Market Review
Dominasi faktor eksternal yang negatif di awal pekan dan kondisi teknikal (bearish reversal weekly), telah menjatuhkan IHSG ke level 1,888,88 dari level pembukaan 1,996.13 (22/06). Imbas penurunan harga minyak (capai level $ 66.25/barel) diikuti penurunan harga komoditas lainnya (emas, timah, nikel, kakao, cpo) pekan lalu, diikuti pelemahan rupiah ke Rp 10,625 terhadap dolar berkat tingginya permintaan dolar AS dari penyesuaian portofolio fund manager asing dan pembayaran hutang korporasi menjelang tutup kuartalan, telah menurunkan daya tarik untuk saham di awal pekan, mendorong aksi profit taking saham di seluruh sektor di BEI. Tetapi meredanya kekhawatiran kenaikan suku bunga AS di bulan September (paska FOMC AS), reboundnya indeks saham regional, penguatan rupiah ke Rp 10,130/USD dan laporan kemenangan Ito Warsito sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia disambut positif oleh pemain saham lokal, berperan picu technical rebound saham (Rabu-Kamis), mendorong kenaikan IHSG sebesar 9.5% untuk kembali berada di atas level 2,000. IHSG mengalami 49.72 poin (+2.5%) pekan lalu, ditutup di 2040.19, merupakan kenaikan pekan ke-5 dalam 6 pekan terakhir. IHSG melemah 3.978 poin (0.195%) menjadi 2,040.19 hari Jumat (26/06).
Indeks saham MSCI Asia-Pacific menguat 2.2% menjadi 103.66 pekan lalu, dipimpin oleh kenaikan saham konsumsi, teknologi dan finansial di tengah optimisme ekonomi global akan segera pulih. Indeks MSCI, mengikis penurunan 3.5% di pekan sebelumnya. Pernyataan FOMC dan prediksi OECD ikut memperkuat momentum kenaikan indeks regional.
IHSG Outlook
Potensi kenaikan IHSG pekan ini masih terbuka, karena perkiraan data inflasi RI bulan Juni (dirilis 01/07) diperkirakan menurun dibandingkan bulan Mei, memicu spekulasi penurunan suku bunga BI (perkiraan -25 bsp menjadi 6.75%, 03 Juli), hasil survei dari Dow Jones Newswire pekan lalu menunjukkan sebagian besar manajer investasi asing memberikan rekomendasi Overweight untuk IHSG (Morgan Stanley upgrade IHSG menjadi neutral-weight dan underweight), potensi penguatan rupiah terhadap dolar (penutupan pekan lalu Rp 10,200) setelah sejumlah bank investasi pekan lalu merekomendasi pembelian rupiah (Goldman Sachs, Barclays Capital, Standard Chartered Bank) dan menjelang penerbitan Samurai Bond sebesar US$ 1 miliar dalam waktu dekat, dapat mendorong inflow, window dressing jelang tutup semester 2009, trend jangka pendek IHSG & jangka menengah masih bullish.
Meski potensi kenaikan IHSG dibatasi faktor trend bullish harga minyak (teknikal oversold; target $ 73/77) dapat membebani RAPBN 2009 (average ICP Jan-Juni 2009 di $ 51.53) karena kekhawatiran kenaikan subsidi BBM, kepemilikan asing di SUN hingga 25 Juni turun 3.03 triliun (menjadi Rp 85.97 triliun), laporan EPFR Global bahwa stock fund di pasar emerging mengalami net outflow (-US$ 1.87 miliar) di pekan lalu, diikuti perkiraan data unemployment AS (02/07) menunjukkan kenaikan ke 9.6% (tertinggi 25-tahun), dapat membebani kinerja IHSG pekan ini.
Stock Picks: Average last week +12% (15 saham). Potential yield >+10%, risk <10%
* Buy on weakness (-5 – -10%): Bakrie (BUMI/BNBR/DEWA/ELTY), BMTR
MNCN, HEXA, INKP, PTBA, ASII, INTP, SMGR, BBRI, BMRI, INCO, ANTM.
Global Outlook
Di awal pekan ini, indeks saham global berpotensi menguat berkat perkiraan fund manager global akan melakukan window dressing menjelang tutup buku semester 1 2009, diikuti spekulasi pemulihan ekonomi global (IMF akan upgrade ekonomi negara maju, OECD upgrade pertumbuhan ekonomi 30 negara anggota) menjelang liburan di akhir pekan (Bank Holiday AS) dan potensi pelemahan dolar AS setelah Gubernur PBOC China menekankan kembali kekhawatiran mengenai isu diversifikasi cadangan devisa dari mata uang dolar AS, berpotensi angkat harga komoditas (isu geopolitik di Iran dan Nigeria memberikan support untuk minyak). Meski di akhir pekan diperkirakan terjadi aksi profit-taking menjelang Tankan Jepang, ECB meeting (pertahankan suku bunga 1.0%), data payroll & unemployment AS (perkiraan lebih buruk), mengikuti laporan penutupan 5 bank AS di akhir pekan (total 45 bank tutup di 2009) dan foreclosure perumahan di AS meningkat, dapat bebani indeks global.
Technical Analysis
Potensi kenaikan IHSG pekan ini terbatas, meski candle weekly menunjukkan pola bullish harami dan MACD bullish, tetapi indikator ADX menunjukkan koreksi penurunan dari overbought, stcohastic overbought, seharusnya mendukung potensi kenaikan terbatas pekan ini. Hal tersebut mengikuti hitungan Elliot Wave, alternatif wave 3 dapat terbentuk jika IHSG gagal ditutup diatas 2,136 (upper channel 3) untuk koreksi ke target 1,926/1,778 (maksimal target) dalam beberapa pekan mendatang, yang seharusnya merupakan koreksi wave 4. Tetapi jika indeks ditutup diatas 2,136 dapat arahkan IHSG ke target 2,165 (61.8 % FR 2835-1089)/2,361 (upper channel 4) yang merupakan sekanario alternatif wave extend impulse 5 dalam 3, selama bertahan diatas 1891 (support channel).
Resistance: 2264.15/2175.56/2141.72/2107.87. PP 1998.38
Support : 1964.54/1930.69/1875.95/1821.20
(Perkiraan Range Pekan Ini 1,930-2,140)
(Bisa didapatkan di UBI Newsletter 29 Juni 2009 vol 234)
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (code TF)
Download article
No comments:
Post a Comment