Monday, October 5, 2009

Track Record Rekomendasi Saham Pilihan Indonesia (17 Juni - 02 Oktober 2009)

Track Record (17 Juni - 02 Oktober 2009 = 15 Pekan.
Average 77.07% (13 Pekan) + 8.17% (total 163.38% : 20 Saham Pilihan 2 Pekan lalu: 25 Sept-2 Okt) = Total 85.21% (15 Pekan berturut-turut Positive Return; Outperform IHSG +41.1% dalam 15 pekan (Average + 2.77%; Range 1,750-2,479) = Average 5.6808%/Week.

BUMI (3250/3050) -4.6% + 2.5%;INDF (2850) +6.1% + 2.6%; JSMR (1,880) -1.06%; AALI (20,800) +1.9%; SGRO (2,050) +1.2%; TLKM (8,500) +2.35%; UNTR (14,500/14,800) +6.96% + 1.7%; SMCB (1,330) +1.5%; INKP (1,810) 0%; INCO (4,125) +1.8%; KLBF (1,230) +8.2%; SDRA (250) +28%; BMRI (4,425) +8.5%; BBRI (7,550) +3.3%; SMGR (6,250) +4.8%; CTRA (730) +1.4%; KARK (106) +33%; INTP (+10,600) +15.23%; MEDC (3,000) +10%; ASII (32,600) +1.5%.

Investor masih menunggu hasil keputusan RDG BI, data ISM Services AS (Senin), Permulaan Musim Earnings di AS (Rabu: Alcoa), Fed Bernanke & Pertemuan ECB(Kamis), Trade Balance AS (Jumat).

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 05-10

Research Danareksa Sec: Sell RMBA target Rp 450

Research CIMB-GK: Outperform KLBF target Rp 1,900

Research Kim Eng Sec: Sell BBCA target Rp 3,750

Research Danareksa Sec: Buy BDMN target Rp 6,600 (3.9x PBV di tahun 2010)

Research Danareksa Sec: Buy BBRI target Rp 8,200 (3.4x PBV di tahun 2010)

Nilai perolehan laba 6 perusahaan grup Bakrie anjlok 29,2% pada semester I-2009. Hal tersebut disebabkan tergerus beban keuangan, pajak dan rugi kurs yang mencapai Rp 1,442 triliun.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) membukukan pendapatan Rp 368,784 miliar, turun 8,9% dari sebelumnya Rp 404,828 miliar. Laba bersih dibukukan sebesar Rp 56,902 miliar, turun 21,16% dari sebelumnya Rp 72,180 miliar. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah kerugian kurs Rp 19,658 miliar.
Pertumbuhan positif hanya diraih oleh PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan pendapatan sebesar Rp 1,507 triliun, naik 35,88% dari sebelumnya Rp 1,109 triliun. Laba BTEL sebesar Rp 72,779 miliar, naik 16,722 miliar dari sebelumnya Rp 62,352 miliar.
Dengan menggunakan asumsi kurs US$ 1 = Rp 10.000, maka total nilai pendapatan 6 usaha grup Bakrie di atas sebesar Rp 19,986 triliun di semester I-2009. Pada semester I-2008, total pendapatan 6 usaha Bakrie tersebut sebesar Rp 19,969 triliun. Artinya, hanya terjadi kenaikan tipis 0,08% pada semester I-2009.Pada semester I-2009 ini, 6 usaha grup Bakrie terkena beban keuangan dengan nilai sangat besar mencapai Rp 1,442 triliun, termasuk rugi kurs yang diterima ELTY sebesar Rp 19,658 miliar.Hal itu menyebabkan perolehan laba bersih 6 usaha grup Bakrie semester I-2009 hanya sebesar Rp 2,541 triliun. Padahal, pada semester I-2008 laba 6 usaha Bakrie mencapai Rp 3,589 triliun. Artinya terjadi penurunan sebesar 29,2%. Laporan keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) semester I-2009 belum keluar. Melihat kinerja 6 anak usahanya itu, kemungkinan BNBR akan mengalami penurunan kinerja keuangan.

IHSG Awal Pekan Dibuka Anjlok 23,47 Poin
IHSG pada perdagangan Senin (5/10) dibuka turun 23,47 poin (0,95%) ke level 2456,38 karena pengaruh indeks Wall Street yang turun pada penutupan akhir pekan lalu dan menunggu pengumuman BI Rate siang nanti.IHSG mengalami profit-taking di awal sesi perdagangan menjelang hasil pertemuan RDG BI yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga 6.5% siang ini. Jatuhnya indeks Asia hari ini setelah data tenaga kerja AS akhir pekan lalu dan pertemuan G7 mengecewakan pasar, mendorong spekulasi pemulihan ekonomi global tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya. Pasar masih menanti hasil pembentukan kabinet baru Presiden SBY dan munas Golkar (4-8 Oktober) dimana dapat angkat sentimen investor domestik. Pekan ini minim dengan rilisan data ekonomi AS, hanya pertemuan ECB dan testimony Fed Bernanke (Kamis) dan permulaan musim earning di AS (Alcoa; 07/10). Nikkei 225 -15.72 di 9,716.15, Hang Seng -18.97 di 20,363.83, KOspi -27.64 di 1,616.88, Shanghai tutup hingga 08-10, DJI futures +27 9469.

Nilai tukar rupiah meneruskan penguatannya dan kini menembus level 9.500-an per dolar AS. Investor asing terus melepas dolar AS dan memburu portofolio lokal.Pada perdagangan Senin (5/10/2009), rupiah dibuka menguat tajam ke level 9.575 per dolar AS, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di level 9.645 per dolar AS.Investor kini cenderung melepas dolar AS mengikuti tren pelemahan di pasar global. Keputusan Bank Indonesia (BI) soal BI Rate siang ini akan menjadi fokus utama investor. Namun diperkirakan BI tidak akan mengubah BI Rate di kisaran 6,5%. Sejumlah sentimen positif masih menghinggap di pasar lokal, dimana hasil pembentukan kabinet Presiden SBY dalam waktu dekat, munas Golkar (4-8 Oktober) dapat meningkatkan sentimen positif untuk saham grup Bakrie (potensi inflow ke pasar saham). Pernyataan negara G7 di Turki pada akhir pekan yang mendukung penguatan yuan CHina dan dolar AS (komentar sejumlah pejabat keuangan), diikuti pejabat keuangan kembali memberikan verbal intervensi terhadap penguatan yen, masih mendukung potensi penguatan mata uang regional kendati terbatas pekan ini. USD-JPY menguat 0.0250 di 89.83, AUD-USD menguat 0.0074 di 0.8726, NZD-USD menguat 0.0040 di 0.7200, USD-SGD melemah 0.0050 di 1.4110, USD-KRW melemah 1.2501 di 1,173, USD-PHP melemah 0.3050 di 46.79, USDIDR melemah 65.00 di 9,575, USD-CNY stabil di 6.8264, USD-MYR melemah 0.0140 di 3.4650, USD-THB melemah 0.0450 di 33.44.

Asing Minati Asiaplast
HARGA saham PT Asiaplast Industries Tbk (APLI) dikabarkan bakal diangkat menuju level Rp 100 dalam jangka pendek maupun menengah. Menurut sumber Investor Daily, ada institusi asing yang tertarik bekerjasama dengan perseroan terkait ekspansi usaha ke mancanegara. Selain itu, kata dia, pembangunan pabrik baru untuk meningkatkan penjualan produk plastik juga menjadi momentum kenaikan harga APLI. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, APLI menguat Rp 11 (18,64%) ke posisi Rp 70.

Mas Murni Jadi Target Akuisisi
PEMEGANG saham PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) disebut-sebut tengah bernegosiasi dengan perusahaan properti asal Malaysia yang tertarik membeli saham perseroan. Sumber Investor Daily mengungkapkan, harga MAMI berpeluang mencapai level Rp 80-90 seiring kabar tersebut. Selain itu, kata dia, agresifnya Mas Murni mengakuisisi sejumlah properti seperti Hotel Grand Kemang dan Adityawarman Building juga bakal berdampak positif. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, MAMI naik Rp 3 (5,2%) ke level Rp 60.

Rumor silih berganti menghampiri emiten Grup Bakrie. Menurut kabar terbaru, Grup Bakrie sudah menguasai 80%-85% saham Darma Henwa (DEWA). Catatan saja, saat ini anggota The Seven Brothers, PT Bumi Resources (BUMI), secara tidak langsung telah memiliki 44% saham DEWA melalui Zurich Asset International Ltd. Sumber KONTAN menyatakan, Grup Bakrie menambah kepemilikan saham DEWA lewat beberapa special purpose vehicle (SPV) lainnya. Para SPV itu memborong saham DEWA dari pasar saham. "Kabarnya mereka telah meminta Danatama Makmur untuk melakukan rencana tersebut," bisiknya, akhir pekan lalu.

SAHAM BAKRIELAND CETAK GAIN 413,9%, IHSG Terbaik di Asia Pasifik
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang akhir Desember 2008-30 September 2009 naik sekitar 82,06% atau menempati peringkat pertama di Asia Pasifik. IHSG berhasil menggeser dominasi indeks bursa Tiongkok, yakni Shang Hai dan Shenzen.

Total Utang BUMI Capai US$1,12 M
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki outstanding utang mencapai US$1,12 miliar setelah mengakuisisi 3 tambang batubara, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Fajar Bumi Sakti (FBS), dan PT Pendopo Energi Batubara.

ARAH INVESTASI SEPEKAN: Indeks dan Yield SUN Cenderung Naik
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menyisikan ruang penguatan pekan ini. Hal serupa akan terjadi pada imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) jangka menengah.

Harga Saham Semen Berpotensi Naik
Analis memprediksi, kenaikan harga saham semen bisa mencapai 15% hingga akhir tahun.

Obligasi Global Adaro Segera Terbit
PT Adaro Indonesia, produsen batubara terbesar kedua di Tanah Air, segera menerbitkan obligasi global senilai US$ 500 juta. Obligasi tersebut dijamin penuh oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) selaku pemegang 100% saham perseroan.

Bank of Tokyo Danai XL Rp 500 M
PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp 500 miliar dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, cabang Jakarta. Pinjaman itu bertenor tiga tahun.

INDY menawar 90% saham PT Berau Coal di bawah US$ 1 miliar. Nilai itu lebih rendah dibandingkan dengan penawaran yang diajukan Banpu PCL Thailand dan PT Quattro Inti Investama. Banpu, induk usaha ITMG memberikan harga penawaran US$ 1,3-1,4 miliar, sedangkan Quattro menawar sedikit di atas US$ 1 miliar. Berau Coal telah menunjukkan Bank of America-Merrill Lynch dan Deustche Bank sebagai konsultan penjualan. INDY dibantu Citigroup, Quattro menunjuk Barclays Capital sebagai konsultan. Banpu Thailand didukung The Thai Banks.

BNBR akan tetap merencanakan untuk buyback saham BUMI sebelum akhir tahun ini. BNBR mengalokasikan US$150 juta untuk buyback sebesar 4,2% BUMI dari OKAS.BNBR akan menerbitkan obligasi konversi terkait restrukturisasi utangnya dengan Northstar Pasific Partners. BNBR telah melunasi Rp2,06 triliun sehingga tersisa Rp4,26 triliun untuk direstrukturisasi.

Distributor farmasi, EPMT mengucurkan dana Rp 240 miliar pada tahun ini hingga tahun depan untuk memperluas jaringan distribusi dengan membuka 5 kantor cabang. Selain itu juga menambah kapasitas beberapa kantor cabang yang telah ada.

PT Bogamulia Nagadi, pemegang saham mayoritas TSPC, gencar meningkatkan kepemilikannya dalam 2 bulan terakhir. Per 31 Juli 2009, Bogamulia memegang 95,14% saham TSPC, pada akhir Agustus meningkat menjadi 95,19%, serta pada September telah membeli total 1.403.500 saham.

Proses Penjualan ELSA Bakal Rampung Akhir Oktober
Kini, Tridaya Esta dan konsorsium calon pemilik baru ELSA itu masih membicarakan penyelesaian restrukturisasi utang Tridaya Esta.

Beleid Rampung, Komposisi Kepemilikan PGAS Bakal Berubah
Pascakonversi, porsi kepemilikan pemerintah di PGAS bertambah 0,5% menjadi 56,96%.

Kantongi Restu DPR, Tiga BUMN Siap Melantai
Tahun depan, Kementerian Negara BUMN mengagendakan minimal tiga perusahaan negara melantai di bursa saham.

Harga beragam produk komoditas memang sedang merosot akibat terseret penurunan harga minyak mentah. Namun, hingga akhir tahun mendatang, para analis optimistis, harga barang-barang komoditas akan kembali menguat. Menurut data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (2/10), harga minyak mentah di pasar NYMEX Amerika Serikat berada di level US$ 69,95 per barel, turun 1,23% daripada posisi penutupan sehari sebelumnya.Seperti biasa, penurunan harga minyak menyeret harga komoditas lain, seperti harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO), emas, serta batubara.

BEI Suspensi Saham Bank Saudara
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) mulai perdagangan Senin (5/10) ini.

Sumber: Inilah.com, Detik.com & Market Flash, Kontan, Investordaily, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id

Isu Positif Domestik Dapat Picu IHSG Breakout Level Psikologis 2,500 Pekan Ini

Weekly Market Review
IHSG kembali ditutup menguat di pekan lalu, mengacuhkan kinerja indeks saham regional Asia dan Wall Street yang mengalami koreksi penurunan berkat imbas penurunan harga komoditi dan kekhawatiran mengenai laju pemulihan ekonomi AS tidak sekuat perkiraan investor sebelumnya. Kenaikan saham perbankan dan grup Astra (ASII, AALI, UNTR) menopang kinerja IHSG yang mendapatkan keuntungan dari laporan inflasi RI bulan September yang masih terkendali (1.05% m/m, 2.83% y/y) pada pekan lalu, meski laju kenaikan dibatasi oleh aksi profit-taking di saham grup Bakrie (BUMI-paska laporan pinjaman CIC China; BNBR, ELTY, ENRG) dan saham unggulan lainnya, menjelang pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari Senin (05/10) dan pertemuan Musyawarah Golkar (Munas) Golkar pada 4-8 Oktober. Negatifnya kondisi di luar negeri, ikut membebani laju kenaikan IHSG menghadapi level psikologis 2,500. IHSG menguat 35.264 poin (1.43%) pekan lalu, ditutup di 2,479.848,
Hari Jumat (02/10) IHSG menguat 1.877 poin (0.08%) menjadi 2,479.848. Investor asing bukukan net sell sebesar Rp 1.069 triliun miliar pekan lalu, dibandingkan net sell Rp 402 miliar miliar di pekan sebelumnya. Total pembelian oleh asing mencapai Rp 3,829 triliun selama sepekan. Sedangkan investor melakukan pembelian mencapai Rp 10 triliun. Saham BUMI mencatatkan saham paling aktif.

Indeks saham Asia mengalami penurunan terbesar dalam 6 pekan terakhir di tengah kekhawatiran rally selama 7 bulan telah melampaui prospek pemulihan ekonomi di Asia. Saham perbankan (Mitsubishi UFJ Financial Group Inc), otomotif (Toyota Motor Corp; anjloknya penjualan otomotif di AS), property (Glorious Property Holdings Ltd Hong Kong), mendorong indeks MSCI Asia Pasific anjlok 2.8% menjadi 114.46 pekan lalu, setelah menguat 62% dari level terendah 5-tahun pada 9 Maret dan terkoreksi 3.7% dari level tertinggi 1-tahun pada 17 September lalu. Lemahnya data ekonomi AS (ADP Employer, Chicago PMI, ISM Manufacturing, Jobless Claims dan antisipasi lemahnya unemployment & payroll AS) dan Jepang (survei Tankan BOJ), ikut membebani kinerja saham Asia. Sementara indeks saham Shanghai China masih mengalami masa liburan dari 1-8 Oktober, Kospi Korsel pada 05 September).

IHSG Outlook
Potensi kenaikan IHSG masih terbuka pada pekan ini, karena sejumlah sentimen yang positif, didukung oleh solidnya faktor fundamental ekonomi nasional dan emiten domestik dan kondisi teknikal trend bullish jangka pendek & jangka menengah (meski trend jangka panjang masih bearish; bear market rally???). Meski potensi kenaikan IHSG pekan ini di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi global tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya dan menghadapi sejumlah tahanan kuat di level psikologis 2,500 dan pertemuan RDG BI pada awal pekan ini.

Sejumlah sentimen yang dapat menopang kinerja IHSG pada pekan ini diantaranya: spekulasi pembentukan kabinet terbaru Presiden SBY di awal bulan Oktober diperkirakan akan berisi calon-calon yang dianggap positif dimata pelaku pasar saham domestik, potensi kenaikan harga saham grup Bakrie yang masih mendominasi volume perdagangan di IHSG menjelang Munas Golkar (4-8 Oktober 2009), dengan perkiraan keunggulan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar periode 2009-2014 dapat meningkatkan manuver grup Bakrie di masa mendatang. Membaiknya kondisi ekonomi dari laporan ekspor RI bulan Agustus (8.89% m/m; tembus US$ 10.55 miliar), merupakan nilai tertinggi sejak November 2008 dan inflasi bulan September terlihat terkendali, meningkat 2.83% y/y meski meningkat 1.05% m/m akibat kenaikan harga pada Ramadhan dan Idul Fitri sehingga mendorong perkiraan BI akan mempertahankan suku bunga BI 6.5% pada pertemuan hari Senin (05/10) dan membuka peluang untuk penurunan suku
bunga acuan di akhir tahun ini. Sejumlah institusi masih melihat positifnya prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja emiten domestik seperti kenaikan target IHSG oleh Credit Suisse menjadi 2,685, revisi pertumbuhan ekonomi RI oleh Asian Development Bank (ACB) dan International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini. Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS karena imbas penguatan mata uang regional Asia-Pasific tengah membengkaknya defisit anggaran dan isu diversifikasi cadangan devisa bank sentral global. Prospek laporan earning emiten kuartal 3 2009 akan solid berkat tingginya daya beli masyarakat, rendahnya suku bunga dan inflasi, kenaikan harga komoditi dan isu positif (merger dan akuisisi, isu kenaikan harga tol dan elpiji, kredit perbankan naik 11% di bulan September), seharusnya memberikan daya tarik untuk saham domestik.

Meski laju kenaikan IHSG masih dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif yang dapat muncul, sehingga dapat membatasi potensi kenaikan bahkan dapat memicu aksi profit-taking seperti: mahalnya valuasi saham IHSG (PER 31.51x) dibandingkan saham regional lainnya di Asia Tenggara, jika hasil pembentukan kabinet terbaru Presiden SBY, Munas Golkar diluar dan signal dari BI di luar ekspektasi pasar, investor asing masih mencatat net selling Rp 1.069 triliun pada pekan lalu dari sebelumnya net sell Rp 402 miliar, kinerja trend bullish indeks saham regional Asia rapuh (kekhawatiran ekonomi China overheating sehingga dapat picu spekulasi pengetatan kebijakan moneter China) dan Wall Street (PER S&P 500 19.2x) di tengah memburuknya kondisi ekonomi di bulan September (lebih rendah dari perkiraan data ISM Manufacturing, Jobless Claims, Non Farm Payroll AS) menjelang dimulainya musim earning Q3 2009 (Alcoa; 07/10) dan potensi koreksi penurunan harga komoditi (jika minyak
gagal mencapai diatas US$ 72, emas gagal menembus US$ 1,026/1,033; nickel gagal menembus US$ 19,200, CPO gagal tembus Myr 2,300), dapat membebani kinerja IHSG pada pekan ini.

Stock Picks:Average last 15 week +85.21%. Target 10-30%, Risk < -10%
Buy: BUMI, INDF, JSMR, AALI, SGRO, TLKM, UNTR, SMCB, CPIN,
PGAS, KLBF, MEDC, BMRI, BBRI, SMGR, CTRA

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan dapat mengalami technical rebound di awal pekan ini, karena investor global akan memindahkan perhatian mereka ke musim earnings di AS di tengah minimnya rilisan data ekonomi global, menjelang dimulainya musim earning di AS di pekan ini (Alcoa AS; 07/10) dan testimony Fed Bernanke (08/10), paska sejumlah data ekonomi AS mengecewakan termasuk data tenaga kerja AS (Non Farm Payroll -263k, Unemployment 9.8% di bulan September). Indeks Standard & Poors 500 dan DJIA mengalami penurunan 2-pekan pertama sejak Juli 2009, karena data manufaktur dan pengangguran yang mencapai level tertinggi 26-tahun, mendorong kekhawatiran pemulihan ekonomi lebih lambat dari perkiraan. Tetapi keyakinan investor global dapat meningkat setelah di kuartal kedua, 72.3% earning perusahaan di S&P 500 melampaui perkiraan analis. Survei Bloomberg melihat keuntungan perusahaan di S&P 500 akan merosot 23% di kuartal 3 2009 , rebound
63% di kuartal 4. Sementara analis Deutsche Bank melihat earning emiten di S&P 500 di Q3, mungkin melampaui perkiraan analis karena penurunan biaya-biaya dapat menjadikan perbaikan marjin.

Sementara hasil pertemuan negara G7 di Turki, menunjukkan sikap untuk memulihkan kestabilan finansial dan menyediakan stimulus ekonomi, melihat signal pemulihan ekonomi global tetapi kondisi pertumbuhan ekonomi masih rapuh dan kondisi tenaga kerja belum membaik, mendorong penguatan dolar AS. Laporan penutupan 3 bank di AS di pekan lalu, sehingga menjadi total 98 bank ditutup di sepanjang tahun ini, mendorong kekhawatiran trend kenaikan pengangguran di AS dapat mengganggu kestabilan sistem perbankan di AS yang masih rapuh dan data ekonomi AS dirilis baru-baru ini. Profesor Nouriel Roubini, sebelumnya akurat memprediksikan krisis finansial, mengatakan pasar saham dan komoditi mungkin terkoreksi di bulan mendatang karena laju pemulihan global mengecewakan investor, diikuti pernyataan Ex Chairman the Fed bahwa AS seharusnya tidak mempertimbangkan stimulus ke-2 meski pengangguran sepertinya menembus 10%. Hal-hal tersebut memberikan sentimen negatif kepada
kinerja indeks Asia dan dapat membatasi potensi kenaikan di pekan ini. Sementara dari sisi teknikal trend bullish indeks DJIA terancam jika ditutup harian dibawah 9,435, trend berbalik bearish untuk target 9,260/9116. Potensi rebound terbatas di 9,725.

Technical Analysis:
IHSG diperkirakan masih dapat melanjutkan laju kenaikan di pekan ini, karena sejumlah indikator menunjukkan pola bullish continuation seperti ADX masih menunjukkan buying signal, MACD & stochastic bullish, penutupan di atas 5 & 10 week MA, berada dalam uptrend channel dan bullish pennant, seharusnya membatasi potensi penurunan dan indikasi reversal. Trend bullish IHSG masih terjaga selama ditutup mingguan diatas 2,397 (short-term trendline support) untuk target 2,504 (trendline)-2,555 (projection FE 100.0 & middle channel line). Tetapi jika IHSG gagal mempertahankan 2,397, IHSG dapat mengarah ke support 2,271 (double bottom)/2,200 (20-week MA) dan dapat mengancam trend bullish jangka menengah. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada di wave v/5 dalam 3.
Resistance: 2547.87/2520.86/2500.36/2483.60. PP 2466.85
Support : 2456.60/2446.35/2412.84/2385.84

Download UBI Weekly Newsletter Vol 297 (Code TF)

Laju Penurunan Indeks Asia Diperkirakan Melambat Pekan Ini

Laporan Pasar Analisa Teknikal Grafik Teknikal

Nikkei Futures Kontrak Desember (SSIZ9)
Bursa Jepang ditutup pada level terendah dalam 2 bulan terakhir dalam perdagangan akhir pekan ini. Buruknya serangkaian data ekonomi AS dalam beberapa hari terakhir membuat investor mempertanyakan mengenai prospek pemulihan ekonomi negara adikuasa itu dari resesi. Sementara itu, kuatnya yen terhadap dollar membuat saham eksportir tertekan, seperti Tokyo Electron. Indeks Nikkei .N225 ditutup jatuh 246,77 poin, atau 2,47%, ke posisi 9.731,87.
Nikkei menunjukkan pola candle bearish continuation setelah breakout downtrend channel support, seharusnya masih mendukung potensi penurunan, meski secara keseluruhan trend masih bearish untuk jangka pendek. Sementara indikator stochastic dan MACD bearish, ADX mengalami kenaikan, seharusnya mendukung potensi kenaikan terbatas. Indeks harus ditutup diatas 10,185 (38.2 FR) untuk menetralkan tekanan bearish. Hitungan EW menunjukkan indeks berada di wave 4/b dalam wave 4. Resistance di 10185 (36.2 FR)/10300 (Fibo 61.8%). Support 9550 (low)/9,260. Rekomendasi Sell 9750 target 9500 stp 100p, Buy 9260 target 9550 stop 150p, buy break 9850 target 10200. Buy 9500 target 9800. (-100p)
Hang Seng Futures Kontrak Oktober (HSIV9)
Indeks Hang Seng mengawali perdagangan kuartal keempat ditutup anjlok 2,77%, dimana indeks mencatatkan level terendahnya dalam 3 pekan terakhir. Ambruknya saham dikarenakan buruknya data data manufaktur dan initial jobless claims yang tidak sesuai prediksi, meski data perumahan dan pembelanjaan konsumen cukup baik. Indeks Hang Seng .HSI ditutup anjlok 579,76 poin, atau 2,77%, ke posisi 20.375,49.
Dalam chart daily, Indeks menunjukkan signal bearish dari pola inverted hammer dan masih berada dalam down channel, seharusnya mendukung potensi penurunan. Sementara indikator ADX menurun, MACD bullish & divergence, seharusnya ikut mendukung potensi technical rebound yang terbatas. Indeks mendapatkan resistance 20345/21730. Support di 20050/19850. Hitungan Elliot wave indeks menunjukkan w. iv/5 dalam 3. Rekomendasi: Buy break 20350 target 2700 stop 100p. Sell 20750 & 20980 target 20.350 stop 100p. Buy 20050 target 20350. stop 19900. Sell break 20000 target 19850 stop 100p, buy 19650 target 20000 stop 60p. Chart HSIV9 1-Jam

www.strategydesk.co.id
www.harumdanaberjangka.co.id

Sunday, October 4, 2009

Weekly Commodity Technical Focus

ONG Focus - Written by Oil N' Gold |

Nymex Crude Oil (CL)
Crude oil's rebound from 65.05 extended further to as high as 69.93 last week and the strength of the rebound mixed up the near term outlook. With 4 hours MACD crossed below signal line, initial bias is neutral this week. On the downside, below 68.10 will suggest that rebound from 65.05 has completed and will flip intraday bias back to the downside. Break of 65.05 will affirm the original bearish view that crude oil has topped out at 75.0 already and will bring fall resumption towards 58.32 key support next.

On the upside, above 69.93 will target 73.16 first. Break there will indicate that fall from 75.0 has completed at 65.05 already. the corrective structure will in turn indicate that medium term rally is still in progress for another high above 75.0 before completion.

In the bigger picture, the lack of follow through selling so far dampens the bearish view that crude oil's medium term rise from 33.2 has completed at 75.0. Nevertheless, risk remains on the downside as long as 73.16 resistance holds. A break below 65.05 support will solidify the case the crude oil has topped out in medium term again. In such case, deeper fall should be seen to test on 58.32 cluster support (38.2% retracement of 33.2 to 75.0 at 59.03) first and break will target a retest of 33.2 low. However, a break of 75.0 will indicate that rise from 33.2 has resumed for 76.77/90.24 fibo resistance zone (38.2% and 50% retracement of 147.27 to 33.2) instead.

In the long term picture, there is no change in the view that fall from 147.27 is part of the correction to the five wave sequence from 98 low of 10.65. While there rebound from 33.2 is strong and might continue, there is no solid evidence that suggest fall 147.27 is completed and we're still preferring the case that rebound from 33.2 is merely a corrective rise only. Having said that strong resistance should be seen between 76.77/90.24 fibo resistance zone even in case of another rise and bring reversal for another low below 33.2 before completing the whole correction from 147.27.

Comex Gold (GC)
Gold continued to engage in choppy sideway trading below 1025.8 last week, without making any progress. Further consolidation could still be seen with risk of another fall. Though, downside is expected to be contained by 61.8% retracement of 931.3 to 1025.8 at 967.4. However, note that 1033.9 is needed to be firmly taken out to confirm upside momentum. Otherwise, we'd expected more sideway trading below 1033.9 in near term.

In the bigger picture, as discussed before, rise from 681 is tentatively treated as resumption of long term up trend. Sustained break of 1033.9 high will confirm this case and should target 61.8% projection of 681 to 1007.7 from 931.3 at 1133.2 next. However, a strong break of 931.3 support will invalidate this bullish view and suggest that rise from 681 has completed. This will in turn indicate that such rise is merely part of the consolidation pattern that started at 1033.9. In other words, deeper fall could then be seen towards 681 key support level in such case.

In the long term picture, long term rally from 1999 low of 253 turned into consolidation after completing a five wave sequence to 1033.9 in 2008. Such consolidation from 1033.9 should have completed in form of expanding triangle to 681 already and rise from there is tentatively treated as resumption of the long term up trend. Sustained break of 1033.9 should confirm this case and target 61.8% projection of 253 to 1033.9 from 681 at 1160 and then 100% projection at 1460 level.

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal