Market Review
Penurunan IHSG dalam 4 sesi perdagangan terakhir mendorong harga saham unggulan menjadi lebih murah, mendorong investor berani masuk ke pasar kembali, dengan membeli sejumlah saham yang memiliki isu fundamental dan sentimen yang positif, terutama menjelang sejumlah rilisan earning emiten Q3 di AS dan pembentukan kabinet Presiden SBY yang baru diakhir pekan ini. Imbas penguatan harga komoditas global seperti harga minyak capai US$ 74/barel dan emas cetak rekor terbaru US$ 1.068/troy ons kemarin, ikut angkat harga komoditi domestik dan meredam tekanan bearish di IHSG secara teknikal. Penguatan rupiah terhadap dolar (penutupan di Rp 9,440), ikut memberikan sentimen positif kepada IHSG. IHSG ditutup menguat 15.303 poin (+0.62%) ditutup di 2,471.992, transaksi tercatat Rp 3.27 triliun, Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 166.24 miliar, dibandingkan net sell sebesar Rp 229 miliar (09/10).
Indeks saham di Asia menguat kemarin, mendorong indeks MSCI Asia Pasific ke level tertinggi 13-bulan, karena pelemahan yen meningkatkan sentimen angkat harga saham industri otomotif dan broker upgrade saham industir baja dan perbankan. Saham Toyota Motor Corp, JFE Holdings melonjak setelah Goldman Sachs Group upgrade harga saham dan Commonwealth Bank of Australia diupgrade oleh Merill Lynch, dan IPO Shenguan Holdings HK, angkat sentimen investor di Asia.
IHSG Outlook
* Negara Bersangkutan
Potensi kenaikan IHSG terlihat masih rapuh secara teknikal, setelah kemarin menguat 15 poin, terancam mengalami aksi profit-taking dari antisipasi pelaku pasar menjelang rilisan data Retail Sales, earning emiten Q3 (Intel Corp,JP Morgan) di AS hari ini, serta investor lokal masih melakukan sikap wait & see untuk melihat komposisi kabinet Presiden SBY yang baru (diperkirakan hasilnya diketahui akhir pekan ini) dapat memberikan kejutan kepada pasar jika posisi menteri strategis tidak sesuai dengan perkiraan pasar sebelumnya. Sementara IHSG masih mendapatkan support dari perkiraan solidnya fundamental ekonomi domestik dari kondisi inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi Q3 diperkirakan 4.2%, kenaikan harga komoditi global (minyak target US$ 75/77, emas US$ 1.080, nikel US$ 21k), penguatan rupiah terhadap dolar AS dari kuatnya inflow, prospek earning saham domestik di Q3 akan lebih baik dari kuartal sebelumnya di tahun ini, diikuti ekspansi emiten
unggulan seharusnya memberikan support untuk IHSG hari ini.
Sementara potensi technical rebound setelah mengalami penurunan selama 4 sesi perdagangan terakhir hingga hari Senin (12/10) terbatas, karena minimnya isu positif dari dalam negeri, faktor teknikal IHSG menunjukkan fase konsolidasi dalam 1-2 hari ini, sentimen negatif yang melanda saham Grup Bakrie, masih membebani kinerja IHSG hari ini.
Stock Picks:Average last 16 week +89.12%. Target 10-30%, Risk < -10%
HOLD BUY : BUMI, INDF, JSMR, ASII, ANTM, TLKM, UNVR, UNTR, SMCB, KLBF, BMRI, BBRI, SMGR, BSDE, PGAS, MEDC, INCO, TINS, SDRA.
Stock Picks:
• BSDE : Outperform target Rp 825
• MAPI : Hold target Rp 525
Global Outlook
Potensi kenaikan indeks saham global hari ini terbatas, menjelang sejumlah rilisan data ekonomi (Retail Sales, FOMC Minutes) dan earning emiten di AS (Intel Corp, JP Morgan) dimana dapat memberikan petunjuk kepada investor mengenai pemulihan ekonomi di AS, di tengah perkiraan data Retail Sales akan mengalami penurunan di bulan September akibat terhentinya program subsidi cash for clunkers (meski UBI memperkirakan kenaikan same store di AS, dapat picu lebih baik dari perkiraan Retail Sales AS hari ini). Dampak positif dari kenaikan harga komoditi global ((minyak target US$ 75/77, emas US$ 1.080/1.113) yang seharusnya dapat angkat harga saham komoditi pertambangan dan energi, dapat dibatasi oleh sentimen negatif dari earning Johnson & Johnson tercatat dibawah perkiraan pasar dan analis Meredith Whitney menurunkan rating Goldman Sachs menjadi netral dan earning JP Morgan dan Wells fargo dapat terbebani di kuartal ketiga. Sementara potensi penurunan indeks
global merupakan peluang untuk buy on weaknes karena trend indeks saham DJIA masih bullish, target 10.000 hingga 10.500 bulan ini.
Technical Analysis:
IHSG kembali mendapatkan signal positif dari pola candle bullish harami (indikasi bullish reversal yang lemah), diikuti penutupan diatas trendline support di 2,468 (gagal ditutup dibawah trendline selama 2 hari berturut-turut untuk trend reversal), indikator stochastic memasuki teritorial oversold, ADX terkoreksi lebih lanjut dan MACD masih bulish, seharusnya mendukung perkiraan potensi penurunan terbatas dan berpotensi mengalami technical rebound dalam 1-2 hari ini, selama IHSG tidak ditutup dibawah 61.8 Fibonacci Retracement 2559-2271 di 2,448 hari ini. Hitungan EW : IHSG berada di wave koreksi 5/a dalam 4 setelah capai tertinggi 2,486 untuk mencoba support 2,448 kemungkinan final wave minuette 5 sebelum rebound kembali membentuk impulse 5/B.
Resistance : 2515.43/2500.85/2486.42/2479.06. PP 2471.70
Support : 2464.49/2457.27/2449.91/2427.98
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment