Research Merrill Lynch Sec: Buy ADRO Target Rp 2.000
Research Citigroup Sec: Buy BUMI target Rp 3.800
Research Danareksa Sec: Buy AKRA target Rp 1.550
Saham BNI Menuju Rp 2.500
HARGA saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berpeluang menuju level Rp 2.250-2.500 dalam jangka pendek maupun menengah. Sumber Investor Daily mengungkapkan, sejumlah broker dikabarkan bakal mengakumulasi BBNI terkait kabar penerbitan obligasi dan pembagian dividen dalam waktu dekat. Selain itu, kata dia, masuknya BBNI ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Asia Pasifik juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, BBNI ditutup menguat Rp 70 (3,7%) ke level Rp 1.950.
BISI Akan Stock Split
SAHAM PT BISI International Tbk (BISI) dikabarkan bakal diangkat oleh pihak-pihak tertentu menuju level Rp 2.000 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, perseroan akan memecah nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 atau 1:2. Kabarnya, kata dia, perseroan akan menggelar RUPSLB bulan ini terkait rencana tersebut. Sementara itu, pada perdagangan kemarin, BISI ditutup terkoreksi Rp 30 (1,7%) ke posisi Rp 1.670.
Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat tipis setelah kemarin melemah. Namun rupiah diprediksi masih sulit bergerak menguat hingga di bawah level 9.400 per dolar AS.Pada perdagangan Jumat (13/11/2009), rupiah dibuka menguat tipis ke 9.405 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.430 per dolar AS.Di pasar global, dolar AS kembali bergerak menguat setelah Menteri Keuangan AS Timothy Geithner menyatakan komitmennya tentang perlunya penguatan dolar AS untuk stabilitas ekonomi.Euro tercatat melemah ke 1,4845 dolar, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 1.4978 dolar. Sementara dolar AS menguat ke 90,34 yen, dibandingkan sebelumnya di 89,84 yen.Pasar menunggu pertemuan menteri keuangan 21 negara APEC di SIngapura besok dan data University of Michigan dimana dapat memberikan support kepada IHSG pada akhir pekan ini. Meski harga minyak anjlok ke US$ 76.00/barel, emas US$ 1.101,60 di Sesia Asia, berat laporan inventory minyak AS melonjak 1.8 juta barel di pekan lalu.
IHSG dibuka melemah ke level terendah 2.408.620 di awal sesi Jakarta hari ini, berkat sentimen negatif dari indeks saham regional Asia, meski IHSG diperkirakan masih mendapatkan support dari kinerja emiten yang positif dan masuknya 3 saham ke dalam indeks MSCI ASia. Imbas penurunan harga komoditi dan menjelang pertemuan APEC di akhir pekan ini, dapat membebani kinerja IHSG hari ini. Bursa Wall Street kemarin mengalami koreksi setelah dolar AS menguat tajam. Pada perdagangan Kamis (12/11/2009), indeks Dow Jones ditutup melemah 93,79 poin (0,91%) ke level 10.197,47. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 11,27 poin (1,03%) ke level 1.087,24 dan Nasdaq melemah 17,88 poin (0,83%0 ke level 2.149,02. Bursa Tokyo juga memulai perdagangan akhir pekan ini dengan pelemahan. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah 31,88 poin (0,33%) ke level 9.772,61.
Koreksi Masih Bayangi IHSG
Masih Banyak Saham Menjanjikan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (13/11) berpeluang terkoreksi. Beberapa saham pilihan adalah BUMI, ANTM, ADRO dan BBNI serta saham lapis kedua, CPIN dan JPFA.
Menteri BUMN Paksa Antam Beli Newmont
ntam ngotot menguasai 15,5% saham Newmont agar bisa menempatkan direksi di perusahaan tambang itu.
Selain menggunakan daftar baru, aturan perdagangan margin bakal menerapkan metode anyar. Nantinya, pemberlakuan mekanisme jual paksa (forced sell) pada satu saham margin tak lagi tergantung dari rasio sebuah saham saja.Dengan aturan ini, bila investor tidak menginginkan salah satu saham marginnya dijual paksa oleh sekuritas lantaran sudah mencapai 80% dari penjaminan, investor bisa meningkatkan rasio (top up) saham lainnya yang masuk dalam daftar transaksi margin.
BUMI Sebaiknya Speculative Buy
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Jumat (13/11) diprediksikan menguat seiring peluang positifnya sentimen market regional dan global. Speculative buy untuk BUMI!
Humpus bakal Treasury Stock 6,63%
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) berencana menjual treasury stock sekitar 6,63%. Penjualan treasury stock ini akan digunakan untuk meningkatkan pendanaan.
Eksplorasi Antam Telan Biaya Rp9,9 M
Eksplorasi tambang PT Antam Tambang Tbk (ANTM) per Oktober 2009 mencapai Rp9,9 triliun.
Laba Multistrada Naik 80,16%
PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mencetak kenaikan laba bersih sebesar 80,16% menjadi Rp 124,07 miliar per kuartal III-2009 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 68,86 miliar.
Ketika Bank Mandiri Ikut Berebut Kredit Mikro
Bank Mandiri dikenal piawai menggarap pasar kredit korporasi. Tapi, akhir-akhir ini, perusahaan pelat merah itu getol memburu sektor mikro, ritel, dan pembiayaan konsumen. Rupanya, sektor mikro lebih menguntungkan ketimbang korporasi. Apakah itu berarti Bank Mandiri bakal “banting stir”? Mengapa saham emiten berkode BMRI itu masih “anteng-anteng" saja?
SIAPKAN DANA AKUISISI RP 500 MILIAR, Kalbe Minati Lima Produsen Obat
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sedang menyeleksi lima perusahaan lokal terkait rencana akuisisi produsen obat, makanan, dan minuman kesehatan pada 2010.
Utang pemerintah pusat Indonesia hingga September 2009 tercatat sebesar US$ 165,76 miliar atau setara dengan Rp 1.604,69 triliun. Angka itu berarti menurun dibandingkan jumlah utang per akhir 2008 yang mencapai Rp 1.636,74 triliun.
Mining: Divestasi Newmont Diperpanjang, Senin Depan Akhir Pembayaran Multicapital
Divestasi 14% saham Newmont diperpanjang hingga 23 Nov09 karena Pemda NTB-ANTM belum juga menemukan titik temu soal pembagian porsi saham tersebut. Kemenneg BUMN tetap mempertahankan ANTM sebagai wakil dari pemerintah dalam divestasi itu. Sementara itu, PT Multicapital diberi waktu hingga senin (16/11) pkl 17.00 WIB untuk membayar tunai pembelian akuisisi 10% saham Newmont senilai US$391 juta. Jika tak terealisasi, Pemda berhak menjual saham tersebut kepada pihak lainnya. Hingga saat ini, Grup Bakrie belum jelas kapan akan membayarnya.
Economic: Dana Asing di SBI Capai Rp 46 Triliun
Jumlah dana asing di SBI mencapai Rp 46 triliun, naik dari Oktober yang sebesar Rp 43 triliun. Aliran dana asing ke Indonesia kian marak terjadi khususnya pada sektor keuangan, selain pada SBI, dana asing pada instrumen SUN juga tercatat tembus Rp 100 triliun.
Economic: Utang Pemerintah RI Capai Rp 1.604 Triliun
Hingga September 2009, utang pemerintah pusat Indonesia tercatat sebesar US$ 165,76 miliar atau setara dengan Rp 1.604,69 triliun. Angka tersebut menurun dibandingkan jumlah utang per akhir 2008 yang mencapai Rp 1.636,74 triliun. Utang itu terdiri dari pinjaman US$ 65,42 miliar dan surat berharga US$ 100,33 miliar.
Corporate news
INCO : 50% Lahan Akan Dirasionalisasi
Sekitar 50 persen dari total luas lahan kontrak karya PT International Nickel Indonesia (Inco) akan dirasionalisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Pembicaraan awal dengan Inco untuk merasionalisasi 50 persen dari 118 ribu hektar lahan kontrak karya mereka telah dilakukan dan gagasan rasionalisasi itu muncul sebab dalam waktu 30 tahun, perusahaan nikel asal Kanada itu hanya mampu mengelola lahan sekitar 9.000 hektar. Sisanya menjadi lahan tidur dan tidak bisa dikelola.
Mining : ANTM dan TINS Setuju Bergabung dengan PTBA
PT Aneka Tambang dan PT Timah telah menyetujui untuk bergabung dengan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam untuk membeli proyek batubara BHP Billiton di Maruwai seluas 355.000 ha..
MEDC: Bersaing dengan Rajawali Miliki BHP
Rajawali Corp dan MEDC bersaing ketat menjadi calon mitra strategis PT BHP Billiton yang akan melepas 25% saham di tambang batubara Maruwai, Kalimantan Tengah. Dua perusahaan nasional itu akan mendapat lawan tangguh dari PTBA dan PT Rio Tinto Indonesia. BHP Saat ini menyeleksi hasil tender terbuka tersebut.
SMGR: Per Oktober Penjualan Naik 2,1%
Per Oktober 2009, SMGR mencatat kenaikan penjualan sebesar 2,1% yakni 14,04 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ditengah menurunnya konsumsi semen nasional dari 31,70 juta ton menjadi 31,05 juta ton.
AKRA: Akuisisi Perusahaan Tambang di Kalimantan
AKRA akuisisi 175 saham PT Pacifica Bangun Lestari di PT Anugrah Karya Raya, atau 87,5% saham perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara tersebut. Akta jual beli saham tersebut telah ditandatangani pada 10 November 2009.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment