Market Review
IHSG gagal memanfaaatkan kenaikan indeks saham regional Asia dan Eropa kemarin, karena investor melakukan aksi profit-taking di saham grup Bakrie, setelah PT Bumi Resources menunda laporan keuangan kuartal 3 hingga awal bulan Desember dari jadwal semula 30 November 2009 dan kekhawatiran dari Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengenai dampak negatif penggelembungan modal (bubble) dari masuknya aliran dana asing (hot money) ke pasar Indonesia, baik saham maupun instrumen surat utang. Mayoritas indeks Asia menguat berkat perkiraan AS masih mempertahankan suku bunga 0% hingga akhir 2010. Kenaikan saham yang memiliki isu pembagian dividen (ADRO, PTBA, UNVR) menahan laju penurunan IHSG. IHSG melemah 5,949 poin (-0,24%), di 2.481,416, transaksi tercatat Rp 4,41 triliun. Investor asing membukukan net sell Rp 66,84 miliar, dibandingkan net buy Rp 228,39 miliar (20/11).
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk pertama kali dalam 3 hari terakhir karena pejabat ekonomi China berjanji untuk mempertahankan kebijakan “konsisten, stabil” untuk merangsang pertumbuhan, pernyataan pejabat the Fed melihat suku bunga tetap dipertahanjkan hingga 2010, diikuti kenaikan harga logam mengangkat harga saham pertambangan. Saham China Construction Bank Corp, Newcrest Mining Ltd, James Hardie Industries NV, melonjak 6,4%, mengalami kenaikan tajam kemarin.
IHSG Outlook
Potensi kenaikan IHSG pada hari ini diperkirakan terbatas, dimana investor domestik akan kembali mengacuhkan prospek kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street di awal pekan ini, karena investor domestik masih menanti perkembangan selanjutnya dari sikap Presiden SBY yang tidak tegas atas kasus 2 pimpinan KPK Bibit – Chandra dan kasus Bank Century seperti diungkap oleh Badan Pemeriksa Keuangan (KPK), dapat menimbulkan sentimen negatif kepada iklim investasi di mata investor asing. Kekhawatiran yang muncul dari Bapepam-LK mengenai dampak negatif penggelembungan modal (bubble) dari masuknya aliran dana asing (hot money) ke pasar Indonesia, baik saham maupun instrumen surat utang, dapat membebani kinerja Rally IHSG pada pekan ini. Isu BI akan membuat peraturan yang dapat membatasi kepemilikan asing di surat utang negara jangka pendek dan isu kontrol devisa yang akan dilakukan oleh sejumlah negara tetangga, berpotensi melemahkan rupiah terhadap dolar AS, ikut membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Meski IHSG masih mendapatkan support dari isu positif dari sejumlah saham unggulan seperti aksi pembagian dividen (UNVR, PTBA, TURI, TLKM, ADRO, SMGR, BMRI, BBRI), BBNI, aksi korporasi (BUMI/ENRG/DOID/DEWA/INDF), diikuti positifinya pernyataan dari pejabat China (isu kebijakan yang konsistendan stabil) dan AS (isu suku bunga AS akan bertahan di o% hingga 2010), dapat support IHSG
Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
BUMI +11.7%/DEWA +3.7%/PGAS +1.9%/DOID -0.6%/ASII +0.9%/MEDC 3.7%/ ANTM 4.2%/SMGR 0%/HEXA -0.84%/TRUB +4.8%/BKSL +10.1%/PTBA 6.7%/ ENRG +5.2%/BMRI +1.06%/TLKM 1.1%. Buy on correction: BUMI/UNVR/PTBA ITMG/ADRO/BMRI/BBRI/BKSL/RAJA/MYOR/CTRA/BSDE/BTEL/ASII/INDF
Stock Picks:
INDF : Hold target Rp 3.500
UNVR : Buy target Rp 13.400
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih dapat melanjutkan momentum kenaikan di awal pekan ini berkat sejumlah sentimen positif yang dapat mengangkat harga saham global hari ini, seperti diantaranya pernyataan pejabat the Fed yang melihat suku bunga AS akan bertahan di level saat ini hingga akhir tahun 2010 dan pernyataan pejabat China berjanji untuk mempertahankan kebijakan “konsisten, stabil” untuk merangsang pertumbuhan, angkat keyakinan investor global di awal pekan ini. Analis di AS menyarankan pembelian saham perusahaan dari Schlumberger Ltd (dipugrade Credit Suisse) hingga Deere & Co (diupgrade Morgan Stanley), diikuti kenaikan sejumlah saham komoditi yang mendapatkan keuntungan dari terpuruknya nilai dolar AS hingga mengangkat harga emas ke rekor tertinggi baru di $1.173/ons dan minyak mencapai US$ 79.68/barel, ikut topang kinerja indeks saham global. Kenaikan data PMI Euro menjadi 53.2 di bulan November, Existing Home Sales AS melonjak ke 6,10 juta memberikan daya tarik untuk pasar saham global, terutama menjelang lelang Treasury AS senilai US$ 116 miliar dan liburan Thanksgiving di akhir pekan yang panjang, dapat meredam kekhawatiran terhadap potensi aset global “bubble” di akhir tahun ini.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle evening star (indikasi bearish reversal yang moderat), meski berada dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti pola higher low dalam 1 pekan terakhir, seharusnya menunjukkan pola range trading 2.450-2.500, karena potensi kenaikan yang didukung oleh signal positif dari 5/10/20 day MA yang uptrend dapat dibatasi oleh trendline resistance di 2.49 & middle line channel di 2.510. Indikator ADX trending up (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic trending up (overbought), MACD di teritorial positif, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish bertahan jika IHSG jika masih ditutup harian diatas 2.445 untuk target 2.491.5 (high 19/11)/2.510 (projection 100.0). Perkiraan range hari ini di 2.450-2.500. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iii/3 dalam B, untuk dan peluang kenaikan ke 2491/2523 (sell on rally: stop diatas 2.560) target 2390.
Resistance : 2508.57/2501.78/2494.99/2488.12. PP 2481.25
Support : 2474.46/2467.67/2460.80/2453.93
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment