Market Review
Aksi profit-taking oleh investor domestik dan asing menjelang 9 Desember 2009 yang merupakan peringatan hari anti korupsi sedunia paska, setelah memicu kekhawatiran Presiden SBY terhadap aksi demonstrasi di hari antikorupsi , diikuti penurunan harga komoditas global, berperan menekan IHSG kembali di bawah level 2.500. Memanasnya situasi politik mengenai isu korupsi masih membebani kinerja IHSG di awal pekan ini, meski rupiah kemarin tidak banyak bereaksi terhadap imbas penguatan dolar terhadap mata uang regional Asia. Aksi profit taking di sejumlah saham grup Bakrie yang masih terbebani oleh sejumlah isu negatif right issue dan pinjaman, diikuti penurunan harga komoditas emas yang terperosok ke US$ 1.140/ons dan minyak tembus dibawah level US$ 75/barel yang menekan sejumlah saham pertambangan batu bara, meski laju penurunan IHSG dibatasi oleh kenaikan harga saham ASII dan TLKM. IHSG anjlok 27,787 poin (-1,11%), di 2.483,758, transaksi tercatat Rp 2,58 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 252,34 miliar kemarin.
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk hari ke-5, setelah AS melaporkan kehilangan tenaga kerja bulanan terendah sejak resesi dimulai dan Nomura Holdings Inc meningkatkan rating perusahaan semikonduktor Jepang. Saham Canon Inc, Billabong International Ltd, Tokyo Electron, mengalami kenaikan tajam kemarin. Dampak pelemahan yen Jepang terhadap dolar AS, angkat indeks Nikkei 225 ke level tertinggi 1 ½ bulan.
IHSG Outlook
Kekhawatiran terhadap memanasnya situasi politik menjelang perayaan hari antikorupsi sedunia pada 9 Desember besok, telah memicu Presiden SBY memberikan pernyataan yang mengejutkan pada akhir pekan lalu, di tengah belum tuntasnya kasus Bank Century yang mendorong terbentuknya Panitia Khusus untuk menangani masalah tersebut, berpotensi mendorong aksi profit-taking saham domestik lebih lanjut. Kondisi tersebut dapat diperburuk oleh terpuruknya harga komoditi unggulan di sektor energi (MEDC, PGAS) dan pertambangan batu bara (BUMI, PTBA, ITMG, ADRO), memberikan momentum negatif kepada saham komoditas di luar sektor perkebunan (harga CPO futures kontrak Desember meningkat ke Myr 2.578 kemarin). Isu negatif dari laporan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali mendapatkan pinjaman dari JP Morgan sebesar US$ 150 juta (pinjaman jangka pendek waktu 6 bulan) dan laporan laba bersih induk usaha PT Bakrie Brothers TBK (BNBR) sebesar 95,24% per September 2009, dapat memicu spekulasi laporan keuangan BUMI tidak sesolid perkiraan pasar sebelumnya, dapat memberikan sentimen negatif kepada saham grup Bakrie di awal pekan ini. Rapuhnya momentum kenaikan indeks saham regional Asia di awal pekan ini, menjelang pidato Presiden AS Obama hari ini dan mahalnya valuasi saham regional Asia dibandingkan saham di AS maupun Eropa yang berpotensi picu aksi profit-taking saham unggulan, berpotensi membatasi potensi kenaikan IHSG di pekan ini.
Stock Picks: Average last 24 week +106,53%. Target 10-30%, Risk < -10%
Yield 25 Nov – 03 Desember: +2,16%.
Buy on weakness (sesi 1) 09/12: BUMI/PGAS/BMRI/BBRI/ASII/UNTR/UNVR/ TLKM/BSDE/SMCB/JSMR/ADRO/ANTM/INDF/GGRM
Stock Picks:
# AKRA : Hold target Rp 1.300 # SGRO : Outperform target Rp 3.200
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih berada dalam fase konsolidasi, berkat isu positif dari data tenaga kerja AS (payroll -11k, unemployment 10,0%) di bulan November dan aksi bank sentral menyuntik likuiditas sebesar US$ 113 miliar ke pasar guna memerangi deflasi terlihat masih menopang kinerja indeks saham global pada awal pekan ini, meski potensi kenaikan diredam oleh spekulasi the Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan pasar di tahun 2010 (Fed fund futures melihat peluang 71% the Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Juni; UBS AG melihat the Fed akan menaikkan suku bunga di bulan April 2010) yang dapat memicu bubblenya aset saham dan komoditi di tahun depan. Terkoreksinya harga komoditas global, berkat penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia, dipimpin oleh harga emas di akhir pekan lalu anjlok 4% hingga $ 1.135/ons dan minyak menembus support $ 75/barel, nikel masih bertengger di $ 16.000/ton, timah di kisaran $ 15.000/ton, tembaga di $7.000/ton, masih membebani kinerja saham unggulan komoditi global. Rencana restrukturisasi hutang Dubai World kepada kreditor pada pekan ini, dapat membatasi potensi kenaikan indeks saham global, sebelum rilisan Retail Sales AS hari Jumat.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle bearish engulfing (indikasi bearish reversal), bertahan di bawah trendline resistance di 2.520, diikuti indikator ADX rebound (indikasi momentum penurunan relatif menguat), seharusnya menunjukkan potensi penurunan. Tetapi stochastic menunjukkan trending up, MACD di teritorial positif, 5/10 day MA menunjukkan golden cross, seharusnya menunjukkan potensi penurunan terbatas. Trend bullish dapat berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.478 (channel support), masih berpeluang ke target 2.520 (trendline)/2.531 (projection 61.8). Hitungan EW: IHSG saat ini telah menyelesaikan wave v/5 dalam B, didukung divergencenya MACD potensi koreksi ke 2.370/2.294, sebelum kembali technical rebound ke target 2.500/2.530 merupakan potensi wave 5/B (Hold sell on rally, stop diatas 2.560, target 2370: usaha ke-2 kalinya). Perkiraan range di 2.450-2.500.
Resistance : 2530.44/2518.77/2507.10/2499.97. PP 2492.84
Support : 2469.50/2462.37/2455.24/2436.44
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com
No comments:
Post a Comment