Market Review
IHSG masih melanjutkan momentum kenaikan di awal pekan ini, mengikuti faktor teknikal yang mendukung kenaikan jangka pendek dan investro kembali memburu saham pilihan seperti saham dari grup Bakrie dan Astra yang memiliki sentimen positif yang mendominasi pasar saat ini. Imbas kenaikan harga komoditi emas yang mencapai rekor tertinggi US$ 1.150.20/ons dan minyak kembali mencapai US$ 80.23/barel kemarin, ikut angkat harga sejumlah saham di sektor pertambangan, energi dan perkebunan. Kenaikan saham Wall Street hari Selasa dan mixednya indeks saham regional Asia, meski tidak didukung rupiah yang melemah terhadap dolar (ditutup di Rp 9.410), mendorong investor asing memburu saham domestik. IHSG naik 10,440 poin (+0,42%), ditutup di 2.484,229, transaksi tercatat Rp 4,59 triliun. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 97,1 miliar, dibandingkan net buy Rp 380,22 miliar hari Selasa (17/11).
Indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami koreksi penurunan berkat kekhawatiran mengenai kapital dan penjualan saham yang menekan saham perbankan dan property, membayangi kenaikan diantara saham perusahaan telekomunikasi. Saham HSBC anjlok berkat kekhawatiran peraturan kapital yang baru mungkin membatasi kredit di HK, Hang Lung Properties anjlok setelah kota Shenzen akan memberlakukan pajak property. Meski kenaikan saham asuransi Australia dan China Mobile, batasi laju penurunan indeks.
IHSG Outlook
IHSG diperkirakan masih mampu mempertahankan momentum bullish jangka pendek, meski dengan laju yang mulai terbatas pada akhir pekan ini, karena kenaikan IHSG saat ini lebih didominasi oleh kuatnya aliran dana masuk dari hot money maupun diversifikasi dari aset dalam denominasi dolar AS yang tengah terpuruk nilainya, tidak seimbang dengan valuasi saham domestik yang relatif mahal saat ini dan ekonomi nasional yang hanya mampu tumbuh di kisaran 4% di tahun ini. Kuatnya isu positif dari sejumlah emiten dari aksi korporasi, laporan keuangan dan pembagian dividen, terutama berasal dari saham grup Bakrie (isu Newmont, spekulasi merger operator CDMA BTEL-Flexi Telkom, kenaikan harga komoditi dan energi dan lapkeu Q3 PT Bumi Resources) dan Astra (kinerja anak usaha, pembagian dividen, kenaikan harga batubara), diikuti emiten yang juga akan membagikan dividen (SMGR, PGAS, PTBA, UNVR, BMRI), masih menopang kinerja IHSG pada pekan ini. Sementara dari sisi ekonomi, neraca pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal 3 2009 tercatat surplus US$ 3,5 miliar, naik 3 kali lipat dibandingkan suplus kuartal 2 2009 dan analisa Fortis Investments melihat potensi IHSG ke arah level 3.000 di tahun 2010 berkat proyeksi Price Earning ratio (PER) berada di posisi ke-4 termurah setelah Thailand, Korea, Filipina, ikut memberikan support kepada IHSG. Meski kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter di Asia dan potensi intervensi rupiah oleh Bank Indonesia, dapat memicu capital outflow dari pasar saham, dapat membebani kinerja IHSG di akhir pekan.
Stock Picks: Average last 21 week +100.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Buy on Weakness (Sesi 2): BUMI/DEWA/PGAS/DOID/ASII/MEDC/ANTM/SMGR/ HEXA/TRUB/BKSL/PTBA/MYOR/RAJA
Stock Picks:
• BKSL : Speculative Buy target Rp 150
• UNSP : Hold target Rp 925
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan akan mendapatkan kesulitan untuk mempertahankan momentum kenaikan jangka pendek, berkat munculnya isu negatif dari laporan dari lebih rendah dari perkiraan prediksi keuntungan perusahaan Salesforce.com Inc dan Autodesk Inc dan data ekonomi yang menunjukkan inflasi (CPI) meningkat 0.3% (lebih tinggi dari prediksi 0.2% m/m), Housing Starts anjlok menjadi 530.000 (prediksi 610.000 unit), Building Permits anjlok menjadi 550.000 unit, dapat membebani kinerja indek saham Wall Street dan regional pada hari ini. Meski kenaikan harga komoditi (emas US$ 1.152/ons target US$ 1.166/1.200), minyak tembus US$ 80/barel (inventory crude API AS anjlok 4,53 juta barel pada pekan lalu) dan kenaikan saham Bank of America yang mendapatkan support dari hedge fund John Paulson yang melihat potensi kenaikan harga saham BOA dua kali lipat, dapat memberikan support kepada indeks saham global hari ini. Sementara kekhawatiran proses pemulihan ekonomi global yang lebih lambat dari perkiraan, serta mahalnya valuasi saham (P/E S&P 500 22,3x, tertinggi sejak tahun 2002) & kondisi teknikal indeks DJIA (target 10.500 hampir tercapai; sell area), dapat membebani kinerja indeks saham global.
Technical Analysis:
IHSG kembali menunjukkan signal netral dari pola candle spinning top (potensi toppish) untuk hari kedua, meski ditutup diatas trendline di 2.468 (untuk hari kedua), signal golden cross di 5 & 20 day MA dalam sebuah uptrend channel, seharusnya dapat membatasi potensi koreksi hari ini. Indikator ADX meningkat (indikasi kuatnya momentum kenaikan), stochastic trending up, MACD di teritorial positif, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan masih terbuka. Trend bullish dapat berlanjut jika IHSG jika masih ditutup harian diatas 2.434 untuk target 2.500 (upper channel)/2.511 (projection 161.8). Perkiraan range hari ini di 2.460-2.510. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave v/3 dalam C, untuk target 2.236x wave 2 di 2.511 (projection 161.8)/2.540 untuk sell on rally, target 2380.
Resistance : 2528.37/2510.42/2503.87/2497.32. PP 2474.52
Support : 2467.97/2461.42/2450.02/2438.61
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities; Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment