Thursday, October 8, 2009

Technical Rejection Akan Hambat Laju Kenaikan IHSG

Market Review
Aksi profit-taking di saham grup Bakrie menjelang hasil keputusan Munas Golkar yang diumumkan hari ini memberikan imbas negatif kepada sejumlah saham unggulan lainnya, menghadapi kondisi teknikal yang overbought dan tahanan yang kuat di kisaran 2,550, meski sempat mencapai level tertinggi sejak bulan Oktober 2008 di 2,559, sehingga IHSG ditutup di teritorial negatif kemarin. Investor mengacuhkan kenaikan indeks saham regional dan Wall Street hari Selasa, karena investor melihat kenaikan IHSG sudah terlalu tinggi bahkan outperform indeks saham global. Meski laju penurunan IHSG dibatasi oleh dampak kenaikan harga komoditas logam (ANTM, INCO), BBRI dan ASII. IHSG terkoreksi 14.79 poin (-0.58%) ditutup di 2,513.406. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 390 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 237.37 miliar (06/10).

Indeks saham di Asia melanjutkan penguatan kemarin, mengikuti kinerja saham Wall Street hari Selasa dan dampak dari kenaikan harga logam (emas capai rekor tertinggi US$ 1,045) akibat aksi kenaikan suku bunga bank sentral Australia hari Selasa sebesar 25 bsp, dianggap investor merupakan signal pemulihan ekonomi global yang dapat meningkatkan tekanan inflasi. Laporan penjualan saham Nomura Bank Jepang ikut memberikan sentimen positif kepada saham bank di Asia.

IHSG Outlook
Aksi profit-taking yang melanda saham grup Bakrie dan saham unggulan yang relatif mahal mendorong tertahannya laju kenaikan IHSG lebih lanjut kemarin, terutama dengan banyaknya sejumlah sentimen positif dari dalam dan luar negeri, seharusnya masih dapat menopang kinerja IHSG yang outperform ketimbang indeks saham regional Asia saat ini, di tengah penantian terhadap spekulasi Munas Golkar hari ini dan hasil pembentukan kabinet baru Presiden SBY dalam waktu dekat. Solidnya kinerja ekonomi nasional yang mendorong inflasi dan suku bunga yang rendah, sehingga meningkatkan daya tarik untuk aset domestik baik dari investor lokal maupun asing, mendorong penguatan rupiah terhadap dolar ke level tertinggi sejak Maret 2008 (Rp 9,420 kemarin) memberikan imbas positif kepada saham-saham unggulan yang berorientasi kepada daya beli masyarakat dan yang memiliki hutang dalam bentuk dolar AS. Laporan investor asing masih mencatat net buying saham sebesar US$ 600 juta di
semester 3 dan berlanjut meningkatkan kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN) menjadi Rp 94.2 triliun, menunjukkan investor asing masih berkeyakinan untuk berinvestasi di pasr modal domestik. Sementara trend kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street saat ini, ikut memberikan sentimen positif kepada IHSG. Meski potensi profit-taking masih dapat berlanjut, di tengah kian mahalnya valuasi IHSG (PER 32.5x) dan valuasi saham unggulan, diikuti jika jika hasl Munas Golkar di luar perkiraan pasar.

Stock Picks:Average last 15 week +85.13%. Target 10-30%, Risk < -10%
Profit Taking on higher levels: BUMI, INDF, JSMR, AALI, SGRO, TLKM, UNTR, SMCB, CPIN, PGAS,KLBF, BMRI, BBRI, SMGR, CTRA, BNBR, DILD, ANTM, INCO.

Stock Picks:
• BTEL : Hold target Rp 160
• INCO : Buy target Rp 4,700

Global Outlook
Indeks saham regional dan Wall Street diperkirakan mengalami perdagangan yang volatile di akhir pekan ini, menjelang rilisan musim earning kuartal tiga di AS yang dimulai hari Kamis (08/10) dini hari (Alcoa Inc), diikuti sejumlah sentimen positif dari analis yang upgrade saham Cisco Systems, Bank of America dan laporan Citigroup kemungkinan menjual unit komoditinya Phibro dan laporan inventory minyak mentah AS anjlok 1.1 juta barel di pekan lalu, seharusnya dapat menopang kinerja indeks saham global hari ini, terutama jika hasil laporan keuangan kuartal 3 Alcoa Inc AS dapat memberikan kejutan yang positif hari ini. Meski potensi kenaikan indeks saham regional Asia hari ini dapat dibatasi oleh aksi profit-taking menjelang testimony Fed Bernanke hari ini, dimana investor mencari petunjuk mengenai trend suku bunga AS setelah bank sentral Australia menaikkan suku bunga 25 bsp hari Selasa dan pernyataan Fed Hoenig kemarin, bahwa beliau melihat potensi
kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari perkiraan. Invesor global akan mengamati hasil keputusan bank sentral Eropa (perkiraan unchanged: 1.0%), data jobless claims AS, di tengah kondisi indeks saham Asia dan AS yang overbought.

Technical Analysis:
Laju kenaikan IHSG diperkirakan tertahan oleh adanya trendline resistance di 2,559 (sesuai dengan high kemarin), diikuti pola candle shooting star (indikasi bearish reversal), indikator ADX menunjukkan kenaikan, stochastic crossover, MACD masih bullish kendati divergence negative, seharusnya mendorong perkiraan potensi kenaikan terbatas. Selama IHSG gagal menembus trendline resistance di 2,562 hari ini, dapat memicu pull back terutama jika IHSG ditutup dibawah 2,496 (5-day MA) Trend bullish masih utuh, selama IHSG ditutup (2 hari konfirmasi) diatas level 2,457 (trendline support minor). Hitungan EW menunjukkan potensi minuette v/5 extended dalam 3 minor berakhir, jika menembus fomer resistance 2,394, untuk wave koreksi abc/4 dalam wave IV/B.
Resistance : 2584.41/2566.66/2548.91/2536.54. PP 2524.17
Support : 2506.42/2488.66/2476.29/2463.92

No comments:

Post a Comment