Market Review
Memanasnya isu politik dalam negeri dari berkepanjangannya kasus Bank Century yang telah menyeret nama Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan Beodiono sebagai Wakil Presiden saat ini, diperburuk oleh isu tunggakan jaka PT Bumi Resources Tbk (BUMI), berperan membebani kinerja IHSG pada pekan lalu. Aksi window dressing di sejumlah saham unggulan (ASII, TLKM) dan euphoria listingnya saham perdana (IPO) seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) dan PT Bank BTN Tbk (BTN) gagal mempertahankan kinerja kenaikan IHSG untuk pekan ke-3. Imbas terkoreksinya sejumlah harga komoditas energi (minyak dan gas) dan logam (emas, nikel, timah) berkat penguatan dolar AS terhadap mata uang regional dan global, di tengah krisis fiskal di sejumlah negara di Eropa dan paska pertemuan FOMC yang memicu spekulasi the Fed akan menaikkan suku bunga dan menghentikan program stimulus darurat di tahun 2010, ikut menekan harga saham komoditi domestik. Mata uang rupiah melemah ke level Rp 9.485/dolar pada hari Kamis (17/12), dibandingkan penutupan hari Jumat (11/12) di level Rp 9.445. IHSG melemah tipis 9,524 poin (+0,37%) di pekan lalu, ditutup di 2.509.576. Hari Kamis (17/12), IHSG turun 12,969 poin (-0,51%) menjadi 2.509,576.
Indeks saham Asia mengalami tekanan pada pekan lalu, dimana indeks MSCI Asia Pasific mengalami penurunan mingguan tertajam sejak bulan lalu, berkat kekhawatiran bank-bank akan perlu mendapatkan lebih banyak dana. Saham Woori Finance Holdings Korea Selatan terkoreksi setelah Basel Committee on Banking Supervision menyatakan bank harus meningkatkan kualitas dana hingga 2012. Saham Industrial & Commercial Bank of China Ltd anjlok setelah Fitch IBCA mengatakan kekuatan kapital bank China mungkin lebih “Strained” dari yang terlihat. Saham BHP Billiton terkoreksi berkat anjloknya harga logam. Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil rebound setelah BOJ tetap memerangi deflasi dengan tetap menahan laju suku bunga 0,1%. Lebih baiknya laporan pendapatan Oracle Corp & Research in Motion Ltd, menahan laju penurunan indeks Asia di akhir pekan.
IHSG Outlook
IHSG diperkirakan akan mendapatkan kesulitan untuk melanjutkan trend kenaikan pada pekan ini, karena masih hangatnya isu politik dalam negeri dari masih berkepanjangannya kasus Bank Century yang telah mendorong Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century memanggil Dewan Gubernur BI (21/12) dan Wakil Presiden Boediono (23/12) dan imbauan penonaktifan Boediono dan Sri Mulyani dalam rapat Pansus Angket Bank Century, meski Presiden SBY mendukung Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap akfif, diikuti isu penunggakan utang PT Bumi Resources dan anak usaha, masih membebani kinerja IHSG pada pekan ini dan menjelang tutup tahun 2009. Dampak penguatan dolar AS yang menurunkan daya tarik untuk investasi saham dan komoditi dari pemulihan ekonomi AS yang mendorong spekulasi kenaikan suku bunga AS dan penarikan stimulus pemerintah dan the Fed di tahun depan, membatasi potensi kenaikan IHSG menjelang tutup tahun dan perkiraan window dressing oleh fund manager domestik dan asing untuk memperbagus portofolio mereka.
Meski IHSG masih mendapatkan support dari solidnya fundamental ekonomi di tahun 2009 yang didukung oleh rendahnya inflasi dan suku bunga BI, meningkatnya cadangan devisa dan ekspor per November 2009, serta aliran dana masuk dari investor asing ke pasar saham (investor asing masih mencetak net buying dalam 3 pekan terakhir) dan obligasi (kepemilikan investor asing di SUN meningkat menjadi Rp 105 triliun per awal Desember 2009), seharusnya masih memberikan daya tarik untuk saham domestik di penghujung tahun ini. Sementara masih positifnya aksi lembaga pemeringkat internasional terhadap rating kredit Indonesia, penurunan Credit Default Swap (CDS) dan sejumlah brokerage asing (Credit Suisse, JP Morgan, Goldman Sachs, Morgan Stanley) memprediksi kenaikan target IHSG dan meningkatkan rating IHSG di tahun depan, berkat imbas pemulihan kinerja ekonomi dan emiten yang dapat meningkatkan penerbitan obligasi dan pendapatan.
Chart Crude Oil Daily: Trend bearish jangka pendek, meski ada potensi technical rebound ke $ 75/79, meski berada dalam downward channel. Indikator MACD bullish, stochastic golden cross. Support di $ 68/70.
Sementara kondisi indeks regional Asia yang bervariasi dimana kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter di Hong Kong dan China untuk membatasi spekulasi di pasar property dan kekhawatiran The Fed menaikkan suku bunga di tahun depan, lebih cepat dari perkiraan pasar di bulan Juni (Fed Fund futures melihat peluang 71% the Fed akan menaikkan suku bunga di pertemuan FOMC bulan Juni 2010), diikuti krisis fiskal di Eropa sehingga S&P & Fitch IBA turunkan rating kredit Yunani, Spanyol dan Portugal di pekan lalu, dapat bebani kinerja IHSG dan Asia.
Chart USD-IDR (Rupiah) Daily: Trend jangka pendek: bullish setelah breaout triangle dalam kondisi oversold; breakout Gann Square, MACD bullish dan ADX trending up. Resistance 9.600/9720. Support: 9430/9350
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan mendapatkan kesulitan untuk mempertahankan trend bullish jangka pendek di awal pekan ini, berkat potensi penguatan dolar AS terhadap mata uang global hingga penghujung tahun ini dari perkiraan the Fed akan segera menghentikan pemberian pinjaman darurat di bulan Februari 2010 karena pemulihan ekonomi AS akan meningkatkan potensi inflasi di tahun depan, diikuti perkiraan kenaikan suku bunga AS di bulan April (Perkiraan Universal Broker Indonesia Securities: +25 bsp menjadi 0,50%; Fed fund futures melihat peluang 71% The Fed akan menaikkan suku bunga di FOMC bulan Juni). Kondisi tersebut diperburuk oleh krisis fiskal di Eropa (S&P & Fitch IBCA telah turunkan rating kredit Yunani, Spanyol dan Portugal; Irlandia dan Italia dapat menjadi korban berikutnya), bank sentral Eropa di akhir pekan lalu menaikkan prediksi kerugian kredit macet sebesar 256 miliar euro di tahun 2010 (total menjadi 556 miliar euro sejak krisis finansial tahun 2007) hingga rencana bank sentral Eropa akan menghentikan stimulus di awal tahun depan, membebani kinerja indeks saham global dan menurunkan daya tarik untuk berinvestasi saham dan komoditi hingga penutupan tahun yang dibarnegi oleh volume perdagangan yang menipis. Laporan EPFR pada pekan lalu menunjukkan inflow equity fund di negara emerging melambat menjadi net inflow $ 571,4 juta menambah total equity funds di negara maju menjadi $ 75 miliar di tahun ini, merupakan sebuah rekor tertinggi di tahun 2009, akan menghadapi “tahun cobaan” di tengah penghentian stimulus global di tahun 2010. Isu China dan Hong Kong akan membuat regulasi untuk meredam spekulasi di pasar property, yang dapat memicu bubble aset, masih membebani kinerja indeks saham Asia di pekan ini. Sementara di AS, kondisi masih bervariasi, dimana pemulihan ekonomi AS dibayangi oleh berlanjutnya penutupan bank di AS menjadi total 140 bank di pekan lalu, diikuti poling yang menunjukkan rakyat AS menjadi lebih pesimis terhadap ekonomi dan rating Presiden Obama sejak Januari 2009, diikuti aksi Citigroup Inc akan menjual saham di harga diskon, Best Buy Co dan FedEX Corp memprediksikan penurunan keuntungan, masih membebani kinerja saham Wall Street di pekan lalu. Meski kinerja indeks saham global masih mendapatkan support dari perkiraan OPEC dalam pertemuan pekan ini (22/12 di Angola, Algeria) akan mempertahankan output minyak, diikuti isu negatif dari serangan tentara Iran ke ladang minyak Irak dan pemboman kilang minyak di Nigeria, inventory crude AS anjlok di pekan lalu (-3.7 juta barel), dapat angkat harga minyak ke kisaran $ 75/79 hingga akhir tahun ini, seharusnya dapat angkat harga saham komoditi global. Indeks saham global juga dapat terangkat di pertengahan pekan ini oleh perkiraan lebih baik dari periode sebelumnya sejumlah data ekonomi AS pada pekan ini, seperti revisi GDP Q3 & Existing Homes Sales (22/12), Personal Spending & Income & revisi U Michigan sentiment (23/12), Jobless Claims & Durable Goods (24/12), diikuti revisi GDP Q3 Inggris (22/12). Meski menjelang liburan hari raya Natal di seluruh dunia, potensi kenaikan dibatasi oleh perkiraan aksi profit-taking.
Chart DJIA Weekly: Trend bullish, meski adanya technical rejection diatas 10.500. Indikator Teknikal ADX menguat + candle weekly dark cloud cover + hitungan E.W di wave 5 dalam Y/(2) & masih bertahan diatas Gann Square. Resistance 10520/10580, support di 10230/10020.
Technical Analysis:
IHSG diperkirakan mengalami kesulitan untuk menguat pada pekan ini, berkat signal yang menunjukkan potensi technical rejection menghadapi level tertinggi tahun ini di 2.559, karean signal candle weekly menunjukkan doji star (indikasi bearish reversal yang moderat) dan candle daily (17/12) menunjukkan candle dark cloud cover, signal divergence di volume dan MACD, tertahan di long-term resistance di 2.524, seharusnya membatasi momentum kenaikan IHSG pekan ini. Meski Gann Square menunjukkan momentum bullish selama bertahan di atas 2.323, ADX menunjukkan kenaikan (D+ & D- menunjukkan signal buying yang moderat), penutupan diatas 5/10/20 week MA dan stochastic oscilator trending up, seharusnya memberikan support kpada IHSG pekan ini. Trend jangka pendek masih bullish selama ditutup diatas trendline support di 2.465 untuk target 2.542-2.559, bilamana breakout 2.559 high akan mengarah ke 2.579/2.624 (upper channel). Tetapi ditutup di bawah level 2.465, IHSG dapat terkoreksi ke target 2.370/2.230. Hitungan EW menunjukkan IHSG berada dalam wave a/iv dalam B (revisi pekan lalu: chart daily), mendorong target di 2.524/2.559 (hold sell area 2491-2530, target 2.370 stop diatas 2.560) sebelum terkoreksi ke target 2.370/2.230,buy break 2.560 target 2.620.
Resistance: 2572.07/2556.44/2540.82/2526.04. PP 2511.26
Support : 2495.64/2480.01/2465.23/2450.45/2420.05
Stock Picks:Average last 24 week +106,53%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record (09 Des - 14 Des 09) = +4,22%
Hold Buy till 23/24 Des: BMRI 4.525/ASII 34.050/UNVR 11.100/MNCN 215/BSDE 870 /ANTM 2.150/INDF 3.300/GGRM 20.050/UNTR 15.200/ HEXA 3.050/ PGAS 3.875/SMGR 7.300/INTP 12.800/SMCB 1.530/LSIP 8.500/INKP 1.740/ BBTN 810/BUMI 2.300/TLKM 9.950/ADRO 1.750/ASRI 109/SGRO 2.675/ BKDP 135
Buy (23/12): BTEL/BNBR/BBRI/INDY/SGRO/INCO/IPO Gunawan. Andri ZS
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT. Universal Broker Indonesia Securities: Code TF)
No comments:
Post a Comment