Monday, November 23, 2009

Weekly Market Outlook IHSG

Market Review
IHSG kembali melanjutkan momentum penguatan dalam 3 pekan terakhir hingga pekan lalu, berkat kinerja korporasi yang positif dari saham grup Bakrie yang mendapatkan sentimen positif dari isu pembelian PT. Newmont-isu merger operator CDMA Esia-Flexi Telkom-calon terkuat penawaran tambang BHP Billiton-right issue ENRG & DEWA, saham dari grup Astra dari isu pembagian dividen ASII sebesar Rp 290/saham pekan lalu, diikuti isu positif dari rencana pembagian dividen dari PTBA, UNVR, SMGR, BBCA. Kenaikan harga komoditi batubara dan emas yang mencatat rekor tertinggi US$ 1.152/troy ons, ikut angkat harga sejumlah saham seperti ITMG, PTBA, BUMI, ADRO, ANTM. Imbas kenaikan mayoritas indeks saham regional Asia dan Wall Street, paska KTT APEC di Singapura 2 pekan lalu yang masih mempertahankan stimulus global mengikuti jejak pertemuan negara 20 di Skotlandia di pekan sebelumnya, data pertumbuhan ekonomi Jepang & Singapura, diikuti data penjualan ritel AS bulan Oktober tercatat lebih tinggi dari prediksi pasar, ikut mendorong technical rebound IHSG di pekan lalu. Meski momentum kenaikan IHSG dibatasi oleh kisruh diantara KPK-Polri, kasus Bank Century dan hasil rekomendasi Tim 6 terkait kasus Bibit-Chandra dan isu BI akan mengambil langkah untuk membatasi investasi asing di obligasi pemerintah jangka pendek sehingga melemahkan rupiah mendekati level Rp 9.600/dolar. IHSG menguat 60,56 poin (+2.49%) pekan lalu, ditutup di 2.487,36. Hari Jumat (20/11), IHSG naik 18,58 poin (+0,75%) menjadi 2.487,36. Investor asing bukukan net buy Rp 178,4 miliar pekan lalu, dibandingkan net buy Rp 571.54 miliar di pekan sebelumnya.

Indeks saham Asia melemah di pekan ini, mendorong indeks MSCI Asia Pasific mengalami penurunan mingguan terbesar dalam 3 pekan terakhir berkat rencana penjualan saham perusahaan Jepang, sementara perusahaan termasuk Sony Corp memicu kekhawatiran terhadap prospek keuntungan. Saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc anjlok 7,3% setelah mengumumkan penjualan saham publik tambahan terbesar di Jepang, Hitachi Ltd anjlok 14% setelah mengumumkan rencana untuk menjual saham surat berharga. Sony Corp, anjlok 5,5% setelah memangkas target keuntungan. Indeks MSCI Asia Pasific anjlok 1,2% menjadi 116,91 di pekan ini. Indeks Kospi Korea dan Shanghai China berkat ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di tahun 2009/2010. Indeks MSCI Asia Pasific telah menguat 31% di tahun 2009, dibandingkan indeks S&P 500 yang menguat 21% dan Indeks Dow Jones Stoxx Eropa sebesar 23%.

IHSG Outlook
Momentum IHSG pada pekan ini diperkirakan masih terbatas, berkat kekhawatiran Rally IHSG sebesar 109% (year-to-date) masih mendapatkan keuntungan dari banjirnya likuiditas rupiah di tengah anjloknya nilai dolar AS dan rendahnya suku bunga negara maju, tidak dapat diimbangi pertumbuhan ekonomi nasional (4,2-4,5%) dan pendapatan korporasi, serta adanya sentimen negatif dari dalam negeri seperti: aksi Bank Indonesia akan membatasi kepemilikan investor asing di surat berharga BI jangka pendek, rencana penyerahan hasil audit investigasi ex Bank Mutiara (Bank Century) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pengumuman dari Presiden SBY terkait rekomendasi Tim 8 dalam kasus Bibit-Chandra, diikuti kondisi teknikal yang overbought dan mahalnya valuasi saham regional Asia.

Momentum kenaikan IHSG diperkirakan berasal dari kinerja sejumlah emiten unggulan yang solid di tahun ini, seperti saham grup Bakrie masih mendapatkan sentimen positif dari sejumlah isu positif : pembelian 14% saham divestasi PT Newmont (untungkan BUMI & DEWA), penjualan obligasi konversi US$ 300 juta BUMI, isu right issue DEWA dan ENRG, isu merger operator CDMA Esia – Flexi Telkom (untungkan BTEL) dan “Buy on Rumor” laporan keuangan PT Bumi Resources per September 2009 dirilis 30 November). Isu pembagian dividen oleh sejumlah emiten seperti TLKM (Rp 26,65), INCO (Rp 105l kurs Rp 9.500), ADRO (Rp 12), UNVR (Rp 100), BBRI (Rp 45,74), PTBA (Rp 66,75), BBNI (Rp 9,44), TURI (Rp 72), BMRI (Rp 19,26), PGAS (Rp 10), SMGR (Rp 58), memberikan support kepada saham tersebut. Usulan mengenai stock split di RUPSLB ASII beberapa waktu lalu, dapat angkat sentimen harga grup Astra. Kenaikan harga cpo, batubara, emas dapat angkat harga saham AALI, SGRO, UNSP, LSIP, ITMG, PTBA, BUMI, UNTR, ADRO dan ANTM, diikuti saham TINS dan INCO yang mendapatkan keuntungan dari isu emiten yang positif.

Sementara prospek pertumbuhan ekonomi di kuartal 4 2009 yang lebih baik dari kuartal sebelumnya (prediksi BI 4.4%), perkiraan deflasi dalam indeks harga konsumen (IHK) bulan November (prediksi BPS), trend penurunan suku bunga kredit dan KPR oleh sejumlah bank besar nasional, serta masih berlanjutnya stimulus fiskal di tahun depan, dapat memberikan support kepada IHSG di bulan ini. Meski kekhawatiran isu kontrol devisa dan pembatasan kepemilikan asing di SUN, dan sejumlah isu negatif dari kisruh KPK-Polri & pengumuman mengenai hasil rekomendasi tim 8 oleh Presiden SBY (23/11), kasus bank Century, dapat membatasi momentum kenaikan IHSG untuk pekan ke-4 di bulan ini.

Chart Dolar Rupiah Daily: Trend jangka pendek: Bearish; Lower high + downtrend channel + wave koreksi iv/3 + candle dark cloud cover = potensi kenaikan terbatas. Resistance 9.770/9700. Support 9450/9300
Buy on weakness (session 1): Selected Stocks (Check out UBI Daily News)













Sementara dari faktor eksternal, IHSG masih dibayangi oleh kekhawatiran mahalnya valuasi indeks saham regional Asia dan ancaman “Bubble” di pasar komoditi dan saham seperti diprediksikan Nouriel Roubini (ekonom peraih Nobel) baru-baru ini, potensi kenaikan inflasi global yang dapat memicu penarikan dana stimulus global sebesar US$ 2 triliun dan potensi kenaikan suku bunga di sejumlah negara Asia Pasific (Australia, China, India, Taiwan dan Korea Selatan) di bulan mendatang, diikuti perkiraan data ekonomi dari AS pekan ini dapat memberikan kejutan pelemahan paska data Leading Indicator dan Housing Starts AS hari Jumat lalu, dapat menurunkan daya tarik untuk saham lokal dan dapat picu aksi profit-taking di awal pekan ini.

Global Outlook
Potensi kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas menjelang liburan Thanksgiving di AS akhir pekan ini, berkat kondisi teknikal indeks Standard & Poors 500 AS overbought (liat di chart bawah), kondisi ekonomi AS yang rapuh dari sektor perumahan dan tenaga kerja berlanjut menunjukkan pelemahan, rencana bank sentral Eropa untuk menarik stimulus secara berangsur dan isu kontrol devisa oleh sejumlah bank sentral di Asia untuk mencegah terjadinya bubble aset di pasar saham dan komoditi, penguatan dolar AS karena investor kembali memburu Treasury AS (lelang Treasury pekan ini US$ 119 miliar), dapat memberikan tekanan kepada indeks saham awal pekan ini. Sebelumnya indeks saham global mendapatkan keuntungan dari hasil KTT APEC di Singapura di pekan lalu yang masih mempertahankan stimulus, data pertumbuhan ekonomi kuartal 3 2009 Jepang dan Singapura tercatat diatas prediksi analis, kenaikan data penjualan ritel AS dan Jobless Claims stabil di pekan lalu, OECD menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 1,4% di tahun 2010, merupakan hal yang menopang kinerja indeks saham global pekan lalu. Di pekan ini, perkiraan penurunan data Existing Home Sales AS (23/11) paska data Housing Starts & Building Permits AS pekan lalu, revisi penurunan GDP Q3 (prediksi 2,9%) & Consumer Confidence (24/11; prediksi 47,5), Durable goods (prediksi 0,5%) yang dapat membebani kinerja bursa Wall Street, dapat dibatasi oleh perkiraan kenaikan data House price Case Shiller (24/11; prediksi -9,1), Personal Spending (Prediksi 0,5%), Jobless Claims (Prediksi 405k), U Michigan Confidence Index (Prediksi 67,0). Sementara paket kesehatan Presiden Obama sebesar US$ 848 miliar yang diajukan persetujuan Kongress pada awal pekan ini dan langkah Warren Buffett bersama Goldman Sachs membuat program IS$ 500 juta untuk bisnis kecil, diikuti trend kenaikan harga komoditi (harga minyak target US$ 81/84; inventory AS pekan lalu anjlok 0,9 juta barel; diikuti emas target US$ 1.166/1.200; timah target US$ 17,500, nikel US$ 21,500; CPO Myr 2.400 di akhir tahun), dapat meredam efek terburuk kepada indeks saham global.

Chart S&P 500 Daily: Trend bullish, meski potensi kenaikan terbatas. Bearish divergence + bullish pennant + uptrend channel + lower volume. Resistance 1.120 (FR 50.0%)/1.150, support di 1.080/1.025 (61.8 FR).













Technical Analysis:
IHSG diperkirakan akan mendapatkan kesulitan untuk melanjutkan momentum kenaikan pada pekan ke-4 di pekan ini, karena kegagalan IHSG ditutup diatas middle line channel, trend penurunan volume di saat momentum kenaikan harga, meski IHSG masih ditopang oleh pola candle three white soldier (indikasi bullish continuation) dalam uptrend channel. Kondisi tersebut didukung oleh indikator ADX yang menunjukkan kenaikan tipis (indikasi momentum kenaikan masih terbuka), MACD masih bullish, stochastic masih berada di teritorial bullish kendati terkoreksi dan masih ditutup diatas 76,4$ FR 2838-1089 di 2.415, seharusnya masih memperlihat potensi kenaikan terbatas pekan ini. Sementara trend jangka menengah masih bullish selama ditutup diatas channel support & 20 week MA di 2.370 untuk target 2.511-2.530 (Channel). Jika ditutup di bawah level 2.370, IHSG dapat terkoreksi lebih lanjut di pekan mendatang ke target 2.166 (down channel support)/2.090. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di v/B dalam 4/(B), seharusnya mendorong perkiraan target 3 di kisaran 2.491/2.530 (sell area; stop diatas 2.559; jia breakout target 2.586/2.620) sebelum terkoreksi kembali ke target 2.370/2.230 di akhir tahun, jika gagal lampaui high 2.559.
Resistance: 2565.62/2533.26/2521.79/2510.31. PP 2468.54
Support : 2457.07/2445.59/2424.71/2403.82

Stock Picks:Average last 21 week +100.69. Target 10-30%, Risk < -10%
Sell on Rally (23/11) : BUMI 2.575/DEWA 186/PGAS 3.800/DOID 1680 /ASII 33000/MEDC 2675/ANTM 2.350/SMGR 7400/HEXA 2950/TRUB 145 /BKSL 99/PTBA 15000/ENRG 285/BMRI 4.700 /DEWA/TLKM 8.950.
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
Download UBI Weekly Newsletter 23 November 2009

No comments:

Post a Comment