Monday, February 15, 2010

UBI Weekly Newsletter Senin, 15-02-2010

PT Universal Broker Indonesia Securities
Equity Strategist
Senin, 15 Februari 2010. Vol 386 Powered by Strategydesk
Weekly Report


Market Review
Dominannya isu negatif dari faktor eksternal, mendorong IHSG mengalami kenaikan tipis di pekan lalu, meski sebelumnya sempat tertekan ke level terendah 2.431 di awal pekan lalu dari kekhawatiran meluasnya krisis di Eropa dari isu gagal bayar utang Yunani dan imbas penurunan harga saham regional dan komoditas global (harga minyak capai $70/barel) dari spekulasi pemulihan ekonomi global tidak sekuat perkiraan pasar. Penguatan dolar AS terhadap mata uang regional Asia dan Eropa, ikut menurunkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Sementara isu negatif dari perpecahan koalisi partai Demokrat-Golkar dan isu penunggakan pajak PT Bumi Resources Tbk (BUMI), membebani kinerja IHSG. Meski akhirnya indeks global berhasil rebound di akhir pekan, dari ekspektasi Uni Eropa akan membantu memberikan dana talangan kepada Yunani. Kondisi tersebut dukung IHSG rebound di atas 2.500, ditopang kinerja saham komoditas dan 2 saham listing di pekan lalu
(IPO PT. PP dan PT. Benakat). IHSG menguat 15,161poin (+0,60%), di posisi 2534.137. Investor asing bukukan net sell Rp 1,594 triliun miliar pekan lalu, net sell Rp 999,8 triliun (01-05 Feb) dan net sell Rp 1,180 triliun pekan sebelumnya.

Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk pertama kali dalam 4 pekan terakhir, dipimpin oleh produsen komoditas dan perbankan, karena optimisme untuk ekonomi global berhasil mengatasi kekhawatiran krisis keuangan Yunani. Saham Cnooc Ltd China menguat berkat kenaikan harga minyk ke$75. Rio Tinto Group menguat berkat isu pembayaran dividen. Westpac Banking Corp Australia menguat berkat data tenaga kerja Australia. Toyota Motor Corp menguat berkat perseroan akan mengambil langkah untuk memperbaiki image mengikuti recall 8 juta kendaraan. Indeks MSCI Asia Pasific menguat 1,5% menjadi 116,39 pekan lalu, berkat lebih rendah dari perkiraan inflasi China dan anjloknya Jobless Claims AS.

IHSG Outlook
Investor akan mengamati perkembangan lebih lanjut dari krisis financial di Eropa setelah isu gagal bayar utang Yunani (dapat meluas ke Spanyol dan Portugal) di pertemuan Uni Eropa awal pekan ini (Uni Eropa akhir pekan lalu gagal memberikan detail bantuan kepada Yunani) hingga isu pengetatan kebijakan moneter setelah China di akhir pekan lalu menaikkan cash reserve ratio sebesar 50 bsp menjadi 16,5% untuk membatasi laju pertumbuhan ekonomi (GDP China Q4 2009 tercatat 10,7%) menjadi overheating dan menyebabkan aset bubble, rencana The Fed menaikkan discount rate dan potensi perang dagang AS-China setelah AS berencana menjual senjata senilai $ 6,4 miliar, dimana dapat membebani kinerja indeks saham global hingga IHSG di pekan ini. Kondisi tersebut dapat menurunkan daya tarik untuk saham global yang pekan lalu mengalami net outflow pekan ke-4 dan komoditi (harga minyak sempat mencapai $70/barel), karena investor memilih investasi safe haven seperti dolar AS
dan yen Jepang. Sementara dari dalam negeri, isu negatif dari perpecahan koalisi Partai Demokrat – Golkar, ketidakpastian mengenai kasus Bank Century dan pemilihan Gubernur Bank Indonesia, hingga isu penunggakan pajak PT Bumi Resources Tbk dan 2 anak usaha (BUMI), investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 3,773,8 triliun dalam 3 pekan terakhir di bulan ini, diperkirakan membatasi momentum kenaikan IHSG di pekan ini. Sementara IHSG diperkirakan memiliki potensi kenaikan yang terbatas yang ditopang oleh solidnya pertumbuhan ekonomi domestic tercatat di atas prediksi ekonom (GDP Q4 4,5% q/q, 5,4% y/y, cadangan devisa meningkat ke $ 69,6 miliar, inflasi 0,84% m/m 3,84 y/y, suku bunga BI 6,5%), lembaga pemeringkat Fitch IBA menaikkan rating utang RI menjadi BB+ (meski S&P menolak menaikkan rating utang RI, berkat politisasi kasus bailout Bank Century), prospek kenaikan harga komoditi (minyak berpotensi ke $ 78/80) yang seharusnya positif untuk
saham komoditi (pertambangan dan perkebunan) hingga kinerja emiten domestik di kuartal 4 dan tahun 2009 yang solid, seharusnya masih menopang IHSG untuk ditutup diatas 2,500 untuk pekan kedua di pertengahan bulan ini.

Stock Picks:
#INCO: Buy target Rp 4.400 #LTLS: Hold target Rp 800
Check out our UBI daily recommendations.


Global Outlook
Potensi kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street masih terbuka pada pekan ini, meski memiliki potensi kenaikan yang terbatas, karena isu pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan pasar dan meredanya kekhawatiran terhadap krisis finansial di Eropa, setelah Uni Eropa berkomitmen untuk membantu Yunani di akhir pekan lalu (meski pasar kembali menunggu pertemuan kedua Uni Eropa hari Selasa ini mengenai detail bantuan yang akan diberikan kepada Yunani), dapat meredam isu negatif dari pengetatan kebijakan moneter China di akhir pekan lalu dengan menaikkan reserve ratio sebesar 50 bsp menjadi 16,50% dan isu perdagangan AS-China yang memanas setelah AS berencana menjual senjata ke Taiwan senilai US$ 6,4 miliar, dapat membenai kinerja indeks saham regional Asia dan Wall Street di pekan ini. Pasar akan mendapatkan liburan pasar saham hari Senin di AS (President Day), China, Hong Kong, Malaysia, Taiwan, Korsel (hari raya imlek), menjelang
sejumlah data ekonomi global: Senin (GDP Q4 Jepang), Selasa (TICS, Empire State AS, BOE Inflation), Rabu (FOMC Minutes AS, MPC Minutes BOE, Claimant Count Inggris), Kamis (BOJ Meeting, PPI, Jobless Claims, Phily Fed, LEI AS), Jumat (PMI Euro, CPI AS), hingga earning di AS (Merck, HP, Wal-Mart, JC Penney, Dell), dapat support kinerja indeks saham global

Technical Analysis:
IHSG mendapatkan signal positif dari pola candle bullish hammer(indikasi bullish reversal), didukung oleh stochastic crossingdown, meski MACD bullish, ADX flat(momentum kenaikan menguat), seharusnya menopang IHSG dan membatasi potensi penurunan. IHSG ditutup dibawah 10/20week MA(2557/2575), berada di dalam downtrend channel, meski bertahan diatas 2.449 (channel support), seharusnya membatasi potensi kenaikan d. Hitungan EW: pola kenaikan IHSGini merupakan pola wave koreksi b/Cdalam iv/5,untuk target 2.575/.623.Analisa Gann Square, IHSG dapat capai target 3.150 selama bertahan di atas support 2.120 hingga akhir Maret, target 3.450 di Juni jika bertahan diatas 2.370. Bila gagal ditutup di atas support target 1.500/1.800 di H2 2010. Strategi IHSG 3 pekan lalu (+100p - 55p – 15 p + 60p). Sell on rally 2.580/2.620 target 2.450.
Resistance: 2657.94/2605.58/2587.72/2569.86. PP 2500.85
Support : 2482.99/2465.13/2430.62/2396.12













UB - Fundamental Analysis
Price
-Rp 0 52-weeks High 52-Weeks Low EPS P/E PBV Rekomendasi : Buy
Rp 3.650 Rp 5.100 Rp 1.950 Rp 94.92 38.45 2.37 Chart Valuasi & Konsensus
INCO
Harga saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) layak untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang, karena lebih baik dari perkiraan penurunan laba bersih perseroan per Desember 2009, permintaan iron ore dari PT Aneka Tambang sebesar 1 juta ton ore (biji nikel), telah beroperasinya pabrik FeNI III, hingga rencana lahan INCO di Sulawesi Selatan akan dirasionalisasi. Dalam laporan keuangan per kuartal 4 2009, INCO memperoleh laba bersih yang lebih rendah di banding kuartal sebelumnya sebesar US$ 75,9 juta. Sementara itu, selama 2009, perseroan mencatat laba bersih US$ 170,4 juta atau turun 52,5% dibanding 2008 sebesar US$ 359,3 juta. Penjualan bersih merosot turun menjadi US$ 761 juta dibanding 2008 sebesar US$ 1.312,1 juta. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada triwulan IV-2009 tercatat US$ 106,1 juta, dibanding triwulan III-2009 sebesar US$ 128,3 juta. Perseroan mencatat produksi nikel dalam matte di tahun
lalu turun 7% menjadi 67.329 ton dari sebelumnya 72.400 ton. Penjualan nikel perseroan juga turun dari 74.000 ton menjadi 67.782 ton, dengan harga realisasi rata-rata sebesar US$11.227 per ton, turun dari sebelumnya US$17.724 per ton. INCO saat ini tengah menggarap 2 proyek, yaitu proyek Petea dan Sorowako. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menegaskan pihaknya tetap menginginkan supali 1 juta ton ore (biji nikel) per tahun dari PT International Nickel Indonesia. Sekalipun Presdir INCO Arief Siregar mengundurkan diri, tetapi Antam tetap inginkan suplai ore dari Inco. Sementara pengundurdirian Arief Siregar akan ditentukan dalam RUPS di bulan Maret mendatang. Prospek kenaikan volume penjualan dan produksi nikel tahun ini dari pemulihan harga nikel ke $ 21K di tahun ini, mendorong rekomendasi Buy target Rp 4.400.

Consensus Recommendation (Reuters)
Recomendation Next Earnings (approx) Company Fiscal Year
End Month Last Updated
Hol September 12 Februari 2010
1-5 Linear Scale Current 1 Month Ago 2 Month Ago 3 Month Ago
1) BUY 5 5 5 4
2) OUTPERFORM 2 2 2 1
3) HOLD 5 2 2 5
4) UNDERPERFORM 2 2 2 3
5) SELL 3 3 3 3
6) No Opinion 0 0 0 0
Name 1-Pekan 1-Bulan 6-Bulan 1-Tahun 5-Tahun
INCO +5.04% -7.59% -25.89% +64.04% +211.97%
IHSG +0.60% -4.72% +6.17% +91.19% +142.30%

Price +Rp 10 52-weeks High 52-Weeks Low EPS P/E PBV Rekomendasi : Hold
Rp 720 Rp 1.060 Rp 520 Rp-84.06 - 0.30 Chart Valuasi & Konsensus
LTLS
Harga saham PT Lautan Luas Tbk (LTLS) layak untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang, berkat sejumlah isu positif yang dapat angkat harga LTLS lebih lanjut, seperti perseroan meningkatkan permodalan terhadap anak usahanya PT. Cipta Mapan LOgistik dan cucu usaha PT Bahana Prestasi, penjualan saham melalui anak usaha PT Taruna Bina Sarana kepada Concord Energy Pte Ltd, hingga perolehan peringkat Id A- untuk obligasi LTLS III yang diterbitkan pada tahun 2008. LTLS akan merilis laporan keuangan per Desember 2009 pada pekan 22 Maret mendatang. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) meningkatkan permodalan terhadap anak usahanya PT Cipta Mapan Logistik dan cucu usaha PT Bahana Prestasi. Adapun modal PT Cipta Mapan Logistik menjadi Rp92,29 miliar setelah mendapat dana segar dari LTLS dari sebelumnya Rp58,19 miliar. Dengan demikian, kepemilikan LTLS di anak usahanya ini menjadi 99,998% atau setara dengan 92.299 lembar saham. Sementara untuk PT Bahana Prestasi modalnya bertambah menjadi Rp54,49 miliar dari sebelumnya Rp12,49 miliar setelah mendapat suntikan dana segar dari LTLS. Dengan demikian saham LTLS di cucu usahanya ini menjadi 99.998% atau setara dengan 54.499 lembar saham. LTLS melalui anak usahanya, PT Taruna Bina Sarana, telah menjual 1,6 juta saham kepada COncord Energy Pte Ltd. Pemegang saham Taruna Bina, yakni PT Cipta Mapan Logistik memiliki 10,4 juta lembar saham, kini menjadi 8,8 juta sedangkan PT Bintang Erlindo semula memiliki 5,6 juta lembar saham, kini 3,2 juta lembar saham. Sedangkan Concord Energy pun telah memiliki 4 juta lembar saham. Produsen bahan kimia ini menyelesaikan berbagai proyek di tahun 2009. Misalnya, LTLS menyelesaikan pabrik pengolahan air bersih dan pabrik kimia di Vietnam. Kedua proyek ini memakan biaya US$ 10 juta. Kondisi tersebut mendukung rekomendasi Hold target Rp 800.
Consensus Recommendation (Reuters)
Consensus
Recomendation Next Earnings (approx) Company Fiscal Year
End Month Last Updated
Buy September 12Februari 2010
1-5 Linear Scale Current 1 Month Ago 2 Month Ago 3 Month Ago
1) BUY 1 1 1 1
2) OUTPERFORM 0 0 0 0
3) HOLD 0 0 0 0
4) UNDERPERFORM 0 0 0 0
5) SELL 0 0 0 0
Name 1-Pekan 1-Bulan 6-Bulan 1-Tahun 5-Tahun
LTLS +1.41% -2.70% +17.24% +38.46% +75.61%
IHSG +0.60% -4.72% +6.17% +91.19% +142.30%

No comments:

Post a Comment