Monday, February 22, 2010

Potensi Kenaikan IHSG Pekan Ini Terbatas

Weekly Market Review
Beruntunnya sentimen negatif melanda pasar saham global di pekan lalu memberikan tekanan dan membatasi momentum kenaikan kepada IHSG di pekan lalu. Imbas dari kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) China sebesar 50 bsp di akhir pekan sebelumnya, kekhawatiran terhadap kisis finansial di Yunani terutama setelah lembaga pemeringkat Moody’s pangkas rating sejumlah bank di Yunani meski Uni Eropa memberikan komitmen untuk mengatasi defisit anggaran di Yunani dan Negara lainnya di Eropa, hingga kejutan kenaikan suku bunga diskonto the Fed sebesar 25 bsp menjadi 0,75%, sempat memicu aksi penjualan saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski sejumlah katalis negatif tersebut tidak mampu mengoyahkan IHSG untuk ditutup menguat pada pekan lalu. Pengaruh kenaikan harga komoditas di pekan lalu (minyak $79, emas $ 1.123/troy ons, nikel $ 20,350/mt) dan penguatan rupiah ke level Rp 9.275/dolar ikut menopang kinerja saham domestik. Antisipasi rilisan laporan pendapatan kuartal 4 2009 pada pekan ini, terutama dari sektor perbankan, Presiden SBY meresminkan peluncuran program Tabunganku dari sejumlah bank nasional hingga laporan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan akuisisi Bank Agro (AGRO) dan Bank Bukopin (BBKP) mendorong aksi pembelian saham di Saham perbankan. IHSG menguat 20,239 poin (+0,79%), di posisi 2554,376. Investor asing bukukan net sell Rp 2,418 triliun miliar pekan lalu, net sell Rp 1,594 triliun (07-12 Feb) dan net sell Rp 999,8 miliar pekan sebelumnya.

Indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami penurunan terbesar dalam 2 pekan setelah Federal Reserve menaikkan China menaikkan GWM sebesar 50 bsp, krisis anggaran di Yunani hingga suku bunga diskonto untuk pertama kali dalam 3 tahun terakhir, memicu kekhawatiran program stimulus akan dihentikan. Indeks melemah 2,1% menjadi 115,37 pada hari Jumat (19/02), mengalami penurunan terbesar. Indeks Nikkei 225 Jepang, Kospi Korsel, Hang Seng mengalami penurunan terbesar di pekan lalu. Sementara indeks saham Shanghai baru akan dibuka awal pekan ini (Lunar Golden week holiday di pekan lalu). Laju penurunan indeks MSCI dibatasi oleh kenaikan harga komoditas yang menopang kinerja saham komoditi regional Asia.

IHSG Outlook
Pergerakan IHSG pada pekan ini diperkirakan masih dipengaruhi oleh faktor eksternal yang dapat memicu volatilitas yang tinggi, dimana belum berakhirnya kekhawatiran terhadap krisis anggaran di Eropa (Yunani, Spanyol, Portugal) meski mendapatkan komitmen bantuan dari pemerintahan zona euro, restrukturisasi hutang Dubai World yang tidak kunjung selesai, hingga kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter dari China hingga India dan spekulasi the Fed AS akan menarik program stimulus dalam waktu dekat setelah kejutan kenaikan suku bunga diskonto sebesar 25 bsp menjadi 0,75% yang telah merontokkan harga saham di Asia dan Eropa akhir pekan lalu, membebani potensi kenaikan IHSG pekan ini. Meski IHSG masih mendapatkan support dari sejumlah katalis positif di dalam negeri, dimana fundamental ekonomi nasional masih solid (GDP, cadangan devisa, inflasi, ekspor, rupiah), fundamental emiten domestik yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dari kuartal 4 2009 dan tahun 2008 (sejumlah emiten unggulan akan merilis laporan pendapatan pekan ini), aliran dana asing masuk ke bursa saham mencapai Rp 4,599 triliun (meski investor asing masih cetak net sell untuk 4 pekan terakhir: total Rp 4.953 triliun), aksi korporasi (PT Benakat akuisisi saham PT Elnusa, BBRI akan akuisisi Bank Agro & Bank Bukopin; Recapital beli saham Bank Ekonomi) hingga lebih baiknya performance IHSG dibandingkan regional dalam kondisi teknikal masih dalam trend bullish.

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan dapat mengalami penguatan yang terbatas pekan ini, berkat ekspektasi imbas kenaikan suku bunga diskonto the Fed sebesar 25 bsp pekan lalu dan antisipasi testimony Chairman Fed Bernanke (Rabu-Kamis) di hadapan Senate & House Committee, spekulasi kenaikan suku bunga dari China hingga India dan kekhawatiran krisis anggaran Yunani akan meluas ke sejumlah negara lainnya di zona euro dapat memukul kinerja ekonomi regional, masih membebani kinerja indeks saham regional dan Wall Street pekan ini. Penguatan dolar AS ikut menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditi global. Meski indeks saham global masih mendapatkan support dari laporan EPFR Global menunjukkan investasi di saham global pada pekan lalu sebesar US$ 3,69 miliar (pertama kali inflow dalam 4 pekan terakhir), lebih baik dari perkiraan data global pekan ini (Consumer Confindence, New & Existing Home sales, Durable goods, revisi GDP Q4 AS, U Michigan AS, IFO Jerman) hingga solidnya earning emiten AS, diikuti kenaikan harga komoditas global dapat mendorong investor masih memburu aset beresiko.













Technical Analysis:
IHSG mendapatkan signal positif dari pola candle three inside out (indikasi bullish continuation), diatas 20-week MA (5 & 10-week MA menunjukkan flat) meski didukung oleh stochastic crossing down, MACD bullish, ADX terkoreksi (momentum kenaikan melemah), dan berada dalam downtrend channel, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. IHSG mendapatkan support di 2.478 (channel support), jika ditutup diatas 2.574 (fibo 76.3%) & 2.565 (channel top) dapat mengarahkan IHSG ke menguat ke 2.619/2.6 Hitungan EW: pola kenaikan IHSG ini merupakan pola wave koreksi minor iii dalam 3/5, untuk target 2.575/.623. Hold sell 2.580 stop 2.580 target 2.480, Sell on rally 2.600/2.620 target 2.480.
Resistance: 2654.94/2619.62/2603.31/2587.00. PP 2548.98
Support : 2532.67/2516.36/2497.35/2478.34
PT Universal Broker Indonesia securities (TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment