Wednesday, December 2, 2009

Daily Market Outlook Saham & IHSG

Market Review
Katalis positif dari dalam negeri seperti data inflasi Indonesia yang tercatat negatif (0,03% m/m, 2,41% y/y), ekspor mencapai level tertinggi di tahun 2009 (US$ 11,88 miliar), Polri menghentikan kasus Bibit-Chandra dan kenaikan harga komoditas global (logam dan minyak), diimbangi oleh katalis dari luar negeri, seperti laporan Australia kembali menaikkan suku bunga untuk ke-3 kalinya ditahun ini (+25 bsp menjadi 3,75%), data manufakturing China meningkat ke 55,3 serta laporan bank sentral Jepang menyuntik dana ke pasar guna memulihkan ekonomi Jepang, ikut menopang technical rebound IHSG kemarin. Meredanya kekhawatiran terhadap kasus Dubai World, meski hanya dibantu pemerintah Uni Emirat Arab sebesar US$ 26 miliar, ikut topang kinerja IHSG. IHSG melonjak 36,66 poin (+1,51%), di 2.452,60, transaksi tercatat Rp 3,46 triliun. Investor asing bukukan net buy Rp 24,85 miliar, dibandingkan net sell Rp 14 miliar (30/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific melanjutkan kenaikan ke level tertinggi 2-pekan kemarin, berkat spekulasi bank sentral Jepang akan memuat langkah-langkah untuk membatasi penguatan yen, laporan manufakturing China meningkat ke level tercepat dalam 5 tahun, laporan ekspor Korsel melonjak serta Australia menaikkan suku bunga ke-3 kali di tahun ini menjadi 3,75%, ikut angkat harga saham seperti Nissan Motor Co, Baoshan Iron & Steel di tengah optimisme permintaan baja di China meningkat.

IHSG Outlook
Momentum kenaikan IHSG dapat berlanjut pada hari ini, setelah mendapatkan katalis positif dari dalam dan luar negeri, dapat memberikan support secara teknikal dan fundamental, meredam kekhawatiran terhadap hak angket DPR mengenai kasus Bank Century dan kasus Dubai World, sebelum mengalami aksi profit-taking pada hari Kamis, menjelang testimony Chairman Fed Bernanke (Kamis) dan data tenaga kerja AS (Jumat). Katalis positif dari dalam negeri seperti rendahnya inflasi bulan November (0,03% m/m, 2,41% y/y) yang dapat mendorong Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran hingga akhir tahun, diikuti kenaikan ekspor bulan Oktober (US$ 11,88 miliar) yang menunjukkan solidnya fundamental ekonomi domestik. Penghentian kasus Bibit-Chandra oleh Polri dan kenaikan harga komoditi (harga emas cetak rekor terbaru di US$ 1.204,00/ons target US$ 1.300/1.500; minyak US$ 78,90 target US$ 81/84), dapat angkat saham unggulan dan saham komoditi logam, batubara dan
energi. Sementara katalis positif dari aksi brokerage ternama dunia, seperti Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas dan Credit Suisse melihat potensi kenaikan saham Asia di tahun 2010 (masing-masing kenaikan sebesar 36%, 9%, 20%, 29%) dan imbas positif dari kasus Dubai World yang dapat picu pelarian dana dari Timur Tengah ke pasar aset domestik, seperti saham dan obligasi (korporasi dan pemerintah) domestik masih menghasilkan yield yang lebih tinggi ketimbang aset dalam bentuk dolar AS, aksi carry trades dolar rupiah, masih topang kinerja IHSG awal pekan ini.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175/BNBR 100/ KLBF 1.270/BRPT 1.330. Buy on weakness: BSDE/ELTY

Stock Picks:
#BYAN : Buy target Rp 6.700 CMNP : Buy target Rp 1.200

Global Outlook
Indeks saham Asia dan Wall Street seperti diperkirakan sebelumnya, masih diuntungkan oleh banjirnya likuiditas paska hasil pertemuan G20 dan KTT APEC di bulan lalu yang masih mempertahankan stimulus global dan meredanya kekhawatiran kasus Dubai World yang justru memberikan berkah kepada negara Asia dan AS dari perkiraan pelarian dana dari Timur Tengah. Isu pemulihan ekonomi global masih memberikan support kepada kinerja indeks saham global di awal pekan ini, setelah data manufakturing China mengalami kenaikan tercepat dalam 5 tahun, ekspor Korea Selatan melonjak ke level tertinggi 1-tahun, ISM Manufakturing masih bertahan di atas level pertumbuhan 50 (terkoreksi ke 53.6), Pending Home Sales (+3.7%), serta bank sentral Jepang menyuntik dana ke pasar dan akan membatasi penguatan yen terhadap dolar AS dan bank sentral Australia menaikkan suku bunga 25 bsp menjadi 3,75%, ikut topang kinerja indeks saham Asia dan Eropa kemarin. Sementara kenaikan harga emas
ke rekor tertinggi US$ 1.204,00, minyak mengarah ke US$ 79/barel, masih menopang saham komoditi global. Momentum kenaikan indeks saham MSCI World Index masih terbuka kendati valuasi saham yang mahal dan kondisi overbought, karena likuiditas dolar karena suku bunga AS masih bertahan di nol persen, mendorong investor memburu saham dan komoditi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, menjelang testimony Fed Bernanke (Kamis) dan data tenaga kerja AS (Jumat).

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle long closing marubozu (indikasi bullish continuation), masih berada diatas medium-term channel support di 2.363, ditutup diatas 61.8% FR 2559-2239 di 2.425, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound berkelanjutan, seharusnya dapat mengarahkan IHSG ke target 2.475 (trendline)/2.498. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD di teritorial netral, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish dapat berbalik bullish jika IHSG ditutup harian dibawah 2.494 (high 23/11), dapat mendorong IHSG ke target 2.530 (projection 0.764 FR)/2.559 (high yearly). Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iii/5 daalm B, potensi technical rebound ke target 2.491/2.530 (Hold sell on rally, stop diatas 2.560. Perkiraan range di 2.430-2.475.
Resistance : 2498.58/2478.83/2472.25/2465.67. PP 2439.33
Support : 2432.75/2426.17/2413.00/2399.83
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Sec; TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment