IHSG Outlook
Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan meningkatnya sentimen negatif dari luar negeri dan aksi force sell yang terjadi kemarin, masih membebani kinerja IHSG di pekan ini, dimana IHSG telah terkoreksi 9,5% dari level tertinggi di bulan lalu (2.689), berkat kekhawatiran bank sentral China hingga India akan mengetatkan kebijakan moneter di kuartal kedua 2010 (PBOC diperkirakan menaikkan suku bunga 27bsp menjadi 5,53%), krisis keuangan sejumlah negara di Eropa (Yunani, Portugal, Spanyol) dapat memburuk kondisinya tanpa campur tangan dari Uni Eropa, sejumlah data ekonomi AS menunjukkan pemulihan ekonomi AS tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya, diikuti isu rating kredit AAA milik AS dan Inggris jika kedua negara tersebut tidak mengurangi defisit anggaran. Sementara ketidakpastian mengenai tuntasnya kasus Bank Century yang dapat memukul kepercayaaan investor asing untuk investasi di dalam negeri, kekhawatiran terhadap potensi kenaikan inflasi di bulan mendatang yang dapat mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga (survei Bloomberg News menunjukkan peluang BI menaikkan suku bunga di bulan Juni), dapat membatasi potensi IHSG untuk technical rebound. Meski secara fundamental IHSG (PER IHSG 12,5x) yang lebih murah dari regional Asia, solidnya kinerja ekonomi & ekspektasi musim earning emiten lokal per Desember 2009 yang lebih baik, dapat memberikan support kepada IHSG.
Global Outlook
Kinerja indeks saham global masih terbebani oleh memburuknya kondisi keuangan sejumlah pemerintah di Eropa (Yunani, Portugal, Spanyol) setelah Uni Eropa gagal memberikan keyakinan kepada investor untuk menyelamatkan pendanaan sejumlah negara yang bermasalah tersebut di Eropa dan data tenaga kerja AS ikut mengecewakan investor global dari ekspektasi pemulihan ekonomi AS tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya, mendorong investor global memburu aset beresiko seperti dolar dan yen Jepang, sehingga menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditas global. Faktor teknikal indeks saham MSCI World Index yang overbought dan menunjukkan fase koreksi 10%, ikut membebani trend jangka pendek. Penurunan harga komoditas, dipimpin harga minyak (inventory AS pekan lalu melonjak 2,3 juta barel) mendapatkan support di $ 70/barel (low 05/02), ikut menekan kinerja indeks saham global. UBS AG Swiss menyarankan investor untuk kepemilikan saham untuk pekan kedua. Meski potensi penurunan dapat dibatasi oleh diupgradenya saham Home Depot Inc, Amazon.com, Google Inc, dan musim earning emiten di AS per Desember 2009 yang lebih baik dari perkiraan pasar.
PT Universal Broker Indonesia Securities (TF)
No comments:
Post a Comment