Market Review
Isu positif dari peningkatan rating utang RI oleh lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) di akhir pekan lalu dan mayoritas indeks saham di Asia mengalami kenaikan berkat lebih baik dari perkiraan data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di kuartal 3 2009, gagal dimanfaatkan investor saham di tanah air. Imbas penurunan harga minyak ke level US$ 79.57/barel kemarin dan masih berlanjutnya tekanan di sejumlah saham grup Bakrie (isu repo dan obligasi PT Bumi Resources), membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Pelemahan rupiah terhadap dolar (ditutup Rp 9.475 kemarin), berkat meningkatnya permintaan untuk dolar untuk memperoleh hutang dalam dolar AS. IHSG turun tipis 0,234 poin (-0,01%), ditutup di 2.467,714, transaksi tercatat Rp 2,23 triliun, Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 61,19 miliar, dibandingkan Net Sell Rp Rp 528.83 miliar miliar (23/10).
Indeks saham Asia mengalami kenaikan untuk hari ke-2, dipimpin oleh saham dari perusahaan otomotif dan konsumer, setelah Toyota Industries Corp mencatat kejutan keuntungan dan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mengalami kenaikan tertinggi dalam 7 tahun. Saham Kia Motor Corp menguat berkat Credit Suisse upgrade harga saham, Lotte Shopping Co menguat berkat keuntungan di Q3 2009.
IHSG Outlook
IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan trend kenaikan, bertahan diatas channel support 2,431, ditopang oleh isu kenaikan rating utang RI oleh Standard & Poors menjadi “positif” dari “stabil” dan berpotensi diupgrade kembali menjadi “investment grade” di bulan mendatang, diikuti imbas kenaikan harga komoditi minyak yang dapat memberikan momentum positif untuk saham komoditas domestik (energi, pertambangan dan perkebunan), seharusnya memberikan support kepada kinerja IHSG. Sementara antisipasi data inflasi RI yang rendah di bulan Oktober (kontras dengan perkiraan pasar sebelumnya, prediksi BPS: +0.5% m/m), meski harga minyak dunia meningkat, kenaikan harga elpiji 12kg dan harga tol, seharusnya positif untuk saham perbankan, property, semen, mendapatkan keuntungan dari ekspektasi suku bunga BI dan suku bunga KPR. Bank Mandiri akan menurunkan suku bunga KPR menjadi 0.50% dan bank BTN akan turunkan suku bunga KPR sebesar 1.5% pada 1 November, dapat angkat harga saham perbankan, property dan semen (CLSA upgrade target harga SMCB menjadi Rp 2.060). Antisipasi solidnya musim earning kuartal 3 emiten domestik, IPO BW Plantations hari ini (oversubcribed 4 kali), serta kuatnya inflow dari investor asing (kepemilikan SUN milik investor asing mencapai rekor Rp 101 triliun), trend kenaikan indeks regional Asia dan potensi penguatan rupiah lebih lanjut, seharusnya dapat topang kinerja IHSG, meski dibayangi oleh mahalnya valuasi dan kondisi teknikal overbought.
Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BBRI 7.500/ BMRI 4.650/BUMI 2.700/PTBA 14.800/INCO 4.225/INDF 3.150/ADRO 1.590. Buy on Weakness (27/10): PGAS/MEDC/SDRA SMCB/INKP/AKRA/CTRA/BSDE/SMGR/SMRA
Stock Picks:
• BRPT : Hold target Rp 1.700
• DGIK : Buy target Rp 115
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street, diperkirakan masih dapat menguat lebih lanjut di awal pekan ini, karena positifnya hasil earning kuartal 3 2009 dari emiten di Jepang, Korea Selatan, Australia dan AS yang tercatat lebih baik dari prediksi analis dan banjirnya likuiditas di tengah lemahnya mata uang dolar AS, sehingga meningkatkan daya tarik untuk saham dan komoditi sebagai alternatif investasi favorit saat ini. Laporan EPFR pada pekan lalu menunjukkan kuatnya aliran dana masuk ke saham di pasar emerging, mencetak rekor tertinggi di tahun ini, sebesar US$ 10.72 miliar, mendukung perkiraan keyakinan investor global di pasar saham emerging masih tetap tinggi. Isu positif dari JP Morgan Chase & Co menaikkan prediksi harga saham Microsoft Corp, Stifel Nicolaus & Co menyarankan pembelian saham American Express, Marvell Technology Group Ltd meningkatkan prediksi keuntungan, serta Exxon Mobil Corp mendapatkan keuntungan dari penguatan euro ke level tertinggi 14-bulan kemarin ($ 1.5061), seharusnya menopang kinerja saham global hari ini.. Kejutan kenaikan data GDP Q3 Korea Selatan (2.9% q/q), sebelumnya data GDP Q3 China tercatat 8.9%, memicu spekulasi data GDP Q3 AS dirilis pekan ini akan lebih tinggi dari prediksi, dapat support kinerja indeks AS. Meski momentum kenaikan indeks global dapat dibatasi oleh aksi analis Bove kembali downgrade saham Sun Trust, Fitft Third Bank AS, ekonom Andrew Smithers melihat saham AS memiliki fair value diatas 40%.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal netral dari pola candle doji star, seharusnya mendukung potensi reversal minor, didukung oleh indikator ADX masih terkoreksi (indikasi fase konsolidasi), stochastic menunjukkan penurunan di teritorial bearish, dan 5 & 10 moving average menunjukkan dead cross, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Meski IHSG akan mendapatkan support yang kuat di persimpangan channel support di 2.432 (uptrend channel)/2.411 (downchannel), bilamana masih bertahan di atas level tersebut target ke arah 2.515 (upper channel)/2.555 (middle line channel). Hitungan EW: IHSG berada di wave v/c dalam wave 4/B selama gagal breakout trendline 2.515 untuk koreksi ke 2.411/2.432, sebelum rebound ke 2.515/2,546 (projection 61.8%)/2,594 (trendline resistance).
Resistance : 2505.65/2495.91/2486.17/2476.94. PP 2466.68
Support : 2462.07/2452.33/2437.45/2427.71
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)
No comments:
Post a Comment