Tuesday, March 23, 2010

PT Universal Broker Indonesia Securities Daily Newsletter Vol 410

Equity Strategist Selasa, 23Maret 2010. Vol 410                                        Powered by Strategydesk 
Daily Report
  
Market Review

Reaksi dari sentiment negative yang melanda indeks saham regional Asia dan Wall Street di awal pekan ini, berkat dampak kenaikan suku bunga India sebesar 25 bsp pada akhir pekan, penurunan harga komoditas global (dipimpin minyak terkoreksi ke $ 79/barel), laporan paket jaminan kesehatan Presiden AS Barack Obama berhasil disetujui Kongress di tengah ketidakpastian berakhirnya krisis financial di Yunani setelah gagal mendapatkan bantuan sepenuhnya dari Uni Eropa, ikut berperan menekan IHSG yang menembus level 2.700 kemarin. Kondisi tersebut diperburuk oleh laporan Direktur Keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dinyatakan tersangka oleh Dirjen Pajak, menyebabkan penurunan harga saham grup bakrie yang memberikan kontribusi terbesar kepada penurunan IHSG kemarin. Saham di sektor tamang, perkebunan dan infrastruktur mempimpin pelemahan IHSG. Rupiah ikut tertekan ke Rp 9.125 terhadap dolar. IHSG anjlok 40,573poin(-1,47%), di 2.702,401,transaksi sebesar Rp 3,687triliun. Investor kembali mencetak net sell sebesar Rp 355.546 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 134,086 miliar (19/03), sehingga total net sell pekan ini menjadi Rp 355,546 miliar.

Mayoritas indeks saham di regional Asia mengalami penurunan terbesa dalam 1 bulan berkat kekhawatiran bank sentral di regional akan meningkatkan usaha untuk mengatasi inflasi dan setelah pejabat  IMF mengatakan ekonomi di regional akan sulit untuk mengatasi utang public. Indeks saham MSCI Asia Pasific di luar indeks Jepang terkoreksi 1,5% menjadi 415.27, penurunan terbesar sejak 19 Februari. Indeks Hang Seng HK terkoreksi 2,1% setelah China suspend penjualan sejumlah lahan. Kospi Korea terkoreksi 0,8%, indeks S&P/ASX 200 Sidney terkoreksi 0,9%, dan komposit Shanghai menguat 0,2%. Nikkei 225 Jepang libur kemarin.
 
IHSG Outlook
Potensi penurunan IHSG di akhir pekan ini relatif terbatas, karena investor lokal maupun investor asing telah mengantisipasi dampak dari terkoreksinya saham Wall Street di akhir pekan lalu dari kekhawatiran kenaikan suku bunga di sejumlah Negara di regional Asia (setelah India menaikkan suku bunga 25 bsp, Jumat lalu) dan paket jaminan kesehatan milik Presiden AS Barack Obama yang akhirnya disetujui oleh Kongress AS kemarin menurut analis di AS negative untuk saham Wall Street, berhasil diredam semalam, setelah indeks saham DJIA AS berhasil menguat diatas ekspektasi pasar setelah analis upgrade harga saham Citigroup Corp AS dan kenaikan harga saham farmasi di AS. Momentum positif dari rilisan sejumlah laporan keuangan dan pembagian dividen di awal pekan ini (IGAR, BMRI, LPKR, TPIA, MERK), mendukung solidnya musim pendapatan per tahun 2009 dan fundamental ekonomi nasional yang diprediksi meningkat, serta kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal karena pasar emerging termasuk Indonesia diyakini investor asing masih dapat memberikan yield (imbal hasil) yang lebih tinggi dari investasi di Negara maju setelah sejumlah bank sentral utama dunia (ECB, the Fed, BOJ) masih mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dan stimulus global. Spekulasi sejumlah fund besar dari AS (Templeton dan Fidelity) akan melakukan investasi di Indonesia, masih memberikan support kepada IHSG, meski ada sentiment negative dari isu pajak anak usaha grup Bakrie di awal pekan ini. 

Stock Picks:Average last 35week +148.783%. Target 0-30%+,  Risk < -10%
Hold Buy : AGRO 130/BCIP 315/INDY 2.275/BWPT 710/BSDE 620/ASRI 142/ DGIK 86/UNSP 520/TINS 2.175/INCO 3.975. Buy : ANTM/ASII/BHIT/BMRI/ DGIK/DILD/DOID/BKSL/ITMG/INDF/TLKM/MNCN/UNVR. BOW: BUMI/ELTY
Stock Picks:
# BMRI:  Outperform                                  #IGAR : Hold 

Global  Outlook
Potensi kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas pada pekan ini, berkat kemenangan paket jaminan kesehatan Presiden AS Barack Obama di Kongress kemarin, menurunkan daya tarik untuk saham farmasi AS yang berimbas kepada indeks saham AS (S&P 500 & DJIA), kondisi teknikal harian yang overbought, ketidakpastian mengenai rencana bantuan kepada Yunani setelah Yunani dilaporkan mencari bantuan ke IMF setelah dalam pertemuan Uni Eropa terjadi perpecahan mengenai bentuk bantuan kepada Yunani, laporan kenaikan suku bunga India di akhir pekan sebesar 25 bsp dapat mendorong spekulasi kenaikan suku bunga China di bulan depan hingga IMF memperingkatkan beban hutang negara kaya, seharusnya membebani kinerja indeks saham global pekan ini. Meski indeks saham global masih mendapatkan support dari kebijakan suku bunga rendah oleh the Fed dan BOJ Jepang (suntik ke pasar kredit $ 222 miliar di pekan lalu), laporan EPFR global bahwa stock fund di pasar emerging mendapatkan net inflow $ 730 juta di pekan lalu (Asia diluar Jepang) stimulus global masih dipertahankan dan sejumlah data ekonomi global pekan ini (Existing Home Sales, New Home Sales, Durable Goods, Jobless Claims, revisi GDP Q4, U Michigan sentiment), IFO Jerman, PMI Euro, SNB & BOE Bulletin), testimony Fed Bernanke (Kamis) hingga kenaikan harga komoditi.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola long opening black marubozu (momentum penurunan menguat),  berada di atas channel support di 2.639dan masih berada dalam uptrend channel, ditutup di bawah 2.726 (5-day MA), seharusnya membatasi potensi rebound. Kondisi tersebut didukung ADX terkoreksi (momentum kenaikan melemah), stochastic crossdown dan overbought, MACD bullish, menunjukkan potensi kenaikan kian terbatas. Hitungan EW: tercapainya high 2.779 menunjukkan pola koreksi v/4 dalam 5 minor untuk target ke support 2.686/2.650. Support di 2.680/2.650. Analisa W.Gann menunjukkan target 3.150 di Q2/Q3 2010, jika ditutup diatas 2.735 (FR 161.8%) di bulan ini. (+20p+45p+73p). Hold Sell 2.773-2.800 telah tercapai: hasil + 73 poin. Buy 2.685 target 2.800 stop 2.645.
Resistance: 2788.82/2771.63/2758.30/2725.49. PP 2714.57
Support    : 2687.87/2671.58/2655.25/2642.92
Gallery Saham Mania: globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment