Wednesday, September 30, 2009

Faktor Sentimen & Teknikal Masih Dukung Kenaikan IHSG

Market Review
IImbas dari pembalikan arah indeks saham regional yang telah terkoreksi dalam beberapa hari terakhir, membantu IHSG menguat tajam dan mengimbangi penurunan di sesi sebelumnya, setelah mayoritas indeks saham Asia (kecuali Shanghai) ditutup menguat mengikuti kenaikan indeks saham Wall Street hari Senin akibat demam Merger & Akusisi IPO korporasi di AS, meningkatkan daya tarik untuk saham dan komoditi global. Kenaikan saham Grup Bakrie dan Astra, menopang kenaikan IHSG kemarin, di tengah tipisnya volume pasar menjelang data inflasi besok & keputusan BI Rate (02/10), mendorong investor menahan diri untuk agresif masuk ke pasar. IHSG melejit 46.003 poin (+1.92%) ditutup di 2,443.831, dengan nilai transaksi sebesar Rp 2.956 triliun. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 164.18 miliar, dibandingkan net sell Rp 236.29 miliar hari Jumat lalu.

Mayoritas indeks saham di Asia menguat kemarin, mendorong indeks MSCI Asia Pasific rebound dari level terendah 2-pekan, karena dolar menguat terhadap yen dan Taiwan mungkin akan membolehkan investor China untuk berinvestasi di perusahan teknologi Taiwan. Laporan pemerintah Australia yang menunjukkan defisit anggaran yang lebih rendah dari perkiraan, ikut angkat sentimen investor di Asia Pasifik.

IHSG Outlook
IHSG diperkirakan masih mengalami konsolidasi dalam pola trend yang bullish, karena menghadapi sejumlah data ekonomi dari dalam dan luar negeri, diikuti pertemuan BI (02/10). IHSG masih mendapatkan keuntungan dari perkiraan aksi window dressing (fund manager mempercantik portpolio di akhir kuartal 3 hari ini) dan “Buy on Rumor” data inflasi bulan September RI (dirilis 01/10) diperkirakan tidak akan melampaui 3% (y/y) dapat meredam kekhawatiran lonjakan kenaikan harga saat musim Ramadhan dan liburan Idul Fitri, sehingga suku bunga acuan BI masih bertahan di 6.5% pada hari Jumat. Masih kuatnya sentimen dari perkiraan solidnya kinerja emiten domestik di Q3 2009 (rilisan lapkeu Q3 dimulai pertengahan Oktober), kinerja pertumbuhan ekonomi RI (perkiraan 4.0%-4.3% di Q3 2009), dan trend penguatan rupiah terhadap dolar AS dapat mendorong aliran dana masuk ke pasar modal domestik karena masih mendapatkan keuntungan dari penurunan CDS (Credit Default Swap) dan instrumen investasi dalam bentuk rupiah menghasilkan yield lebih tinggi dibandingkan instrumen dalam bentuk mata uang asing lainnya, seharusnya menopang kinerja IHSG hari ini.

Meski laju kenaikan IHSG diperkirakan dibatasi oleh mahalnya valuasi IHSG (PER 31x) dibandingkan indeks MSCI Asia Pasific (PER 24.8x), potensi penguatan dolar AS terhadap major dapat menekan rupiah (di tengah permintaan untuk dolar di akhir bulan dan kuartal), serta imbas dari lemahnya Consumer Confidence AS yang dirilis semalam.

Stock Picks:Average last 13 week +77.07%. Target 10-30%, Risk < -10%

Hold Buy : BUMI, INDF, JSMR, AALI, SGRO, TLKM, UNTR, SMCB, INKP, INCO, KLBF, SDRA, BMRI, BBRI, SMGR, CTRA. Profit Taking 01-10.
Stock Picks:
• GZCO : Buy target Rp 250
• MASA : Buy target Rp 320

Global Outlook
Pergerakan indeks saham global diperkirakan volatile pada pekan ini, karena sentimen negatif dari dari data Consumer Confidence AS bulan September secara tidak terduga mengalami penurunan ke level 53.1 (perkiraan 57.0), serta penurunan harga komoditi (minyak $ 66.47 karena laporan Rusia pangkas suku bunga 50 bsp menjadi 9.0% dan menjelang keputusan Senat AS hari ini untuk mengontrol pemanasan global, emas $ 994.50), seharusnya dapat dibatasi dampaknya oleh lebih baik dari perkiraan earning Walgreen Co dan Lennar Corp AS, data harga rumah (S&P/Shiller) mengalami kenaikan tertinggi dalam 4 tahun sebesar 1.2% di bulan Agustus, aktifitas merger dan akuisisi korporasi meningkat di AS, prediksi Byron Wien untuk indeks saham S&P 500 akan mencapai 1,200 di akhir tahun (saat ini 1,061), prediksi Laszlo Birinyi bahwa saham AS berada dalam trend bullish dan keuntungan akan meningkat yang menurunkan PER, diikuti sentimen positif dari lebih baik dari perkiraan Retail Sales Inggris bulan Agustus, defisit anggaran Australia, laporan Taiwan membolehkan investor China untuk berinvestasi di perusahan teknologi China dan perkiraan data new loan China akan meningkat di bulan September, seharusnya masih memberikan support kepada indeks saham global, menjelang rilisan data tenaga kerja AS hari Jumat.

Technical Analysis:
IHSG masih diuntungkan oleh pola uptrend channel, pola candle Bullish Harami (bullish reversal reability moderate), penutupan diatas bearish upper channel minor dapat menjaga trend bullish jangka pendek, didukung oleh indikator ADX terkoreksi menunjukkan potensi kenaikan terbatas dan mendukung perkiraan konsolidasi 2,395-2,494 pada pekan ini, kecenderungan menguat ke target 2,463 (FE 61.8)/2,500 (FE 100.0%)/2,565 (FE 161.8), selama trendline di 2,395 tetap terjaga. Tetapi jika IHSG ditutup (2 hari konfirmasi) dibawah level 2,395, dapat mengarahkan IHSG ke 2,338 (former low)/2,271 (double bottom). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini di subwave minuette 4/5 dalam 3 minor target 2,500/2,550 (5/5 dalam 3??) dalam intermediate IV / B.
Resistance: 2497.82/2474.87/2467.11/2459.35. PP 2428.95
Support : 2421.19/2413.43/2398.23/2383.03

www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities: TF)

No comments:

Post a Comment