masih flat, stochastic crossover, MACD masih bullish, seharusnya masih menunjukkan potensi kenaikan dan membatasi resiko penurunan meski masih dalam range konsolidasi 2,400-2,500 pada akhir pekan pekan ini, kecenderungan menguat ke target 2,500 (FE 100.0%)/2,523 (middle channel)/2,565 (FE 161.8), selama trendline di 2,403 (trendline support) tetap terjaga. Tetapi jika IHSG ditutup (2 hari konfirmasi) dibawah level 2,403, dapat mengarahkan IHSG ke 2,338 (former low)/2,271 (double bottom). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini di subwave minuette v/5 dalam 3 minor target 2,500/2,550.
Resistance: 2513.45/2495.02/2488.16/2481.3

No comments:

Post a Comment