Market Review
IHSG mendapatkan keuntungan dari data inflasi yang mengalami penurunan ke 3.65% y/y, 0.11% m/m (01/07), mendorong penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 bsp menjadi 6.75% (03/07). Aksi pembelian saham telekomunikasi (TLKM, ISAT), sektor perbankan, property dan konsumsi membantu mengangkat IHSG. IHSG bertahan dari sejumlah sentimen negatif dari faktor eksternal dan penurunan harga komoditas (harga minyak sentuh level terendah $ 65.80; 03/07). Imbas positif dari penguatan indeks saham Shanghai menguat 3 hari berturut-turut, berkat lebih baik dari perkiraan data Bank Lending dan PMI Manufacturing China, ikut membantu kinerja IHSG. Sementara profit-taking menjelang liburan panjang di AS (Independence day), kejutan penurunan keyakinan konsumen & kenaikan data pengangguran di AS, picu kekhawatiran resesi ekonomi AS berkepanjangan, menahan laju kenaikan IHSG. IHSG menguat 35.11 poin (+1.72%) pekan lalu, ditutup di 2075.30, merupakan kenaikan pekan ke-6 dalam 7 pekan terakhir. IHSG menguat 9.549 poin (0.46%) menjadi 2,075.30 hari Jumat (03/07).
Indeks saham Asia dan Eropa terkoreksi pekan lalu, melanjutkan periode penurunan mingguan terlama berturut-turut dalam indeks MSCI World sejak bulan Maret, karena laporan penjualan ritel, industri jasa, keyakinan konsumen dan tenaga kerja AS dan Eropa menambah kekhawatiran resesi global pertama sejak Perang Dunia II masih tetap berlangsung. Anjloknya harga komoditi ikut bebani kinerja indeks MSCI.
IHSG Outlook
Seperti perkiraan sebelumnya, laju kenaikan HSG terbatas di pekan lalu, mendekati level tertinggi di tahun ini 2,116 (+56.1% YTD), dapat kembali tertahan laju kenaikannya karena potensi aksi profit-taking di saham unggulan menjelang Pilpres 8 Juli, diikuti imbas penurunan harga komoditi (minyak capai terendah 5-pekan di $ 65.63: trend bullish di atas $ 62.10) dapat menjatuhkan harga saham komoditi lokal. Mahalnya valuasi IHSG (data Bloomberg) hingga pekan lalu, PER (Price Earning Ratio) IHSG sebesar 26.65x, dianggap tidak lagi murah. Sementara penyataan pejabat BI Miranda Goeltom (03/07), peluang penurunan suku bunga BI terbatas di tahun ini setelah pangkas suku bunga acuan untuk 8 bulan berturut-turut (Citigroup dan PT Bank Danamon prediksi penurunan 25 bsp terakhir di tahun ini: RDG Agustus, prediksi kenaikan suku bunga BI di 2010), dapat bebani kinerja IHSG terutama dari saham perbankan, property dan konsumsi menjelang pilpres.
Sementara Presiden SBY diproyeksikan untuk memenangkan masa 5-jabatan tahun kedua dengan suara mayoritas (data Bloomberg), dapat memicu IHSG “BULL RALLY” jika hasil perolehan suara lebih besar dari perkiraan pasar. Support dari penurunan suku bunga BI pekan lalu, revisi kenaikan prediksi GDP semester 1 RI menjadi 4.6% dari 4.1% (dirilis bulan depan), laporan Indonesia keluar dari daftar 10 negara penerbit surat hutang paling beresiko di akhir pekan, perkiraan lapkeu emiten Q2 akan lebih baik dari Q1 2009 diikuti masih kuatnya inflow (imbas penguatan rupiah; perkiraan IMF akan revisi naik pertumbuhan ekonomi RI di bulan ini), seharusnya menopang IHSG di akhir pekan ini.
Stock Picks: Average last week +7% (16 saham). Potential yield 10%-20%, risk <10%
* Buy on weakness (< -10%): BUMI/BNBR/ELTY, BMTR/MNCN, SMMA, BLTA, CTRA, INCO, INDF, SMGR, BBCA, BMRI, TLKM, ISAT, PTBA, TRUB.
Global Outlook
Di awal pekan ini, pasar saham AS akan dibuka kembali setelah liburan panjang Independence Day, mendorong perkiraan penurunan karena sentimen negatif dari laporan tenaga kerja AS di akhir pekan lalu, meningkatkan kekhawatiran resesi ekonomi di AS berkepanjangan, memukul harga komoditas (imbas negatif kepada saham pertambangan, logam dan perkebunan) dan mata uang di negara yang mengandalkan komoditi (CAD, AUD, NZD, RAND, Pound) dan potensi profit taking menjelang pertemuan negara Grup-8 di Italia (09-10 Juli) di tengah spekulasi negara China, Rusia dan India (penasihat ekonomi India mendesak pemerintah untuk diversifikasi cadangan devisa dan memegang lebih sedikit dolar AS) akan meningkatkan kekhawatiran terhadap isu diversifikasi cadangan devisa dari dolar AS, berpotensi ganggu pemulihan ekonomi global. Meski potensi penurunan indeks terbatas, karena inflow ke emerging market masih kuat, dapat picu kenaikan di akhir pekan ini.
Technical Analysis:
IHSG mendapatkan support dari pola candle weekly three inside out (high reliability bullish reversal) pekan lalu, indikator ADX terkoreksi, MACD dan Stochastic (overbought) bullish, seharusnya dukung potensi kenaikan terbatas pekan ini. (Alert: Jika Hasil Pilpres sesuai perkiraan pasar, dapat perkuat momentum uptrend IHSG). Hal tersebut mengikuti hitungan Elliot Wave, alternatif wave 3 dapat terbentuk jika IHSG gagal melewati 2,116 (high Juni)/upper channel 3) untuk koreksi ke target 1,926/1,778 (maksimal target) beberapa pekan mendatang. Tetapi jika melewati level tersebut, mendukung perkiraan alternatif wave 3 extended dengan target maksimal di 2,156 (upper channel)/2,165 (61.8% FR 2835-1089).
Resistance: 2222.38/2190.00/2157.62/2112.76. PP 2060.48
Support : 2048.00/2015.62/1963.34/1930.96
(Perkiraan Range Pekan Ini 1,960-2,160)
Blog milik Andri Zakarias Siregar, Analis, Trader, Investor & Trainer (Fundamental/Technical/Flowtist/Bandarmologi: Saham/FX/Commodity), berpengalaman 14 tahun. Narasumber: Berita 1 First Media, Channel 95 MNC(Indovision), MetroTV, ANTV, Bloomberg BusinessWeek, Investor Today, Tempo, Trust, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Kontan, Harian Jakarta, PasFM, Inilah.com, AATI-IFTA *** Semoga analisa CTA & informasi bermanfaat. Happy Zhuan & Success Trading. Good Luck.
Monday, July 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kalender Ekonomi & Event
Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal
No comments:
Post a Comment