Thursday, November 26, 2009

Daily Market Outlook Saham IHSG

Market Review
Kekhawatiran terhadap penyelesaian kasus Bank Century dan masalah diantara KPK-Polri paska pernyataan Presiden SBY hari Senin, masih membebani kinerja IHSG kemarin, dimana investor masih melanjutkan aksi profit-taking di sejumlah saham unggulan dari grup Bakrie dan Astra. Imbas penurunan harga minyak ke kisaran US$ 75/barel, ikut mendorong aksi profit-taking di sejumlah saham komoditi pertambangan, mengacuhkan kenaikan harga emas yang mencapai rekor tertinggi 1.182.50/ons dan harga CPO futures menguat ke Myr 2.462. Mayoritas indeks saham Asia menguat berkat pernyataan dari FOMC Minutes yang mengindikasikan suku bunga AS yang rendah mendorong spekulasi berlebihan dan data keyakinan konsumen AS meningkat di bulan November, meningkatkan daya tarik untuk saham Asia. IHSG anjlok 10,356 poin (-0,42%), di 2.461,528, transaksi tercatat Rp 3,89 triliun. Investor asing membukukan net sell Rp 14 miliar, dibandingkan net buy Rp 320,9 miliar (24/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat, dipimpin oleh perusahaan pertambangan dan otomotif, setelah bank sentral Australia mengatakan ekonomi telah memasuki “new upswing” dan laporan ekspor Jepang melampaui perkiraan ekonom. Saham BHP Billiton Ltd, Fuji Heavy Industries Ltd menguat tajam kemarin. Indeks MSCI telah menguat 67% dari level terendah 5-tahun pada 5 Maret lalu. Indeks Saham Nikkei Jepang, Hong Kong, China menguat, meski terbebani saham perbankan China.

IHSG Outlook
Potensi penurunan IHSG terlihat semakin terbatas, karena laju penurunan saat ini memperlihatkan secara teknikal momentum penurunan lemah, karena volume menunjukkan penurunan dan faktor sentimen dari regional dan Wall Street yang positif di awal pekan ini, seharusnya dapat meredam katalis negatif seperti kasus Bank Century dan isu KPK-Polri. Dari faktor inflow menunjukkan rupiah masih mendapatkan keuntungan dari pelemahan dolar AS lebih lanjut terhadap mata uang utama dunia, sehingga dapat memicu hot money masuk ke pasar saham dan obligasi domestik yang lebih menarik dibandingkan instrumen investasi dalam denominasi dolar AS, dapat memberikan support kepada IHSG. Isu pembagian dividen (BBNI, PTBA, UNVR: Ex-dividen hari ini) dan solidnya kinerja sejumlah saham unggulan (sektor semen, konsumsi, komoditi) di tahun ini, seharusnya masih dapat angkat sentimen diantara investor domestik dan asing, meski momentum technical rebound terbatas karena minimnya isu positif dari fundamental ekonomi dan laporan keuangan dari saham unggulan per September 2009, terutama menjelang liburan panjang di BEI (27 November: Idul Adha) dan liburan Thanksgiving di AS (Kamis-Jumat). Kenaikan harga komoditi logam (minyak support $ 75.15; target US$ 81; inventory API AS pekan lalu meningkat 3,85 juta barel; emas target US$ 1.200; CPO upgrade target menjadi Myr 2.500) dapat mendorong spekulasi di saham komoditi, meredam kekhawatiran terhadap isu “bubble” di saham /komoditi.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175/BNBR 100/ KLBF 1.270/BRPT 1.330. Buy on weakness: INKP/SDRA/ANTM/SMCB/BVIC

Stock Picks:
# SMCB : Buy target Rp 2.000 # UNTR : Hold target Rp 17.500

Global Outlook
Momentum kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street masih terbatas pada pekan ini, menjelang liburan panjang di AS (Thanksgiving) yang dapat memicu aksi profit-taking di tengah mahalnya valuasi saham regional Asia Pasific dan kekhawatiran penjualan saham oleh sejumlah bank di Jepang dan China yang negatif untuk saham perbankan Asia. Meski indeks saham Asia dan Wall Street masih disupport oleh banjirnya likuditas, mendorong switching dana dari portofolio dalam bentuk dolar AS ke dalam bentuk saham dan komoditi yang menghasilkan return yang lebih tinggi, paska komentar Gubernur the Fed James Bullard dan FOMC Minutes kemarin yang mengindikasikan suku bunga AS akan tetap bertahan untuk periode yang lama yang mendorong spekulasi secara berlebihan. Terpuruknya mata uang dolar AS ke level terendah 13 bulan dan imbas penguatan yen Jepang, mendorong investor kembali berspekulasi di pasar saham (Indeks DJIA tertahan di resistance 10.500) dan komoditi (minyak uptrend selama bertahan di atas US$ 75,15, emas target US$ 1.200, CPO Myr 2.500, nikel US$ 21.500), diikuti membaiknya data AS: jobless claims (466k), personal spending AS naik 0,7%, New Home Sales (+6.2%: 430K) dan durable goods anjlok 0,6% (karena rendahnya permintaan untuk peralatan militer), seharusnya masih dapat menopang kinerja indeks jangka pendek.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle three black crows (indikasi technical rebound; liat chart), masih berada dalam bullish pennant, bertahan di atas trendline support 2.460, meski ditutup dibawah channel support di 2.464, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound terbatas dan dapat mempertahankan range 2.450-2.500. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum penurunan terbatas), stochastic crossing down, MACD di teritorial positif, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish dapat berbalik netral jika IHSG ditutup harian dibawah 2.462, dapat mendorong IHSG ke target 2.433 (61.8 FR)/2.396 (50.0% FR). Hitungan EW: IHSG berada dalam wave e/iv dalam 3/B, target 2390, menunjukkan potensi technical rebound ke target 2.491/2.530 stop diatas 2.560. Perkiraan range di 2.430-2.492.
Resistance : 2491.07/2483.69/2476.30/2471.91. PP 2467.52
Support : 2452.75/2443.97/2432.20/2420.42
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Securities Indonesia: TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment