Rupiah menguat untuk pertama kali dalam pekan ini, rebound dari pelemahan di awal sesi, di tengah isu bank sentral membeli rupiah. Obligasi lokal mengalami penguatan. RUpiah bersamaan dengan kenaikan saham dan mata uang regional Asia-Pasifik, juga didukung oleh spekulasi resesi global mungkin mencapai bottom. Laporan ekonomi AS kemarin menunjukkan penjualan rumah second di AS dan indeks manufakturing AS mencapai perkiraan ekonom. Indeks saham SMCI Asia-Pacific menguat 4.5 persen, kenaikan terbesdar sejak Desember, sementara IHSG ditutup menguat 2.6 persen (+37.99 poin) di 1,499.73 level tertinggi . Rupiah menguat 0.7 persen menjadi 11,490 per dolar pada pukul 16.31 di Jakarta, menurut data Bloomberg. Rupiah telah melemah 5.1 persen di tahun ini, sempat melemah 1.4 persen di 11,735.
Kontrak non-deliverable forward 1 bulan menunjukkan trader memperkirakan rupiah akan melemah 0.6 persen di 11,560. Obligasi pemerintah 5-tahun menguat untuk hari ketiga berkat spekulasi Bank Indonesia akan mengambil keuntungan untuk meredakan inflasi dengan menurunkan suku bunga pada pertemuan RDG besok. Survei Bloomberg menunjukkan peluang BI turunkan 25 bsp menjadi 7.50 persen setelah inflasi meningkat 7.9 persen dari tahun sebelumnya di Maret, kenaikan terkecil sejak 13 bulan. Yield untuk obligasi 11.25 persen yang jatuh tempo 2014 melemah 19 basis poin, atau 0.19 persen, menjadi 11.16 persen. harga menguat 0.7385, atau 7,385 rupiah per nilai 1 juta rupiah, menjadi 100,3064. Secara teknikal USD-IDR masih berkonsolidasi dalam range 11,300-11,700 hingga pekan depan, trend jangka pendek bearish tetapi trend med-term & long term masih bullish selama bertahan di atas 11,100 untuk target diatas 12,300 bulan April-Mei. Jika ditutup mingguan di bawah level tersebut rupiah berpeluang ke 10,600/10,000.
No comments:
Post a Comment