Monday, November 9, 2009

Potensi Kenaikan IHSG Terbatas di Pekan Ini

Market Review
Imbas negatif dari faktor eksternal mendominasi di awal pekan lalu di tengah kekhawatiran terhadap proses pemulihan ekonomi AS setelah data perumahan AS dan sentimen konsumen University of Michigan tercatat dibawah perkiraan pasar, diikuti kekhawatiran the Fed akan memberikan signal untuk menaikkan suku bunga di akhir tahun ini, mendorong kejatuhan indeks saham regional Asia dan harga komoditi minyak, sempat picu aksi profit-taking di mayoritas saham unggulan di IHSG pekan lalu. Kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Polri memberikan sentimen negatif kepada iklm investasi domestik, mendorong investor asing melakukan aksi profit-taking. Sementara lebih baik dari perkiraan data inflasi RI bulan Oktober (0,19% m/m, 2,57% y/y), diikuti Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,50% dan menyatakan inflasi masih jinak hingga akhir tahun, ikut memberikan support kepada saham domestik. Meski the Fed menahan laju suku bunga 0-0,25%, spekulasi “buy on rumor” solidnya data tenaga kerja AS bulan Oktober dan kenaikan harga komoditi global setelah mata uang dolar AS kembali terpuruk setelah investor kembali memburu aset beresiko seperti saham dan komoditi (harga minyak sentuh kembali US$ 80/barel: emas catat rekor tertinggi US$ 1,100/troy ons), ikut menopang kinerja IHSG di akhir pekan lalu. Imbas penguatan rupiah terhadap dolar hingga mencapai level tertinggi Rp 9,475, hasil musim earning kuartal 3 2009 dan laporan rencana pembagian emiten domestik, mendorong IHSG masih berada daam fase konsolidasi pada pekan lalu. IHSG menguat 27,406 poin (+1,15%) pekan lalu, ditutup di 2.395,106. Hari Jumat (06/11), IHSG naik 27,892 poin (+1,18%) menjadi 2.395,106. Investor asing bukukan net sell Rp 850,37 miliar pekan lalu, dibandingkan net sell Rp 410,54 (30/10).

Indeks saham Asia terkoreksi turun untuk pekan ke-3, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami periode penurunan terlama dalam 8 bulan terakhir, di tengah kekhawatiran penghentikan ukuran stimulus pemerintah akan membahayakan pemulihan ekonomi global. Saham di Korea Selatan anjlok setelah pemerintah Korea Selatan mengatakan tidak yakin apakah pemulihan ekonomi saat ini dapat dipertahankan, saham bank di Australia anjlok setelah bank sentral Australia menaikan suku bunga 25 bsp menjadi 3,50% di pekan lalu, diikuti terpuruknya harga saham property di Hong Kong karena kekhawatiran pemerintah Hong Kong akan membatasi spekulasi di sektor perumahan. Kontras dengan indeks saham Shanghai China yang menguat 5,6% di pekan lalu, kenaikan terbesar diantara indeks saham regional Asia Pasifik, setelah data PMI China menguat di bulan Oktober dan prediksi ekonomi China akan tumbuh 9,5% di kuartal empat.

IHSG Outlook
IHSG masih berada dalam trend jangka pendek yang bearish, didukung kondisi teknikal yang bearish karena masih berada di bawah 20 & 50 day MA dan 2,415 (76.4% Fibonacci 2.838-1089), sentimen yang negatif dari aktifitas investor asing yang masih membukukan net selling dalam 3 pekan terakhir (total Rp 2,621 triliun). Meski IHSG masih mendapatkan support dari musim earning kuartal 3 2009 yang mayoritas tercatat lebih baik dari dari periode sebelumnya dan rencana pembagian dividen oleh sejumlah saham unggulan, serta meredanya kisruh antara KPK-Polri di akhir pekan lalu, seharusnya masih memberikan support kepada IHSG dan membatasi potensi koreksi IHSG di pekan ini.

IHSG masih mendapatkan support dari faktor positif di dalam negeri seperti data inflasi bulan Oktober yang masih jinak dan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih dipertahankan di 6,5% hingga akhir tahun ini di tengah trend kenaikan harga komoditi (minyak target US$ 90/barel, support di US$ 75.15; cpo target Myr 2.400, Nikel target US$ 21.500/ton, emas target US$ 1,200/troy ons di akhir tahun ini), cadangan devisa bulan Oktober meningkat ke rekor tertinggi US$ 64,5 miliar, perkiraan data pertumbuhan ekonomi RI kuartal 3 2009 sebesar 4,2-4,5% lebih tinggi dari 4,0% di kuartal 2 2009,dan penguatan rupiah terhadap dolar hingga ke level Rp 9.400an di pekan ini (target Rp 9.200/9.000 di akhir tahun). Sementara lebih baik dari perkiraan mayoritas earning kuartal 3 2009 emiten domestik dan rencana sejumlah pembagian dividen oleh sejumlah emiten (grup Astra di awal bulan ini, TURI, TBLA, TBLA di akhir bulan ini, UNVR, BBRI, BBNI, PTBA di awal Desember), seharusnya masih memberikan support kepada IHSG di pekan ini.

Chart Gold Daily: Treng jangka pendek – panjang bullish: target US$ 1.112/1.166 sebelum capai US$ 1.200 di akhir tahun ini.

Meski pergerakan IHSG saat ini lebih dominan mengikuti pergerakan indeks saham regional Asia dan Wall Street, di tengah kekhawatiran aset saham dan komoditi dapat “Bubble”, setelah data pengangguran AS kembali cetak level tertinggi 26-tahun sebesar 10,2% di bulan lalu, mendorong koreksi penurunan harga komoditi minyak di akhir pekan lalu dan berpotensi menguatkan dolar AS karena investor akan kembali memburu aset safe haven seperti Treasury AS (lelang US$ 91 miliar di pekan ini). Isu pengetatan kebijakan moneter global (Australia, Norwegia), dapat diikuti oleh China, Hong Kong dan India, diikuti spekulasi bank sentral Eropa akan menarik stimulus secepatnya dan India di awal tahun depan, masih membebani kinerja indeks saham regional Asia. Pergerakan saham grup Bakrie yang masih didominasi sejumlah isu yang mixed (terutama BUMI; isu pinjaman CIC China, obligasi dolar AS, repo saham dan penawaran saham BHP BIliton), diperkirakan dapat mendikte dan membatasi pergerakan IHSG, di tengah minimnya rilisan data ekonomi AS di awal pekan ini dan menjelang pertemuan negara APEC di Singapura pekan ini.

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih diperdagangkan dalam fase konsolidasi karena investor global saat ini mendapatkan hasil yang positif dari musim earning kuartal 3 di AS dan global (84% dari 414 emiten di indeks S&P 500 tercatat lebih baik dari perkiraan; 59% dari 170 emiten di indeks Stoxx 600 di Eropa tercatat lebih baik dari perkiraan), merger dan akuisisi (Berkshire Hathaway membeli saham Burlington Northern Santa Fe Corp; Black & Decker Corp diakuisisi Stanley Works), sejumlah data ekonomi dari regional Asia dan AS, diikuti kenaikan suku bunga Australia untuk kedua kalinya di pekan lalu menjadi 3,50%, Presiden AS Obama melanjutkan tax credit untuk sektor perumahan sebesar US$ 8.000 hingga awal tahun depan dan kesepakatan pejabat negara G20 untuk mempertahankan stimulus hingga kepastian pemulihan ekonomi global, seharusnya dapat menopang kinerja indeks saham global di pekan ini. Tetapi kejutan tingkat pengangguran AS meningkat ke rekor tertinggi 26-tahun sebesar 10,2% dan menjadikan tambahan 7,4 juta rakyat AS menganggur sejak Desember 2007 dan kekhawatiran China, India dan Hong Kong akan mengetatkan kebijakan moneter karena pertumbuhan ekonomi yang solid dibayangi oleh potensi kenaikan inflasi berkat kenaikan harga komoditi dan dampak dari stimulus yang dapat memicu “bubble asset” di bulan mendatang, di tengah minimnya data ekonomi global di awal pekan ini (Data Jobless Claims, U Michigan Sentiment, International Trade AS pada akhir pekan ini) dan lelang Treasury AS sebesar US$ 81 miliar yang dapat menurunkan daya tarik untuk saham, dapat membatasi potensi kenaikan indeks saham global pada pekan ini.

Chart DJIA Weekly: Trend bullish jangka pendek, meski potensi kenaikan terbatas. Resistance di 10.200/10.350 (trendline), support di 9.700.













Earning Emiten AS pekan ini:
Senin: Liberty Media Entertainment, Liberty Media Interactive, Allianz, Dish Network, American Water Works, Tesoro, CGI, Rockwell Automation, Windstream, and Nippon Telegraph, Electronic Arts, Fluor, MBIA, Priceline.com and McDermott International.
Selasa: Tyco, Vodafone and Atmos Energy.
Rabu: Applied Materials, Computer Sciences, Macy's
Kamis: Wal-mart, Kohl's, Nordstrom, Urban Outfitters Disney, Encana, Alliant Tech, AmBev, IPO Dollar General and URS
Jumat: J.C. Penney, Abercrombie and Fitch

Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG pada pekan ini terbatas karena, IHSG masih berada dalam trend bearish jangka pendek (Bear Market Rally???), karena ditutup dibawah 5 & 10 week MA (2.447 & 2.430), pola candle bearish harami (signal bullish reversal yang lemah), MACD berbalih ke teritorial negatif (bearish), stochastic overbought dan crossover sell, diikuti indikator ADX menunjukkan koreksi penurunan (indikasi potensi technical rebound lemah), seharusnya dukung perkiraan potensi technical rebound terbatas dan cenderung masih berpotensi terkoreksi turun di awal pekan ini. Sementara trend jangka menengah masih bullish selama ditutup diatas channel support & 20 week MA di 2.302 untuk target 2.410-2.445. Jika ditutup di bawah level 2.302, IHSG dapat terkoreksi lebih lanjut di pekan mendatang ke target 2.166 (down channel support)/2.090. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di 3/B dalam 4/(B), yang seharusnya mendorong perkiraan target 3 di kisaran 2.4102.445 sebelum terkoreksi kembali ke target 2.300/2.250 dalam 1-2 pekan mendatang, jika gagal ditutup mingguan diatas 2.445 pekan ini.
2367.70/2403.14/2294.72/2395.11/2533/2546/2425 (76.4 FR)/2166/2368 (channel)/2302 (20 MA)/2430 (10 MA)/2447 (10 MA). Perkiraan range pekan ini : 2.300-2.450
Resistance: 2526.95/2472.74/2453.34/2433.93. PP 2364.32
Support : 2344.92/2325.51/2290.71/2255.90












Stock Picks:Average last 20 week +95.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record Periode 26 Okt - 06 Nov: (29 Posisi): BBRI +2.7/ BMRI 0%/PTBA -0.67%/ADRO 0%/PGAS +0.68%/SDRA 0%/AKRA +6.8%/BSDE +12.6%/SMGR 11.1%/SMRA +13.0%/BUMI +11.36%/ENRG+30%/HEXA 4.4%/MEDC 4.8%/BBCA +2.7%/INCO 0%/PGAS +2.7%/SMCB -1.2%/ASII -1.2%/INDF +2.4%/GGRM +12.2%/TRUB 0%/ANTM 3.2%/INKP -9.5%/BUMI -2.04%/SMCB 2.5%/ENRG 9.2%/ASII - 0.6%/INDF 5.08%.
Total Profit +122.21% untuk 29 posisi.

Buy on Weakness (11/11; Check out UBI daily newsletter) until 13/11:
BUMI/ENRG/PTBA/DOID/BBRI/BBCA/MEDC/PGAS/JSMR/SMRA/ CTRS/SGRO/INDF/KLBF/GGRM/HMSP/SMGR/ANTM/MYOR/UNVR
Download UBI Weekly Newsletter Vol 322

No comments:

Post a Comment