Research Bahana Securities: Underperform UNSP target Rp 285
Research Bahana Securities: Hold AALI target Rp 23.000
Saham PT Barito Pacific (BRPT) dikabarkan bakal diakumulasi oleh sejumlah broker dalam jangka pendek. Perseroan disebut-sebut sedang mengincar tambang batubara di Kalimantan Tengah milik perusahaan asing. Terkait itu, Harga BRPT bakal diangkat menuju Rp1.500-Rp1.700.
Harga saham PT Astra Graphia Tbk (ASGR) berpotensi menuju Rp450-Rp500 dalam jangka pendek. Perseroan dikabarkan berniat mengakuisisi perusahaan sejenis untuk memperkuat bisnis solusi informasi dan teknologi. Akusisi tersebut ditargetkan terealisasi pada awal 2010. Sementara itu, pada perdagangan kemarin, ASGR ditutup naik Rp15 (5%) menjadi Rp315 juta.
Sebagian analis memperkirakan IHSG bisa tetap bertahan di level 2.500 pada penutupan akhir tahun ini. Investor akan berupaya mempercantik portofolionya sebelum tutup buku. Sementara dari bursa Wall Street, rally yang sudah berlangsung selama 6 hari berturut-turut akhirnya berakhir. Investor mendapatkan sentimen negatif di tengah perdagangan yang sangat tipis.Pada perdagangan Selasa (29/12/2009), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 1,67 poin (0,02%) ke level 10.545,41. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 1,58 poin (0,14%) ke level 1.126,20 dan Nasdaq melemah 2,68 poin (0,12%) ke level 2.288,40. Sementara Bursa Jepang membuka perdagangan Rabu ini dengan penguatan. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 66,32 poin (0,62%) ke level 10.704,28.
Nilai tukar rupiah bergerak stabil dalam volume perdagangan yang tipis. Rupiah hanya mendapatkan sedikit tekanan dari trend penguatan dolar AS atas euro pada awal perdagangan di Asia hari ini. Pada perdagangan Rabu (30/12/2009), rupiah dibuka stabil di level 9.440 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.435 per dolar AS.Dolar AS bergerak menguat atas euro didorong oleh data yang menunjukkan perekonomian terbesar dunia itu secara perlahan mulai bangkit dari resesi.Euro diperdagangkan pada level 1,4354 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4376 dolar. Dolar AS menguat atas yen ke posisi 92,02 yen, dibandingkan sebelumnya di 91,62 yen.
Akuisisi Berau, BUMI Dekati Huaneng Power
Bumi Resources (BUMI) sedang bernegosiasi untuk mengajak Huaneng Power International dari China untuk ikut akuisisi hingga 90% saham induk perusahaan PT Berau Coal.
Target Emisi BEI 2009 Meleset
Sepanjang 2009, total emisi obligasi, sukuk, dan efek beragun aset (EBA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp29,68 triliun atau meleset dari target Rp32 triliun.
Akhir 2009, ERTX Prediksi Rugi 20 Miliar
Meski tak separah tahun lalu, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) masih mematok rugi bersih hingga Rp 20 miliar sampai akhir 2009.
Bukit Sentul Terbitkan Rights Issue Rp 1,5 Triliun
Pemegang saham PT Sentul City Tbk (BKSL) menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas atau rights issue III perusahaan senilai Rp 1,5 miliar.
Jual MTN, Medco Meraup Dana US$ 42,1 Juta
MEDC meraup dana US$ 42,1 juta dari penerbitan MTN. MEDC akan kembali menerbitkan MTN senilai US$ 7,9 juta pada Januari 2010.
Indoexchange Akan Kuasi Reorganisasi
PT Indoexchange Tbk (INDX) akan melakukan kuasi reorganisasi. Rencananya, INDX akan menurunkan nilai nominal dari Rp 250 menjadi Rp 50 per saham.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) lantaran mengalami kenaikan harga signifikan hingga menyentuh batas atas auto rejection selama 2 hari berturut-turut.
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyiapkan dana sebesar Rp 912,362 miliar untuk mengeksekusi rights issue PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Setelah rights issue kepemilikan BNBR di ENRG akan susut 15,72% menjadi 27,48%.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) lantaran mengalami kenaikan tajam sebesar Rp 375 (131,58%) sejak 1 Desember hingga 29 Desember 2009.
PT Garuda Indonesia menyatakan belum siap memberikan sebagian sahamnya kepada PT Bank Mandiri Tbk terkait dengan konversi utang Mandatory Convertible Bond (MCB) senilai Rp 1 triliun.
Economic: Kapitalisasi Bursa Tembus Rp2.000 Triliun
Nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menembus Rp2.000triliun atau meningkat 85% dibandingkan akhir perdagangan tahun lalu sekitar Rp1.076 triliun. Adapun nilai transaksi harian di bursa sepanjang tahun ini rata-rata sebesar Rp4,05 triliun atau melampaui target Rp3,75 triliun.
Mining: Recapital Ganti Manajemen Berau
Hari ini, PT Berau Coal akan menggelar RUPS dengan agenda perubahan manajemen dan penjualan 90% saham pengendali. Rapat tersebut akan menempatkan eksekutif yang mewakili PT Recapital Advisors yang membeli saham induk perusahaan Berau senilai US$ 1,48 miliar melalui PT Bukit Mutiara.
Cement: 2010, Konsumsi Semen Naik 5%
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memprediksikan konsumsi semen nasional akan naik 5% pada tahun 2010. Saat ini, konsumsi semen nasional mencapai 38 juta ton dan produksi mencapai 44 juta ton.
BBTN: Jamsostek Miliki 3% Saham BTN
Jamsostek membeli saham BBTN senilai Rp 250 miliar melalui IPO yang digelar pekan lalu. Dengan pembelian tersebut, Jamsostek resmi menguasai 312,5 juta saham atau sekitar 3,58% saham BBTN.
AHAP: Harta Aman akan Rights Issue Rp 45 Miliar
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) akan menggelar rights issue senilai Rp 40-45 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan ekuitas dan akuisisi perusahaan asuransi guna memperkuat bisnis. Aksi korporasi tersebut diproyeksikan akan digelar pada April 2010.
INAF: 2010, Indofarma Gandeng Asing
Pada 2010, INAF akan melakukan ekspansi dengan menggandeng mitra asal India dan Korea. Ekspansi tersebut diperkirakan akan menelan investasi hingga Rp 405 miliar.
Semen Gresik Operasikan 'Packing Plant' di Banten
PT Semen Gresik (Persero) Tbk, mengoperasikan pabrik pengepakan (packing plant) di Pelabuhan Pelindo II Ciwandan, Banten, untuk memperlancar distribusi semen.
PT PLN (Persero) menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) untuk perjanjian jual beli gas. Gas tersebut disalurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan Pusat Listrik di wilayah Sumatera Utara. PGN akan menyerahkan gas dari Terminal Regasifikasi LNG yang akan dibangun di Belawan Sumatera Utara.
PERJALANAN IHSG SELAMA TAHUN 2009
Sebagai catatan, pada penutupan perdagangan tahun lalu, tepatnya 30 Desember 2008, IHSG ditutup di level 1.355,408. Titik terendah IHSG sejak kejatuhan pasar modal tahun lalu terjadi pada 28 Oktober 2008. Ketika itu, IHSG ditutup di angka mistis 1.111.
Sementara titik terendah penutupan IHSG di 2009, terjadi pada 2 Maret 2009 di level 1.256,109, sedangkan untuk titik terendah intraday terjadi pada angka 1.252,871 pada hari yang sama.
Pada 31 Maret 2009, IHSG berhasil naik ke level 1.434,074. Kenaikan IHSG terjadi seiring dengan kembali masuknya investor asing di lantai bursa dengan net buy tercatat sebesar Rp 1,815 triliun sepanjang triwulan I-2009.
Selama triwulan II-2009, asing tercatat net buy sebesar Rp 5,322 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 81,894 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 76,572 triliun.
Pembelian asing ini kembali memberikan angin segar pada level IHSG. Pada akhir Juni 2009, IHSG ditutup naik 592,706 poin (41,33%) ke level 2.026,780 dari penutupan Maret 2009.
Pada triwulan III-2009, asing kembali mencatat net buy sebesar Rp 5,359 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 73,323 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 67,963 triliun.
IHSG pun ikutan naik tajam pada akhir September 2009 hingga menembus level 2.467,591, naik 440,811 poin (21,74%) dari penutupan Juni 2009.
Pada Oktober 2009, asing mencatat net sell sebesar Rp 3,118 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 26,3 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 29,418 triliun.
Aksi penjualan asing selama Oktober 2009 membuat IHSG mengalami koreksi cukup dalam. Pada akhir Oktober 2009, IHSG ditutup turun 99,89 poin (4,04%) ke level 2.367,701 dibanding penutupan September 2009.
Namun pada 6 Oktober 2009, IHSG ditutup di level tertinggi tahun ini di level 2.528,146. Pada perdagangan intraday di hari yang sama, IHSG sempat menembus level 2.533,063.
Memasuki periode November 2009, IHSG berkutat di level 2.300-2.400, tak mampu lagi menembus level 2.500.
++++++++++++++++++++++++++
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
Blog milik Andri Zakarias Siregar, Analis, Trader, Investor & Trainer (Fundamental/Technical/Flowtist/Bandarmologi: Saham/FX/Commodity), berpengalaman 14 tahun. Narasumber: Berita 1 First Media, Channel 95 MNC(Indovision), MetroTV, ANTV, Bloomberg BusinessWeek, Investor Today, Tempo, Trust, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Kontan, Harian Jakarta, PasFM, Inilah.com, AATI-IFTA *** Semoga analisa CTA & informasi bermanfaat. Happy Zhuan & Success Trading. Good Luck.
Wednesday, December 30, 2009
Daily Market Oulook IHSG /(JSX)
Market Review
Aksi pembelian sejumlah saham unggulan di sektor komoditas pertambangan, perkebunan dan logam akibat kenaikan harga komoditas (minyak, emas, nikel, timah, cpo), diikuti investor mulai memburu saham property dan perbankan mengantipasi data inflasi RI bulan Desember yang dirilis awal Januari 2010 dan berlanjutnya aksi window dressing menjelang penutupan tahun 2009, mendorong IHSG ditutup menguat dan bertahan di atas teritorial 2.500. Positifnya sentimen dari indeks saham regional Asia dan Wall Street, berkat meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global dan pelemahan dolar yang kembali meningkatkan daya tarik aset beresiko seperti saham dan komoditi, ikut menopang kinerja IHSG kemarin. IHSG menguat +9,302 poin (+0,37%), di 2.518,994, transaksi tercatat Rp 2,38 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 366.92 miliar, dibandingkan net buy Rp 136 miliar & Rp 70,75 miliar di hari Senin-Selasa.
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk hari kedua karena lebih tingginya harga minyak dan harga logam yang meningkatkan harga saham produsen komoditi dan laporan keuntungan Shimamura meningkatkan prospek untuk retailer Jepang. Saham BHP Billiton Ltd, Mitsubishi Corp dan Shimamura menguat kemarin. Nomura Holdings meningkatkan rating investasi di Jepang ikut memberikan support kepada bursa saham Jepang. Indeks MSCI Asia Pasific telah menguat 71% dari level terendah dalam 5 tahun pada 9 Maret 2009, melampaui kenaikan 67% di S&P 500 dan 61% untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.
IHSG Outlook
Momentum di akhir tahun masih tetap kuat untuk IHSG dan bertahan di atas level 2.500 yang merupakan kenaikan 87% sejak awal tahun, didukung oleh meredanya kekhawatiran terhadap kasus Bank Century, solidnya fundamental ekonomi dan emiten di Q4 2009, masih tingginya daya tarik BEI di mata investor asing dan trend kenaikan harga komoditas global, ikut menopang kinerja IHSG hingga penghujung tahun ini. IHSG masih berada dalam trend bullish baik jangka pendek hingga jangka panjang, dimana masih memberikan prospek yang cerah hingga semester 1 2010, selama suku bunga AS masih berada di nol persen, stimulus global dipertahankan dan harga komoditi tidak melesat seperti tahun 2007-2008 yang berpotensi meningkatkan inflasi, dimana dapat menurunkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Peran rupiah yang menguat terhadap dolar sebesar 16% di tahun ini, ikut memberikan sentimen positif kepada perkiraan inflasi yang dapat tertekan, sehingga meningkatkan daya tarik untuk saham yang memiliki sensitif terhadap inflasi dan suku bunga, diikuti saham emiten yang memiliki hutang dalam bentuk dolar AS.
* Happy New Year 2010: Wish You The Best of Luck & Success *
Stock Picks: Average last 26 week +110,88%. Target 10 - 30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
Profit Taking (30/12) : BUMI 2.325 / PTBA 16.950/ DOID 1.520/ASII 34.100 /BRPT 1.300/SGRO 2.700/HEXA 3.000/ADRO 1.730 /ITMG 32.000 /BBR 7.700I/BMRI 4.625 INCO 3.600/TINS 1.890/ ANTM 2.200/ TLKM 9.600 /ELTY 200/DEWA 128
Stock Picks:
#ATPK: Buy target Rp 320 #BKSL: Buy target Rp 150
Global Outlook
Potensi kenaikan Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas pada hari ini, setelah indeks saham S&P 500 & DJIA semalam ditutup terkoreksi, menghentikan kenaikan untuk pertama kali dalam 6 hari terakhir, karena aksi profit-taking di saham energi, finansial dan teknology, menjelang penutupan akhir tahun. Saham Wall Street mengacuhkan laporan keyakinan konsumen dari the Conference Board AS meningkat ke 52,9 (sesuai prediksi pasar) dan harga rumah dari Standard & Poor’s/Case Shiller meningkat 0,4% m/m, -7,3% y/y (diatas prediksi pasar -7,2% y/y) di bulan Oktober. Imbas dari penguatan dolar terhadap mata ung yen dan euro, ikut menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditi kemarin. Sementara rekomendasi dari investor Barton Biggs dan Marc Faber, menyatakan saham AS mungkin masih akan melanjutkan kenaikan berbarengan dengan dolar karena pemulihan ekonomi di seluruh dunia, memberikan support kepada kinerja saham mglobal kemarin. Sementara lebih baik dari perkiraan data Industrial Production Jepang, China menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008/2009 dan keyakinan konsumen Korea Selatan stabil di bulan lalu, serta peruahaan Korea memenangkan kontrak nuklir senilai $ 40 miliar milik Uni Emirat Arab, ikut menopang kinerja indeks MSCI Asia Pasific di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi dari efek kenaikan harga komoditi saat ini, diikuti mahalnya valuasi saham global (P/E MSCI Asia Pasific 23x, S&P 500 18x, Dow Jones Euro Stoxx 600 16x), dapat membatasi potensi kenaikan indeks global di penghujung tahun 2009.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola small bull candle (indikasi bullish continuation yang moderat), ditutup diatas di atas trendline support di 2.440, indikator ADX meningkat (indikasi technical rebound berlanjut), MACD dan stochastic oscilator crosover di teritorial netral, penutupan diatas 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan yang moderat hari ini. Trend bullish berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.480 -2.494 (5 & 10 day MA), masih berpeluang ke target 2.536/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan wave minuette ii koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama tidak menembus high 2.559 untuk target 2.415/2.370. Bilamana tembus high baru, skenario wave ABC diartikan failed dan menunjukkan wave impulse 5 belum berakhir. Hold sell on rally 2.491-2.530 untuk kedua kalinya, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560.
Resistance: 2538.90/2530.90/2527.93/2524.95. PP 2514.91
Support : 2511.93/2503.93/2498.91/2490.91
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
Aksi pembelian sejumlah saham unggulan di sektor komoditas pertambangan, perkebunan dan logam akibat kenaikan harga komoditas (minyak, emas, nikel, timah, cpo), diikuti investor mulai memburu saham property dan perbankan mengantipasi data inflasi RI bulan Desember yang dirilis awal Januari 2010 dan berlanjutnya aksi window dressing menjelang penutupan tahun 2009, mendorong IHSG ditutup menguat dan bertahan di atas teritorial 2.500. Positifnya sentimen dari indeks saham regional Asia dan Wall Street, berkat meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global dan pelemahan dolar yang kembali meningkatkan daya tarik aset beresiko seperti saham dan komoditi, ikut menopang kinerja IHSG kemarin. IHSG menguat +9,302 poin (+0,37%), di 2.518,994, transaksi tercatat Rp 2,38 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 366.92 miliar, dibandingkan net buy Rp 136 miliar & Rp 70,75 miliar di hari Senin-Selasa.
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk hari kedua karena lebih tingginya harga minyak dan harga logam yang meningkatkan harga saham produsen komoditi dan laporan keuntungan Shimamura meningkatkan prospek untuk retailer Jepang. Saham BHP Billiton Ltd, Mitsubishi Corp dan Shimamura menguat kemarin. Nomura Holdings meningkatkan rating investasi di Jepang ikut memberikan support kepada bursa saham Jepang. Indeks MSCI Asia Pasific telah menguat 71% dari level terendah dalam 5 tahun pada 9 Maret 2009, melampaui kenaikan 67% di S&P 500 dan 61% untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.
IHSG Outlook
Momentum di akhir tahun masih tetap kuat untuk IHSG dan bertahan di atas level 2.500 yang merupakan kenaikan 87% sejak awal tahun, didukung oleh meredanya kekhawatiran terhadap kasus Bank Century, solidnya fundamental ekonomi dan emiten di Q4 2009, masih tingginya daya tarik BEI di mata investor asing dan trend kenaikan harga komoditas global, ikut menopang kinerja IHSG hingga penghujung tahun ini. IHSG masih berada dalam trend bullish baik jangka pendek hingga jangka panjang, dimana masih memberikan prospek yang cerah hingga semester 1 2010, selama suku bunga AS masih berada di nol persen, stimulus global dipertahankan dan harga komoditi tidak melesat seperti tahun 2007-2008 yang berpotensi meningkatkan inflasi, dimana dapat menurunkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Peran rupiah yang menguat terhadap dolar sebesar 16% di tahun ini, ikut memberikan sentimen positif kepada perkiraan inflasi yang dapat tertekan, sehingga meningkatkan daya tarik untuk saham yang memiliki sensitif terhadap inflasi dan suku bunga, diikuti saham emiten yang memiliki hutang dalam bentuk dolar AS.
* Happy New Year 2010: Wish You The Best of Luck & Success *
Stock Picks: Average last 26 week +110,88%. Target 10 - 30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
Profit Taking (30/12) : BUMI 2.325 / PTBA 16.950/ DOID 1.520/ASII 34.100 /BRPT 1.300/SGRO 2.700/HEXA 3.000/ADRO 1.730 /ITMG 32.000 /BBR 7.700I/BMRI 4.625 INCO 3.600/TINS 1.890/ ANTM 2.200/ TLKM 9.600 /ELTY 200/DEWA 128
Stock Picks:
#ATPK: Buy target Rp 320 #BKSL: Buy target Rp 150
Global Outlook
Potensi kenaikan Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas pada hari ini, setelah indeks saham S&P 500 & DJIA semalam ditutup terkoreksi, menghentikan kenaikan untuk pertama kali dalam 6 hari terakhir, karena aksi profit-taking di saham energi, finansial dan teknology, menjelang penutupan akhir tahun. Saham Wall Street mengacuhkan laporan keyakinan konsumen dari the Conference Board AS meningkat ke 52,9 (sesuai prediksi pasar) dan harga rumah dari Standard & Poor’s/Case Shiller meningkat 0,4% m/m, -7,3% y/y (diatas prediksi pasar -7,2% y/y) di bulan Oktober. Imbas dari penguatan dolar terhadap mata ung yen dan euro, ikut menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditi kemarin. Sementara rekomendasi dari investor Barton Biggs dan Marc Faber, menyatakan saham AS mungkin masih akan melanjutkan kenaikan berbarengan dengan dolar karena pemulihan ekonomi di seluruh dunia, memberikan support kepada kinerja saham mglobal kemarin. Sementara lebih baik dari perkiraan data Industrial Production Jepang, China menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008/2009 dan keyakinan konsumen Korea Selatan stabil di bulan lalu, serta peruahaan Korea memenangkan kontrak nuklir senilai $ 40 miliar milik Uni Emirat Arab, ikut menopang kinerja indeks MSCI Asia Pasific di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi dari efek kenaikan harga komoditi saat ini, diikuti mahalnya valuasi saham global (P/E MSCI Asia Pasific 23x, S&P 500 18x, Dow Jones Euro Stoxx 600 16x), dapat membatasi potensi kenaikan indeks global di penghujung tahun 2009.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola small bull candle (indikasi bullish continuation yang moderat), ditutup diatas di atas trendline support di 2.440, indikator ADX meningkat (indikasi technical rebound berlanjut), MACD dan stochastic oscilator crosover di teritorial netral, penutupan diatas 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan yang moderat hari ini. Trend bullish berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.480 -2.494 (5 & 10 day MA), masih berpeluang ke target 2.536/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan wave minuette ii koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama tidak menembus high 2.559 untuk target 2.415/2.370. Bilamana tembus high baru, skenario wave ABC diartikan failed dan menunjukkan wave impulse 5 belum berakhir. Hold sell on rally 2.491-2.530 untuk kedua kalinya, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560.
Resistance: 2538.90/2530.90/2527.93/2524.95. PP 2514.91
Support : 2511.93/2503.93/2498.91/2490.91
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
Tuesday, December 29, 2009
Next Decade Will Be Good One for Stock Investors: Matthew Lynn
(Bloomberg) -- Even the most practiced soothsayer will struggle to make any detailed predictions for the next 10 years. It’s hard enough to know what will happen in the markets in January 2010, never mind December 2019.The main thing investors need to know about the coming decade can be summed up in one of those pithy Twitter updates. Will it be good or bad for stocks? Everything else is extraneous.The answer? Good. A shortage of capital from any source other than the stock market; moderate but persistent inflation; and the probability that economic growth will be stronger than many economists expect means that “the 10s” will be a time when equities start to have some rocket fuel in their engine again.Stock markets usually work in decade-long cycles.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ad7L3gw_8wB8
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ad7L3gw_8wB8
U.S. Dollar, Stocks May Both Advance 10%, Biggs Says
(Bloomberg) -- The dollar and U.S. stocks may keep rising together as economies improve around the world, reversing the relationship that held between March and November, hedge- fund manager Barton Biggs said.The currency is undervalued against the euro and yen and the economic recovery is “gaining momentum,” he added. Gross domestic product will increase 2.6 percent next year after contracting 2.5 percent in 2009, according to the median economist forecasts in a Bloomberg survey.Bullish bets that Biggs made during the worst of the credit crisis are giving his six-year-old firm its best returns ever. His view on the dollar echoes the forecast from Marc Faber, publisher of the “Gloom Boom & Doom” newsletter, who told Bloomberg Television today that currency dollar may appreciate 5 percent to 10 percent against the euro in the near term while equities advance.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCaX_mHzcbf0
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCaX_mHzcbf0
U.S. Economy to Surge Says Most Accurate Forecaster
(Bloomberg) -- The U.S. economy next year will turn in its best performance since 2004 as spending perks up and companies increase investment and hiring, says Dean Maki, the most-accurate forecaster in a Bloomberg News survey. The world’s largest economy will expand 3.5 percent in 2010, according to Maki, the chief U.S. economist at Barclays Capital Inc. in New York. The rebound in stocks and rising incomes will prompt Americans to do what they do best -- consume, said Maki, a former economist at the Federal Reserve. Faced with dwindling inventories and growing demand, companies will soon become confident the expansion will be sustained, he said.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a6hfchM9LqBw
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a6hfchM9LqBw
Korean Stocks May Rise 20% in First Half, Mirae Says
(Bloomberg) -- South Korea’s Kospi index may rise as much as 20 percent in the first half as exporters benefit from recovering demand in developed nations, the country’s biggest seller of mutual funds said. A pick up in domestic consumer spending and corporate investments and “resilient” fund flows from foreign investors may also benefit equities, said Sean SY Hwang, head of Korea equity research at Mirae Asset Securities Co.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=atdE0rWRlwzc
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=atdE0rWRlwzc
Thai Stocks May Slump in Mid-2010 on Politics, Siam City Says
(Bloomberg) -- Thailand’s benchmark stock index, set for its biggest annual gain in six years, may tumble in the middle of next year on heightening political instability and accelerating inflation, according to Siam City Securities Co. The SET Index may slump to as low as 540 in 2010 in the second or third quarter, Sukit Udomsirikul, an investment strategist at Siam City, a brokerage unit of Thailand’s seventh- biggest commercial bank, said in a telephone interview today. That would be a 26 percent drop from yesterday’s close.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a5xXPSxng4RI
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a5xXPSxng4RI
Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 29-12
Research JP Morgan Sec: Overweight ITMG target Rp 33.600
REsearch Danareksa Sec: Buy TINS target Rp 3.475
Harga saham ATPK berpotensi Rp300/saham. Kabarnya, perseroan akan rights issue guna membiayai ekspansi perseroan ke bisnis pertambangan serta kabar kerjasama perseroan dengan salah satu BUMN tambang.
Harga saham APLI berpotensi ke Rp90-100/saham. APLI dikabarkan memperpanjang kontrak dengan Japan Overseas Development Corp. (JODC). Pasalnya selama ini JODC memberikan bantuan tenaga ahli di bidang produksi dan rancangan kulit.
IHSG pada perdagangan Selasa (29/12/2009) diprediksi akan mati-matian bertahan di level 2.500 dalam volume transaksi yang masih tipis. Mayoritas hedge fund besar yang sudah libur membuat volume IHSG tipis-tipis saja. Saham-saham perkebunan dan tambang masih akan menjadi pilihan menjelang akhir tahun ini. IHSG pada perdagangan hari ini diprediksi bergerak variatif dengan kecenderungan menguat tipis.Sentimen positif datang dari bursa Wall Street yang kemarin menguat dan bertahan di titik tertingginya. Namun kenaikan bursa Wall Street tertahan oleh merosotnya saham-saham maskapai penerbangan akibat rencana peledakan Northwest Airlines.Pada perdagangan Senin (28/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 26,98 poin (0,26%) ke level 10.547,08. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 1,30 poin (0,12%) ke level 1.127,78 dan Nasdaq menguat 5,39 poin (0,24%) ke level 2.291,08.Namun Bursa Jepang mengawali perdagangan Selasa ini dengan koreksi. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah 22,38 poin (0,21%) ke level 10.611,85.
Nilai tukar rupiah membuka perdagangan hari ini dalam kisaran yang aman. Pergerakan rupiah yang sempit ini diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Pada perdagangan Selasa (29/12/2009), rupiah dibuka melemah tipis ke level 9.460 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.450 per dolar AS.Di pasar global, dolar AS bergerak melemah atas euro seiring data-data yang menunjukkan perbaikan ekonomi global sehingga membuat investor kembali memburu mata uang yang berisiko namun berimbal hasil tinggi.Di tengah perdagangan yang tipis, euro menguat ke 1,4376 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4356 dolar. Namun dolar AS menguat atas yen ke posisi 91,62 yen, dibandingkan sebelumnya di 91,46 yen.
Ada Rumor BUMI Siap Dikerek ke Rp3.000
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (29/12) diprediksi menguat karena faktor window dressing dan replacement saham. Bahkan rumornya BUMI siap dikerek ke level Rp3.000.
Repo Rp110 M Bakrie Lunas?
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dikabarkan telah melunasi utang gadai saham (repo) senilai Rp110 miliar.
Fast Food Siapkan Dana Ekspansi Rp 150 Miliar
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sudah menyiapkan dana Rp 150 miliar untuk menambah 30 gerai tahun depan.
DEWA Right Issue 6,24 miliar saham
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) DEWA telah menyetujui langkah emiten ini menebar saham baru.
Infoasia Delisting dari Bursa
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan penghapusan pencatatan saham atau delisting saham PT Infoasia Teknologi Global Tbk (IATG).
ARTI Dapat Pinjaman US$ 50 Juta dari Bank Eropa
PT Ratu Prabu Energy Tbk (ARTI) tak lama lagi bakal mengantongi dana segar.ARTI segera mendapat pinjaman dari satu bank Eropa sebesar US$ 50 juta.
Anak usaha PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), PT Suryabumi Agrolangeng (PTSA) mendapat persetujuan pinjaman sebesar Rp600 miliar dari Bank Mandiri.
DEWA Incar Pendapatan US$269 Juta Tahun 2010
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menargetkan proyek overbudden sekitar 92,47 juta bcm (billion kubik meter) dengan target pendapatan sekitar US$269 juta pada 2010.
Akhir Tahun, FREN Tambah Kapasitas Jaringan
PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) mengantisipasi peningkatan trafik suara, SMS, dan data memasuki libur Natal dan Tahun Baru 2010, dengan meningkatkan kapasitas jaringan.
AKRA : Petronas & AKRA Memenangkan Tender Distribusi BBM
Pertamina telah kehlangan hak eksklusifnya untuk mendistribusikan BBM bersubsidi pada 2010 setelah Petronas milik Malaysia dan perusahaan lokal memenangkan tender. Petronas telah memenangkan hak untuk mendistribusikan 20.440 kiloliter low-octane gasoline di Medan tahun depan. PT Aneka Kimia Raya (AKR) juga telah mendistribusikan 56.500 kiloliter diesel bersubsidi.
BKSL: Bidik Rights Issue Rp 1,5 Triliun
PT Sentul City Tbk (BKSL) mengincar dana segar sebesar Rp 1,5 triliun dalam rencana rights isuue yang akan dilaksanakan pada 2010. Dananya akan digunakan untuk mengakuisisi PT Bukit Jonggol Asri.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat 'idAA' untuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan peringkat 'idAA+' untuk obligasi subordinasi I/2004.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
REsearch Danareksa Sec: Buy TINS target Rp 3.475
Harga saham ATPK berpotensi Rp300/saham. Kabarnya, perseroan akan rights issue guna membiayai ekspansi perseroan ke bisnis pertambangan serta kabar kerjasama perseroan dengan salah satu BUMN tambang.
Harga saham APLI berpotensi ke Rp90-100/saham. APLI dikabarkan memperpanjang kontrak dengan Japan Overseas Development Corp. (JODC). Pasalnya selama ini JODC memberikan bantuan tenaga ahli di bidang produksi dan rancangan kulit.
IHSG pada perdagangan Selasa (29/12/2009) diprediksi akan mati-matian bertahan di level 2.500 dalam volume transaksi yang masih tipis. Mayoritas hedge fund besar yang sudah libur membuat volume IHSG tipis-tipis saja. Saham-saham perkebunan dan tambang masih akan menjadi pilihan menjelang akhir tahun ini. IHSG pada perdagangan hari ini diprediksi bergerak variatif dengan kecenderungan menguat tipis.Sentimen positif datang dari bursa Wall Street yang kemarin menguat dan bertahan di titik tertingginya. Namun kenaikan bursa Wall Street tertahan oleh merosotnya saham-saham maskapai penerbangan akibat rencana peledakan Northwest Airlines.Pada perdagangan Senin (28/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 26,98 poin (0,26%) ke level 10.547,08. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 1,30 poin (0,12%) ke level 1.127,78 dan Nasdaq menguat 5,39 poin (0,24%) ke level 2.291,08.Namun Bursa Jepang mengawali perdagangan Selasa ini dengan koreksi. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah 22,38 poin (0,21%) ke level 10.611,85.
Nilai tukar rupiah membuka perdagangan hari ini dalam kisaran yang aman. Pergerakan rupiah yang sempit ini diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Pada perdagangan Selasa (29/12/2009), rupiah dibuka melemah tipis ke level 9.460 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.450 per dolar AS.Di pasar global, dolar AS bergerak melemah atas euro seiring data-data yang menunjukkan perbaikan ekonomi global sehingga membuat investor kembali memburu mata uang yang berisiko namun berimbal hasil tinggi.Di tengah perdagangan yang tipis, euro menguat ke 1,4376 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4356 dolar. Namun dolar AS menguat atas yen ke posisi 91,62 yen, dibandingkan sebelumnya di 91,46 yen.
Ada Rumor BUMI Siap Dikerek ke Rp3.000
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (29/12) diprediksi menguat karena faktor window dressing dan replacement saham. Bahkan rumornya BUMI siap dikerek ke level Rp3.000.
Repo Rp110 M Bakrie Lunas?
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dikabarkan telah melunasi utang gadai saham (repo) senilai Rp110 miliar.
Fast Food Siapkan Dana Ekspansi Rp 150 Miliar
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sudah menyiapkan dana Rp 150 miliar untuk menambah 30 gerai tahun depan.
DEWA Right Issue 6,24 miliar saham
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) DEWA telah menyetujui langkah emiten ini menebar saham baru.
Infoasia Delisting dari Bursa
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan penghapusan pencatatan saham atau delisting saham PT Infoasia Teknologi Global Tbk (IATG).
ARTI Dapat Pinjaman US$ 50 Juta dari Bank Eropa
PT Ratu Prabu Energy Tbk (ARTI) tak lama lagi bakal mengantongi dana segar.ARTI segera mendapat pinjaman dari satu bank Eropa sebesar US$ 50 juta.
Anak usaha PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), PT Suryabumi Agrolangeng (PTSA) mendapat persetujuan pinjaman sebesar Rp600 miliar dari Bank Mandiri.
DEWA Incar Pendapatan US$269 Juta Tahun 2010
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menargetkan proyek overbudden sekitar 92,47 juta bcm (billion kubik meter) dengan target pendapatan sekitar US$269 juta pada 2010.
Akhir Tahun, FREN Tambah Kapasitas Jaringan
PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) mengantisipasi peningkatan trafik suara, SMS, dan data memasuki libur Natal dan Tahun Baru 2010, dengan meningkatkan kapasitas jaringan.
AKRA : Petronas & AKRA Memenangkan Tender Distribusi BBM
Pertamina telah kehlangan hak eksklusifnya untuk mendistribusikan BBM bersubsidi pada 2010 setelah Petronas milik Malaysia dan perusahaan lokal memenangkan tender. Petronas telah memenangkan hak untuk mendistribusikan 20.440 kiloliter low-octane gasoline di Medan tahun depan. PT Aneka Kimia Raya (AKR) juga telah mendistribusikan 56.500 kiloliter diesel bersubsidi.
BKSL: Bidik Rights Issue Rp 1,5 Triliun
PT Sentul City Tbk (BKSL) mengincar dana segar sebesar Rp 1,5 triliun dalam rencana rights isuue yang akan dilaksanakan pada 2010. Dananya akan digunakan untuk mengakuisisi PT Bukit Jonggol Asri.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat 'idAA' untuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan peringkat 'idAA+' untuk obligasi subordinasi I/2004.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
Daily Market Outlook of IHSG (JSX)
Market Review
IHSG kembali berhasil ditutup diatas level 2.500 di awal pekan ini, berkat efek kenaikan harga komoditas logam dan minyak, mengangkat harga saham komoditi, diikuti kenaikan saham perbankan dan konsumer mengantisipasi perkiraan rendahnya inflasi bulan Desember, dirilis awal Januari 2010, di tengah tipisnya volume pasar menjelang tutup tahun 2009. Aksi fund manager melakukan window dressing di sejumlah saham yang telah terkoreksi cukup dalam baru-baru ini, seperti saham grup Bakrie, ikut membantu menopang IHSG. Penguatan rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 9.435) kemarin, berkat optimisme terhadap pemulihan ekonomi global setelah data industri Jepang tercatat lebih baik dari perkiraan dan data ekonomi AS di akhir pekan lalu yang solid, sehingga angkat indeks DJIA ke level penutupan tertinggi dalam 15 bulan, memberikan support kepada IHSG. IHSG melesat +34,809 poin (+1,41%), di 2.509,692, transaksi tercatat Rp 2,38 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 70,75 miliar, dibandingkan net buy Rp 136 miliar hari Rabu (23/12).
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat kemarin, dipimpin oleh perusahaan alat-alat mesin Korea Selatan (Korea Electric Power Corp & Doosan Heavy Industries & Construction Co) setelah mereka memenangkan order nuklir sebesar US$ 20 miliar dari Uni Emirat Arab dan karena China menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008/2009 dan data produksi industri Jepang tercatat diatas prediksi pasar. Pernyataan pemerintah Jepang bahwa GDP tahun ini akan meningkat 1,4% dan kenaikan harga komoditi global, ikut meningkatkan daya tarik untuk indeks saham di Asia.
IHSG Outlook
Tipisnya volume perdagangan diperkirakan tidak akan menghambat momentum kenaikan harga saham domestik terutama di sektor komoditas (dampak kenaikan harga batubara, emas, cpo dan minyak), konsumer dan perbankan (antisipasi data inflasi bulan Desember masih rendah) dan infrastruktur (imbas penguatan rupiah terhadap dolar, menurunkan cost of debt dalam bentuk USD), diikuti sentimen positif dari kinerja indeks saham Asia diperkirakan dapat mempertahankan momentum bullish jangka pendek, seharusnya menopang kinerja IHSG. Perkiraan fund manager domestik dan asing melakukan window dressing terutama di saham2 yang relatif murah dan telah banyak terkoreksi seperti saham dari grup Bakrie (antisipasi laporan keuangan Q3 PT. Bumi Resources Tbk dan bantahan tunggakan pajak) dan saham di sektor telekomunikasi (isu ekspansi dan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), seharusnya dapat memberikan kekuatan tambahan untuk IHSG pada hari ini dalam pekan yang singkat menjelang tutup tahun 2009. Meredanya sentimen negatif dari kasus Bank Century dan kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal dari investor asing (net buying asing dalam 2 pekan sebesar 1,453 triliun, kepemilikan asing di SUN meningkat menjadi Rp 108 triliun), memberikan support kepada IHSG.
Stock Picks: Average last 26 week +110,88%. Target 10 - 30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
Hold Buy till 30/12 : BUMI 2.325 / PTBA 16.950/ DOID 1.520/ASII 34.100/BRPT 1.300. Buy: SGRO/HEXA/ADRO/ITMG/BBRI/BMRI INCO/TINS/ ANTM/TLKM/ELTY/DEWA
Stock Picks:
#DOID: Buy target Rp 2.500 #MIRA: Sell target Rp 215
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street masih berpeluang melanjutkan momentum kenaikan pada hari ini, meski lajunya terbatas menjelang liburan panjang di penghujung tahun 2009 yang dapat memicu investor melakukan aksi profit-taking di tengah tipisnya volume pasar yang dapat meningkatkan volatilitas di sejumlah indeks saham global. Kinerja bullish indeks saham DJIA & Nikkei 225 Jepang berkat sejumlah data ekonomi yang tercatat lebih baik dari perkiraan, diikuti pelonggaran kebijakan moneter dan dipertahankannya paket stimulus, memimpin kinerja indeks saham global pada awal pekan ini. Harga komoditas yang kembali meningkat (minyak target $ 79/81, emas target $ 1.152, nikel $ 21.000, cpo Myr 2.725) telah angkat harga saham komoditas global, diikuti aksi Treasury AS membatasi bantuan kepada Freddie Mac dan Fannie Mae, mendorong indeks Standard & Poors 500 mengalami kenaikan berturut-turut terlama dalam 2 bulan. Sementara laporan penjualan ritel AS meningkat 3,6% di musim liburan dari tahun sebelumnya, menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari prediksi, memperkuat spekulasi pemulihan ekonomi AS. Meski rencana terorisme di AS pekan lalu, melemahkan saham transportasi di AS dan kenaikan harga komoditas saat ini dapat memicu kembali kekhawatiran terhadap inflasi dan kenaikan suku bunga global, dapat memicu aksi profit-taking menjelang penutupan akhir tahun 2009.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola long opening marubozu (indikasi bullish reversal yang moderat), ditutup diatas di atas trendline support di 2.440, indikator ADX meningkat (indikasi technical rebound berlanjut), MACD dan stochastic oscilator di teritorial netral, penutupan diatas 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan yang moderat hari ini. Trend bullish berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.478 -2.486 (5 & 10 day MA), masih berpeluang ke target 2.519/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan formasi wave minuette ii koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama tidak menembus high 2.542/2.559 untuk target 2.415/2.370. Bilamana tembus high baru, skenario wave ABC diartikan failed dan menunjukkan wave impulse 5 belum berakhir. Hold sell on rally 2.491-2.530, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560.
Resistance: 2554.70/2536.13/2529.52/2522.91. PP 2499.00
Support : 2492.39/2485.78/2473.83/2461.87
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
IHSG kembali berhasil ditutup diatas level 2.500 di awal pekan ini, berkat efek kenaikan harga komoditas logam dan minyak, mengangkat harga saham komoditi, diikuti kenaikan saham perbankan dan konsumer mengantisipasi perkiraan rendahnya inflasi bulan Desember, dirilis awal Januari 2010, di tengah tipisnya volume pasar menjelang tutup tahun 2009. Aksi fund manager melakukan window dressing di sejumlah saham yang telah terkoreksi cukup dalam baru-baru ini, seperti saham grup Bakrie, ikut membantu menopang IHSG. Penguatan rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 9.435) kemarin, berkat optimisme terhadap pemulihan ekonomi global setelah data industri Jepang tercatat lebih baik dari perkiraan dan data ekonomi AS di akhir pekan lalu yang solid, sehingga angkat indeks DJIA ke level penutupan tertinggi dalam 15 bulan, memberikan support kepada IHSG. IHSG melesat +34,809 poin (+1,41%), di 2.509,692, transaksi tercatat Rp 2,38 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 70,75 miliar, dibandingkan net buy Rp 136 miliar hari Rabu (23/12).
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat kemarin, dipimpin oleh perusahaan alat-alat mesin Korea Selatan (Korea Electric Power Corp & Doosan Heavy Industries & Construction Co) setelah mereka memenangkan order nuklir sebesar US$ 20 miliar dari Uni Emirat Arab dan karena China menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008/2009 dan data produksi industri Jepang tercatat diatas prediksi pasar. Pernyataan pemerintah Jepang bahwa GDP tahun ini akan meningkat 1,4% dan kenaikan harga komoditi global, ikut meningkatkan daya tarik untuk indeks saham di Asia.
IHSG Outlook
Tipisnya volume perdagangan diperkirakan tidak akan menghambat momentum kenaikan harga saham domestik terutama di sektor komoditas (dampak kenaikan harga batubara, emas, cpo dan minyak), konsumer dan perbankan (antisipasi data inflasi bulan Desember masih rendah) dan infrastruktur (imbas penguatan rupiah terhadap dolar, menurunkan cost of debt dalam bentuk USD), diikuti sentimen positif dari kinerja indeks saham Asia diperkirakan dapat mempertahankan momentum bullish jangka pendek, seharusnya menopang kinerja IHSG. Perkiraan fund manager domestik dan asing melakukan window dressing terutama di saham2 yang relatif murah dan telah banyak terkoreksi seperti saham dari grup Bakrie (antisipasi laporan keuangan Q3 PT. Bumi Resources Tbk dan bantahan tunggakan pajak) dan saham di sektor telekomunikasi (isu ekspansi dan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), seharusnya dapat memberikan kekuatan tambahan untuk IHSG pada hari ini dalam pekan yang singkat menjelang tutup tahun 2009. Meredanya sentimen negatif dari kasus Bank Century dan kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal dari investor asing (net buying asing dalam 2 pekan sebesar 1,453 triliun, kepemilikan asing di SUN meningkat menjadi Rp 108 triliun), memberikan support kepada IHSG.
Stock Picks: Average last 26 week +110,88%. Target 10 - 30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
Hold Buy till 30/12 : BUMI 2.325 / PTBA 16.950/ DOID 1.520/ASII 34.100/BRPT 1.300. Buy: SGRO/HEXA/ADRO/ITMG/BBRI/BMRI INCO/TINS/ ANTM/TLKM/ELTY/DEWA
Stock Picks:
#DOID: Buy target Rp 2.500 #MIRA: Sell target Rp 215
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street masih berpeluang melanjutkan momentum kenaikan pada hari ini, meski lajunya terbatas menjelang liburan panjang di penghujung tahun 2009 yang dapat memicu investor melakukan aksi profit-taking di tengah tipisnya volume pasar yang dapat meningkatkan volatilitas di sejumlah indeks saham global. Kinerja bullish indeks saham DJIA & Nikkei 225 Jepang berkat sejumlah data ekonomi yang tercatat lebih baik dari perkiraan, diikuti pelonggaran kebijakan moneter dan dipertahankannya paket stimulus, memimpin kinerja indeks saham global pada awal pekan ini. Harga komoditas yang kembali meningkat (minyak target $ 79/81, emas target $ 1.152, nikel $ 21.000, cpo Myr 2.725) telah angkat harga saham komoditas global, diikuti aksi Treasury AS membatasi bantuan kepada Freddie Mac dan Fannie Mae, mendorong indeks Standard & Poors 500 mengalami kenaikan berturut-turut terlama dalam 2 bulan. Sementara laporan penjualan ritel AS meningkat 3,6% di musim liburan dari tahun sebelumnya, menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari prediksi, memperkuat spekulasi pemulihan ekonomi AS. Meski rencana terorisme di AS pekan lalu, melemahkan saham transportasi di AS dan kenaikan harga komoditas saat ini dapat memicu kembali kekhawatiran terhadap inflasi dan kenaikan suku bunga global, dapat memicu aksi profit-taking menjelang penutupan akhir tahun 2009.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola long opening marubozu (indikasi bullish reversal yang moderat), ditutup diatas di atas trendline support di 2.440, indikator ADX meningkat (indikasi technical rebound berlanjut), MACD dan stochastic oscilator di teritorial netral, penutupan diatas 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan yang moderat hari ini. Trend bullish berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.478 -2.486 (5 & 10 day MA), masih berpeluang ke target 2.519/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan formasi wave minuette ii koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama tidak menembus high 2.542/2.559 untuk target 2.415/2.370. Bilamana tembus high baru, skenario wave ABC diartikan failed dan menunjukkan wave impulse 5 belum berakhir. Hold sell on rally 2.491-2.530, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560.
Resistance: 2554.70/2536.13/2529.52/2522.91. PP 2499.00
Support : 2492.39/2485.78/2473.83/2461.87
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
Monday, December 28, 2009
Stocks, Dollar, Buffett & Tiger: Kass' 20 Predictions for 2010
By: JeeYeon Park CNBC News Associate
Year-end is high season for market and economic outlooks. Douglas Kass, founder and president of Seabreeze Partners Management shared his 20 predictions for 2010 with CNBC on Monday.
1. Corporate profits soar 100% in the first quarter of 2010 from a year ago, while GDP jumps 4.5%.
2. Housing and jobs fail to revive.
“Modest gains in jobs,” Kass told CNBC in a live interview. “Real rates will ratchet higher. We’re starting to see it. It’s one of those due bills from the nation whose deficit is growing in a spectacular fashion.”
3. The U.S. dollar explodes higher.
4. The price of gold topples.
“Gold is going to break $900," he said. "It’s one of the most crowded trades.”
5. Central banks tighten earlier than expected.
"We might see a policy mistake—everyone’s concerned about it," he said. "I think we’ll follow China. China’s already trying to stem the property speculation…So one of the surprises will be a much earlier increase in the Fed funds rates than generally expected.
6. A Middle East peace is upended due to an attack by Israel on Iran.
“What will cause a correction is something that no one’s thinking about. And when I distill all the possible uncertainties that will break the disequilibrium, geopolitical is uppermost in my mind,” he said.
7. Stocks drop by 10% in the first half of next year.
“If we look at the consensus forecast, they’re really clustered in a narrow range," said Kass. "We get a decline and the first surprise is that corporate profits double in the first quarter and then you have an exogenous event, which hurts the market and then we get nothing for the second half of the year.”
8. Goldman Sachs goes private.
Predictions '10 - See Complete Coverage
“With Warren Buffett assisting," he said. Kass predicts that Goldman Sachs [GS 164.948 0.978 (+0.6%) ] stock will drop back to $125 to $130 a share, within $15 of the warrant exercise price that Warren Buffett received in Berkshire Hathaway's [BRK.A 98690.00 -205.00 (-0.21%) ] late 2008 investment in Goldman Sachs.
9. Second-half 2010 GDP growth turns flat.
10. Rate-sensitive stocks outperform; metals underperform.
11. Treasury yields fall.
“They will peak in the first quarter—4-4.25—not much more than they are now," he said. "And they drop with slowing growth.”
12. Warren Buffett steps down.
“With the Burlington Northern [BNI 98.50 0.10 (+0.1%) ] acquisition, the Oracle has completed his canvas and there is very little for him to do," said Kass. "And he steps down, and as you know he’s been testing out some outside managers as his CIO.”
13. Insider trading charges expand.
14. The SEC launches an assault on mutual fund expenses.
Kass predicts that the SEC restricts 12b-1 mutual fund fees and in response to the proposal, asset management stocks crater.
15. The SEC restricts short-selling.
"All short-selling," he said. "We get a double dip in the economy—stocks start moving lower, and they panic."
16. More hedge fund tumult emerges.
17. Pandit is out and Cohen is in at Citigroup.
"Pandit will be out—he's doing a horrible job—he's slow to react to the demise of the credit markets and my surprise is [former Shearson Lehman Brothers Chairman] Peter Cohen replaces him." Kass also predicts that Sandy Weill rejoins Citigroup [C 3.34 -0.01 (-0.3%) ] as a senior consultant.
Predictions '10 - See Complete Coverage
18. A weakened Republican party is in disarray.
Sarah Palin announces that she has separated from her husband, leaving the Republican party firmly in the hands of former Massachusetts Governor Mitt Romney, said Kass. An improving economy in early 2010 elevates President Obama's popularity back to pre-inauguration levels, and, despite the market's second-quarter decline, the country comes together after the Middle East conflict, producing a tidal wave of populism that moves ever more dramatically in legislation and spirit.
19. Tiger Woods makes a comeback.
Tiger Woods and his wife reconcile in early 2010, and he will return earlier than expected to the PGA Tour, predicts Kass. After announcing that his wife is pregnant with their third child, both the PGA Tour's and Tiger Woods' popularity rise to record levels, and the golfer signs a series of new commercial contracts that insure him a record $150 million of endorsement income in 2011, he added.
20. The New York Yankees are sold to a Jack Welch-led investor group.
The Steinbrenner family decides, for estate purposes, to sell the New York Yankees to a group headed by former General Electric [GE 15.33 -0.11 (-0.71%) ] Chairman Jack Welch.
Year-end is high season for market and economic outlooks. Douglas Kass, founder and president of Seabreeze Partners Management shared his 20 predictions for 2010 with CNBC on Monday.
1. Corporate profits soar 100% in the first quarter of 2010 from a year ago, while GDP jumps 4.5%.
2. Housing and jobs fail to revive.
“Modest gains in jobs,” Kass told CNBC in a live interview. “Real rates will ratchet higher. We’re starting to see it. It’s one of those due bills from the nation whose deficit is growing in a spectacular fashion.”
3. The U.S. dollar explodes higher.
4. The price of gold topples.
“Gold is going to break $900," he said. "It’s one of the most crowded trades.”
5. Central banks tighten earlier than expected.
"We might see a policy mistake—everyone’s concerned about it," he said. "I think we’ll follow China. China’s already trying to stem the property speculation…So one of the surprises will be a much earlier increase in the Fed funds rates than generally expected.
6. A Middle East peace is upended due to an attack by Israel on Iran.
“What will cause a correction is something that no one’s thinking about. And when I distill all the possible uncertainties that will break the disequilibrium, geopolitical is uppermost in my mind,” he said.
7. Stocks drop by 10% in the first half of next year.
“If we look at the consensus forecast, they’re really clustered in a narrow range," said Kass. "We get a decline and the first surprise is that corporate profits double in the first quarter and then you have an exogenous event, which hurts the market and then we get nothing for the second half of the year.”
8. Goldman Sachs goes private.
Predictions '10 - See Complete Coverage
“With Warren Buffett assisting," he said. Kass predicts that Goldman Sachs [GS 164.948 0.978 (+0.6%) ] stock will drop back to $125 to $130 a share, within $15 of the warrant exercise price that Warren Buffett received in Berkshire Hathaway's [BRK.A 98690.00 -205.00 (-0.21%) ] late 2008 investment in Goldman Sachs.
9. Second-half 2010 GDP growth turns flat.
10. Rate-sensitive stocks outperform; metals underperform.
11. Treasury yields fall.
“They will peak in the first quarter—4-4.25—not much more than they are now," he said. "And they drop with slowing growth.”
12. Warren Buffett steps down.
“With the Burlington Northern [BNI 98.50 0.10 (+0.1%) ] acquisition, the Oracle has completed his canvas and there is very little for him to do," said Kass. "And he steps down, and as you know he’s been testing out some outside managers as his CIO.”
13. Insider trading charges expand.
14. The SEC launches an assault on mutual fund expenses.
Kass predicts that the SEC restricts 12b-1 mutual fund fees and in response to the proposal, asset management stocks crater.
15. The SEC restricts short-selling.
"All short-selling," he said. "We get a double dip in the economy—stocks start moving lower, and they panic."
16. More hedge fund tumult emerges.
17. Pandit is out and Cohen is in at Citigroup.
"Pandit will be out—he's doing a horrible job—he's slow to react to the demise of the credit markets and my surprise is [former Shearson Lehman Brothers Chairman] Peter Cohen replaces him." Kass also predicts that Sandy Weill rejoins Citigroup [C 3.34 -0.01 (-0.3%) ] as a senior consultant.
Predictions '10 - See Complete Coverage
18. A weakened Republican party is in disarray.
Sarah Palin announces that she has separated from her husband, leaving the Republican party firmly in the hands of former Massachusetts Governor Mitt Romney, said Kass. An improving economy in early 2010 elevates President Obama's popularity back to pre-inauguration levels, and, despite the market's second-quarter decline, the country comes together after the Middle East conflict, producing a tidal wave of populism that moves ever more dramatically in legislation and spirit.
19. Tiger Woods makes a comeback.
Tiger Woods and his wife reconcile in early 2010, and he will return earlier than expected to the PGA Tour, predicts Kass. After announcing that his wife is pregnant with their third child, both the PGA Tour's and Tiger Woods' popularity rise to record levels, and the golfer signs a series of new commercial contracts that insure him a record $150 million of endorsement income in 2011, he added.
20. The New York Yankees are sold to a Jack Welch-led investor group.
The Steinbrenner family decides, for estate purposes, to sell the New York Yankees to a group headed by former General Electric [GE 15.33 -0.11 (-0.71%) ] Chairman Jack Welch.
Market Tips: No Big Correction in 2010
By: CNBC.com
Global stock markets saw strong gains in 2009, recovering a large chunk of the losses suffered by investors in the wake of the financial crisis. But will 2010 bring investors more rewards or does it hold the risk of a major correction? Arjuna Mahendran, MD & head of investment strategy, Asia at HSBC Private Bank, told CNBC that he does not expect a correction next year, as long as corporate earnings get off to a strong start.
Don't Expect a Big Correction in 2010
"I don't think there is a big correction coming. If we do have a correction there's an outside chance you could have something like 15-20 percent correction. That's if we have some extraordinarily disappointing numbers in the first-quarter earning season," Mahendran said.
Dollar Likely to Rally in 2010
The dollar is likely to rally throughout 2010, according to Thio Chin Loo, senior currency strategist at BNP Paribas. She explains why to CNBC.
China's Need for Speed
Demand for new cars in China will grow 8-10 percent in 2010, foresees John Zeng, China auto expert at IHS Global Insight. He gives CNBC his insight on China's auto market.
Lights, Camera, Credit!
The expansion of the movie industry in North Asia offers some investment opportunities in private credit, says Paul Heffner, CEO of Gen2 Partners.
Taiex Could Surpass 8,000 Points This Week
The Taiex could surpass 8,000 points this week, predicts Seow Hock Hin, senior VP of institutional sales at MF Global.
Future of the Vietnamese Dong
Alvin Liew, economist, South East Asia at Standard Chartered Bank, expects the Vietnamese government to keep the dong weak for the rest of 2010.
Expect Growth in Indonesia to Pick Up
The pace of economic growth in Indonesia will pick up next year, believes Alvin Liew, economist, South East Asia at Standard Chartered Bank.
Weak Yuan Poses Problems for China
The Chinese government will face a very challenging environment next year because of the value of the yuan, says Lan Xue, head of China research at Citi Investment Research.
© 2009 CNBC.com
Global stock markets saw strong gains in 2009, recovering a large chunk of the losses suffered by investors in the wake of the financial crisis. But will 2010 bring investors more rewards or does it hold the risk of a major correction? Arjuna Mahendran, MD & head of investment strategy, Asia at HSBC Private Bank, told CNBC that he does not expect a correction next year, as long as corporate earnings get off to a strong start.
Don't Expect a Big Correction in 2010
"I don't think there is a big correction coming. If we do have a correction there's an outside chance you could have something like 15-20 percent correction. That's if we have some extraordinarily disappointing numbers in the first-quarter earning season," Mahendran said.
Dollar Likely to Rally in 2010
The dollar is likely to rally throughout 2010, according to Thio Chin Loo, senior currency strategist at BNP Paribas. She explains why to CNBC.
China's Need for Speed
Demand for new cars in China will grow 8-10 percent in 2010, foresees John Zeng, China auto expert at IHS Global Insight. He gives CNBC his insight on China's auto market.
Lights, Camera, Credit!
The expansion of the movie industry in North Asia offers some investment opportunities in private credit, says Paul Heffner, CEO of Gen2 Partners.
Taiex Could Surpass 8,000 Points This Week
The Taiex could surpass 8,000 points this week, predicts Seow Hock Hin, senior VP of institutional sales at MF Global.
Future of the Vietnamese Dong
Alvin Liew, economist, South East Asia at Standard Chartered Bank, expects the Vietnamese government to keep the dong weak for the rest of 2010.
Expect Growth in Indonesia to Pick Up
The pace of economic growth in Indonesia will pick up next year, believes Alvin Liew, economist, South East Asia at Standard Chartered Bank.
Weak Yuan Poses Problems for China
The Chinese government will face a very challenging environment next year because of the value of the yuan, says Lan Xue, head of China research at Citi Investment Research.
© 2009 CNBC.com
U.S. rate hikes in 2010? Plausible, but not a given
(Reuters) - Wall Street's raging bulls may be getting ahead of themselves.
Economy
From the first inklings of U.S. economic growth after the deepest recession since the 1930s, some investors have extrapolated a robust expansion that will force the U.S. Federal Reserve to raise interest rates in the second half of next year.Their reasoning, based on the notion that companies overreacted to last year's epic financial meltdown by cutting staff and production too sharply, has some merit. Yet judging from the core of the central bank's rate-setting Federal Open Market Committee, most prominently Chairman Ben Bernanke and his No. 2, Donald Kohn, policymakers are hardly trigger happy.
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BN26420091224
Economy
From the first inklings of U.S. economic growth after the deepest recession since the 1930s, some investors have extrapolated a robust expansion that will force the U.S. Federal Reserve to raise interest rates in the second half of next year.Their reasoning, based on the notion that companies overreacted to last year's epic financial meltdown by cutting staff and production too sharply, has some merit. Yet judging from the core of the central bank's rate-setting Federal Open Market Committee, most prominently Chairman Ben Bernanke and his No. 2, Donald Kohn, policymakers are hardly trigger happy.
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BN26420091224
Stocks seen notching up more gains in 2010
(Reuters) - Stocks should score a second straight year of gains in 2010 as an economic recovery brightens the profit outlook, extending the market's rebound from the depths of a punishing financial crisis, a Reuters poll showed on Wednesday. Most of the upside is forecast for the first half of the year as investors bet on a more stable economy boosting sectors like technology, industrials and materials.The second half of 2010 will be more muted as investors seek clarity on when and how the U.S. Federal Reserve might tighten monetary policy by raising interest rates or draining the financial system of excess liquidity, or both.The survey of about 40 analysts at top Wall Street dealers, brokerages and fund managers taken over the last week showed a median target of 1,208 for the benchmark Standard & Poor's 500 index at the end of next year.
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BF2TE20091216
2010: A bounce into the unknown
Outlook marred by risks in unwinding of central banks' easy money measures
(MarketWatch) -- Still high on the sugar provided by ultra-low interest rates and the massive amounts of liquidity provided by central banks, stocks could climb steadily in the first half of 2010, according to the predictions of some major Wall Street banks and analysts. But beyond that time frame, many strategists color their views with caution. A big question remains as to what will happen when the Federal Reserve and other major central banks remove the massive amounts of money they injected to rescue the financial system and the global economy. Ablin expects U.S. stocks, as measured by the broad S&P 500 index /quotes/comstock/21z!i1:in\x (SPX 1,126, +5.89, +0.53%) , to gain another 15% in the first half of the year, thanks to the fuel provided by government and central bank money.
http://www.marketwatch.com/story/us-stocks-seen-rising-in-early-part-of-2010-2009-12-22
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BF2TE20091216
2010: A bounce into the unknown
Outlook marred by risks in unwinding of central banks' easy money measures
(MarketWatch) -- Still high on the sugar provided by ultra-low interest rates and the massive amounts of liquidity provided by central banks, stocks could climb steadily in the first half of 2010, according to the predictions of some major Wall Street banks and analysts. But beyond that time frame, many strategists color their views with caution. A big question remains as to what will happen when the Federal Reserve and other major central banks remove the massive amounts of money they injected to rescue the financial system and the global economy. Ablin expects U.S. stocks, as measured by the broad S&P 500 index /quotes/comstock/21z!i1:in\x (SPX 1,126, +5.89, +0.53%) , to gain another 15% in the first half of the year, thanks to the fuel provided by government and central bank money.
http://www.marketwatch.com/story/us-stocks-seen-rising-in-early-part-of-2010-2009-12-22
Gold May Advance as Investors Buy After Decline, Survey Shows
(Bloomberg) -- Gold may gain as some investors buy the metal after its “excessive” drop from a record price, a survey showed. Eleven of 21 traders, investors and analysts surveyed by Bloomberg, or 52 percent, said bullion would rise next week. Seven forecast lower prices and three were neutral. Gold for delivery in February fell 0.7 percent this week to $1,103.40 an ounce by 3:20 a.m. in New York. Gold futures are heading for a fourth weekly decline and have dropped 10 percent since reaching a record $1,227.50 an ounce on Dec. 3. Gold tends to move inversely to the dollar, which has gained 4.2 percent against a basket of six major currencies in the period. Bullion is still up 25 percent this year and set for a ninth annual gain.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601116&sid=aJ4Fonx4IEk4
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601116&sid=aJ4Fonx4IEk4
Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 28-12
Research Danareksa Sec: Buy TOTL target Rp 256
Research Bahana Sec: Buy WIKA target Rp 420
Research Samuel Sec: Hold ADHI target Rp 400
Harga saham TLKM berpotensi ke Rp10.500-11.000/saham seiring kabar pemerintah akan membebaskan PPh atas kompensasi terminasi dini hak ekslusif perseroan. Selain itu, perseroan tengah menjajaki emisi obligasi hingga Rp5 triliun di 2010.
Kabarnya, CTRS akan menggarap proyek properti Rp3 triliun di salah satu negara Asia Tenggara dengan menggandeng perusahaan propersi asal Singapura. Selain itu, rencana CTRA yang terus menambah porsi kepemilikan saham dan penjajakan obligasi oleh CTRS akan jadi sentimen positif.
IHSG pada perdagangan Senin (28/12/2009) diprediksi akan bergerak menguat dengan saham-saham unggulan masih tetap menjadi pilihan. Sentimen positif datang dari bursa Wall Street yang tetap positif pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang Natal pekan lalu.Pada perdagangan Kamis (24/12/2009), indeks Dow Jones ditutup menguat 53,66 poin (0,51%) ke level 10.520,10. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 5,89 poin (0,53%) ke level 1.126,48, Nasdaq menguat 16,05 poin (0,71%) ke level 2.285,69.Bursa Tokyo juga mengawali perdagangan awal pekan ini dengan positif. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 26,09 poin (0,25%) ke level 10.520,80.
Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan penguatan tipis setelah libur panjang Natal. Rupiah menguat seiring trend pelemahan dolar AS atas sejumlah mata uang.
Pada perdagangan Senin (28/12/2009), rupiah dibuka menguat tipis ke level 9.460 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.480 per dolar AS. Analis memrediksi rupiah hanya akan bergerak sempit karena investor sudah banyak yang libur. Selain faktor pelemahan dolar AS, rupiah juga tertopang oleh berkurangnya permintaan dolar AS. Data industrial production Jepang bulan November tercatat +2.6%, consumer confidence Korea Selatan tidak berubah di bulan Desember.
Hanya Sepekan, Harga Batubara telah Melambung 6,09%
Musim dingin di pengujung tahun ini mengakibatkan harga batubara semakin memanas. Sepekan, harga batubara naik 6,09% menjadi US$ 86 per ton. Harga minyak naik 6.3% menjadi $ 78.05, emas naik 1.3% menjadi $ 1.105 di pekan lalu.
BEI Mendepak 10 Emiten Sepanjang 2009
Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menghapus pencatatan saham (delisting) 10 emiten. Naik dari tahun lalu yang enam emiten.
Tahun depan, pemerintah Indonesia akan menggelar proyek infrastruktur senilai Rp 93,35 triliun. Ini tentu kabar gembira bagi emiten sektor konstruksi, karena menjadi peluang untuk mengerek pendapatannya.
Hari Ini DEWA RUPSLB
Hari ini PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal ini untuk memuluskan rencana mendapatkan Rp624,39 miliar dari PUT I.
Bayar Utang CIC, BUMI Konversi Saham 10%
Bumi Resources (BUMI) kemungkinan menempuh skema konversi sebagian utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan.
Kuartal III, ATPK Rugi Rp15,26 M
Sepanjang kuartal III 2009, PT ATPK Resources Tbk (ATPK) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp15,26 miliar.
Energy: Tarif Listrik 2010 Batal Naik
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menjanjikan PT PLN tidak akan menaikan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Hal itu antara lain didukung margin usaha PT PLN yang diupayakan naik dari 5% menjadi 8% pada 2010.
Economic: Utang RI Capai Rp 1.602 Triliun
Utang pemerintah pusat Indonesia hingga Oktober 2009 tercatat sebesar US$ 167,86 miliar atau setara dengan Rp 1.602,86 triliun. Angka ini terus mengalami penurunan dibandingkan jumlah utang per akhir 2008 yang mencapai Rp 1.636,74 triliun.
BNBR: Siap Serap 18,84% Saham Rights Issue ENRG
BNBR berkomitmen menyerap minimal 18,84% atau 4,93 miliar saham ENRG melalui rights issue yang akan diterbitkan Energi. BNBR siap menggelontorkan dana Rp912,6 miliar.
MIRA: Berniat Jual APEX di 1Q10, Berpotensi Merugi di FY09
MIRA berencana menjual sebagian saham APEX di 1Q-2010 guna memperoleh dana untuk membayar utang perseroan dan anak usahanya yang mencapai Rp8,23 triliun. Namun, perseroan belum bisa memastikan besaran saham dan nilai yang dilepas. Selanjutnnya, perseroan berpotensi mencatat kerugian bersih di FY09 karena beban bunga yang harus ditanggung perseroan pasca akuisisi APEX.
BUMI: Disinyalir Ajak Huaneng Beli Berau Coal, Jajaki CIC Konversi Utang
BUMI disinyalir tengah bernegosiasi dengan Huaneng Power International asal China untuk kerjasama dalam pembeliaan 90% saham Berau Coal .Sebelumnya, Huaneng menjadi salah satu calon pembeli saham Berau Coal tapi mengundurkan diri. Selain itu, perseroan juga disinyalir berkemungkinan untuk mengkonversi utangnya kepada CIC menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan hingga 10% atau 1,94 miliar saham dari total 19,40 miliar saham.
KARK: Kantongi Order Batubara US$800 Jt, Cari Dana Ekspansi US$200 Jt
2010, KARK mengantongi pesanan batubara sebanyak 16 juta ton atau 20x lipat dibanding penjualannya sepanjang tahun ini 804.950 ton. Pesanan ini untuk pasar ekspor seperti dari China, India dan sejumlah perusahaan asing yakni Morgan Stanley dan Glencore International. Perseroan juga memprediksi harga rata-rata ekspor di FY10 sebesar US$50/ton. Selanjutnya, perseroan tengah mencari dan US$150-200 juta atau Rp1,42-1,9 triliun dari pasar modal guna membiayai peningkatan produksi perseroan di FY10.
UNTR: Penjualan Alat Berat 11M09 Turun 32,61% YoY
Penjualan alat berat UNTR di 11M09 turun 32,61% yoy dari 4.200 jadi 2.833 unit. Penjualan disumbang besar dari sector pertambangan (55,13%) yang turun 30,35% yoy dari 2.243 jadi 1.562 unit, kehutanan (7,94%) turun 40,31% yoy jadi 225 unit, konstruksi (14,86%) turun 26,14% yoy dan agribisnis (22,06%) turun 38,36% yoy. Sementara itu,produksi batubara PT Pamapersada di 11M09 naik 14,39% yoy dari 54,2 juta jadi 62 juta ton dan pemindahan tanah (overburden removal) naik 33,94% yoy dari 417,4 juta jadi 545,7 juta bcm. Sedangkan produksi batubara PT Dasa Eka Jasatama turun 35,09% yoy dari 3,38 juta jadi 2,19 juta ton.
IPO 13 Emiten Serap Dana Rp3,835 Triliun
Selama tahun 2009 telah berhasil menghimpun dana Rp3,835 triliun dari penawaran saham perdana (IPO) yang dilakukan 13 emiten hingga bulan Desember ini.
Indosat Raih Lagi Sebagai Perusahaan Terpercaya
Indosat (ISAT) kembali memperoleh penghargaan sebagai salah satu perusahaan Terpercaya The Indonesian Institute For Corporate Governance menjelang tutup tahun 2009.
Hanson Aktif Cari Mitra
PT Hanson International Tbk (MYRX) merencanakan untuk pengambilalihan saham PT Apinus Rama yang bergerak dalam bidang industri tabung gas LPG 3KG pada 2010.
Citicorp Bisa Dapat Saham Apexindo
Citicorp punya opsi memiliki 11,75% saham Apexindo, karena memberikan pinjaman US$ 532,22 juta kepada MIRA.
Saham Marger RMBA dan BATI Listing 4 Januari
Saham hasil merger RMBA dengan BATI akan segera memulai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Januari mendatang.
Dirut ADRO Lepas 2,5 Juta Saham
Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir, melepas 2,5 juta saham ADRO yang dia miliki.
OKAS Tetapkan Harga Teoritis Rp 507 per Saham
PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) telah menetapkan harga teoritis untuk saham bonus yang akan mereka bagikan, yakni Rp 507,05 per saham.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategy.co.id
Research Bahana Sec: Buy WIKA target Rp 420
Research Samuel Sec: Hold ADHI target Rp 400
Harga saham TLKM berpotensi ke Rp10.500-11.000/saham seiring kabar pemerintah akan membebaskan PPh atas kompensasi terminasi dini hak ekslusif perseroan. Selain itu, perseroan tengah menjajaki emisi obligasi hingga Rp5 triliun di 2010.
Kabarnya, CTRS akan menggarap proyek properti Rp3 triliun di salah satu negara Asia Tenggara dengan menggandeng perusahaan propersi asal Singapura. Selain itu, rencana CTRA yang terus menambah porsi kepemilikan saham dan penjajakan obligasi oleh CTRS akan jadi sentimen positif.
IHSG pada perdagangan Senin (28/12/2009) diprediksi akan bergerak menguat dengan saham-saham unggulan masih tetap menjadi pilihan. Sentimen positif datang dari bursa Wall Street yang tetap positif pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang Natal pekan lalu.Pada perdagangan Kamis (24/12/2009), indeks Dow Jones ditutup menguat 53,66 poin (0,51%) ke level 10.520,10. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 5,89 poin (0,53%) ke level 1.126,48, Nasdaq menguat 16,05 poin (0,71%) ke level 2.285,69.Bursa Tokyo juga mengawali perdagangan awal pekan ini dengan positif. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 26,09 poin (0,25%) ke level 10.520,80.
Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan penguatan tipis setelah libur panjang Natal. Rupiah menguat seiring trend pelemahan dolar AS atas sejumlah mata uang.
Pada perdagangan Senin (28/12/2009), rupiah dibuka menguat tipis ke level 9.460 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.480 per dolar AS. Analis memrediksi rupiah hanya akan bergerak sempit karena investor sudah banyak yang libur. Selain faktor pelemahan dolar AS, rupiah juga tertopang oleh berkurangnya permintaan dolar AS. Data industrial production Jepang bulan November tercatat +2.6%, consumer confidence Korea Selatan tidak berubah di bulan Desember.
Hanya Sepekan, Harga Batubara telah Melambung 6,09%
Musim dingin di pengujung tahun ini mengakibatkan harga batubara semakin memanas. Sepekan, harga batubara naik 6,09% menjadi US$ 86 per ton. Harga minyak naik 6.3% menjadi $ 78.05, emas naik 1.3% menjadi $ 1.105 di pekan lalu.
BEI Mendepak 10 Emiten Sepanjang 2009
Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menghapus pencatatan saham (delisting) 10 emiten. Naik dari tahun lalu yang enam emiten.
Tahun depan, pemerintah Indonesia akan menggelar proyek infrastruktur senilai Rp 93,35 triliun. Ini tentu kabar gembira bagi emiten sektor konstruksi, karena menjadi peluang untuk mengerek pendapatannya.
Hari Ini DEWA RUPSLB
Hari ini PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal ini untuk memuluskan rencana mendapatkan Rp624,39 miliar dari PUT I.
Bayar Utang CIC, BUMI Konversi Saham 10%
Bumi Resources (BUMI) kemungkinan menempuh skema konversi sebagian utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan.
Kuartal III, ATPK Rugi Rp15,26 M
Sepanjang kuartal III 2009, PT ATPK Resources Tbk (ATPK) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp15,26 miliar.
Energy: Tarif Listrik 2010 Batal Naik
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menjanjikan PT PLN tidak akan menaikan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Hal itu antara lain didukung margin usaha PT PLN yang diupayakan naik dari 5% menjadi 8% pada 2010.
Economic: Utang RI Capai Rp 1.602 Triliun
Utang pemerintah pusat Indonesia hingga Oktober 2009 tercatat sebesar US$ 167,86 miliar atau setara dengan Rp 1.602,86 triliun. Angka ini terus mengalami penurunan dibandingkan jumlah utang per akhir 2008 yang mencapai Rp 1.636,74 triliun.
BNBR: Siap Serap 18,84% Saham Rights Issue ENRG
BNBR berkomitmen menyerap minimal 18,84% atau 4,93 miliar saham ENRG melalui rights issue yang akan diterbitkan Energi. BNBR siap menggelontorkan dana Rp912,6 miliar.
MIRA: Berniat Jual APEX di 1Q10, Berpotensi Merugi di FY09
MIRA berencana menjual sebagian saham APEX di 1Q-2010 guna memperoleh dana untuk membayar utang perseroan dan anak usahanya yang mencapai Rp8,23 triliun. Namun, perseroan belum bisa memastikan besaran saham dan nilai yang dilepas. Selanjutnnya, perseroan berpotensi mencatat kerugian bersih di FY09 karena beban bunga yang harus ditanggung perseroan pasca akuisisi APEX.
BUMI: Disinyalir Ajak Huaneng Beli Berau Coal, Jajaki CIC Konversi Utang
BUMI disinyalir tengah bernegosiasi dengan Huaneng Power International asal China untuk kerjasama dalam pembeliaan 90% saham Berau Coal .Sebelumnya, Huaneng menjadi salah satu calon pembeli saham Berau Coal tapi mengundurkan diri. Selain itu, perseroan juga disinyalir berkemungkinan untuk mengkonversi utangnya kepada CIC menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan hingga 10% atau 1,94 miliar saham dari total 19,40 miliar saham.
KARK: Kantongi Order Batubara US$800 Jt, Cari Dana Ekspansi US$200 Jt
2010, KARK mengantongi pesanan batubara sebanyak 16 juta ton atau 20x lipat dibanding penjualannya sepanjang tahun ini 804.950 ton. Pesanan ini untuk pasar ekspor seperti dari China, India dan sejumlah perusahaan asing yakni Morgan Stanley dan Glencore International. Perseroan juga memprediksi harga rata-rata ekspor di FY10 sebesar US$50/ton. Selanjutnya, perseroan tengah mencari dan US$150-200 juta atau Rp1,42-1,9 triliun dari pasar modal guna membiayai peningkatan produksi perseroan di FY10.
UNTR: Penjualan Alat Berat 11M09 Turun 32,61% YoY
Penjualan alat berat UNTR di 11M09 turun 32,61% yoy dari 4.200 jadi 2.833 unit. Penjualan disumbang besar dari sector pertambangan (55,13%) yang turun 30,35% yoy dari 2.243 jadi 1.562 unit, kehutanan (7,94%) turun 40,31% yoy jadi 225 unit, konstruksi (14,86%) turun 26,14% yoy dan agribisnis (22,06%) turun 38,36% yoy. Sementara itu,produksi batubara PT Pamapersada di 11M09 naik 14,39% yoy dari 54,2 juta jadi 62 juta ton dan pemindahan tanah (overburden removal) naik 33,94% yoy dari 417,4 juta jadi 545,7 juta bcm. Sedangkan produksi batubara PT Dasa Eka Jasatama turun 35,09% yoy dari 3,38 juta jadi 2,19 juta ton.
IPO 13 Emiten Serap Dana Rp3,835 Triliun
Selama tahun 2009 telah berhasil menghimpun dana Rp3,835 triliun dari penawaran saham perdana (IPO) yang dilakukan 13 emiten hingga bulan Desember ini.
Indosat Raih Lagi Sebagai Perusahaan Terpercaya
Indosat (ISAT) kembali memperoleh penghargaan sebagai salah satu perusahaan Terpercaya The Indonesian Institute For Corporate Governance menjelang tutup tahun 2009.
Hanson Aktif Cari Mitra
PT Hanson International Tbk (MYRX) merencanakan untuk pengambilalihan saham PT Apinus Rama yang bergerak dalam bidang industri tabung gas LPG 3KG pada 2010.
Citicorp Bisa Dapat Saham Apexindo
Citicorp punya opsi memiliki 11,75% saham Apexindo, karena memberikan pinjaman US$ 532,22 juta kepada MIRA.
Saham Marger RMBA dan BATI Listing 4 Januari
Saham hasil merger RMBA dengan BATI akan segera memulai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Januari mendatang.
Dirut ADRO Lepas 2,5 Juta Saham
Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir, melepas 2,5 juta saham ADRO yang dia miliki.
OKAS Tetapkan Harga Teoritis Rp 507 per Saham
PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) telah menetapkan harga teoritis untuk saham bonus yang akan mereka bagikan, yakni Rp 507,05 per saham.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategy.co.id
Weekly Market Outlook of IHSG (28 - 31 Desember 2009)
Market Review
Aksi profit-taking menjelang liburan panjang hari raya Natal dan tutup tahun 2009, diikuti kekhawatiran investor terhadap kasus Bank Century yang masih berkepanjangan dimana dapat menggangu kinerja perekonomian dan iklim investasi di tanah air, masih membebani momentum kenaikan IHSG di pekan lalu yang relatif singkat, di tegah momentum kenaikan indeks saham Asia yang dipimpin oleh indeks Nikkei 225 Jepang dan Wall Street yang mendapatkan berkah dari aksi pemerintah Jepang dalam memerangi deflasi dan imbas kenaikan harga komoditi setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar, harga komoditas yang mengalami technical rebound dan aksi window dressing menjelang penhujung tahun 2009. Isu negatif dari penunggakan hutang oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usaha (PT KPC & PT Arutmin), mendorong terkoreksinya harga saham 7 perusahaan di Grup Bakrie di awal pekan lalu, ikut membebani kinerja IHSG. Sementara
pelemahan mata uang rupiah melemah ke level Rp 9.515/dolar pada hari Rabu (23/12), dibandingkan penutupan hari Jumat (17/12) di level Rp 9.485. IHSG melemah tipis 34.693 poin (-1,38%) di pekan lalu, ditutup di 2.474,883. Investor asing membukukan net buy Rp 454 miliar di pekan lalu, merosot dari net buy Rp 1 triliun di pekan sebelumnya (17/12).
Indeks saham Asia mengalami penguatan di pekan lalu untuk pertama kali dalam 3 pekan, dipimpin oleh saham dari perusahaan teknologi dan produsen komoditi di tengah optimisme pemulihan ekonomi global menguat. Indeks MSCI Asia Pasific menguat 1,7% menjadi 119,56 di pekan yang dipersingkat oleh liburan hari Natal. Harga logam menguat 3,1% dan harga minyak menguat 6,4% di pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 3,5% di pekan lalu, indeks Hang Seng menguat 1,6% dan indeks komposit Shanghai di China menguat 0,9%. Indeks MSCI telah menguat 34% di tahun ini, berpotensi mengalami kenaikan terbesar tahunan sejak 2003, berkat signal belanja pemerintah dan rendahnya suku bunga dapat angkat ekonomi global. Saham di indeks MSCI diperdagangkan pada 23 kali perkiraan pendapatan, dibandingkan 18x untuk indeks Standard & Poors 500 AS dan 16x untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.
IHSG Outlook
Tipisnya volume perdagangan menjelang penghujung tahun 2009 dan isu negatif dari Bank Century yang masih berkepanjangan diperkirakan akan mendorong investor melakukan aksi profit-taking, dapat membebani kinerja IHSG di pekan terakhir di tahun 2009, meski kinerja IHSG masih ditopang oleh solidnya fundamental ekonomi yang didukung oleh program stimulus dan pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, diikuti faktor pendukung yang positif dari kenaikan harga komoditas dan indeks saham Dow Jones Industrial Average yang ditutup di level tertinggi 15 bulan di pekan lalu. Kondisi tersebut seharusnya mendorong perkiraan IHSG masih berada dalam range 2.430-2540 seperti yang terjadi di 2 pekan lalu.
IHSG masih mendapatkan support dari solidnya fundamental ekonomi di tahun 2009 yang didukung oleh rendahnya inflasi (Bank Indonesia memprediksi inflasi tahun 2009 sebesar 3%) dan suku bunga BI, meningkatnya cadangan devisa dan ekspor per November 2009, serta aliran dana masuk dari investor asing ke pasar saham (investor asing mencetak net buying dalam 2 pekan terakhir) dan obligasi (kepemilikan investor asing di SUN meningkat menjadi Rp 108 triliun per 24 Desember 2009), seharusnya masih memberikan daya tarik untuk saham domestik di penghujung tahun ini. Sementara imbas kenaikan harga komoditas logam, cpo dan energi (batubara meningkat ke $ 86/ton di akhir pekan lalu, minyak menembus $ 75/barel, emas kembali diatas $ 1.100/ons, nikel tembus $19.000/ton, timah tembus $ 16.000/ton), kinerja indeks saham regional Asia yang dipimpin oleh Nikkei 225 Jepang dan Wall Street (sejumlah brokerage upgrade saham teknologi dan komoditi) berkat pemulihan kinerja
ekonomi global yang menguat dan ekspektasi kinerja emiten domestik di kuartal empat yang positif, diyakini masih memberikan support kepada IHSG di pekan yang singkat.
Chart Emas Daily: Trend bearish jangka pendek, meski ada potensi technical rebound ke $ 1.152/1.192, karena hitungan Wave ABC dalam X, indikator stochastic oversold, cande bullish reversal daily & weekly.
Sementara kondisi indeks regional Asia yang bervariasi dimana kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter di India dan China untuk membatasi spekulasi di pasar property dan potensi profit taking menjelang akhir tahun, diikuti trend kenaikan dolar AS jangka pendek, krisis fiskal di Eropa dan krisis Dubai World, seharusnya dapat membatasi momentum kenaikan IHSG dan indeks saham Asia di pekan terakhir di tahun ini.
Chart USD Weekly Daily: Trend jangka pendek bullish, 78/83/79.83/77: bullish setelah breaout triangle dalam kondisi oversold; breakout Gann Square, MACD bullish dan ADX trending up. Resistan 79.83, Support 76.15
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih dapat melanjutkan momentum kenaikan meski terbatas, berkat meningkatnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara maju yang dapat meningkatkan prospek perolehan pendapatan emiten di saham global di tengah berlanjutnya stimulus dan rendahnya suku bunga global, masih meningkatkan daya tarik untuk investasi saham dan komoditi di pekan terakhir di tahun ini. Sementara perkiraan tipisnya volume perdagangan, potensi penguatan dolar AS mengantisipasi ekspektasi kenaikan yield Treasury AS dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal 4 2009 (Morgan Stanley upgrade prediksi GDP Q4 AS menjadi 5,1%) dan ekspektasi investor akan melakukan aksi profit-taking di pekan yang singkat, dapat membatasi laju kenaikan indeks saham Asia dan Wall Street di pekan ini. Imbas dari kenaikan harga komoditas (target minyak $ 79/81, emas $ 1.150, nikel $ 21.000, timah $ 17.500) setelah laporan inventory crude AS
kembali anjlok 4,9 juta di pekan lalu, OPEC mempertahankan output pada pertemuan di Algeria dan aksi Rusia menaikkan tarif ekspor nikel sebesar 5%, meningkatkan daya tarik untuk saham komoditas logam dan energi. Sementara ekspektasi dari data ekonomi AS yang dirilis pekan ini, sebagian besar menunjukkan pemulihan yang positif seperti House Price Case Shiller AS dan Consumer Confidence Index (Selasa), Chicago PMI (Rabu) dan Jobless Claims AS (Kamis). Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2009 China ditingkatkan menjadi 9,6% dan berpotensi mengalahkan ekonomi Jepang di tahun depan dalam hitungan nonimal (berdasarkan survei IMF) dan langkah pelonggaran moneter oleh bank sentral Jepang dan stimulus $ 81 miliar milik pemerintah Jepang, diikuti krisis fiskal di Eropa yang dapat mendorong investor Eropa memindahkan investasi mereka ke Asia, masih menopang kinerja indeks saham Asia di pekan ini.
Chart DJIA Weekly: Trend bullish dan berhasil ditutup diatas 10.500 untuk pertama kali dalam 15 bulan. Indikator teknikal ADX (signal buy menguat) + candle weekly long bullish + hitungan E.W di wave 5 dalam Y/(2) & bertahan diatas Gann Square, masih support kinerja indeks DJIA. Resistance 10580/10640, support di 10230/10020.
Technical Analysis:
Signal bearish reversal yang ditunjukkan oleh pola candle evening star, pola divergence negatif di volume dan indikator ADX menunjukkan momentum trend bullish yang lemah, penutupan di bawah 5-week MA (2.485) dan kegagalan tembus long-term trendline di 2.511, seharusnya membebani prospek kenaikan IHSG di pekan ini. Meski IHSG masih disupport oleh 10 & 20 Week MA, bertahan di atas trendline support (2.465), diikuti stochastic oscilator dan MACD masih berada di teritorial bullish hingga masih berada dalam uptrend channel. Trend jangka pendek masih bullish selama ditutup diatas trendline support di 2.465 untuk target 2.542-2.559, bilamana breakout 2.559 high akan mengarah ke 2.579/2.630 (upper channel). Tetapi ditutup di bawah level 2.465, IHSG dapat terkoreksi ke target 2.370/2.230. Hitungan EW menunjukkan IHSG menunjukkan pola koreksi dalam wave C yang berpotensi membentuk wave 1-5 koreksi penurunan dalam degree yang lebih rendah, target 2.415/2.370. Jika
level 2.559 berhasil ditembus, konfirmasi wave impulse 1-5 sejak 1.089 belum berakhir dan menunjukkan wave impulse 5. Hold posisi sell area 2491-2530 target 2.370 stop diatas 2.560, buy break 2.560 target 2.620.
Resistance: 2560.57/2539.15/2517.73/2492.13. PP 2466.54
Support : 2445.12/2423.69/2398.10/2372.51
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogpost.com
Stock Picks:Average last 26 week +110,88%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
BMRI +1.1%/ASII +0.58%/UNVR +0.44%/MNCN -4.6%/BSDE 0%/ANTM -1.1%/INDF +3.78%/GGRM +1.5%/UNTR +0.9%/HEXA -2.4%/PGAS -1.3%/SMGR +4.7%/INTP +3.9%/SMCB -1.3%/LSIP -4.1%/INKP +1.1%/BBTN +3.7%/BUMI 0%/TLKM -2.2%/ADRO -1.7%/ASRI -4.5%/SGRO 0%/BKDP +8.1%/INDY +3.7%/INCO +1.5%/DOID 1.3%/GDST -9.9%. Andri ZS
Buy on weakness (28/12) hold till 30-31/12 : BUMI/ADRO/ITMG/PTBA/INCO/TINS/DOID/ASII/BBRI/BRPT/SGRO/HEXA
Aksi profit-taking menjelang liburan panjang hari raya Natal dan tutup tahun 2009, diikuti kekhawatiran investor terhadap kasus Bank Century yang masih berkepanjangan dimana dapat menggangu kinerja perekonomian dan iklim investasi di tanah air, masih membebani momentum kenaikan IHSG di pekan lalu yang relatif singkat, di tegah momentum kenaikan indeks saham Asia yang dipimpin oleh indeks Nikkei 225 Jepang dan Wall Street yang mendapatkan berkah dari aksi pemerintah Jepang dalam memerangi deflasi dan imbas kenaikan harga komoditi setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar, harga komoditas yang mengalami technical rebound dan aksi window dressing menjelang penhujung tahun 2009. Isu negatif dari penunggakan hutang oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usaha (PT KPC & PT Arutmin), mendorong terkoreksinya harga saham 7 perusahaan di Grup Bakrie di awal pekan lalu, ikut membebani kinerja IHSG. Sementara
pelemahan mata uang rupiah melemah ke level Rp 9.515/dolar pada hari Rabu (23/12), dibandingkan penutupan hari Jumat (17/12) di level Rp 9.485. IHSG melemah tipis 34.693 poin (-1,38%) di pekan lalu, ditutup di 2.474,883. Investor asing membukukan net buy Rp 454 miliar di pekan lalu, merosot dari net buy Rp 1 triliun di pekan sebelumnya (17/12).
Indeks saham Asia mengalami penguatan di pekan lalu untuk pertama kali dalam 3 pekan, dipimpin oleh saham dari perusahaan teknologi dan produsen komoditi di tengah optimisme pemulihan ekonomi global menguat. Indeks MSCI Asia Pasific menguat 1,7% menjadi 119,56 di pekan yang dipersingkat oleh liburan hari Natal. Harga logam menguat 3,1% dan harga minyak menguat 6,4% di pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 3,5% di pekan lalu, indeks Hang Seng menguat 1,6% dan indeks komposit Shanghai di China menguat 0,9%. Indeks MSCI telah menguat 34% di tahun ini, berpotensi mengalami kenaikan terbesar tahunan sejak 2003, berkat signal belanja pemerintah dan rendahnya suku bunga dapat angkat ekonomi global. Saham di indeks MSCI diperdagangkan pada 23 kali perkiraan pendapatan, dibandingkan 18x untuk indeks Standard & Poors 500 AS dan 16x untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.
IHSG Outlook
Tipisnya volume perdagangan menjelang penghujung tahun 2009 dan isu negatif dari Bank Century yang masih berkepanjangan diperkirakan akan mendorong investor melakukan aksi profit-taking, dapat membebani kinerja IHSG di pekan terakhir di tahun 2009, meski kinerja IHSG masih ditopang oleh solidnya fundamental ekonomi yang didukung oleh program stimulus dan pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, diikuti faktor pendukung yang positif dari kenaikan harga komoditas dan indeks saham Dow Jones Industrial Average yang ditutup di level tertinggi 15 bulan di pekan lalu. Kondisi tersebut seharusnya mendorong perkiraan IHSG masih berada dalam range 2.430-2540 seperti yang terjadi di 2 pekan lalu.
IHSG masih mendapatkan support dari solidnya fundamental ekonomi di tahun 2009 yang didukung oleh rendahnya inflasi (Bank Indonesia memprediksi inflasi tahun 2009 sebesar 3%) dan suku bunga BI, meningkatnya cadangan devisa dan ekspor per November 2009, serta aliran dana masuk dari investor asing ke pasar saham (investor asing mencetak net buying dalam 2 pekan terakhir) dan obligasi (kepemilikan investor asing di SUN meningkat menjadi Rp 108 triliun per 24 Desember 2009), seharusnya masih memberikan daya tarik untuk saham domestik di penghujung tahun ini. Sementara imbas kenaikan harga komoditas logam, cpo dan energi (batubara meningkat ke $ 86/ton di akhir pekan lalu, minyak menembus $ 75/barel, emas kembali diatas $ 1.100/ons, nikel tembus $19.000/ton, timah tembus $ 16.000/ton), kinerja indeks saham regional Asia yang dipimpin oleh Nikkei 225 Jepang dan Wall Street (sejumlah brokerage upgrade saham teknologi dan komoditi) berkat pemulihan kinerja
ekonomi global yang menguat dan ekspektasi kinerja emiten domestik di kuartal empat yang positif, diyakini masih memberikan support kepada IHSG di pekan yang singkat.
Chart Emas Daily: Trend bearish jangka pendek, meski ada potensi technical rebound ke $ 1.152/1.192, karena hitungan Wave ABC dalam X, indikator stochastic oversold, cande bullish reversal daily & weekly.
Sementara kondisi indeks regional Asia yang bervariasi dimana kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter di India dan China untuk membatasi spekulasi di pasar property dan potensi profit taking menjelang akhir tahun, diikuti trend kenaikan dolar AS jangka pendek, krisis fiskal di Eropa dan krisis Dubai World, seharusnya dapat membatasi momentum kenaikan IHSG dan indeks saham Asia di pekan terakhir di tahun ini.
Chart USD Weekly Daily: Trend jangka pendek bullish, 78/83/79.83/77: bullish setelah breaout triangle dalam kondisi oversold; breakout Gann Square, MACD bullish dan ADX trending up. Resistan 79.83, Support 76.15
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih dapat melanjutkan momentum kenaikan meski terbatas, berkat meningkatnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara maju yang dapat meningkatkan prospek perolehan pendapatan emiten di saham global di tengah berlanjutnya stimulus dan rendahnya suku bunga global, masih meningkatkan daya tarik untuk investasi saham dan komoditi di pekan terakhir di tahun ini. Sementara perkiraan tipisnya volume perdagangan, potensi penguatan dolar AS mengantisipasi ekspektasi kenaikan yield Treasury AS dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal 4 2009 (Morgan Stanley upgrade prediksi GDP Q4 AS menjadi 5,1%) dan ekspektasi investor akan melakukan aksi profit-taking di pekan yang singkat, dapat membatasi laju kenaikan indeks saham Asia dan Wall Street di pekan ini. Imbas dari kenaikan harga komoditas (target minyak $ 79/81, emas $ 1.150, nikel $ 21.000, timah $ 17.500) setelah laporan inventory crude AS
kembali anjlok 4,9 juta di pekan lalu, OPEC mempertahankan output pada pertemuan di Algeria dan aksi Rusia menaikkan tarif ekspor nikel sebesar 5%, meningkatkan daya tarik untuk saham komoditas logam dan energi. Sementara ekspektasi dari data ekonomi AS yang dirilis pekan ini, sebagian besar menunjukkan pemulihan yang positif seperti House Price Case Shiller AS dan Consumer Confidence Index (Selasa), Chicago PMI (Rabu) dan Jobless Claims AS (Kamis). Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2009 China ditingkatkan menjadi 9,6% dan berpotensi mengalahkan ekonomi Jepang di tahun depan dalam hitungan nonimal (berdasarkan survei IMF) dan langkah pelonggaran moneter oleh bank sentral Jepang dan stimulus $ 81 miliar milik pemerintah Jepang, diikuti krisis fiskal di Eropa yang dapat mendorong investor Eropa memindahkan investasi mereka ke Asia, masih menopang kinerja indeks saham Asia di pekan ini.
Chart DJIA Weekly: Trend bullish dan berhasil ditutup diatas 10.500 untuk pertama kali dalam 15 bulan. Indikator teknikal ADX (signal buy menguat) + candle weekly long bullish + hitungan E.W di wave 5 dalam Y/(2) & bertahan diatas Gann Square, masih support kinerja indeks DJIA. Resistance 10580/10640, support di 10230/10020.
Technical Analysis:
Signal bearish reversal yang ditunjukkan oleh pola candle evening star, pola divergence negatif di volume dan indikator ADX menunjukkan momentum trend bullish yang lemah, penutupan di bawah 5-week MA (2.485) dan kegagalan tembus long-term trendline di 2.511, seharusnya membebani prospek kenaikan IHSG di pekan ini. Meski IHSG masih disupport oleh 10 & 20 Week MA, bertahan di atas trendline support (2.465), diikuti stochastic oscilator dan MACD masih berada di teritorial bullish hingga masih berada dalam uptrend channel. Trend jangka pendek masih bullish selama ditutup diatas trendline support di 2.465 untuk target 2.542-2.559, bilamana breakout 2.559 high akan mengarah ke 2.579/2.630 (upper channel). Tetapi ditutup di bawah level 2.465, IHSG dapat terkoreksi ke target 2.370/2.230. Hitungan EW menunjukkan IHSG menunjukkan pola koreksi dalam wave C yang berpotensi membentuk wave 1-5 koreksi penurunan dalam degree yang lebih rendah, target 2.415/2.370. Jika
level 2.559 berhasil ditembus, konfirmasi wave impulse 1-5 sejak 1.089 belum berakhir dan menunjukkan wave impulse 5. Hold posisi sell area 2491-2530 target 2.370 stop diatas 2.560, buy break 2.560 target 2.620.
Resistance: 2560.57/2539.15/2517.73/2492.13. PP 2466.54
Support : 2445.12/2423.69/2398.10/2372.51
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogpost.com
Stock Picks:Average last 26 week +110,88%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
BMRI +1.1%/ASII +0.58%/UNVR +0.44%/MNCN -4.6%/BSDE 0%/ANTM -1.1%/INDF +3.78%/GGRM +1.5%/UNTR +0.9%/HEXA -2.4%/PGAS -1.3%/SMGR +4.7%/INTP +3.9%/SMCB -1.3%/LSIP -4.1%/INKP +1.1%/BBTN +3.7%/BUMI 0%/TLKM -2.2%/ADRO -1.7%/ASRI -4.5%/SGRO 0%/BKDP +8.1%/INDY +3.7%/INCO +1.5%/DOID 1.3%/GDST -9.9%. Andri ZS
Buy on weakness (28/12) hold till 30-31/12 : BUMI/ADRO/ITMG/PTBA/INCO/TINS/DOID/ASII/BBRI/BRPT/SGRO/HEXA
Week Ahead: Stocks Look Set to Ride Higher Into New Year's
By: Patti Domm CNBC Executive Editor
Odds are good that stocks will ride out the final week of the year on an upswing that could continue into early January.The market closed out the past week at the year's highs, and traders say the market has been setting up to move even higher in the coming week. There is little economic news to affect trading, but a big event will be the auction of some $118 billion in Treasury notes. Investors will also be watching for the latest tally on retailers' holiday sales.
Traders are anticipating a Santa Claus rally, which occurs when stocks rise in the final five sessions of the year and the first two of the new year. That trend has worked 77 percent of the time for the Dow since 1896, and the average gain in those up years has been 2.8 percent.The Dow finished the past week with a 1.9 percent gain at 10,520, which puts it up nearly 20 percent for the year. The S&P rose 2.2 percent to 1126 and is now up 24 percent for the year. The Nasdaq gained 3.4 percent for the week to 2285, and is up 45 percent for the year.
http://www.cnbc.com/id/34587570
Odds are good that stocks will ride out the final week of the year on an upswing that could continue into early January.The market closed out the past week at the year's highs, and traders say the market has been setting up to move even higher in the coming week. There is little economic news to affect trading, but a big event will be the auction of some $118 billion in Treasury notes. Investors will also be watching for the latest tally on retailers' holiday sales.
Traders are anticipating a Santa Claus rally, which occurs when stocks rise in the final five sessions of the year and the first two of the new year. That trend has worked 77 percent of the time for the Dow since 1896, and the average gain in those up years has been 2.8 percent.The Dow finished the past week with a 1.9 percent gain at 10,520, which puts it up nearly 20 percent for the year. The S&P rose 2.2 percent to 1126 and is now up 24 percent for the year. The Nasdaq gained 3.4 percent for the week to 2285, and is up 45 percent for the year.
http://www.cnbc.com/id/34587570
Dollar 2010: Rate, Not Great, Expectations
By: Albert Bozzo Senior Features Editor
You can stop worrying about the weak dollar—you can also stop hoping about a strong one. Most currency market analysts expect the U.S. currency to build on its 5-percent December bounce, as traders continue to factor in a stonger U.S. economy and an inevitable Fed tighening. Beyond that, however, a lot depends on just how poorly things go for other major currencies, such as the euro, pound and yen.
In general, analysts expect the dollar to remain weak against the currencies of commodities-driven economies such as Canada, Australia and Brazil, while making gains against those of Japan, Britain and the European Union. At the same time, after a multi-year bear market that took the dollar to record lows against the euro and parity with the Swiss Franc and Canadian Dollar, analysts say the worst is definitely over.
http://www.cnbc.com/id/34525526
You can stop worrying about the weak dollar—you can also stop hoping about a strong one. Most currency market analysts expect the U.S. currency to build on its 5-percent December bounce, as traders continue to factor in a stonger U.S. economy and an inevitable Fed tighening. Beyond that, however, a lot depends on just how poorly things go for other major currencies, such as the euro, pound and yen.
In general, analysts expect the dollar to remain weak against the currencies of commodities-driven economies such as Canada, Australia and Brazil, while making gains against those of Japan, Britain and the European Union. At the same time, after a multi-year bear market that took the dollar to record lows against the euro and parity with the Swiss Franc and Canadian Dollar, analysts say the worst is definitely over.
http://www.cnbc.com/id/34525526
Thursday, December 24, 2009
Merry Christmas & Happy Long Holiday Ahead Of A Great New Year 2010
Final Days before this Blog to be suspended for about 2/3 weeks & upgraded to a new blog / web (all brand new address, format, links, contents). Enjoy your long holiday & make yourself cozy to be prepare for the heavy trading in 2010 (The Year of Volatility). Wish You Readers All The Best!!!
Top 10 Outrageous Predictions for 2010
By: Robin Knight, CNBC Assistant Web
GOLD, BONDS, POLITICS & GOVERNMENT, CURRENCIES, STOCK MARKET, INVESTMENT STRATEGY
As New Year's approaches, money managers, strategists, sell-side analysts and economists turn their attention to what the next year holds. Which sector will do best? Which currency, country, asset class? Is it time to invest in that leather-bound waste-paper basket that would really tie the office together? But one group of analysts at Saxo Bank goes one step further to lay out its "outrageous predictions," or "Black Swans" for the year ahead.
It looks to those high-impact, hard-to-predict and rare events that can blindside investors. The exercise aims to challenge market conceptions, but the chance of one of the predictions actually coming true is no better than 50 percent, they say. Judging by last year's list of predictions, it would appear the success rate is closer to zero. Click here to see last year's "Black Swans" and read below to see what Saxo Bank thinks could be happening in 2010.
Bunds Yields Will fall to 2.25%
German bunds, and other sovereign fixed-income assets, will see their yield slump because of deflationary forces and easy monetary policy, according to Saxo Bank. Traders will refuse to buy into the "growth story" that is being pushed by the stock market, the report said. The German 10-year government bond could be forced from 122.6 to 133.3 by the end of 2010, it added.
VIX Will Fall to 14
The VIX could fall from 22.32 to 14 points as trading ranges narrow and implied options volatility declines, according to the report. Investors are showing the same kind of complacency toward risk as they were in 2005-06, Saxo Bank said.
Yuan Will be Devalued by 5% Vs. Dollar
The yuan could be set to fall 5 percent against the dollar due to the spare capacity in China and the general economic backdrop, according to Saxo Bank. The efforts of Chinese authorities to stem the credit growth and avoid bad loans, coupled with the creation of several growth bubbles could spell weakness for the Chinese currency, the report said.
Gold Will Fall to $870 in 2010
The rally in gold prices will be brought to an end by a strengthening dollar, Saxo Bank claimed. Pushing gold higher has become too easy and too widespread to bring results in the short term and a serious correction could send the precious metal toward $870, the analysts said. However, it will reach $1,500 within five years, they said.
Dollar Vs. Yen to Reach 110
The dollar could snap back next year, sending the yen to 110, because the greenback carry trade has been too easy and too obvious for too long, Saxo Bank said. Meanwhile, the yen is not reflecting the economic reality in Japan, which is laden with growing debt and an ageing population, the report said.
Angry Americans to Form Third Party
Next year will bring see an anti-incumbent mood in U.S. politics as a result of bail-outs and general disapproval of both the big parties, the analysts said. The demand for change could bring about a new third party to offer an alternative, they added.
US Social Security Trust Fund Will Go Bust
"This is not so much an outrageous claim as an actuarial and mathematical certainty," the report said. "The outrageous part is that social security taxes and contributions have been squandered for so long." Next year outlays for the non-existing trust fund will have to be part-financed by the federal government's General Fund, Saxo Bank said. Part of the social security outlays will have to be financed by higher taxes, which will bring more borrowing or more printing, they said.
Price of Sugar Will Drop One Third
A return to more normal weather conditions in 2010 could make sugar one of the less attractive commodities, Saxo Bank said. Meanwhile, Brazil and the US have lowered the ethanol content of gasoline by five percentage points because of the rising price of the commodity, the report pointed out. Both factors could push prices of sugar lower.
Tokyo Small Caps Will Rise by 50%
Tokyo's small-cap stocks have been underperforming the Nikkei 225, but their fundamentals indicate this is a "bargain index," according to Saxo Bank.
"With a price/book ratio of only 0.77 and only about 12 percent of the index consisting of financials, we know no other index this cheap," the report said.
US Trade Balance Will Turn Positive
The dollar has become weak enough to stimulate US exports and put strain on imports, the report pointed out. The changing trend could see one or two months of positive US trade in 2010, it said.
GOLD, BONDS, POLITICS & GOVERNMENT, CURRENCIES, STOCK MARKET, INVESTMENT STRATEGY
As New Year's approaches, money managers, strategists, sell-side analysts and economists turn their attention to what the next year holds. Which sector will do best? Which currency, country, asset class? Is it time to invest in that leather-bound waste-paper basket that would really tie the office together? But one group of analysts at Saxo Bank goes one step further to lay out its "outrageous predictions," or "Black Swans" for the year ahead.
It looks to those high-impact, hard-to-predict and rare events that can blindside investors. The exercise aims to challenge market conceptions, but the chance of one of the predictions actually coming true is no better than 50 percent, they say. Judging by last year's list of predictions, it would appear the success rate is closer to zero. Click here to see last year's "Black Swans" and read below to see what Saxo Bank thinks could be happening in 2010.
Bunds Yields Will fall to 2.25%
German bunds, and other sovereign fixed-income assets, will see their yield slump because of deflationary forces and easy monetary policy, according to Saxo Bank. Traders will refuse to buy into the "growth story" that is being pushed by the stock market, the report said. The German 10-year government bond could be forced from 122.6 to 133.3 by the end of 2010, it added.
VIX Will Fall to 14
The VIX could fall from 22.32 to 14 points as trading ranges narrow and implied options volatility declines, according to the report. Investors are showing the same kind of complacency toward risk as they were in 2005-06, Saxo Bank said.
Yuan Will be Devalued by 5% Vs. Dollar
The yuan could be set to fall 5 percent against the dollar due to the spare capacity in China and the general economic backdrop, according to Saxo Bank. The efforts of Chinese authorities to stem the credit growth and avoid bad loans, coupled with the creation of several growth bubbles could spell weakness for the Chinese currency, the report said.
Gold Will Fall to $870 in 2010
The rally in gold prices will be brought to an end by a strengthening dollar, Saxo Bank claimed. Pushing gold higher has become too easy and too widespread to bring results in the short term and a serious correction could send the precious metal toward $870, the analysts said. However, it will reach $1,500 within five years, they said.
Dollar Vs. Yen to Reach 110
The dollar could snap back next year, sending the yen to 110, because the greenback carry trade has been too easy and too obvious for too long, Saxo Bank said. Meanwhile, the yen is not reflecting the economic reality in Japan, which is laden with growing debt and an ageing population, the report said.
Angry Americans to Form Third Party
Next year will bring see an anti-incumbent mood in U.S. politics as a result of bail-outs and general disapproval of both the big parties, the analysts said. The demand for change could bring about a new third party to offer an alternative, they added.
US Social Security Trust Fund Will Go Bust
"This is not so much an outrageous claim as an actuarial and mathematical certainty," the report said. "The outrageous part is that social security taxes and contributions have been squandered for so long." Next year outlays for the non-existing trust fund will have to be part-financed by the federal government's General Fund, Saxo Bank said. Part of the social security outlays will have to be financed by higher taxes, which will bring more borrowing or more printing, they said.
Price of Sugar Will Drop One Third
A return to more normal weather conditions in 2010 could make sugar one of the less attractive commodities, Saxo Bank said. Meanwhile, Brazil and the US have lowered the ethanol content of gasoline by five percentage points because of the rising price of the commodity, the report pointed out. Both factors could push prices of sugar lower.
Tokyo Small Caps Will Rise by 50%
Tokyo's small-cap stocks have been underperforming the Nikkei 225, but their fundamentals indicate this is a "bargain index," according to Saxo Bank.
"With a price/book ratio of only 0.77 and only about 12 percent of the index consisting of financials, we know no other index this cheap," the report said.
US Trade Balance Will Turn Positive
The dollar has become weak enough to stimulate US exports and put strain on imports, the report pointed out. The changing trend could see one or two months of positive US trade in 2010, it said.
Macro hedge funds, stockpickers tipped for 2010
* Countries set to exit downturn at different speeds
* Big asset price rises of 2009 not expected
* Opportunities to differentiate between economies, stocks
* Investors shuffle winning credit bets of 2009
By Laurence Fletcher and Svea Herbst
LONDON/BOSTON, Dec 23 (Reuters) - Hedge funds making big bets on currencies, commodities and equities are favoured by fund selectors in what is likely to be a more testing 2010 after a bumper year for hedge fund returns.While 2009's best trade has been to buy riskier assets rebounding from last year's depressed prices, funds of funds think 2010 will not see such large price rises and will instead belong to managers with the skill to differentiate between economic and corporate scenarios.
http://www.reuters.com/article/idUSLDE5BK1JT20091223
* Big asset price rises of 2009 not expected
* Opportunities to differentiate between economies, stocks
* Investors shuffle winning credit bets of 2009
By Laurence Fletcher and Svea Herbst
LONDON/BOSTON, Dec 23 (Reuters) - Hedge funds making big bets on currencies, commodities and equities are favoured by fund selectors in what is likely to be a more testing 2010 after a bumper year for hedge fund returns.While 2009's best trade has been to buy riskier assets rebounding from last year's depressed prices, funds of funds think 2010 will not see such large price rises and will instead belong to managers with the skill to differentiate between economic and corporate scenarios.
http://www.reuters.com/article/idUSLDE5BK1JT20091223
BNP Paribas/Fortis: Commodity Outlook 2010
Introduction
Chinas rapacious appetite for base metals has shaped this market throughout 2009; without China, and the promise of its long-term growth, prices would be languishing at almost half their current level. Now that China has reiterated it will maintain a relatively loose monetary policy in 2010, and forecasts for Chinas GDP growth next year are already exceeding 9%, the year ahead is unlikely to see much price weakness for base metals if anything, the reverse. We also expect speculative investment levels to rise, given what is now almost certain to be an effectively zero interest-rate environment during the whole of 2010. That spells persistent weakness for the US dollar and, with economic recovery likely across almost all the OECD countries, 2010 is shaping up to see
base metals prices shift beyond their 2009 highs and perhaps challenge levels last seen in H1 2008. The only real negatives are the massive inventories and the threat of over-supply, as miners and smelters ramp-up by too much, and too soon.
http://www.ziddu.com/download/7871686/BNPCommodityDec2009.pdf.html
Chinas rapacious appetite for base metals has shaped this market throughout 2009; without China, and the promise of its long-term growth, prices would be languishing at almost half their current level. Now that China has reiterated it will maintain a relatively loose monetary policy in 2010, and forecasts for Chinas GDP growth next year are already exceeding 9%, the year ahead is unlikely to see much price weakness for base metals if anything, the reverse. We also expect speculative investment levels to rise, given what is now almost certain to be an effectively zero interest-rate environment during the whole of 2010. That spells persistent weakness for the US dollar and, with economic recovery likely across almost all the OECD countries, 2010 is shaping up to see
base metals prices shift beyond their 2009 highs and perhaps challenge levels last seen in H1 2008. The only real negatives are the massive inventories and the threat of over-supply, as miners and smelters ramp-up by too much, and too soon.
http://www.ziddu.com/download/7871686/BNPCommodityDec2009.pdf.html
Hong Kong stocks to rally in 2010 on China stimulus
(Reuters) - Hong Kong shares will likely rally in the first half of 2010 on hopes that China will maintain the massive stimulus spending program launched last year, a Reuters poll showed on Wednesday. The benchmark Hang Seng Index .HSI, one of the best performing stock markets in the world so far this year, will eke out mild gains in the fourth-quarter to finish 2009 at 22,000 points, as investors pause after a blistering nine-month rally, the poll of over 20 analysts taken over the last week said.The index could post a full-year gain of over 50 percent in 2009, which would be its best in a decade and a remarkable turnaround from huge losses in 2008, when investors shunned stocks after the global financial crisis.
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BM36K20091223
http://www.reuters.com/article/idUSTRE5BM36K20091223
Japan Stocks Poised to Rebound in 2010 After Trailing Developed Markets
(Bloomberg) -- Government spending and the central bank’s plan to hold down interest rates will spur a rebound in Japanese stocks, this year’s worst-performing equities among major markets, six of the biggest securities firms said.Kathy Matsui, Goldman Sachs Group Inc.’s chief strategist in Tokyo, forecasts the Topix index will rally 16 percent from the close on Dec. 22 to 1,050 by the first half of next year as the government moves to prevent a double-dip recession. Nomura Holding Inc.’s chief strategist, Seiichiro Iwasawa, predicts the Topix will climb to as much as 1,200 by the end of 2010.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCBwibnbuzvQ
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCBwibnbuzvQ
Central Banks Avoiding Dollar to Kill 2010 Rally, Barclays Says
(Bloomberg) -- The U.S. dollar’s gains may end in the middle of 2010 as central banks shy away from adding greenbacks to their reserves and the Federal Reserve raises rates at a slower pace than investors expect, Barclays Plc said. Long-term demand for dollars is set to weaken after the currency’s share of global reserves added in the third quarter slid to less than 30 percent, a decline “unprecedented in a period of U.S. dollar weakness,” Barclays said in a note to clients. The dollar stemmed 11 months of declines versus the 16 most-traded currencies in December, gaining against all but two, after investors increased bets the Fed will remove monetary stimulus next year as the economy recovers.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a9vtCAwBPV_E
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a9vtCAwBPV_E
Dollar’s Rally May Halt at Moving Average: Technical Analysis
(Bloomberg) -- The dollar’s 4.6 percent rally this month versus the euro may end after the U.S. currency approached its 200-day moving average, according to Citigroup Inc. The greenback declined 0.7 percent to $1.4343 today after appreciating yesterday to $1.4218, the strongest since Sept. 4. That level was within a quarter-cent of its 200-day moving average of $1.4198. The last time the dollar was stronger than the average was in mid-May. The greenback lost 13 percent from the beginning of that month to this year’s weakest level of $1.5144 reached in November.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=atfND3DARwjA
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=atfND3DARwjA
Wednesday, December 23, 2009
Track Record Saham IHSG (17 Juni - 23 Desember 2009 = 26 Pekan)
Track Record (17 Juni - 23 Desember 2009 = 26 Pekan)
Average +110.75% (25 Pekan) + 0.1333% (total +3.6% : 27 Saham Pilihan Pekan ini: 16 Des - 23 Des 09) = Total 110.88% (Profit: 25 Pekan / Loss: 1 Pekan; Profit dalam 6 Pekan terakhir; sebelumnya 7 pekan lalu 17 pekan berturut-turut Positive Return) = Average 4.26%/Week. Outperform IHSG dalam 26 pekan = Average +30.46% (IHSG Range 1,750-2,542).
Track Record (16 Des - 23 Des 09)
BMRI +1.1%/ASII +0.58%/UNVR +0.44%/MNCN -4.6%/BSDE 0%/ANTM -1.1%/INDF +3.78%/GGRM +1.5%/UNTR +0.9%/HEXA -2.4%/PGAS -1.3%/SMGR +4.7%/INTP +3.9%/SMCB -1.3%/LSIP -4.1%/INKP +1.1%/BBTN +3.7%/BUMI 0%/TLKM -2.2%/ADRO -1.7%/ASRI -4.5%/SGRO 0%/BKDP +8.1%/INDY +3.7%/INCO +1.5%/DOID 1.3%/GDST -9.9%.
Track Record (09 Des - 14 Des 09)
BUMI 2.450 +3.9%/BMRI +2.7%/BBRI +1.9%/ASII +2.8%/UNVR +1.35%/TLKM +4.8%/BSDE +10%/JSMR +1.06%/ANTM +2.2%/INDF 0%/GGRM +15.5%/UNTR +10.9%/HEXA +6.8%/INCO 0%/BKSL 0%/PGAS +4.5% /SMGR 3.44%/INTP 4.09%
Track Record (25 Nov - 03 Des 09)
BUMI 2.575 (0%)/PTBA 15.750 (+17.7%)/ADRO 1.710 (+3.5%)/BMRI 4.600 (+1.08%)/ BBRI 7.600 (+5.9%)/ BKSL 101 (-4.9%)/RAJA 215 (-2.3%)/CTRA 550 (-1.8%)/BSDE 820 (+3.65%)/BTEL 155 (+1.29%)/INDF 3.175 (0%)/ BNBR 100 (+1.0%)/ KLBF 1.270 (+0.78%)/BRPT 1.330 (+2.2%)/ELTY 23 0 (+4.3%).
Track Record (19 - 23 November 2009)
BUMI +11.7%/DEWA +3.7%/PGAS +1.9%/DOID -0.6%/ASII +0.9%/MEDC 3.7%/ANTM 4.2%/SMGR 0%/HEXA -0.84%/TRUB +4.8%/BKSL +10.1%/PTBA 6.7%/ENRG +5.2%/BMRI +1.06%/TLKM 1.1%
Track Record Periode 09 Nov - 17 Nov: (24 Posisi)
PTBA 5.4%/DOID 10.0%/BBRI 3.3%/BBCA 0.5%/BMRI 0%/ MEDC 2.8%/PGAS 3.4%/JSMR 2.7%/SMRA 0%/CTRS -5.8%/SGRO 3.0%/ INDF 3.2%/KLBF 2.2%/GGRM 1.7%/SMCB 4.9%/SMGR 0%/ANTM 11.2%/MYOR 14.2%/UNVR 7.8%/ITMG 17.9%/BUMI 12.6%/ENRG 1.7%/ TRUB 9.7%/ASII 3.9%/FREN 3.7%
Track Record Periode 26 Okt - 06 Nov: (29 Posisi):
BBRI +2.7/BMRI 0%/PTBA -0.67%/ADRO 0%/PGAS +0.68%/SDRA 0%/AKRA +6.8%/BSDE +12.6%/SMGR 11.1%/SMRA +13.0%/BUMI +11.36%/ENRG +30%/HEXA 4.4%/MEDC 4.8%/BBCA +2.7%/INCO 0%/PGAS +2.7%/SMCB -1.2%/ASII -1.2%/INDF +2.4%/GGRM +12.2%/TRUB 0%/ANTM 3.2%/INKP -9.5%/BUMI -2.04%/SMCB 2.5%/ENRG 9.2%/ASII -0.6%/INDF 5.08%. Total Profit +122.21% untuk 29 posisi.
Track Record Periode 19 - 23 Okt:
BUMI (3.000) -9.16%, JSMR (1.860) -1.07%, INCO (4.225) +1.18%, PGAS (3.750) 0%, PTBA (14.650) +2.39%, ANTM (2.625) -0.95%, SMGR 6.950 -2.1%, UNTR (16.500) -3.03%, SMCB (1.640) -1.8%, KLBF (1.340) -2.2%/HEXA 3.075 -0.8%, SGRO (2.400) 2.08%,BMRI (4.775) -1.04%, BBRI (7.850) -3.18%, AALI (22.200) -0.45%, TLKM (8.650) +0.57%, UNVR (10.850) -3.38%, ADRO (1.510) +7.94%, BBCA (4.775) 0%, ITMG (24.450) 0% (+Dividen Rp 648).
Track Record Periode 12 - 16 Okt:
BUMI (2900) +4.3%, INDF (3100) +3.2%, JSMR (1800) +3.9%, ASII (33500)-0.6%, ANTM (2600) +1.9%, TLKM (8650) +0.6%, UNVR (11000) 0%, UNTR (15500) +7.7%, SMCB (1550) +7.1%, KLBF (1320) +2.3%, BMRI (4875) +1.03%, BBRI (8050) -0.62%, SMGR (6700) +5.2%, BSDE (640) +12.5%, PGAS (3575) +4.9%, MEDC (3175) 0%, INCO (4150) +2.4%, TINS (2200) +1.1%, SDRA (320) 1.5%.
Track Record Periode 17 Juni - 09 Okt 2009 lainnya bisa dilihat di blog (globalmarketstrategist.blogspot.com).
Average +110.75% (25 Pekan) + 0.1333% (total +3.6% : 27 Saham Pilihan Pekan ini: 16 Des - 23 Des 09) = Total 110.88% (Profit: 25 Pekan / Loss: 1 Pekan; Profit dalam 6 Pekan terakhir; sebelumnya 7 pekan lalu 17 pekan berturut-turut Positive Return) = Average 4.26%/Week. Outperform IHSG dalam 26 pekan = Average +30.46% (IHSG Range 1,750-2,542).
Track Record (16 Des - 23 Des 09)
BMRI +1.1%/ASII +0.58%/UNVR +0.44%/MNCN -4.6%/BSDE 0%/ANTM -1.1%/INDF +3.78%/GGRM +1.5%/UNTR +0.9%/HEXA -2.4%/PGAS -1.3%/SMGR +4.7%/INTP +3.9%/SMCB -1.3%/LSIP -4.1%/INKP +1.1%/BBTN +3.7%/BUMI 0%/TLKM -2.2%/ADRO -1.7%/ASRI -4.5%/SGRO 0%/BKDP +8.1%/INDY +3.7%/INCO +1.5%/DOID 1.3%/GDST -9.9%.
Track Record (09 Des - 14 Des 09)
BUMI 2.450 +3.9%/BMRI +2.7%/BBRI +1.9%/ASII +2.8%/UNVR +1.35%/TLKM +4.8%/BSDE +10%/JSMR +1.06%/ANTM +2.2%/INDF 0%/GGRM +15.5%/UNTR +10.9%/HEXA +6.8%/INCO 0%/BKSL 0%/PGAS +4.5% /SMGR 3.44%/INTP 4.09%
Track Record (25 Nov - 03 Des 09)
BUMI 2.575 (0%)/PTBA 15.750 (+17.7%)/ADRO 1.710 (+3.5%)/BMRI 4.600 (+1.08%)/ BBRI 7.600 (+5.9%)/ BKSL 101 (-4.9%)/RAJA 215 (-2.3%)/CTRA 550 (-1.8%)/BSDE 820 (+3.65%)/BTEL 155 (+1.29%)/INDF 3.175 (0%)/ BNBR 100 (+1.0%)/ KLBF 1.270 (+0.78%)/BRPT 1.330 (+2.2%)/ELTY 23 0 (+4.3%).
Track Record (19 - 23 November 2009)
BUMI +11.7%/DEWA +3.7%/PGAS +1.9%/DOID -0.6%/ASII +0.9%/MEDC 3.7%/ANTM 4.2%/SMGR 0%/HEXA -0.84%/TRUB +4.8%/BKSL +10.1%/PTBA 6.7%/ENRG +5.2%/BMRI +1.06%/TLKM 1.1%
Track Record Periode 09 Nov - 17 Nov: (24 Posisi)
PTBA 5.4%/DOID 10.0%/BBRI 3.3%/BBCA 0.5%/BMRI 0%/ MEDC 2.8%/PGAS 3.4%/JSMR 2.7%/SMRA 0%/CTRS -5.8%/SGRO 3.0%/ INDF 3.2%/KLBF 2.2%/GGRM 1.7%/SMCB 4.9%/SMGR 0%/ANTM 11.2%/MYOR 14.2%/UNVR 7.8%/ITMG 17.9%/BUMI 12.6%/ENRG 1.7%/ TRUB 9.7%/ASII 3.9%/FREN 3.7%
Track Record Periode 26 Okt - 06 Nov: (29 Posisi):
BBRI +2.7/BMRI 0%/PTBA -0.67%/ADRO 0%/PGAS +0.68%/SDRA 0%/AKRA +6.8%/BSDE +12.6%/SMGR 11.1%/SMRA +13.0%/BUMI +11.36%/ENRG +30%/HEXA 4.4%/MEDC 4.8%/BBCA +2.7%/INCO 0%/PGAS +2.7%/SMCB -1.2%/ASII -1.2%/INDF +2.4%/GGRM +12.2%/TRUB 0%/ANTM 3.2%/INKP -9.5%/BUMI -2.04%/SMCB 2.5%/ENRG 9.2%/ASII -0.6%/INDF 5.08%. Total Profit +122.21% untuk 29 posisi.
Track Record Periode 19 - 23 Okt:
BUMI (3.000) -9.16%, JSMR (1.860) -1.07%, INCO (4.225) +1.18%, PGAS (3.750) 0%, PTBA (14.650) +2.39%, ANTM (2.625) -0.95%, SMGR 6.950 -2.1%, UNTR (16.500) -3.03%, SMCB (1.640) -1.8%, KLBF (1.340) -2.2%/HEXA 3.075 -0.8%, SGRO (2.400) 2.08%,BMRI (4.775) -1.04%, BBRI (7.850) -3.18%, AALI (22.200) -0.45%, TLKM (8.650) +0.57%, UNVR (10.850) -3.38%, ADRO (1.510) +7.94%, BBCA (4.775) 0%, ITMG (24.450) 0% (+Dividen Rp 648).
Track Record Periode 12 - 16 Okt:
BUMI (2900) +4.3%, INDF (3100) +3.2%, JSMR (1800) +3.9%, ASII (33500)-0.6%, ANTM (2600) +1.9%, TLKM (8650) +0.6%, UNVR (11000) 0%, UNTR (15500) +7.7%, SMCB (1550) +7.1%, KLBF (1320) +2.3%, BMRI (4875) +1.03%, BBRI (8050) -0.62%, SMGR (6700) +5.2%, BSDE (640) +12.5%, PGAS (3575) +4.9%, MEDC (3175) 0%, INCO (4150) +2.4%, TINS (2200) +1.1%, SDRA (320) 1.5%.
Track Record Periode 17 Juni - 09 Okt 2009 lainnya bisa dilihat di blog (globalmarketstrategist.blogspot.com).
Look Ahead: Strategists See Modestly Higher 2010
By: Patti Domm Executive Editor
Stocks should make a more subdued move higher in the coming year, and the Fed is not likely to raise interest rates until at least mid-year.That is the collective view of nine major Wall Street banks, which on average forecast a 9.5 percent gain in the S&P 500 to a level of 1222 for 2010. The S&P, so far this year, has gained 24 percent, more than the Dow's 19 percent and behind the Nasdaq's 43 percent. The consensus view from the nine banks is to "underweight" or "bench mark" U.S. equities. They also expect gold at $1,213 an ounce; oil at $80 per barrel and the dollar versus the euro at a level of $1.45, slightly below where it is now. This tally is courtesy of Birinyi Associates, which combed through some 3,500 pages of 2010 outlooks and compiled the expectations of the firms. Their average outlook for the U.S. economy includes growth of 3.1 percent. The firm with the lowest growth forecast was Goldman Sachs, at 2.1 percent, and the most bullish on growth was Deutsche Bank, at 4.9 percent.
Stocks should make a more subdued move higher in the coming year, and the Fed is not likely to raise interest rates until at least mid-year.That is the collective view of nine major Wall Street banks, which on average forecast a 9.5 percent gain in the S&P 500 to a level of 1222 for 2010. The S&P, so far this year, has gained 24 percent, more than the Dow's 19 percent and behind the Nasdaq's 43 percent. The consensus view from the nine banks is to "underweight" or "bench mark" U.S. equities. They also expect gold at $1,213 an ounce; oil at $80 per barrel and the dollar versus the euro at a level of $1.45, slightly below where it is now. This tally is courtesy of Birinyi Associates, which combed through some 3,500 pages of 2010 outlooks and compiled the expectations of the firms. Their average outlook for the U.S. economy includes growth of 3.1 percent. The firm with the lowest growth forecast was Goldman Sachs, at 2.1 percent, and the most bullish on growth was Deutsche Bank, at 4.9 percent.
Sakakibara Says Yen May Rise to 80, Endangering Japan Recovery
(Bloomberg) -- Eisuke Sakakibara, formerly Japan’s top currency official, said the yen may climb to 80 per dollar in the first half of next year, hampering the economic recovery. “A strong yen would cause stock losses and enhance deflation, which may cause Japan’s economy to slip into a double-dip recession,” Sakakibara said at an event today in Tokyo hosted by Citigroup Global Markets Japan Inc. Japan’s government would find it difficult to intervene effectively to weaken the yen, said Sakakibara, who became known as “Mr. Yen” during his 1997-1999 tenure at the Ministry of Finance for his efforts to influence the yen rate through verbal and actual intervention in the currency markets.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ajiS0a90D8vE
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ajiS0a90D8vE
Pound Falls Below 200-Day Moving Average: Technical Analysis
(Bloomberg) -- The pound breached its 200-day moving average against the dollar amid concern that the U.K.’s fiscal condition is deteriorating, putting its sovereign credit rating at risk. Sterling fell below $1.60 today for the first time since Oct. 15, dropping as low as $1.5922. The moving average is $1.6013, according to Bloomberg calculations. So far in the fourth quarter, the pound is the only currency from the Group of Seven industrialized nations to move through its 200-day moving average versus the dollar.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aAJ7hkAofDCY
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aAJ7hkAofDCY
Double-Dip Is Most Underestimated Risk, Barclays Survey Shows
(Bloomberg) -- A “double-dip” recession is the most “underpriced” risk in financial markets and the dollar would benefit from a renewed bout of market turbulence, according to a Barclays Plc survey. More than 25 percent of the 724 customers surveyed said another downturn in the global economy is the most underestimated risk, the London-based bank said in a statement today. About 21 percent of the participants, including hedge funds, money managers, and central banks, ranked weak-than- expected Chinese growth as the second-biggest risk.About 39 percent of those who responded said the dollar will remain the best refuge in the currency markets in periods of turmoil, followed by the Swiss franc and the yen.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a3QHL8m2oePo
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a3QHL8m2oePo
Daily Market Outlook Of IHSG (JSX)
Market Review
Efek positif dari kenaikan indeks saham regional Asia kemarin dan Wall Street di hari sebelumnya, diikuti kenaikan harga komoditas global dan stabilnya mata uang rupiah terhadap dolar, mendorong investor berani untuk masuk ke pasar. Meredanya kekhawatiran terhadap sentimen negatif dari hasil pemanggilan sejumlah pejabat BI dan Wakil Presiden Boediono kemarin oleh Pansus Angket Bank Century, ikut mendorong sejumlah saham yang terpuruk tajam (saham grup Bakrie, Astra, TLKM) dan berada dalam kondisi teknikal yang oversold kemarin, berhasil mendapatkan technical rebound. Kenakan harga komoditi (timah, nikel, minyak, batubara) juga ikut mengangkat harga saham komoditi unggulan seperti BUMI, ITMG, INCO, ANTM, PGAS. Kenaikan indeks saham regional Asia berkat sejumlah saham di AS di upgrade sejumlah brokerage dan imbas pelemahan yen Jepang, ikut topang kinerja IHSG kemarin. IHSG melonjak +36,248 poin (+1,49%), di 2.467,637, transaksi tercatat Rp 2,62 triliun. Investor asing membukukan buy sebesar Rp 118 miliar, dibandingkan net buy Rp 200 miliar hari Senin.
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat kemarin, mendorong indeks mengalami kenaikan terbesar dalam 3 pekan terakhir, karena pelemahan yen meningkatkan prospek pendapatan perusahaan elektronik dan kendaraan Jepang dan kenaikan saham bank di Hong Kong yang baru saja listing. Saham Sony Corp, Toshiba Corp, Elpida Memory Inc Jepang menguat berkat laporan permintaan untuk chip mulai pulih. Saham HSBC Holdings Plc menguat setelah bank sentral HK nmengatakan sejumlah bank mungkin memiliki pertumbuhan keuntungan yang “cukup baik”.
IHSG Outlook
Berubahnya perhatian investor saat ini kembali ke fundamental emiten dan ekonomi nasional yang masih solid menjelang tutup tahun yang biasanya dibarengi oleh aksi window dressing untuk memperbagus portofolio milik fund manager domestik dan asing, diikuti kondisi eksternal yang kondusif dimana imbas kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street di awal pekan ini, dapat meredam dampak negatif dari masih berkelanjutannya kasus Bank Century dan isu penunggakan pajak oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya. Meski Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century telah memanggil sejumlah pejabat Bank Indonesia hari Senin (21/12) dan Wakil Presiden Boediono kemarin, tidak mendapatkan hasil yang positif seperti perkiraan pasar sebelumnya, masih membebani kinerja IHSG yang mengalami technical rebound kemarin. Sementara imbas kenaikan harga sejumlah komoditas (nikel, batubara, minyak) ikut angkat harga saham komoditas domestik, diikuti bantahan PT Telkom Tbk (TLKM) terhadap isu perseroan sempat menempatkan dana di Bank Century, ikut menopang kinerja IHSG kemarin. Meski kinerja IHSG hari ini masih terbatas, berkat potensi profit taking menjelang liburan panjang Hari Raya Natal.
Stock Picks:
#BLTA: Underperform target Rp 550 #JKON: Outperform target Rp 750
Global Outlook
Momentum technical rebound yang terjadi di sejumlah indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas, berkat perkiraan aksi profit-taking menjelang liburan di AS dan Eropa (liburan Natal) dan hari ini Jepang (Emperor holiday), diikuti data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga 2009 direvisi turun menjadi 2,2% dari hasil sebelumnya 2,8% dan terkoreksinya harga komoditas global (minyak anjlok ke $ 72,72, emas ke $ 1.077/ons), dimana membebani kinerja saham unggulan di sektor komoditas, konsumer dan perbankan. Meski indeks saham global masih mendapatkan support dari lebih baik dari perkiraan data Existing Home Sales (+7,4% menjadi 6,54 juta unit) yang merupakan level tertinggi 2 tahun dan lebih baik dari perkiraan projeksi keuntungan Jabil Circuit Inc dan saham KB Home yang melejit berkat positifnya data perumahan tersebut. Aksi window dressing di penghujung tahun juga dapat membantu angkat indeks saham regional Asia dan Wall Street, meski dapat dibatasi oleh kekhawatiran terhadap penguatan dolar AS dari krisis fiskal Eropa, dimana rating kredit Yunani kembali diturunkan menjadi A+ dengan rating negatif oleh lembaga pemeringkat Moodys kemarin.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola bullish harami / long opening marubozu (indikasi bullish reversal yang moderat), ditutup dibawah di atas trendline support di 2.433, indikator ADX terkoreksi (indikasi technical rebound yang lemah), MACD diteritorial netral, stochastic crossing down meski masih di teritorial bullish, meski dibawah 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound yang lemah hari ini. Trend bullish dapat berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.475 -2.486 (5 & 20 day MA), masih berpeluang ke target 2.505/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan formasi wave minuette ii/2 dalam koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama berada di bawah 2.505 (FE 61.8%), untuk target 2.415/2.370. Hold sell on rally 2.491-2.530, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560, buy break 2.560 target 2.575/2.620. Perkiraan Range: 2450-2500.
Resistance: 2511.07/2492.78/2486.50/2480.21. PP 2456.21
Support : 2449.93/2443.64/2431.64/2419.65
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Securities; Code TF)
Efek positif dari kenaikan indeks saham regional Asia kemarin dan Wall Street di hari sebelumnya, diikuti kenaikan harga komoditas global dan stabilnya mata uang rupiah terhadap dolar, mendorong investor berani untuk masuk ke pasar. Meredanya kekhawatiran terhadap sentimen negatif dari hasil pemanggilan sejumlah pejabat BI dan Wakil Presiden Boediono kemarin oleh Pansus Angket Bank Century, ikut mendorong sejumlah saham yang terpuruk tajam (saham grup Bakrie, Astra, TLKM) dan berada dalam kondisi teknikal yang oversold kemarin, berhasil mendapatkan technical rebound. Kenakan harga komoditi (timah, nikel, minyak, batubara) juga ikut mengangkat harga saham komoditi unggulan seperti BUMI, ITMG, INCO, ANTM, PGAS. Kenaikan indeks saham regional Asia berkat sejumlah saham di AS di upgrade sejumlah brokerage dan imbas pelemahan yen Jepang, ikut topang kinerja IHSG kemarin. IHSG melonjak +36,248 poin (+1,49%), di 2.467,637, transaksi tercatat Rp 2,62 triliun. Investor asing membukukan buy sebesar Rp 118 miliar, dibandingkan net buy Rp 200 miliar hari Senin.
Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat kemarin, mendorong indeks mengalami kenaikan terbesar dalam 3 pekan terakhir, karena pelemahan yen meningkatkan prospek pendapatan perusahaan elektronik dan kendaraan Jepang dan kenaikan saham bank di Hong Kong yang baru saja listing. Saham Sony Corp, Toshiba Corp, Elpida Memory Inc Jepang menguat berkat laporan permintaan untuk chip mulai pulih. Saham HSBC Holdings Plc menguat setelah bank sentral HK nmengatakan sejumlah bank mungkin memiliki pertumbuhan keuntungan yang “cukup baik”.
IHSG Outlook
Berubahnya perhatian investor saat ini kembali ke fundamental emiten dan ekonomi nasional yang masih solid menjelang tutup tahun yang biasanya dibarengi oleh aksi window dressing untuk memperbagus portofolio milik fund manager domestik dan asing, diikuti kondisi eksternal yang kondusif dimana imbas kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street di awal pekan ini, dapat meredam dampak negatif dari masih berkelanjutannya kasus Bank Century dan isu penunggakan pajak oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya. Meski Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century telah memanggil sejumlah pejabat Bank Indonesia hari Senin (21/12) dan Wakil Presiden Boediono kemarin, tidak mendapatkan hasil yang positif seperti perkiraan pasar sebelumnya, masih membebani kinerja IHSG yang mengalami technical rebound kemarin. Sementara imbas kenaikan harga sejumlah komoditas (nikel, batubara, minyak) ikut angkat harga saham komoditas domestik, diikuti bantahan PT Telkom Tbk (TLKM) terhadap isu perseroan sempat menempatkan dana di Bank Century, ikut menopang kinerja IHSG kemarin. Meski kinerja IHSG hari ini masih terbatas, berkat potensi profit taking menjelang liburan panjang Hari Raya Natal.
Stock Picks:
#BLTA: Underperform target Rp 550 #JKON: Outperform target Rp 750
Global Outlook
Momentum technical rebound yang terjadi di sejumlah indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas, berkat perkiraan aksi profit-taking menjelang liburan di AS dan Eropa (liburan Natal) dan hari ini Jepang (Emperor holiday), diikuti data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga 2009 direvisi turun menjadi 2,2% dari hasil sebelumnya 2,8% dan terkoreksinya harga komoditas global (minyak anjlok ke $ 72,72, emas ke $ 1.077/ons), dimana membebani kinerja saham unggulan di sektor komoditas, konsumer dan perbankan. Meski indeks saham global masih mendapatkan support dari lebih baik dari perkiraan data Existing Home Sales (+7,4% menjadi 6,54 juta unit) yang merupakan level tertinggi 2 tahun dan lebih baik dari perkiraan projeksi keuntungan Jabil Circuit Inc dan saham KB Home yang melejit berkat positifnya data perumahan tersebut. Aksi window dressing di penghujung tahun juga dapat membantu angkat indeks saham regional Asia dan Wall Street, meski dapat dibatasi oleh kekhawatiran terhadap penguatan dolar AS dari krisis fiskal Eropa, dimana rating kredit Yunani kembali diturunkan menjadi A+ dengan rating negatif oleh lembaga pemeringkat Moodys kemarin.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola bullish harami / long opening marubozu (indikasi bullish reversal yang moderat), ditutup dibawah di atas trendline support di 2.433, indikator ADX terkoreksi (indikasi technical rebound yang lemah), MACD diteritorial netral, stochastic crossing down meski masih di teritorial bullish, meski dibawah 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound yang lemah hari ini. Trend bullish dapat berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.475 -2.486 (5 & 20 day MA), masih berpeluang ke target 2.505/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan formasi wave minuette ii/2 dalam koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama berada di bawah 2.505 (FE 61.8%), untuk target 2.415/2.370. Hold sell on rally 2.491-2.530, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560, buy break 2.560 target 2.575/2.620. Perkiraan Range: 2450-2500.
Resistance: 2511.07/2492.78/2486.50/2480.21. PP 2456.21
Support : 2449.93/2443.64/2431.64/2419.65
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Securities; Code TF)
Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 23-12
Research Kim Eng Sec: Buy AKRA target Rp 1.325
REsearch Danareksa Sec: Buy KLBF target Rp 1.700
Cermati Saham Indosat
HARGA saham PT Indosat Tbk (ISAT) berpeluang menuju level Rp 5.500 dalam jangka pendek. Sumber Investor Daily mengungkapkan, perseroan disebut-sebut oleh pelaku pasar akan membeli kembali (buyback) obligasi dolar AS. Selain itu, rencana perseroan membangun 1.950 unit stasiun penerima dan pemancar telekomunikasi (base transceiver station/BTS) untuk 3,5 G juga akan menjadi momentum kenaikan harga ISAT. Kemarin, ISAT ditutup stagnan di level Rp 4.600.
Saham Indofarma Berpotensi Rp 100
HARGA saham PT Indofarma Tbk (INAF) berpotensi mencapai level Rp 100 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, rencana merger perseroan dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tetap dilanjutkan. Saat ini, prosesnya tengah dimatangkan. Selain itu, rencana peluncuran produk baru dan pembangunan pabrik juga bakal berdampak positif terhadap Indofarma. Kemarin, INAF ditutup terkoreksi Rp 1 (1,2%) di posisi Rp 81.
IHSG dibuka menguat ke level 2.475.49 (+7 poin) di awal sesi perdagangan. IHSG diprediksi masih akan bergerak positif meski dalam kisaran yang sempit. Dorongan sentimen positifnya bursa-bursa global membuat IHSG akan terjaga positif meski tipis. Bursa Wall Street kemarin juga menguat seiring naiknya angka penjualan rumah ke titik terbaiknya sejak Februari 2007. Hal itu memunculkan optimisme akan membaiknya proses pemulihan ekonomi. Pada perdagangan Selasa (22/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 50,79 poin (0,49%) ke level 10.464,93. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 3,97 poin (0,36%) ke level 1.118,02 dan Nasdaq menguat 15,01 poin (0,67%) ke level 2.252,67.
Rupiah melemah ke Rp 9.510 terhadap dolar mengikuti pelemahan mata uang regional Asia dan Eropa, setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan pemulihan ekonomi yang berpotensi meningkatkan inflasi dan suku bunga The Fed di tahun depan, di tengah krisis fiskal di Eropa mengikuti penurunan rating kredit Yunani oleh Moodys menjadi negatif dan AA.
Gunawan Dianjaya Tawarkan 8,2 Miliar Saham
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mencatatkan saham umum perdana sekitar 8,2 miliar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/12).
Didukung Sentimen Positif Market
BUMI Terangkat, ‘Trading Buy’
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (23/12) diprediksi menguat sebagai reversal koreksi sebelumnya dan potensi positif pergerakan indeks. Trading buy BUMI!
Voksel Bangun PLTA Rp 150 M
PT Voksel Electric Tbk (VOKS) akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mini sekitar US$ 15 juta atau setara dengan Rp 150 miliar. Pembangunannya akan direalisasikan dengan menggandeng mitra strategis.
EMISI OBLIGASI CHANDRA ASRI TAHUN DEPAN, Akhir 2009, Laba Barito Tembus Rp 700 Miliar
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memperkirakan laba bersih akhir 2009 menembus Rp 700 miliar, naik tajam dibandingkan tahun lalu yang membukukan rugi bersih Rp 3,39 triliun.
NILAI NOMINAL SAHAM TURUN, Kuasi Reorganisasi Sierad Produce Disetujui
Para pemegang saham PT Sierad Produce Tbk (SIPD) menyetujui kuasi reorganisasi untuk menghapus defisit atas akumulasi kerugian perseroan sebesar Rp 2,38 triliun.
Teledata Akuisisi Centrin Online
Teledata Ltd, perusahaan penyedia jaringan komunikasi asal Singapura, mengakuisisi 77,68% saham PT Centrin Online Tbk (CENT). Nilai pembelian mayoritas saham itu sebesar Sin$ 17,16 juta atau sekitar Rp 116,15 miliar.
PENERBITAN KOS DAN FUTURES DITUNDA, BEI Minta Tarif PPh Produk Derivatif Diturunkan Jadi 0,1%
Bursa Efek Indonesia (BEI) menunda penerbitan produk kontrak opsi saham (KOS) dan kontrak berjangka (futures) karena pemerintah memberlakukan tarif pajak yang tinggi terhadap transaksi produk derivatif. Otoritas bursa akan meminta pemerintah menurunkan tarif pajak transaksi derivatif yang diberlakukan sejak Februari 2009 dari 2,5% menjadi 0,1%.
Menunggu Keperkasaan Summarecon
Para pengembang menyongsong Tahun Baru 2010 dengan suka cita. Maklum, tahun depan, industri properti diramalkan bakal berotot lagi. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) termasuk yang bakal menunjukkan keperkasaannya.
JAJAKI EMISI OBLIGASI RP 300 MILIAR, Gozco Dapat Pinjaman Rp 600 M
PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) melalui anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng memperoleh pinjaman senilai Rp 600 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk. Dana digunakan untuk membiayai pengembangan kebun sawit serta pabrik pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Barito Raih Laba Rp 560 Miliar
Hingga kuartal ketiga 2009, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menorehkan laba bersih Rp 560,42 miliar. Naik dari 2008 yang rugi Rp 516,92 miliar.
Harga Bioethanol Naik, BUDI Batal Bikin Pabrik
Kenaikan harga komoditas malah membuat rencana PT Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) membangun pabrik bahan bakar nabati atau bioethanol di Lampung buyar.
Menanti Realisasi Rencana Ekspansi Kalbe Farma
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap memperluas jaringan usahanya pada tahun depan. Ini akan membawa dampak positif untuk kinerja jangka panjang KLBF.
Economic: Kenaikan tarif listrik ditunda
Pemerintah akan menunda kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dari rencana awal Januari 2010 hingga waktu yang belum ditentukan karena situasi politik dinilai kurang mendukung implementasi rencana tersebut. Pemerintah, memperhitungkan beban subsidi listrik yang akan terus membengkak jika kenaikan TDL ditunda, setiap bulan beban subsidi listrik berpotensi naik Rp1,2 triliun jika kebijakan tersebut mundur.
Economic: Investor Lokal Hanya Kuasai Sepertiga Saham di BEI
Hingga 17 Desember 2009, BEI mencatat kepemilikan saham investor lokal hanya 32,5% atau setara dengan Rp 360,35 triliun. Sementara, sisanya dimiliki investor asing yakni sebesar 67,5% atau Rp 748,76 triliun.
Infra: 8 Proyek Infrastruktur Batal ditender Tahun ini
Bappenas memastikan, sebanyak 8 proyek infrastruktur yang siap tender pada 2009 batal ditenderkan. Padahal, seluruh proyek yang bernilai US$ 4,52 miliar itu memiliki multiplier effects yang besar terhadap perekonomian masyarakat.
BUMI: Tidak Ada Tunggakan Pajak Rp2,1 T
BUMI menyatakan tidak memiliki tunggakan pajak sebesar Rp2,1 triliun dalam Lapkeu 2007. Saat ni, perseroan tengah meminta klarifikasi dari Dirjen Pajak terkait dugaan tindak pidana pajak yang dilakukan oleh BUMI, KPC dan Arutmin.
JSMR: Laba Bersih FY10 Akan Lebih Rendah vs FY09 atas Investasi Jalan Tol
JSMR memprediksi pertumbuhan laba bersih FY10 akan melambat selama beberapa tahun ke depan karena perseroan tengah berinvestasi membangun jalan tol baru. Pendapatan diprediksi "flat" atau "sedikit lebih rendah" pada 2010 vs target FY09 Rp800 miliar atau $84,3 juta. Sementara prediksi rata-rata 11 analis yang dihimpun Bloomberg mencatat pendapatan akan kurang dari Rp949 miliar. Perseroan menyatakan keuntungan dalam 3-4 tahun kedepan akan lebih rendah namun di tahun kelima, keenam dan ketujuh akan meningkat cukup pesat.
BMRI: Kuasai 10,1% Saham Garuda Pekan Ini
BMRI segera mengkonversi utang PT Garuda Indonesia senilai Rp 1,19 triliun menjadi 10,1% saham. Perseroan tengah menunggu kesiapan Garuda dalam 1-2 hari ke depan.
GZCO: Kantongi Utang Rp600 M
GZCO melaluli anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng mengantongi pinjaman dari BMRI sebesar Rp600 miliar. Perolehan dana untuk membiayai pengembangan kebun sawit dan pabrik pengolahan CPO. Selanjutnya, perseroan menargetkan pendapatan FY09 sebesar Rp450 miliar dengan laba bersih Rp200 miliar atau melampaui prediksi sebelumnya Rp145 miliar. Saat ini, perseroan tengah menjajaki kemungkinan emisi obligasi di 2010.
CENT: Diakuisisi Teledata 77,68% Saham
Teledata Ltd, Singapura perusahaan penyedian jaringan komunikasi mengakuisisi 77,68% saham CENT sebesar Sin$17,16 juta atau Rp116,15 miliar pada 21 Des09. Teledata akan membayar tunai Sin$5 juta dan sisanya Sin$12,16 juta untuk mengeksekusi convertible bond perseroan.
IPO: Megapolitan Developments Akan 'Go Public'
Perusahaan properti PT Megapolitan Developments berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada kuartal pertama 2010.
Direktur Utama Megapolitan Developments Lora Melani Lowas mengatakan langkah ini dimaksudkan untuk ekspansi usaha perseroan, mengingat potensi pertumbuhan sektor properti yang cerah.
OKAS: MNK Tunda Terbitkan Obligasi Rp 370 Miilar
MNK akhirnya menunda rencana penerbitan obligasi senilai Rp 370 miliar dikarenakan belum adanya kesepakatan yield dengan investor. Sebagai gantinya, anak usaha OKAS itu akan mengambil opsi pinjaman bank.
BRPT: Laba Bersih FY09 Melejit 208,42% yoy
Laba bersih BRPT 9M09 melejit 208,42% yoy jadi Rp560,42 miliar vs rugi bersih Rp516,92 miliar dipicu turunnya beban pokok penjualan 36,83% yoy dari Rp14.02 triliun jadi Rp8,85 triliun dan naiknya harga jual rata-rata polipropilena jadi US$1.304/MT di 3Q09 (vs 2Q09 US$1.189/MT) serta polietilena jadi US$1.305/MT (vs 2Q09 US$1.160/MT). Laba kotor 9M09 meroket 15.325,66% yoy dari Rp10,74 miliar jadi Rp1,66 triliun. Secara Q/Q laba bersih naik 46,06% vs 2Q09 Rp383,70 miliar. Sementara itu, perseroan memprediksi laba bersih FY09 tembus Rp700 miliar vs FY08 rugi bersih Rp3,39 triliun.
Megapolitan Siap IPO Kuartal I 2010
Megapolitan Developments berencana akan melakukan penawaran saham umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama 2010.
Deretan apartemen, kondominium, serta gedung perkantoran di Jakarta Pusat, kemarin. Tingkat penjualan kondominium di Jakarta pada kuartal IV-2009 sedikit menurun disbanding kuartal sebelumnya, tetapi masih lebih baik dibanding selama semester pertama 2009. Pasokan dan permintaan pasar terhadap kondominium diperkirakan kembali meningkat pada 2010. Menurut REI, industri properti secara nasional akan tumbuh 12%-15% pada 2010.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
REsearch Danareksa Sec: Buy KLBF target Rp 1.700
Cermati Saham Indosat
HARGA saham PT Indosat Tbk (ISAT) berpeluang menuju level Rp 5.500 dalam jangka pendek. Sumber Investor Daily mengungkapkan, perseroan disebut-sebut oleh pelaku pasar akan membeli kembali (buyback) obligasi dolar AS. Selain itu, rencana perseroan membangun 1.950 unit stasiun penerima dan pemancar telekomunikasi (base transceiver station/BTS) untuk 3,5 G juga akan menjadi momentum kenaikan harga ISAT. Kemarin, ISAT ditutup stagnan di level Rp 4.600.
Saham Indofarma Berpotensi Rp 100
HARGA saham PT Indofarma Tbk (INAF) berpotensi mencapai level Rp 100 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, rencana merger perseroan dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tetap dilanjutkan. Saat ini, prosesnya tengah dimatangkan. Selain itu, rencana peluncuran produk baru dan pembangunan pabrik juga bakal berdampak positif terhadap Indofarma. Kemarin, INAF ditutup terkoreksi Rp 1 (1,2%) di posisi Rp 81.
IHSG dibuka menguat ke level 2.475.49 (+7 poin) di awal sesi perdagangan. IHSG diprediksi masih akan bergerak positif meski dalam kisaran yang sempit. Dorongan sentimen positifnya bursa-bursa global membuat IHSG akan terjaga positif meski tipis. Bursa Wall Street kemarin juga menguat seiring naiknya angka penjualan rumah ke titik terbaiknya sejak Februari 2007. Hal itu memunculkan optimisme akan membaiknya proses pemulihan ekonomi. Pada perdagangan Selasa (22/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 50,79 poin (0,49%) ke level 10.464,93. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 3,97 poin (0,36%) ke level 1.118,02 dan Nasdaq menguat 15,01 poin (0,67%) ke level 2.252,67.
Rupiah melemah ke Rp 9.510 terhadap dolar mengikuti pelemahan mata uang regional Asia dan Eropa, setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan pemulihan ekonomi yang berpotensi meningkatkan inflasi dan suku bunga The Fed di tahun depan, di tengah krisis fiskal di Eropa mengikuti penurunan rating kredit Yunani oleh Moodys menjadi negatif dan AA.
Gunawan Dianjaya Tawarkan 8,2 Miliar Saham
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mencatatkan saham umum perdana sekitar 8,2 miliar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/12).
Didukung Sentimen Positif Market
BUMI Terangkat, ‘Trading Buy’
Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (23/12) diprediksi menguat sebagai reversal koreksi sebelumnya dan potensi positif pergerakan indeks. Trading buy BUMI!
Voksel Bangun PLTA Rp 150 M
PT Voksel Electric Tbk (VOKS) akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mini sekitar US$ 15 juta atau setara dengan Rp 150 miliar. Pembangunannya akan direalisasikan dengan menggandeng mitra strategis.
EMISI OBLIGASI CHANDRA ASRI TAHUN DEPAN, Akhir 2009, Laba Barito Tembus Rp 700 Miliar
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memperkirakan laba bersih akhir 2009 menembus Rp 700 miliar, naik tajam dibandingkan tahun lalu yang membukukan rugi bersih Rp 3,39 triliun.
NILAI NOMINAL SAHAM TURUN, Kuasi Reorganisasi Sierad Produce Disetujui
Para pemegang saham PT Sierad Produce Tbk (SIPD) menyetujui kuasi reorganisasi untuk menghapus defisit atas akumulasi kerugian perseroan sebesar Rp 2,38 triliun.
Teledata Akuisisi Centrin Online
Teledata Ltd, perusahaan penyedia jaringan komunikasi asal Singapura, mengakuisisi 77,68% saham PT Centrin Online Tbk (CENT). Nilai pembelian mayoritas saham itu sebesar Sin$ 17,16 juta atau sekitar Rp 116,15 miliar.
PENERBITAN KOS DAN FUTURES DITUNDA, BEI Minta Tarif PPh Produk Derivatif Diturunkan Jadi 0,1%
Bursa Efek Indonesia (BEI) menunda penerbitan produk kontrak opsi saham (KOS) dan kontrak berjangka (futures) karena pemerintah memberlakukan tarif pajak yang tinggi terhadap transaksi produk derivatif. Otoritas bursa akan meminta pemerintah menurunkan tarif pajak transaksi derivatif yang diberlakukan sejak Februari 2009 dari 2,5% menjadi 0,1%.
Menunggu Keperkasaan Summarecon
Para pengembang menyongsong Tahun Baru 2010 dengan suka cita. Maklum, tahun depan, industri properti diramalkan bakal berotot lagi. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) termasuk yang bakal menunjukkan keperkasaannya.
JAJAKI EMISI OBLIGASI RP 300 MILIAR, Gozco Dapat Pinjaman Rp 600 M
PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) melalui anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng memperoleh pinjaman senilai Rp 600 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk. Dana digunakan untuk membiayai pengembangan kebun sawit serta pabrik pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Barito Raih Laba Rp 560 Miliar
Hingga kuartal ketiga 2009, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menorehkan laba bersih Rp 560,42 miliar. Naik dari 2008 yang rugi Rp 516,92 miliar.
Harga Bioethanol Naik, BUDI Batal Bikin Pabrik
Kenaikan harga komoditas malah membuat rencana PT Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) membangun pabrik bahan bakar nabati atau bioethanol di Lampung buyar.
Menanti Realisasi Rencana Ekspansi Kalbe Farma
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap memperluas jaringan usahanya pada tahun depan. Ini akan membawa dampak positif untuk kinerja jangka panjang KLBF.
Economic: Kenaikan tarif listrik ditunda
Pemerintah akan menunda kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dari rencana awal Januari 2010 hingga waktu yang belum ditentukan karena situasi politik dinilai kurang mendukung implementasi rencana tersebut. Pemerintah, memperhitungkan beban subsidi listrik yang akan terus membengkak jika kenaikan TDL ditunda, setiap bulan beban subsidi listrik berpotensi naik Rp1,2 triliun jika kebijakan tersebut mundur.
Economic: Investor Lokal Hanya Kuasai Sepertiga Saham di BEI
Hingga 17 Desember 2009, BEI mencatat kepemilikan saham investor lokal hanya 32,5% atau setara dengan Rp 360,35 triliun. Sementara, sisanya dimiliki investor asing yakni sebesar 67,5% atau Rp 748,76 triliun.
Infra: 8 Proyek Infrastruktur Batal ditender Tahun ini
Bappenas memastikan, sebanyak 8 proyek infrastruktur yang siap tender pada 2009 batal ditenderkan. Padahal, seluruh proyek yang bernilai US$ 4,52 miliar itu memiliki multiplier effects yang besar terhadap perekonomian masyarakat.
BUMI: Tidak Ada Tunggakan Pajak Rp2,1 T
BUMI menyatakan tidak memiliki tunggakan pajak sebesar Rp2,1 triliun dalam Lapkeu 2007. Saat ni, perseroan tengah meminta klarifikasi dari Dirjen Pajak terkait dugaan tindak pidana pajak yang dilakukan oleh BUMI, KPC dan Arutmin.
JSMR: Laba Bersih FY10 Akan Lebih Rendah vs FY09 atas Investasi Jalan Tol
JSMR memprediksi pertumbuhan laba bersih FY10 akan melambat selama beberapa tahun ke depan karena perseroan tengah berinvestasi membangun jalan tol baru. Pendapatan diprediksi "flat" atau "sedikit lebih rendah" pada 2010 vs target FY09 Rp800 miliar atau $84,3 juta. Sementara prediksi rata-rata 11 analis yang dihimpun Bloomberg mencatat pendapatan akan kurang dari Rp949 miliar. Perseroan menyatakan keuntungan dalam 3-4 tahun kedepan akan lebih rendah namun di tahun kelima, keenam dan ketujuh akan meningkat cukup pesat.
BMRI: Kuasai 10,1% Saham Garuda Pekan Ini
BMRI segera mengkonversi utang PT Garuda Indonesia senilai Rp 1,19 triliun menjadi 10,1% saham. Perseroan tengah menunggu kesiapan Garuda dalam 1-2 hari ke depan.
GZCO: Kantongi Utang Rp600 M
GZCO melaluli anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng mengantongi pinjaman dari BMRI sebesar Rp600 miliar. Perolehan dana untuk membiayai pengembangan kebun sawit dan pabrik pengolahan CPO. Selanjutnya, perseroan menargetkan pendapatan FY09 sebesar Rp450 miliar dengan laba bersih Rp200 miliar atau melampaui prediksi sebelumnya Rp145 miliar. Saat ini, perseroan tengah menjajaki kemungkinan emisi obligasi di 2010.
CENT: Diakuisisi Teledata 77,68% Saham
Teledata Ltd, Singapura perusahaan penyedian jaringan komunikasi mengakuisisi 77,68% saham CENT sebesar Sin$17,16 juta atau Rp116,15 miliar pada 21 Des09. Teledata akan membayar tunai Sin$5 juta dan sisanya Sin$12,16 juta untuk mengeksekusi convertible bond perseroan.
IPO: Megapolitan Developments Akan 'Go Public'
Perusahaan properti PT Megapolitan Developments berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada kuartal pertama 2010.
Direktur Utama Megapolitan Developments Lora Melani Lowas mengatakan langkah ini dimaksudkan untuk ekspansi usaha perseroan, mengingat potensi pertumbuhan sektor properti yang cerah.
OKAS: MNK Tunda Terbitkan Obligasi Rp 370 Miilar
MNK akhirnya menunda rencana penerbitan obligasi senilai Rp 370 miliar dikarenakan belum adanya kesepakatan yield dengan investor. Sebagai gantinya, anak usaha OKAS itu akan mengambil opsi pinjaman bank.
BRPT: Laba Bersih FY09 Melejit 208,42% yoy
Laba bersih BRPT 9M09 melejit 208,42% yoy jadi Rp560,42 miliar vs rugi bersih Rp516,92 miliar dipicu turunnya beban pokok penjualan 36,83% yoy dari Rp14.02 triliun jadi Rp8,85 triliun dan naiknya harga jual rata-rata polipropilena jadi US$1.304/MT di 3Q09 (vs 2Q09 US$1.189/MT) serta polietilena jadi US$1.305/MT (vs 2Q09 US$1.160/MT). Laba kotor 9M09 meroket 15.325,66% yoy dari Rp10,74 miliar jadi Rp1,66 triliun. Secara Q/Q laba bersih naik 46,06% vs 2Q09 Rp383,70 miliar. Sementara itu, perseroan memprediksi laba bersih FY09 tembus Rp700 miliar vs FY08 rugi bersih Rp3,39 triliun.
Megapolitan Siap IPO Kuartal I 2010
Megapolitan Developments berencana akan melakukan penawaran saham umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama 2010.
Deretan apartemen, kondominium, serta gedung perkantoran di Jakarta Pusat, kemarin. Tingkat penjualan kondominium di Jakarta pada kuartal IV-2009 sedikit menurun disbanding kuartal sebelumnya, tetapi masih lebih baik dibanding selama semester pertama 2009. Pasokan dan permintaan pasar terhadap kondominium diperkirakan kembali meningkat pada 2010. Menurut REI, industri properti secara nasional akan tumbuh 12%-15% pada 2010.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
Tuesday, December 22, 2009
Stocks Next Year: More Gains As 'Pessimism Bubble' Pops
By: Jeff Cox CNBC.com
From the unbridled despair of 2008 to the only-somewhat bridled optimism of 2009, what a difference a year makes on Wall Street. And so it goes into 2010. Most analysts are offering upbeat forecasts for stocks, though tempered with a healthy dose of what-ifs: whether housing ever does get back on track; whether the Fed raises rates too soon; whether the profligate government spending catches up with the economy and thwarts the nascent recovery. And, most ominously, whether unemployment continues to prevent the consumer from goosing the economy.
Despite the lingering fears, a return to an armageddon-like scenario is being almost wholly dismissed and investors are enjoying the healthy profits that 2009 offered. This year's 19 percent stock-market profit contrasts handsomely with the nearly 40 percent loss of 2008.Positive GDP growth—with some estimates as high as the 4 percent range—coupled with continued help from Washington is seen as a solid barrier against fears of a double-dip.Analysts at Bank of America-Merrill Lynch are calling it the popping of "the equity pessimism bubble."
http://www.cnbc.com/id/34510786
Investors Will Return to US Markets in 2010: Expert
By: Krystina Gustafson Special to CNBC.com
The Federal Reserve's pledge to keep interest rates at near zero for an extended period means U.S. markets will continue to rise in early 2010—and asset bubbles and a shaky world economy will cause some investors to pull out of emerging markets, said Eric Ross of Watch Harbor Asset Management. He and Brian Daley of Conifer Securities offered CNBC their outlooks for next year."I think the worries that we have are really the rest of the world's starting to fall apart economically, particularly the euro zone," Ross said.
As the U.S. market rises, the dollar will continue to weaken, and commodities will head higher, Ross said. And although gold isn't his favorite commodity, it is a good way to play the weak dollar, he said. Ross predicts January's earnings season will be better than many expect, with technology leading the pack. But Daley said investing in equities will still be stock-specific in 2010.
http://www.cnbc.com/id/34514860
From the unbridled despair of 2008 to the only-somewhat bridled optimism of 2009, what a difference a year makes on Wall Street. And so it goes into 2010. Most analysts are offering upbeat forecasts for stocks, though tempered with a healthy dose of what-ifs: whether housing ever does get back on track; whether the Fed raises rates too soon; whether the profligate government spending catches up with the economy and thwarts the nascent recovery. And, most ominously, whether unemployment continues to prevent the consumer from goosing the economy.
Despite the lingering fears, a return to an armageddon-like scenario is being almost wholly dismissed and investors are enjoying the healthy profits that 2009 offered. This year's 19 percent stock-market profit contrasts handsomely with the nearly 40 percent loss of 2008.Positive GDP growth—with some estimates as high as the 4 percent range—coupled with continued help from Washington is seen as a solid barrier against fears of a double-dip.Analysts at Bank of America-Merrill Lynch are calling it the popping of "the equity pessimism bubble."
http://www.cnbc.com/id/34510786
Investors Will Return to US Markets in 2010: Expert
By: Krystina Gustafson Special to CNBC.com
The Federal Reserve's pledge to keep interest rates at near zero for an extended period means U.S. markets will continue to rise in early 2010—and asset bubbles and a shaky world economy will cause some investors to pull out of emerging markets, said Eric Ross of Watch Harbor Asset Management. He and Brian Daley of Conifer Securities offered CNBC their outlooks for next year."I think the worries that we have are really the rest of the world's starting to fall apart economically, particularly the euro zone," Ross said.
As the U.S. market rises, the dollar will continue to weaken, and commodities will head higher, Ross said. And although gold isn't his favorite commodity, it is a good way to play the weak dollar, he said. Ross predicts January's earnings season will be better than many expect, with technology leading the pack. But Daley said investing in equities will still be stock-specific in 2010.
http://www.cnbc.com/id/34514860
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kalender Ekonomi & Event
Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal