Monday, November 16, 2009

Weekly IHSG Market Report (16 - 20 November 2009)

Market Review
Minimnya sentimen dari dalam negeri dan luar negeri, mendorong IHSG diperdagangkan dalam range sempit pada pekan lalu. Sebelumnya di awal pekan, IHSG mendapatkan keuntungan yang terbatas dari efek domino kenaikan indeks saham global paska pertemuan negara 20 di Skotlandia yang tetap mempertahankan stimulus global dan melihat isu pemulihan ekonomi global masih tetap berlanjut. Hasil penerbitan obligasi dalam bentuk dolar AS milik PT Bumi Resources hanya laku US$ 300 juta ketimbang perkiraan US$ 500 juta di awal pekan lalu, meredam optimisme dari hasil pertemuan G20. Munculnya isu positif dari laporan kemenangan anak usaha PT Bumi Resources, PT Multicapital untuk divestasi 14% saham PT Newmont, setelah PT Aneka Tambang menyatakan mundur dalam konsorsium yang semula tertarik untuk melakukan penawaran, sehingga mendorong kenaikan harga saham dari grup Bakrie, ikut memberikan support kepada IHSG di akhir pekan lalu. Laporan masuknya 3 saham lokal (BBNI, ADRO dan ITMG) ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) per 30 November mendatang, ikut menopang kinerja IHSG. Meski momentum kenaikan IHSG dibatasi oleh terkoreksinya harga minyak mentah dunia dari level US$ 80/barel ke US$ 78/barel dan kekhawatiran dari pernyataan dari Perdana Menteri China Wen Jiabao bahwa ekonomi global mungkin mengalami pemulihan “slow and bumpy”. Mata uang rupiah mengalami penguatan di pekan lalu (ditutup di Rp 9.385), mengikuti trend pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama dunia. IHSG menguat 31,694 poin (+1,32%) pekan lalu, ditutup di 2.426,8. Hari Jumat (13/11), IHSG naik 6,52 poin (+0,27%) menjadi 2.426,8. Investor asing bukukan net buy Rp 571.54 miliar pekan lalu, dibandingkan net sell Rp 850,37 miliar (06/10).

Indeks saham Asia menguat di pekan lalu, mengangkat indeks MSCI Asia Pasific Index untuk pertama kali dalam 1 bulan, setelah pemerintah dari negara G20 sepakat untuk mempertahankan paket stimulus dan data machinery orders Jepang meningkat lebih tinggi dari perkiraan. Saham BHP Biliton Ltd dan rival Rio Tinto Group melonjak di akhir pekan di tengah spekulasi pelonggaran kebijakan moneter akan mendorong aliran dana masuk ke pasar saham. Perusahaan Kubota Corp, melonjak 9,9%. Saham HSBC Plc menguat 8,9% di Hong Kong pada pekan ini setelah mengatakan keuntungan di kuartal ketiga tercatat lebih tinggi secara signifikan dari tahun lalu. Indeks MSCI menguat 1,6% menjadi 118,28 di pekan lalu, memecahkan penurunan selama 3 pekan berturut-turut dan masih terkoreksi 2,4% dari level tertinggi 13 bulan pada 20 Oktober lalu, di tengah kekhawatiran pemerintah Asia akan menarik paket stimulus.

IHSG Outlook
Setelah pada pekan lalu, IHSG diperdagangkan menguat dalam range yang sempit di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri, diperkirakan dapat melanjutkan momentum kenaikan pada pekan ini, kendati lajunya terbatas, karena terkoreksinya harga komoditi minyak mentah dan logam, belum berakhirnya kisruh antara KPK-Polri dan faktor menunjukkan sejumlah resistansi yang kuat mendekati level 2.500.

Sejumlah isu positif dari kinerja emiten lokal per September 2009 yang mayoritas melaporkan hasil lebih baik dari periode sebelumnya, masuknya 3 saham domestik ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) per 30 November yang dapat angkat saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adaro Energi Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), isu positif dari laporan kemenangan anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Multicapital untuk pembelian 14% saham PT Newmont setelah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mundur dari konsorsium pemerintah (meski pemerintah ngotot ANTM untuk tetap membeli saham PT Newmont) hingga batas akhir 23 November seharusnya masih menopang kinerja saham Grup Bakrie terutama BUMI, DEWA pada pekan ini, diikuti sejumlah emiten yang akan membagikan dividen dalam beberapa pekan mendatang (BBNI, BMRI, UNVR, TBLA, TURI, PTBA), seharusnya menopang kinerja IHSG pada pekan ini.

Sementara solidnya pertumbuhan ekonomi RI di kuartal 3 2009 yang tercatat 4,21% dan perkiraan meningkat 4,4% di kuartal 4 2009 berdasarkan prediksi Bank Indonesia, di tengah trend penurunan infasi hingga akhir tahun, cadangan devisa meningkat ke rekor tertinggi US$ 64.3 miliar di bulan lalu dan suku bunga acuan Bank Indonesia masih dipertahankan di 6,5% hingga akhir tahun dan trend penurunan suku bunga kredit oleh 14 bank nasional, diikuti tred penguatan rupiah terhadap dolar (target Rp 9,250/9.300 dalam 1 - 2 pekan mendatang), seharusnya ikut memberikan support kepada IHSG.

Sementara optimisme stimulus global dipertahankan paska pertemuan pemerintahan 20 negara di Skotlandia pada 2 pekan lalu dan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang diikuti 21 negara di Singapura hari Minggu (15/11) yang menghasilkan 10 program utama, termasuk mempertahankan stimulus diantara negara anggota dan menolak proteksi perdagangan, seharusnya masih memberikan support kepada kinerhja IHSG pada awal pekan ini. Meski potensi kenaikan IHSG dan indeks saham regional Asia dapat dibatasi oleh trend kenaikan harga komoditi (minyak target US$ 81-84/barel, support di US$ 75.15 – laporan inventory AS meningkat 1,8 juta barel di pekan lalu, cpo target Myr 2.300, Nikel target US$ 19.500/ton, emas target US$ 1,133/troy ons di pekan ini), serta kekhawatiran negara di Asia akan mengetatkan kebijakan moneternya berkat imbas kenaikan harga komoditi dan meningkatnya konsumsi yang dapat meningkatkan inflasi, di tengah mahalnya valuasi saham regional dan kondisi teknikal yang memasuki fase koreksi.

Chart Crude Oil Weekly: Treng jangka pendek – panjang bullish: target US$ 90/100, support di $ 75.15, resistance di $ 81/84.

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan dapat melanjutkan momentum kenaikan yang terbatas karena hasil yang positif dari musim earning kuartal 3 di AS dan global, termasuk lebih baik dari perkiraan Wal Mart Stores Inc, Walt Disney Co (84% emiten di indeks S&P 500 tercatat lebih baik dari perkiraan; 60% dari emiten di indeks Stoxx 600 di Eropa tercatat lebih baik dari perkiraan) serta Dow Chemical Co melonjak sahamnya berkat prediksi akan memangkas biaya dan kenaikan penjualan, diikuti lebih baik dari perkiraan data ekonomi dari AS (Jobless Claims pekan lalu), Jepang (Machinery Orders), China (retail sales, PMI, industrial production), Euro (GDP Q3 2009) dan hasil pertemuan pemerintahan G20 di Skotlandia pada pekan lalu dan KTT APEC di Singapura pada akhir pekan ini yang tetap mempertahankan paket stimulus global sebesar US$ 2 triliun di tengah rendahnya suku bunga AS (0% - 0,25%) berikan daya tarik kepada pasar saham dan komoditi di pekan ini. Laporan EPFR Global mengatakan investor menrauh lebih banyak dana ke pasar saham AS (stock fund) ke level tertinggi 11 bulan, sebesar US$ 6,97 miliar (China mendapatkan US$ 256 juta, emerging market mendapatkan US$ 2,46 miliar), ditengah pemulihan earning dan perkiraan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga di level terendah dalam waktu yang lebih lama. Terutama menjelang rilisan data GDP Jepang, Retail Sales, Business Inventory, Empire Mgf Index AS (Senin), PPI, TICS, Industrial Production, NAHB Housing Index AS (Selasa), CPI, Housing Starts AS (Rabu), Jobless Claims, Leading Indicator, Philly Fed index AS (Kamis), serta pidato Fed Bernanke (Senin) dan kunjungan Presiden Obama ke Asia pekan ini. Meski potensi kenaikan saham regional pekan ini dapat dibatasi oleh kekhawatiran China, HK, India dan Korea Selatan akan menaikkan suku bunga di bulan mendatang untuk memerangi tekanan inflasi dn overheatnya ekonomi, di tengah malahnya valuasi saham MSCI emerging market (P/E 26x).

Chart DJIA Weekly: Trend bullish jangka pendek, meski potensi kenaikan terbatas. Resistance 10.350 (trendline)/10.500, support di 10,170/10090.

Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG pada pekan ini masih terbatas karena pola candle three inside out (indikasi bulish continuation yang moderate), MACD & Stochastic masih berada dalam teritorial bullish, indikator ADX menunjukkan koreksi penurunan (potensi technical rebound lemah), masih berada diatas channel support di 2.320, ditutup kembali diatas 74.6% Fibonacci retracement 2838-1089 di 2.415, seharusnya dapat dibatasi oleh imbas penutupan dibawah 5 & 10 week MA (2.443 & 2.435), Sementara trend jangka menengah masih bullish selama ditutup diatas channel support & 20 week MA di 2.350 untuk target 2.450-2.478. Jika ditutup di bawah level 2.350, IHSG dapat terkoreksi lebih lanjut di pekan mendatang ke target 2.166 (down channel support)/2.090. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di B/4, seharusnya mendorong perkiraan target 3 di kisaran 2.445-2.480 sebelum terkoreksi kembali ke target 2.300/2.250 dalam 1-2 pekan mendatang, jika gagal ditutup mingguan diatas 2.350 pekan ini.
Perkiraan range pekan ini : 2.380-2.480
Resistance: 2501.33/2471.33/2460.00/2448.67. PP 2411.33
Support : 2400.00/2388.67/2370.00/2351.33

Stock Picks:Average last 20 week +95.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record Periode 10 Nov - 17 Nov: (29 Posisi): Sell on rally on 17/11: PTBA 14.700/DOID 1.590/BBRI 7.500/BBCA 4.775/BMRI 4.725/ MEDC 2.650/PGAS 3.675/JSMR 1.830/SMRA 620/CTRS 680/SGRO 2.425/ INDF3.100/KLBF 1.320/GGRM 17.000/SMCB 1.610/SMGR 7.400/ANTM 2.275/MYOR 3.500/UNVR 10.250/ITMG 23.400/BUMI 2.375/ENRG 290/ TRUB 123/ASII 32.600/FREN 54.
Buy on Weakness (18/11) hold until 20/11:
Check out our daily newsletter for stock picks.
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities Tbk; Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment