Sementara untuk dolar AS diperkirakan masih akan mengalami tekanan terhadap mata uang utama dunia, terutama euro (resistance di 1.39), yen (support di $92.60), pound (resistance di 1.4970), yang terlihat dari faktor membengkaknya neraca keuangan the Fed menjadi $ 1.5 triliun dan faktor teknikal yang menunjukkan wave 5 telah selesai dan berpotensi terkoreksi ke 77/82 (indeks USD), sebelum rebound ke target 92 di Q2, karena potensi penurunan suku bunga di Eropa, diikuti peluang ECB akan melakukan aksi pembelian obligasi seperti the Fed, BOE dan BOJ dapat melemahkan euro terhadap dolar lebh lanjut di bulan April hingga Juni, diikuti spekulasi pertumbuhan ekonomi Eropa dan Jepang jauh lebih buruk dari ekonomi AS (ditopang agresifnya program penyelamatan ekonomi). Rupiah diperkirakan hanya mendapatkan keuntungan terbatas (dominan profit taking) pada pekan ini terhadap dolar AS. Sikap wait & see investor menjelang pemilu 9 April, data inflasi (potensi kenaikan inflasi bulan Maret) dan BI Rate (-25bsp di awal April). Perkiraan range pekan ini 11,600-12,100.
Potensi kenaikan harga komoditi terutama minyak & emas terbatas pada pekan ini, berpotensi terkoreksi di April-Mei, berkat belum berakhirnya krisis ekonomi dan finansial global (the next crash is Europe???) dapat meredam permintaan untuk minyak selama tidak capai $55/60 dalam 1-4 pekan target $ 30/$25, pekan ini diperkirakan $45-55. Emas masih berada dalam range $900-1k pada pekan ini, berpotensi menguat ke $ 1,200 di Q2 bahkan $1,500 di H2 berkat quantitative easing oleh THE FED, BOJ, BOE yang akan diikuti ECB di bulan April.
Indeks saham DJIA gagal ditutup diatas 7500 pada pekan lalu, memberikan pandangan negatif kepada DJIA pada pekan ini, diikuti indikator teknikal stochastic daily overbought, seharusnya dukung potensi penurunan ke 6,700/6,900 (opportunity buy) dalam 1-2 pekan untuk target 7,7k-8k di bulan April-Mei.
No comments:
Post a Comment