Market Review
IHSG tidak dapat mempertahankan kenaikan di awal sesi perdagangan, terhempas oleh dampak dari isu negatif dari dalam dan luar negeri, dimana stabilnya harga saham grup Bakrie dapat menahan laju penurunan indeks yang dipimpin oleh tekanan dari saham grup Astra. Sementara imbas dari pelemahan rupiah terhadap dolar (penutupan melemah ke Rp 9.560), berkat meningkatnya permintaan dolar AS untuk pembayaran hutang dan kebutuhan untuk korporasi (Isu BUMI beli dolar untuk kebutuhan pembelian saham PT Newmont), ikut membebani kinerja IHSG. Sementara kondisi tersebut diperburuk oleh kinerja indeks saham Asia yang mayoritas mengalami penurunan, di tengah mahalnya valuasi saham dan kondisi teknikal overbought. IHSG anjlok 15,441 poin (-0,62%), ditutup di 2.468,788, transaksi tercatat Rp 3,82 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 436,08 miliar, dibandingkan net sell Rp 97,1 miliar (18/11).
Indeks saham MSCI Asia Pasific melemah untuk hari ke-3, karena rencana penjualan saham bank Jepang meningkatkan kekhawatiran nilai aset yang ada akan menyusut. Saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, Nomura Real Estate Residential Fund Inc, Industrial & Commercial Bank of China Ltd anjlok berkat kekhawatiran penjualan saham yang mendorong investor menghindari saham yang mahal. Meski indeks STI Singapura menguat setelah pemerintah menaikkan pertumbuhan ekonomi.
IHSG Outlook
Momentum kenaikan IHSG terlihat mulai melemah dan membatasi potensi kenaikan di akhir pekan ini, terutama berkat faktor negatif dari eksternal, dimana investor di Asia dan AS saat ini melihat rallynya indeks saham saat ini kemungkinan tidak dapat diimbangi oleh prospek pertumbuhan dan korporasi di tahun 2009/2010. Sementara tekanan kepada rupiah terhadap dolar kemarin hingga mencapai Rp 9.570, karena meningkatnya permintaan untuk pembayaran hutang dan kebutuhan untuk korporasi (liat market review), dapat memicu hot money kabur dari pasar aset domestik, ikut membebani kinerja IHSG di akhir pekan ini. Perkiraan kenaikan inflasi di bulan mendatang, akibat rencana kenaikan harga rokok di awal tahun 2010, kenaikan harga gas elpiji, kenaikan harga tol dan harga komoditas pertanian dan perkebunan yang dapat meningkat di tengah musim hujan dapat mengganggu masa panen dan tanaman, membatasi potensi kenaikan saham yang sensitif terhadap isu inflasi dan suku bunga seperti perbankan (isu negatif dari spread bank), property, aneka industri (otomotif). Imbas penurunan harga komoditi (harga minyak support $ 75.15; target US$ 81/84; emas support $ 1.113, target $ 1.166/1.200) berkat penguatan dolar AS, menurunkan daya tarik untuk komoditi (inventory minyak AS -0.8 juta barel di pekan lalu), dapat batasi potensi kenaikan saham komoditi lokal. Sementara kuatnya isu positif dari kinerja saham grup Bakrie (isu right issue DEWA Rp 200 & ENRG, isu Newmont), isu pembagian dividen (JSMR, PTBA, SMGR, PGAS, BMRI), dapat menopang kinerja IHSG di akhir pekan ini.
Stock Picks: Average last 21 week +100.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BUMI 2.575/DEWA 186/PGAS 3.800 /DOID 1680/ASII 33000/MEDC 2675 /ANTM 2.350/SMGR 7400/HEXA 2950/TRUB 145/BKSL 99/PTBA 15000
Buy in Weakness (Sesi 1): BUMI/ENRG/BMRI/DEWA/TLKM/INDF/GGRM
Stock Picks:
*CPRO : Sell target Rp 60 * TINS : Underperform target Rp 925
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan akan mendapatkan aksi profit-taking di akhir pekan, di tengah kekhawatiran prospek pertumbuhan dan korporasi di bulan mendatang akan melambat, diikuti dampak penguatan dolar AS yang menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditi, serta aksi penjualan saham oleh sejumlah perusahaan di Jepang (Mitsubishi UFJ Financial Group akan mencari dana US$ 11,2 miliar) dan China, dapat membebani kinerja indeks saham global. Data ekonomi dari AS terlihat mixed, dimana Jobless Claims tercatat sesuai prediksi 505K, Leading Indicator +0.3% dibawah prediksi pasar, Phily Fed Index melonjak ke 16.7, diikuti penurunan harga komoditi minyak dan emas, kondisi teknikal indeks saham DJIA yang menunjukkan potensi pembalikan trend (candle dragonfly doji; 18/11) untuk target 10.150/10.040) dan Bank of America downgrade saham semikonduktor, ikut membebani kinerja indeks saham global. Mahalnya valuasi saham indeks MSCI World Index yang mencapai level tertinggi dalam 7 tahun telah mencerminkan kenaikan 25% pendapatan korporasi di tahun depan, ikut membebani indeks saham global, meski OECD menggandakan prediksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2010 menjadi 1,9%, dapat batasi potensi kenaikan indeks global.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal netral dari pola candle high wave (indikasi peak) untuk hari ketiga, gagal ditutup diatas trendline di 2.483, meski signal golden cross di 10 & 20 day MA dalam sebuah uptrend channel, seharusnya dapat membatasi potensi kenaikan hari ini. Indikator ADX meningkat ke level extreme (indikasi momentum kenaikan mereda), stochastic trending up (overbought), MACD di teritorial positif, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish dapat bertahan jika IHSG jika masih ditutup harian diatas 2.435 untuk target 2.491.5 (high 19/11)/2.510 (projection 100.0). Perkiraan range hari ini di 2.430-2.490. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave a dalam 4/C, untuk target 2.435/2.395 dan peluang kenaikan ke 2491/2511 untuk peluang sell on rally, target 2390.
Resistance : 2506.04/2496.73/2487.42/2480.13. PP 2472.85
Support : 2454.22/2439.65/2423.05/2406.46
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities; TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment