Tuesday, December 1, 2009

Daily Market Outlook Saham & IHSG

Market Review
IHSG berhasil mengalami technical rebound dan meredam efek terburuk dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World di akhir pekan lalu, mengikuti kenaikan mayoritas indeks saham regional Asia dan reboudnya harga komoditi global kemarin. Aksi pembelian saham dari grup Astra (ASII, UNTR), perbankan, pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO), semen (INTP), infrastruktur, menopang kinerja IHSG kemarin, dan membatasi dampak negatif dari penurunan harga saham dari grup Bakrie. Sementara pelemahan rupiah terhadap dolar yang ditutup di level Rp 9.460 dan penantian pasar terhadap hak angket DPR untuk kasus Bank Century, masih membebani kinerja IHSG kemarin. IHSG rebound 22,32 poin (+0,93%), di 2.415,84, transaksi tercatat Rp 5,22 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 250 miliar, dibandingkan net sell Rp 217,1 miliar (26/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific rebound kemarin, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan tertinggi dalam 7 bulan terakhir, setelah pemerintah Uni Emirat Arab berjanji untuk memberikan support kepada bank-bank yang meredakan kekhawatiran dari kemungkinan kerugian dari Dubai World akan meningkat. Saham Bank National Australia Bank dan Commonwealth Bank of Australia melonjak setelah mereka tidak memperkirakan kerugian material dari Dubai. HSBC Holdings Plc dan Sunning Appliance Co China menguat berkat isu Dubai dan stimulus China.

IHSG Outlook
Momentum technical rebound IHSG hari ini diperkirakan terbatas, berkat ketidakpastian situasi poltik dalam negeri dari hak Angket DPR untuk kasus Bank Century yang dapat menyeret beberapa nama dari pejabat penting di Kabinet Indonesia Bersatu 2, penyelesaian kasus KPK-Polri dapat meredam investasi asing di pasar modal domestik. Masih adanya kekhawatiran terhadap efek domino dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World, setelah terlihat pemerintah Dubai tidak sepenuhnya menjamin beban utang Dubai World berpotensi meningkatkan premi kredit di masa mendatang, meski kekhawatiran tersebut sedikit mereda kemarin, diikuti isu negatif dari right issue grup Bakrie, masih membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Meski potensi penurunan IHSG terbatas hari ini, karena pasar menanti rilisan data inflasi RI bulan November hari ini akan berada di bawah 0,19% atau dibawah laju inflasi Oktober 2009 (prediksi Bank Indonesia), sehingga dapat mendorong BI pada pekan
ini menahan laju suku bunga acuan 6,50% dalam Rapat Dewan Gubernur Kamis pekan ini (03-12). Kondisi tersebut seharusnya masih memberikan support kepada saham yang sensitif terhadap inflasi dan suku bunga seperti sektor perbankan, otomotif, property dan konsumsi. Imbas kenaikan harga komoditi emas dan batubara dan harga komoditi global (minyak target $ 81/84 selama bertahan di atas support $ 75,15; emas target $ 1.200), masih memberikan support kepada saham pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO) dan emas unggulan (ANTM). Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/ BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih mendapatkan support dari meredanya kekhawatiran mengenai kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World pada akhir pekan lalu, setelah pemerintah Dubai menjanjikan untuk membantu keuangan (meski tidak menjamin utang Dubai World sepenuhnya) dan menyuntik likuiditas ke pasar guna meredam gejolak di pasar, diikuti kenaikan harga komoditi global seperti minyak dan logam (emas, aluminium dan zinc), pernyataan pemerintah China yang akan mempertahankan kebijakan stimulus di tahum depan, pertumbuhan ekonomi India tercatat 7,9% di Q3 2009 melampaui prediksi pasar dan prediksi sejumlah brokerage global (Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas) yang melihat peluang kenaikan indeks saham Asia dalam kisaran 9%-36% di tahun 2010, seharusnya memberika support dan menopang kinerja indeks saham Asia, dapat memberikan efek positif kepada saham Wall Street di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap penjualan
ritel di musim liburan akan mengecewakan pasar (The National Retail Federation AS menyatakan prediksi penurunan 1% daya beli di musim liburan Thanksgiving) dan perkiraan data ISM Manufacturing AS bulan November yang dirilis hari ini akan menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dapat membatasi momentum technical rebound di tengah kondisi pasar yang overbought dan mahalnya valuasi saham global saat ini.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle piercing bullish (indikasi bullish reversal yang moderat), meski telah breakout dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti kenaikan dalam volume, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan masih terbatas, karena signal negatif dari 5/10/20 day MA yang bearish dapat membebani momentum kenaikan IHSG. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD masih bertahan di teritorial positif, seharusnya menunjukkan trend penurunan. Trend berbalik menjadi bearish setelah IHSG ditutup dibawah 2.454 untuk target 2.330/2.230 Perkiraan range hari ini di 2.390-2.4. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iv/3 dalam B dengan perkiraan kisaran level 2.430/2.450 merupakan peak area yang mendukung potensi kenaikan yang terbatas (hold sell on rally 2491: stop diatas 2.560) target 2330/2.230, jika gagal tembus high 2.494.
Resistance : 2465.26/2452.91/2440.55/2423.04. PP 2405.54
Support : 2393.18/2380.83/2363.32/2345.82
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment