Friday, November 6, 2009

Momentum Kenaikan IHSG Seharusnya Dapat berlanjut Hingga Awal Pekan Depan

Market Review
Investor masih melakukan aksi wait & see menjelang rilisan data tenaga kerja AS hari ini dan pertemuan negara G20 di akhir pekan ini, setelah mengamati hasil dari keputusan suku bunga the Fed semalam, mendorong tipisnya volume perdagangan di tengah terkoreksinya mayoritas indeks saham regional Asia dan harga komoditi global kemarin, mendorong IHSG ditutup melemah tipis. Kekhawatiran data tenaga kerja AS akan tercatat lebih lemah dari prediksi pasar, paska keputusan the Fed tetap mempertahankan suku bunga AS 0-0,25% yang diantisipasi pasar siap untuk menaikkan suku bunga jika ada potensi inflasi, picu investor global melakukan aksi profit-taking. Penguatan rupiah terhadap dolar, dapat membatasi laju penurunan. IHSG turun tipis 4,642 poin (-0,2%), ditutup di 2.367,214, transaksi tercatat Rp 2,78 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 46,11 miliar kemarin.

Indeks saham MSCI Asia Pasific terkoreksi untuk ketiga kali dalam 4 hari perdagangan, setelah Korea Selatan mengatakan masih belum jelas apakah reboundnya ekonomi akan dapat dipertahankan dan tingkat pengangguran Selandia Baru meningkat. Indeks Asia juga anjlok di tengah ketidakpastian mengenai hingga kapan the Fed mempertahankan suku bunga nol persen, di tengah potensi kenaikan inflasi dan trend pengangguran di AS meningkat, ikut bebani indeks Asia

IHSG Outlook
IHSG masih berpeluang menguat hari ini menjelang spekulasi membaiknya sektor tenaga kerja di AS dalam data ekonomi AS dirilis hari ini dan pertemuan negara G20 yang dapat memberikan langkah konkrit untuk membantu memuluskan proses pemulihan ekonomi global pada pertemuan di akhir pekan ini, disamping meredanya ketegangan antara KPK-Polri dan imbas penguatan rupiah terhadap dolar setelah dolar AS kembali terpuruk terhadap mata uang utama dunia seperti euro dan yen, dapat mendorong aliran dana masuk ke pasar modal domestik. Terutama melihat data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dana nasabah besar bank dengan simpanan Rp 5 miliar turun sebanyak Rp 12,01 triliun (1,72%) di akhir September 2009 menjadi Rp 688,45 triliun. Nasabah tersebut mulai memindahkan dananya ke bentuk instrumen investasi yang menghasilkan yield lebih tinggi ketimbang deposito, meski investor asing net sell saham selama bulan Oktober, pasar saham masih menjanjikan untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang (+72.82% ytd, 164,90% dalam 5 tahun). Solidnya fundamental ekonomi RI yang mendorong dinaikkannnya prediksi pertumbuhan oleh institusi dan analis asing (perkiraan GDP Q3 RI: 4,2-4,5% q/q: dirilis akhir bulan) dan mayoritas earning 9M emiten lokal yang solid, seharusnya masih memberikan support untuk IHSG.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Sell on Rally : BBRI 7.300*/ BMRI 4.650//PTBA 14.800/ADRO 1.560* /PGAS 3.675/SDRA 330/AKRA 1.170/BSDE 710/SMGR 6.750 /SMRA 557.5*/BUMI 2.200/ENRG 250/HEXA 2.825/MEDC 2.600/BBCA 4.600/INCO 4.050/PGAS 3.600/SMCB 1.610/ASII 30.800 INDF 3.050/GGRM 15.500/TRUB 130./ANTM 2325

Stock Picks:
• CNKO : Buy target Rp 90
• HMSP : Buy target Rp 11.500

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan mengalami kenaikan yang signifikan pada hari ini, setelah sejumlah data ekonomi dan pertemuan bank sentral global, memberikan sinyal positif untuk isu pemulihan ekonomi global, karena antisipasi “Buy on Rumor” data tenaga kerja AS (Prediksi Unemployment 9.9%, range 9.7-10,1%; payroll -175K, range -55K--250K) hari ini setelah data Jobless Claims anjlok ke 512K dan non farm productivity melonjak ke 9,5% y/y, labor cost anjlok 5,2% (penurunan terbesar 12-bulan sejak 1948), meredam kekhawatiran terhadap sektor perumahan dan kondisi perbankan di AS. Pernyataan the Fed mendorong ketidakpastian mengenai trend suku bunga yang masih akan dipertahankan hingga waktu yang belum ditentukan, di tengah potensi kenaikan inflasi dan trend kenaikan tingkat pengangguran, memicu kekhawatiran the Fed akan menaikkan suku bunga jika ada tekanan inflasi. Keputusan bank sentral Inggris dan Eropa hari ini mempertahankan suku bunga masing-masing 0.5% dan 1,0%, memberikan signal akan mengakhiri kebijakan darurat selama krisis finansial. Hasil keputusan Research In Motion Ltd akan membeli kembali US$ 1,2 miliar saham, earning Cisco Systems tercatat lebih baik dari prediksi analis (profit 36 sen dari prediksi 31 sen), diikuti trend kenaikan harga komoditi (harga minyak terangkat berkat laporan inventory minyak AS anjlok 3,36 juta barel di pekan lalu; emas capai rekor tertinggi berkat isu pembelian emas IMF oleh India), seharusnya dapat topang kinerja indeks global.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal netral dari pola candle spinning top (indikasi konsolidasi) meski masih berada di dalam downchannel, penutupan diatas 5 day MA (indikasi netral), seharusnya mendukung peotensi penurunan terbatas dan mendukung potensi technical rebound. Sementara indikator ADX koreksi penurunan, stochastic trending up, MACD masih bearish, seharusnya menunjukkan peluang technical rebound hari ini terbatas. Trend bearish dapat dinetralkan jika IHSG dapat ditutup diatas upper channel (downtrend channel) di 2.375, dan ditutup diatas minor trendline di 2,366 target 2.395 (10-day MA)/2.445. Perkiraan range pekan ini di 2.250-2.410 masih valid. Hitungan EW: seperti perkiraan sebelumnya IHSG saat ini berada dalam wave 3/b dalam formasi 5-3-5 dalam wave Y, untuk target di 2.405/2.439 (10-day MA), support di 2.322/2.304.
Resistance : 2407.95/2397.54/2387.13/2377.17. PP 2366.31
Support : 2361.33/2350.92/2335.072324.66
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities; Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment