Wednesday, November 25, 2009

Daily Market Outlook Saham IHSG

Market Review
IHSG kembali terpuruk berkat sentimen negatif dari pernyataan Presiden SBY hari Senin yang tidak tegas terhadap kasus Bank Century dan KPK-Polri, diikuti isu dari rencana PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) menerbitkan obligasi denominasi dolar AS (US$ 200-250 juta) yang berimbas negatif kepada saham grup Bakrie lainnya. Penurunan harga minyak ke level US$ 77.24/barel dan CPO ke Myr 2.442, memicu aksi profit-taking di sejumlah saham pertambangan dan perkebunan. Isu negatif dari kasus Bank Century kepada sektor perbankan, ikut memukul saham bank unggulan. Mayoritas indeks saham Asia mengalami koreksi penurunan, berkat kekhawatiran terhadap penjualan saham perbankan Jepang dan menjelang liburan panjang Thanksgiving di AS. IHSG terkoreksi 9,532 poin (-0,38%), di 2.471,884 transaksi tercatat Rp 4,11 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 320,9 miliar, dibandingkan net sell Rp 66,84 miliar (23/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific terkoreksi, mendorong indeks MSCI Asia Pasific ke level terendah 2-pekan, di tengah spekulasi bank Jepang dan China akan diharuskan menjual saham untuk mendapatkan dana. Saham Sumitomo Mitsui Financial Group, Bank of China Ltd terpuruk kemarin. Sementara kekhawatiran terhadap valuasi mendorong anjloknya saham Suning Appliance Co. Indeks Shanghai anjlok 3,5%, Hong Kong anjlok 1,5%.

IHSG Outlook
IHSG diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan trend bullish jangka pendek di pekan ini, jika situasi politik dalam negeri memburuk setelah investor kecewa dengan sikap Presiden SBY yang mengambang terhadap kasus Bank Century yang juga melibatkan nama Wakil Presiden Boediono dan kasus KPK-Polri yang dapat menurukan daya tarik iklim investasi di pasar modal Indonesia, diikuti munculnya kekhawatiran terhadap “bubble”nya pasar saham Indonesia karena mahalnya valuasi tidak diimbangi oleh kinerja pertumbuhan ekonomi dan korporasi. Isu kontrol devisa oleh sejumlah bank sentral negara regional dan isu negatif dari pertimbangan Bank Indonesia akan membatasi kepemilikan asing di surat utang pemerintah jangka pendek, dimana membebani kinerja rupiah terhadap dolar AS dan meredam daya tarik untuk investasi di pasar modal domestik. Meski saham domestik masih disupport oleh sejumlah isu positif dari kinerja perseroan yang solid (lapkeu Q3 2009), isu pembagian dividen (PTBA, UNVR di pekan ini; BMRI, BBNI, BBRI, TLKM, PGAS, SMGR), aksi korporasi (BUMI, DOID, RMBA, INDF), right issue (ENRG, DEWA, BBKP), diikuti trend kenaikan harga komoditi harga logam dan cpo (emas capai tertinggi US$ 1.173, CPO capai Myr 2.450 kemarin), serta solidnya fundamental ekonomi RI (perkiraan GDP Q3 RI +4,4%) mendukung inflasi yang rendah di bulan November (perkiraan BPS & BI) sehingga mendorong perkiraan suku bunga BI masih akan bertahan di kisaran 6,5% hingga akhir tahun. Pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama dunia, masih memberikan daya tarik untuk saham dan komoditi global jangka pendek.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175
Buy on weakness (sesi 2): BNBR/SDRA/KLBF/BRPT/INKP/

Stock Picks:
#BBKP : Hold target Rp 435 # PTBA : Hold target Rp 18.250

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan akan sulit mempertahankan momentum kenaikan pada hari ini, karena munculnya sentimen negatif dari data ekonomi AS dan kekhawatiran terhadap rencana penjualan saham bank di Jepang dan China, serta laporan bank sentral Inggris mengenai suntikan dana kepada 2 bank besar paska krisis finansial di bulan Oktober, dapat memicu kembali kekhawatiran terhadap rapuhnya proses pemulihan ekonomi yang dapat memberikan potensi “bubble” di aset global. Data ekonomi AS terlihat mix, dimana data pertumbuhan ekonomi Q3 AS direvisi menurun menjadi 2,8% q/q dan menunjukkan konsumsi belanja yang lemah, meredam dampak kenaikan data sentimen IFO Jerman (93.9), Case Shiller House Price Index (-9,4%), HPI (0%) dan Consumer Confidence AS (49,5 dari prediksi 47,6), dapat membebani momentum trend bullish indeks regional Asia (China, HK, Korsel) dan Wall Street. Tetapi perkiraan FOMC Minutes dini hari akan memberikan petunjuk bahwa suku bunga AS masih bertahan di 0% hingga tahun 2010, seharusnya memberikan support kepada indeks global, menjelang liburan panjang Thanksgiving di akhir pekan. Sementara isu negatif dari rencana penjualan saham dari 2 bank Jepang dan 5 bank China untuk mendapatkan dana segar dan kekhawatiran mahalnya valuasi saham Asia (P/E MSCI Asia Pasific 26x, tertinggi 6 tahun), membebani kinerja saham di pekan ini.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle three inside out (indikasi bearish continuation), meski masih berada dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti kenaikan dalam volume, seharusnya menunjukkan pola breakout range trading 2.450-2.500, karena potensi kenaikan yang didukung oleh signal positif dari 10/20 day MA yang uptrend dapat dibatasi oleh trendline resistance di 2.499 & middle line channel di 2.515. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum penurunan terbatas), stochastic overbought, MACD di teritorial positif, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish bertahan jika IHSG jika masih ditutup harian diatas 2.458 untuk target 2.491.5 (high 19/11)/2.510 (projection 100.0). Perkiraan range hari ini di 2.430-2.492. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iv/3 dalam B, dan berpeluang kenaikan merupakan kenaikan yang terbatas 2491/2523 (sell on rally: stop diatas 2.560) target 2390.
Resistance : 2509.57.2500.15/2490.73/2481.87. PP 2473.02
Support : 2463.60/2454.18/2436.48/2418.21
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment