Thursday, October 29, 2009

Signal Breakout IHSG Mendukung "Welcome to 1.900/2.000"

Market Review
Faktor eksternal yang tidak kondusif dan aksi forced sell berkat investor mengalami margin call dan short selling, mendorong IHSG terperosok lebih dalam memasuki teritorial 2.300 kemarin. Meningkatnya sentimen negatif dari luar negeri dan minimnya sentimen positif dari dalam negeri, seperti penurunan harga komoditas global, kekhawatiran terhadap sektor perbankan AS, penguatan dolar AS, earning korporat yang dirilis kemarin mengecewakan, kekhawatiran Hong Kong akan mengetatkan kebijakan di sektor perumahan, diikuti pasar masih menunggu kinerja tim ekonomi KBI 2 yang mengecewakan investor domestik, ikut picu aksi penjualan dan profit-taking di saham lokal. IHSG terpuruk 69,887 poin (-2,88%), ditutup di 2.355,314, transaksi tercatat Rp 4,47 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 232,67 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 194.4 miliar (27/10).

Indeks saham MSCI Asia Pasific anjlok ke level terendah 3-pekan, karena laporan kerugian National Australia Bank Ltd dan keuntungan yang lebih rendah dialami Canon Inc, diikuti penguatan yen terhadap dolar, meningkatkan kekhawatiran mengenai kesehatan pemulihan ekonomi global. Imbas dari lemahnya data keyakinan konsumen AS, spekulasi HK akan membatasi spekulasi di sektor perumahan, dan data inventori baja China melonjak, ikut membebani kinerja indeks saham Asia.

IHSG Outlook
Trend IHSG untuk jangka pendek dan jangka menengah berbalik menjadi bearish setelah kemarin, terperosok lebih dalam ke level terendah 2,336.797, karena faktor teknikal yang menunjukkan signal trend reversal setelah ditutup di bawah sejumlah support channel, didukung oleh sejumlah sentimen yang negatif dari dalam dan luar negeri saat ini. Kondisi tersebut mempersulit kinerja IHSG untuk memulihkan trend jangka pendek. Imbas negatif dari kondisi indeks regional dan Wall Street, sejumlah analis merevisi turun target harga saham sejumlah bank di AS dan melihat mahalnya valuasi saham AS, isu pengetatan kebijakan moneter di China, Hong Kong dan India, penguatan dolar AS berkat lelang Treasury AS pekan ini sebesar US$ 123 miliar (US$ 44 miliar hari Kamis, laris melampaui permintaan), kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi AS setelah Goldman Sachs menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi AS dirilis hari ini menjadi 2.7% dari 3.0% (konsensus Bloomberg: 3.2% q/q), dapat meredam daya tarik untuk saham domestik di awal pekan ini. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri, paska pembentukan KIB 2 dan lelang SBSN hanya laku Rp 200 miliar, mengecewakan pasar, meski laporan kenaikan rating utang RI oleh S&P, isu margin call serta repo Bakrie (rumor dihargai Rp 1.700/2.400), ikut membebani kinerja IHSG akhir pekan ini.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BBRI 7.500/ BMRI 4.650//PTBA 14.800/ADRO 1.590/PGAS 3.675/MEDC 2.900/SDRA 330/SMCB 1.640/INKP 1.870AKRA 1.170/
CTRA 640/BSDE 710/SMGR 6.750/SMRA 595. *BUMI 2.700/INCO 4.225 /INDF 3.150 (Cut Loss -9.5% each ) Profit Taking / Closed on 30/10.

Stock Picks:
• DOID : Hold target Rp 1.900
• INDY : Hold target Rp 2.400

Global Outlook
Potensi penurunan indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas pada hari ini, setelah pasar mengalami aksi tekanan yang besar dari aktifitas short selling dan margin call yang dialami investor global, karena tidak sesuai perkiraan hasil setelah sejumlah earning dari emiten di Asia Pasific kemarin tercatat dibawah prediksi analis. Perkiraan data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal 2 2009 akan tercatat diatas prediksi pasar (UBI memprediksikan +4.0% q/q; konsensus Bloomberg: 3.2%), mengikuti kejutan kenaikan pertumbuhan ekonomi Singapura, Korea Selatan dan China di kuartal 3 yang dirilis baru-baru ini, dapat meningkatkan isu pemulihan ekonomi global dan meningkatkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Meski kemarin, data ekonomi AS: New Home Sales anjlok 3.6% di September, mendorong kekhawatiran sektor perumahan masih rapuh menjelang berakhirnya tax credit US$ 8.000 untuk perumahan baru di AS, diikuti Durable Goods Orders +1.0% dibawah prediksi analis +1.2%, diperkirakan masih membebani kinerja indeks saham global pada pekan ini. Harga minyak terkoreksi ke US$ 77.51 semalam berkat laporan inventori gasolin AS meningkat di pekan lalu, ikut membebani kinerja harga komoditas global. Meski Wall Street masih disupport oleh hasil earning Q3 yang telah dirilis di AS tercatat 84% lebih baik dari prediksi analis, saham Texas Instrument diupgrade GS & kenaikan saham di sektor telekomunikasi.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle long black (indikasi bearish continuation), diikuti signal negatif dari moving average 5/10/20-day (2.468/2.430/2.418), indikator ADX meningkat, stochastic berada di teritorial oversold, MACD berbalik arah menjadi bearish, seharusnya menunjukkan potensi penurunan. Breakoutnya channel support di 2.407/2.367 kemarin, mendukung bahwa trend jangka pendek berbalik menjadi bearish dan menengah berbalik menjadi netral. Untuk hari ini IHSG mendapatkan support di 2.337 (23.6% FR 2559-2271)2.321 (channel support dalam downchannel). Jika IHSG kembali ditutup dibawah level tersebut, target double bottom 2.271, jika breakout target 2.116/1.890. Hitungan EW: IHSG berada di extended wave v/c dalam wave 4/B untuk maksimal target 2.321/2.271. potensi rebound terbatas di 2.381/2.4014.
Resistance : 2485.93/2470.74/2455.56/2446.04. PP 2436.52
Support : 2406.15/2396.63/2387.11/2362.40

No comments:

Post a Comment