(Bloomberg) -- The euro may rise to a 15-month high of $1.5285 as the currency held above so-called support at $1.4831, said Citigroup Inc., citing trading patterns. Support at $1.4831 is the 55-day moving average, which the euro “remains above despite volatile price action over the past week,” Citigroup analysts led by Tom Fitzpatrick in New York wrote in a research note yesterday. Support is a level where buy orders may be clustered.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aVrMSaqFyM1o
Blog milik Andri Zakarias Siregar, Analis, Trader, Investor & Trainer (Fundamental/Technical/Flowtist/Bandarmologi: Saham/FX/Commodity), berpengalaman 14 tahun. Narasumber: Berita 1 First Media, Channel 95 MNC(Indovision), MetroTV, ANTV, Bloomberg BusinessWeek, Investor Today, Tempo, Trust, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Kontan, Harian Jakarta, PasFM, Inilah.com, AATI-IFTA *** Semoga analisa CTA & informasi bermanfaat. Happy Zhuan & Success Trading. Good Luck.
Tuesday, December 1, 2009
Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 01-12
Research JP Morgan Sec: Overweight BUMI target Rp 3.750 (katalis positif, BUMI mendapatkan saham PT Newmont)
Research CIMB-GK Sec: Outperform ELTY target Rp 430
Research CIMB-GK Sec: Overweight AALI target Rp 30.300
Cermati Saham Barito
HARGA saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berpeluang menuju level Rp 1.500-1.700 dalam waktu dekat. Sumber Investor Daily mengungkapkan, keberhasilan Prajogo Pangestu membeli PT Transpasific Railway Infrastructure akan menjadi momentum kenaikan harga BRPT. Sebab, Barito disebut-sebut oleh pelaku pasar menjajaki merger dengan Transpasific, perusahaan pengangkut batubara. Pada perdagangan kemarin, BRPT ditutup terkoreksi Rp 10 (0,7%) ke level Rp 1.280.
India Power Incar Dayaindo
HARGA saham PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berpotensi menuju level Rp 150 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, adanya kabar bahwa India's National Thermal Power Corp yang berniat menjadi pemegang saham perseroan bakal menjadi momentum penguatan harga KARK. Pada perdagangan kemarin, KARK ditutup melemah Rp 1 (0,8%) ke posisi Rp 112.
IHSG pada perdagangan Selasa ini juga diprediksi akan kembali bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Investor akan kembali melanjutkan koreksi teknikal untuk sejumlah saham yang sudah terlalu mahal. Investor juga akan mengamati angka inflasi yang akan dirilis BPS siang ini.Bursa-bursa utama dunia juga sudah pulih. Bursa Wall Street juga membaik setelah Dubai World mengumumkan akan merestrukturisasi sebagian dari grup tersebut, termasuk unit usaha propertinya, Nakheel. Total utang yang akan direstrukturisasi mencapai US$ 26 miliar.Pada perdagangan Senin (30/11/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik 34,92 poin (0,34%) ke level 10.344,84. Indeks Standard & Poor's 500 naik 4,14 poin (0,38%) ke level 1.095,63, Nasdaq naik 6,16 poin (0,29%) ke level 2.144,60.
Namun sebagian bursa regional kembali mengalami koreksi teknikal setelah kemarin mencetak penguatan tajam. Indeks Nikkei-225 di Bursa Tokyp mengawali perdagangan Selasa (1/12/2009) dengan melemah 63,73 poin (0,68%) ke level 9.281,82.Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.
Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah seiring aksi beli spekulatif setelah kemarin rupiah menembus level 9.500 per dolar AS.Pada perdagangan Selasa (1/12/2009), rupiah dibuka melemah ke level 9.490 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya di level 9.465 per dolar AS.
Ekonom dari BII Samuel Ringo-ringo mengatakan, data inflasi yang akan dirilis BPS siang ini diprediksi tidak akan banyak memberikan pengaruh. Analis memperkirakan inflasi akan tetap rendah hingga akhir tahun.
ADHI Incar Laba Bersih Akhir Tahun 120,1 M
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengincar pertumbuhan laba bersih yoy 48,14% menjadi Rp120,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp81,1%.
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan kasus gagal bayar surat utang milik Dubai World tidak akan mempengaruhi kinerja BUMN.Menurut Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu, baik kinerja keuangan, harga saham maupun rating penerbitan surat utang BUMN bisa dipastikan tidak akan terganggu."Bank sentral Dubai kan sudah menyatakan akan membayar semua. Jadi pengaruh gagal bayar Dubai World ke BUMN sudah tidak ada," ujarnya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/11/2009) malam.
Recapital Kaji Ulang IPO Berau Coal
Recapital Advisors akan mengkaji ulang rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Berau Coal, menyusul akuisisi 90% saham produsen batubara terbesar kelima di Tanah Air tersebut.
Duta Graha Perpanjang Utang Rp 40 Miliar
PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) berencana memperpanjang pinjaman kredit modal kerja (KMK) senilai Rp 40 miliar dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur dan BPD Kalimantan Timur. Kedua pinjaman itu jatuh tempo pada bulan November dan Desember 2009.
Asia Natural Cari Utang US$ 25 Juta
PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) tengah mencari utang senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 237,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan operasional dan ekspansi bisnis.
AKUISISI CECO TERTUNDA, Berlian Tanker Batal Emisi MEB US$ 368 Juta
PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) batal menerbitkan obligasi wajib tukar (mandatory exchangeable bond/MEB) senilai US$ 368 juta atau sekitar Rp 3,68 triliun. Perseroan membatalkan rencana itu karena tidak memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
TARGET 2009 DIREVISI JADI 12 EMITEN, SMN dan Megapolitan IPO Rp 700 Miliar
PT Sarana Menara Nusantara (SMN), unit usaha Grup Djarum, menargetkan perolehan dana sekitar Rp 200 miliar dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada kuartal I-2010. Sedangkan PT Megapolitan Developments mengincar dana Rp 500 miliar.
Citra Marga Incar Pendapatan Rp 630 Miliar
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) menargetkan pendapatan konsolidasi hingga akhir 2009 mencapai Rp 630 miliar, naik 11% dibandingkan tahun lalu Rp 568,96 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan naik 88,9% dari Rp 72 miliar menjadi Rp 136 miliar.
Banking: BI Pangkas Target Kredit FY10 jadi 15-17%
BI memangkas target pertumbuhan kredit FY10 jadi 15-17% dari sebelumnya 20% karena ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dunia.
Mining: Newmont akan Raup Laba US$642 Juta
PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) memproyeksikan perolehan laba bersih tahun ini mecapai US$642,9 juta atau naik hingga 231% dibandingkan denganpencapaian tahun lalu. Kenaikan itu dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas dan pertumbuhan penjualan produksi tembaga, emas, dan perak perusahaan itu.Comment: dengan 23,25% kepemilikan BUMI terhadap saham Newmont, maka kontribusi laba Newmont akan menaikan laba BUMI sebesar 35% dari $421 juta menjadi $571 juta. Positive untuk pertumbuhan harga saham kedepan.
SMGR: Bangun Pabrik Semen US$ 400 Juta bersama Freeport
Perusahaan tambang asal AS, PT Freeport Indonesia dan SMGR berencana membangun pabrik semen di Papua dengan nilai investasi US$ 400 juta mulai tahun depan. Freeport akan membangun pabrik semen berkapasitas 1-2 juta ton si Timika, Papua. Sedangkan SMGR akan menambah satu pabrik berkapasitas 2,5 juta ton di Manokwari, Papua.
CTRA: Kaji Beberapa Opsi Untuk Peroleh Dana Pada Tahun 2010
CTRA saat ini sedang mempertimbangkan beberapa opsi (obligasi, utang bank, atau rights offer) yang dapat digunakan untuk memperoleh dana bagi anggaran 2010.
PGAS: Incar Gas Donggi
PT Perusahaan Gas Negara Tbk disebut-sebut menginginkan pasokan gas alam cair (LNG) Donggi-Senoro yang akan digunakan perseroan sebagai salah satu sumber pasokan untuk proyek terminal LNG Medan.Total perkiraan permintaan gas yang diidentifikasi perseroan, mencapai 150-300 MMscfd. Mereka adalah pembangkit listrik PLN di Sicanang dan Paya Pasir.
BBNI: Laba Bersih 9M09 Melonjak 122% yoy
BBNI mencatat laba bersih 9M09 melonajk 122% yoy jadi Rp1,85 triliun dipicu naiknya fee based income 24% yoy jadi Rp3,15 triliun vs Rp2,54 triliun serta pendapatan bunga bersih +16% yoy jadi Rp8,31 triliun. Peningkatan bunga bersih dikontribusi dari ekspansi kredit 15% jadi Rp122,16 triliun vs Rp106,5 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga dari layanan jasa (recurring fee) perbankan +8% yoy jadi Rp2,78 triliun dan nonrecurring fee Rp347 triliun.
IPO: Dian Swastatika Sentosa IPO Rp1.500/Saham
PT Dian Swastatika Sentosa mengumumkan prospektus IPO nya, meliputi:
Jumlah saham dilepas : 100 juta saham
Nilai nominal : Rp250/saham
Harga penawaran : Rp1500/saham atau Rp150 miliar
Masa penawaran : 2-4 Des09
Listing date :10 Des09.
BWPT Anggarkan Belanja Modal US$ 45 Juta
Dana ini akan digunakan untuk memperluas lahan sebanyak 13.000 hektare.
Obligasi VII ISAT Dengan Bunga 11,25% dan 11,75%
PT Indosat Tbk (ISAT) menawarkan obligasi VII tahun 2009 dengan tingkat bunga 11,25% dan 11,75%.
Merril Lynch Jual Saham Triwira
Merril Lynch & Ci Inc menjual saham PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL) sekitar 6.185.000 lembar saham.
Investor Summit akan Diikuti 28 Emiten
Sekitar 28 emiten akan melakukan presentasi pada investor summit 2009 yang diselenggarakan pada 2 Desember hingga 3 Desember 2009.
Laba Bersih INDY Anjlok 22,7%
PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 22,7% per September 2009 menjadi Rp559,88 miliar dari periode yang sama 2008 Rp724,3 miliar.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan akan mengadakan RUPSLB pada 7 Januari 2009.
Hal ini disampaikan Eddie J. Soebari, Direktur BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (30/11). Namun, dalam keterangannya tersebut Perseroan tidak menyebutkan agenda apa saja yang akan dibahas dalam RUPSLB tersebut.Sebelumnya juga diberitakan BUMI akan menyampaikan laporan keuangan interim per 30 September 2009 paling lambat akhir Desember 2009.
Laba Bersih Bayan Resources Naik 459%
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp178,2 miliar per September 2009 atau naik 459% dibanding periode serupa 2008 Rp31,84 miliar.
Antam Bidik Produksi Emas 2,5 Ton
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan penjualan emas pada 2010 mencapai 7,980 ton dengan produksi emas 2,580 ton kalau Cibaliung beroperasi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan 36 saham transaksi margin (margin trading) periode Desember 2009, turun dibanding periode November sebanyak 38 saham. Adapun daftar saham yang dapat ditranskasikan dalam short selling berkurang dari 35 menjadi 33 saham. Berdasarkan Pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) No Peng-00400/BEI PSH/11-2009 yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (30/11), terdapat tiga saham yang keluar dari daftar margin periode Desember, yakni PT PP London Sumatera Plantations Tbk (LSIP), PT Ciputra Property Tbk (CTRP), dan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO).Di sisi lain, saham Timah Tbk (TINS) masuk melengkapi daftar saham margin dan short selling. “Di luar itu, saham-saham yang masuk daftar margin dan short selling tidak berubah,” kata Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Produk BEI Kandi Sofia S Dahlan.Transaksi margin merupakan transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai perusahaan efek (PE) dengan perbandingan 1:1. Nasabah yang akan melakukan transaksi margin harus menyetorkan jaminan awal sekurang-kurangnya Rp 200 juta. Jaminan transaksi nasabah dapat berupa uang tunai yang disimpan di PE, saham jaminan yang telah ditentukan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), obligasi, atau deposito nasabah.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
Research CIMB-GK Sec: Outperform ELTY target Rp 430
Research CIMB-GK Sec: Overweight AALI target Rp 30.300
Cermati Saham Barito
HARGA saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berpeluang menuju level Rp 1.500-1.700 dalam waktu dekat. Sumber Investor Daily mengungkapkan, keberhasilan Prajogo Pangestu membeli PT Transpasific Railway Infrastructure akan menjadi momentum kenaikan harga BRPT. Sebab, Barito disebut-sebut oleh pelaku pasar menjajaki merger dengan Transpasific, perusahaan pengangkut batubara. Pada perdagangan kemarin, BRPT ditutup terkoreksi Rp 10 (0,7%) ke level Rp 1.280.
India Power Incar Dayaindo
HARGA saham PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berpotensi menuju level Rp 150 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, adanya kabar bahwa India's National Thermal Power Corp yang berniat menjadi pemegang saham perseroan bakal menjadi momentum penguatan harga KARK. Pada perdagangan kemarin, KARK ditutup melemah Rp 1 (0,8%) ke posisi Rp 112.
IHSG pada perdagangan Selasa ini juga diprediksi akan kembali bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Investor akan kembali melanjutkan koreksi teknikal untuk sejumlah saham yang sudah terlalu mahal. Investor juga akan mengamati angka inflasi yang akan dirilis BPS siang ini.Bursa-bursa utama dunia juga sudah pulih. Bursa Wall Street juga membaik setelah Dubai World mengumumkan akan merestrukturisasi sebagian dari grup tersebut, termasuk unit usaha propertinya, Nakheel. Total utang yang akan direstrukturisasi mencapai US$ 26 miliar.Pada perdagangan Senin (30/11/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik 34,92 poin (0,34%) ke level 10.344,84. Indeks Standard & Poor's 500 naik 4,14 poin (0,38%) ke level 1.095,63, Nasdaq naik 6,16 poin (0,29%) ke level 2.144,60.
Namun sebagian bursa regional kembali mengalami koreksi teknikal setelah kemarin mencetak penguatan tajam. Indeks Nikkei-225 di Bursa Tokyp mengawali perdagangan Selasa (1/12/2009) dengan melemah 63,73 poin (0,68%) ke level 9.281,82.Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.
Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah seiring aksi beli spekulatif setelah kemarin rupiah menembus level 9.500 per dolar AS.Pada perdagangan Selasa (1/12/2009), rupiah dibuka melemah ke level 9.490 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya di level 9.465 per dolar AS.
Ekonom dari BII Samuel Ringo-ringo mengatakan, data inflasi yang akan dirilis BPS siang ini diprediksi tidak akan banyak memberikan pengaruh. Analis memperkirakan inflasi akan tetap rendah hingga akhir tahun.
ADHI Incar Laba Bersih Akhir Tahun 120,1 M
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengincar pertumbuhan laba bersih yoy 48,14% menjadi Rp120,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp81,1%.
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan kasus gagal bayar surat utang milik Dubai World tidak akan mempengaruhi kinerja BUMN.Menurut Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu, baik kinerja keuangan, harga saham maupun rating penerbitan surat utang BUMN bisa dipastikan tidak akan terganggu."Bank sentral Dubai kan sudah menyatakan akan membayar semua. Jadi pengaruh gagal bayar Dubai World ke BUMN sudah tidak ada," ujarnya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/11/2009) malam.
Recapital Kaji Ulang IPO Berau Coal
Recapital Advisors akan mengkaji ulang rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Berau Coal, menyusul akuisisi 90% saham produsen batubara terbesar kelima di Tanah Air tersebut.
Duta Graha Perpanjang Utang Rp 40 Miliar
PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) berencana memperpanjang pinjaman kredit modal kerja (KMK) senilai Rp 40 miliar dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur dan BPD Kalimantan Timur. Kedua pinjaman itu jatuh tempo pada bulan November dan Desember 2009.
Asia Natural Cari Utang US$ 25 Juta
PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) tengah mencari utang senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 237,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan operasional dan ekspansi bisnis.
AKUISISI CECO TERTUNDA, Berlian Tanker Batal Emisi MEB US$ 368 Juta
PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) batal menerbitkan obligasi wajib tukar (mandatory exchangeable bond/MEB) senilai US$ 368 juta atau sekitar Rp 3,68 triliun. Perseroan membatalkan rencana itu karena tidak memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
TARGET 2009 DIREVISI JADI 12 EMITEN, SMN dan Megapolitan IPO Rp 700 Miliar
PT Sarana Menara Nusantara (SMN), unit usaha Grup Djarum, menargetkan perolehan dana sekitar Rp 200 miliar dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada kuartal I-2010. Sedangkan PT Megapolitan Developments mengincar dana Rp 500 miliar.
Citra Marga Incar Pendapatan Rp 630 Miliar
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) menargetkan pendapatan konsolidasi hingga akhir 2009 mencapai Rp 630 miliar, naik 11% dibandingkan tahun lalu Rp 568,96 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan naik 88,9% dari Rp 72 miliar menjadi Rp 136 miliar.
Banking: BI Pangkas Target Kredit FY10 jadi 15-17%
BI memangkas target pertumbuhan kredit FY10 jadi 15-17% dari sebelumnya 20% karena ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dunia.
Mining: Newmont akan Raup Laba US$642 Juta
PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) memproyeksikan perolehan laba bersih tahun ini mecapai US$642,9 juta atau naik hingga 231% dibandingkan denganpencapaian tahun lalu. Kenaikan itu dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas dan pertumbuhan penjualan produksi tembaga, emas, dan perak perusahaan itu.Comment: dengan 23,25% kepemilikan BUMI terhadap saham Newmont, maka kontribusi laba Newmont akan menaikan laba BUMI sebesar 35% dari $421 juta menjadi $571 juta. Positive untuk pertumbuhan harga saham kedepan.
SMGR: Bangun Pabrik Semen US$ 400 Juta bersama Freeport
Perusahaan tambang asal AS, PT Freeport Indonesia dan SMGR berencana membangun pabrik semen di Papua dengan nilai investasi US$ 400 juta mulai tahun depan. Freeport akan membangun pabrik semen berkapasitas 1-2 juta ton si Timika, Papua. Sedangkan SMGR akan menambah satu pabrik berkapasitas 2,5 juta ton di Manokwari, Papua.
CTRA: Kaji Beberapa Opsi Untuk Peroleh Dana Pada Tahun 2010
CTRA saat ini sedang mempertimbangkan beberapa opsi (obligasi, utang bank, atau rights offer) yang dapat digunakan untuk memperoleh dana bagi anggaran 2010.
PGAS: Incar Gas Donggi
PT Perusahaan Gas Negara Tbk disebut-sebut menginginkan pasokan gas alam cair (LNG) Donggi-Senoro yang akan digunakan perseroan sebagai salah satu sumber pasokan untuk proyek terminal LNG Medan.Total perkiraan permintaan gas yang diidentifikasi perseroan, mencapai 150-300 MMscfd. Mereka adalah pembangkit listrik PLN di Sicanang dan Paya Pasir.
BBNI: Laba Bersih 9M09 Melonjak 122% yoy
BBNI mencatat laba bersih 9M09 melonajk 122% yoy jadi Rp1,85 triliun dipicu naiknya fee based income 24% yoy jadi Rp3,15 triliun vs Rp2,54 triliun serta pendapatan bunga bersih +16% yoy jadi Rp8,31 triliun. Peningkatan bunga bersih dikontribusi dari ekspansi kredit 15% jadi Rp122,16 triliun vs Rp106,5 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga dari layanan jasa (recurring fee) perbankan +8% yoy jadi Rp2,78 triliun dan nonrecurring fee Rp347 triliun.
IPO: Dian Swastatika Sentosa IPO Rp1.500/Saham
PT Dian Swastatika Sentosa mengumumkan prospektus IPO nya, meliputi:
Jumlah saham dilepas : 100 juta saham
Nilai nominal : Rp250/saham
Harga penawaran : Rp1500/saham atau Rp150 miliar
Masa penawaran : 2-4 Des09
Listing date :10 Des09.
BWPT Anggarkan Belanja Modal US$ 45 Juta
Dana ini akan digunakan untuk memperluas lahan sebanyak 13.000 hektare.
Obligasi VII ISAT Dengan Bunga 11,25% dan 11,75%
PT Indosat Tbk (ISAT) menawarkan obligasi VII tahun 2009 dengan tingkat bunga 11,25% dan 11,75%.
Merril Lynch Jual Saham Triwira
Merril Lynch & Ci Inc menjual saham PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL) sekitar 6.185.000 lembar saham.
Investor Summit akan Diikuti 28 Emiten
Sekitar 28 emiten akan melakukan presentasi pada investor summit 2009 yang diselenggarakan pada 2 Desember hingga 3 Desember 2009.
Laba Bersih INDY Anjlok 22,7%
PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 22,7% per September 2009 menjadi Rp559,88 miliar dari periode yang sama 2008 Rp724,3 miliar.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan akan mengadakan RUPSLB pada 7 Januari 2009.
Hal ini disampaikan Eddie J. Soebari, Direktur BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (30/11). Namun, dalam keterangannya tersebut Perseroan tidak menyebutkan agenda apa saja yang akan dibahas dalam RUPSLB tersebut.Sebelumnya juga diberitakan BUMI akan menyampaikan laporan keuangan interim per 30 September 2009 paling lambat akhir Desember 2009.
Laba Bersih Bayan Resources Naik 459%
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp178,2 miliar per September 2009 atau naik 459% dibanding periode serupa 2008 Rp31,84 miliar.
Antam Bidik Produksi Emas 2,5 Ton
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan penjualan emas pada 2010 mencapai 7,980 ton dengan produksi emas 2,580 ton kalau Cibaliung beroperasi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan 36 saham transaksi margin (margin trading) periode Desember 2009, turun dibanding periode November sebanyak 38 saham. Adapun daftar saham yang dapat ditranskasikan dalam short selling berkurang dari 35 menjadi 33 saham. Berdasarkan Pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) No Peng-00400/BEI PSH/11-2009 yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (30/11), terdapat tiga saham yang keluar dari daftar margin periode Desember, yakni PT PP London Sumatera Plantations Tbk (LSIP), PT Ciputra Property Tbk (CTRP), dan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO).Di sisi lain, saham Timah Tbk (TINS) masuk melengkapi daftar saham margin dan short selling. “Di luar itu, saham-saham yang masuk daftar margin dan short selling tidak berubah,” kata Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Produk BEI Kandi Sofia S Dahlan.Transaksi margin merupakan transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai perusahaan efek (PE) dengan perbandingan 1:1. Nasabah yang akan melakukan transaksi margin harus menyetorkan jaminan awal sekurang-kurangnya Rp 200 juta. Jaminan transaksi nasabah dapat berupa uang tunai yang disimpan di PE, saham jaminan yang telah ditentukan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), obligasi, atau deposito nasabah.
Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
Daily Market Outlook Saham & IHSG
Market Review
IHSG berhasil mengalami technical rebound dan meredam efek terburuk dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World di akhir pekan lalu, mengikuti kenaikan mayoritas indeks saham regional Asia dan reboudnya harga komoditi global kemarin. Aksi pembelian saham dari grup Astra (ASII, UNTR), perbankan, pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO), semen (INTP), infrastruktur, menopang kinerja IHSG kemarin, dan membatasi dampak negatif dari penurunan harga saham dari grup Bakrie. Sementara pelemahan rupiah terhadap dolar yang ditutup di level Rp 9.460 dan penantian pasar terhadap hak angket DPR untuk kasus Bank Century, masih membebani kinerja IHSG kemarin. IHSG rebound 22,32 poin (+0,93%), di 2.415,84, transaksi tercatat Rp 5,22 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 250 miliar, dibandingkan net sell Rp 217,1 miliar (26/11).
Indeks saham MSCI Asia Pasific rebound kemarin, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan tertinggi dalam 7 bulan terakhir, setelah pemerintah Uni Emirat Arab berjanji untuk memberikan support kepada bank-bank yang meredakan kekhawatiran dari kemungkinan kerugian dari Dubai World akan meningkat. Saham Bank National Australia Bank dan Commonwealth Bank of Australia melonjak setelah mereka tidak memperkirakan kerugian material dari Dubai. HSBC Holdings Plc dan Sunning Appliance Co China menguat berkat isu Dubai dan stimulus China.
IHSG Outlook
Momentum technical rebound IHSG hari ini diperkirakan terbatas, berkat ketidakpastian situasi poltik dalam negeri dari hak Angket DPR untuk kasus Bank Century yang dapat menyeret beberapa nama dari pejabat penting di Kabinet Indonesia Bersatu 2, penyelesaian kasus KPK-Polri dapat meredam investasi asing di pasar modal domestik. Masih adanya kekhawatiran terhadap efek domino dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World, setelah terlihat pemerintah Dubai tidak sepenuhnya menjamin beban utang Dubai World berpotensi meningkatkan premi kredit di masa mendatang, meski kekhawatiran tersebut sedikit mereda kemarin, diikuti isu negatif dari right issue grup Bakrie, masih membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Meski potensi penurunan IHSG terbatas hari ini, karena pasar menanti rilisan data inflasi RI bulan November hari ini akan berada di bawah 0,19% atau dibawah laju inflasi Oktober 2009 (prediksi Bank Indonesia), sehingga dapat mendorong BI pada pekan
ini menahan laju suku bunga acuan 6,50% dalam Rapat Dewan Gubernur Kamis pekan ini (03-12). Kondisi tersebut seharusnya masih memberikan support kepada saham yang sensitif terhadap inflasi dan suku bunga seperti sektor perbankan, otomotif, property dan konsumsi. Imbas kenaikan harga komoditi emas dan batubara dan harga komoditi global (minyak target $ 81/84 selama bertahan di atas support $ 75,15; emas target $ 1.200), masih memberikan support kepada saham pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO) dan emas unggulan (ANTM). Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.
Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/ BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih mendapatkan support dari meredanya kekhawatiran mengenai kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World pada akhir pekan lalu, setelah pemerintah Dubai menjanjikan untuk membantu keuangan (meski tidak menjamin utang Dubai World sepenuhnya) dan menyuntik likuiditas ke pasar guna meredam gejolak di pasar, diikuti kenaikan harga komoditi global seperti minyak dan logam (emas, aluminium dan zinc), pernyataan pemerintah China yang akan mempertahankan kebijakan stimulus di tahum depan, pertumbuhan ekonomi India tercatat 7,9% di Q3 2009 melampaui prediksi pasar dan prediksi sejumlah brokerage global (Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas) yang melihat peluang kenaikan indeks saham Asia dalam kisaran 9%-36% di tahun 2010, seharusnya memberika support dan menopang kinerja indeks saham Asia, dapat memberikan efek positif kepada saham Wall Street di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap penjualan
ritel di musim liburan akan mengecewakan pasar (The National Retail Federation AS menyatakan prediksi penurunan 1% daya beli di musim liburan Thanksgiving) dan perkiraan data ISM Manufacturing AS bulan November yang dirilis hari ini akan menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dapat membatasi momentum technical rebound di tengah kondisi pasar yang overbought dan mahalnya valuasi saham global saat ini.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle piercing bullish (indikasi bullish reversal yang moderat), meski telah breakout dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti kenaikan dalam volume, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan masih terbatas, karena signal negatif dari 5/10/20 day MA yang bearish dapat membebani momentum kenaikan IHSG. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD masih bertahan di teritorial positif, seharusnya menunjukkan trend penurunan. Trend berbalik menjadi bearish setelah IHSG ditutup dibawah 2.454 untuk target 2.330/2.230 Perkiraan range hari ini di 2.390-2.4. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iv/3 dalam B dengan perkiraan kisaran level 2.430/2.450 merupakan peak area yang mendukung potensi kenaikan yang terbatas (hold sell on rally 2491: stop diatas 2.560) target 2330/2.230, jika gagal tembus high 2.494.
Resistance : 2465.26/2452.91/2440.55/2423.04. PP 2405.54
Support : 2393.18/2380.83/2363.32/2345.82
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
IHSG berhasil mengalami technical rebound dan meredam efek terburuk dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World di akhir pekan lalu, mengikuti kenaikan mayoritas indeks saham regional Asia dan reboudnya harga komoditi global kemarin. Aksi pembelian saham dari grup Astra (ASII, UNTR), perbankan, pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO), semen (INTP), infrastruktur, menopang kinerja IHSG kemarin, dan membatasi dampak negatif dari penurunan harga saham dari grup Bakrie. Sementara pelemahan rupiah terhadap dolar yang ditutup di level Rp 9.460 dan penantian pasar terhadap hak angket DPR untuk kasus Bank Century, masih membebani kinerja IHSG kemarin. IHSG rebound 22,32 poin (+0,93%), di 2.415,84, transaksi tercatat Rp 5,22 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 250 miliar, dibandingkan net sell Rp 217,1 miliar (26/11).
Indeks saham MSCI Asia Pasific rebound kemarin, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan tertinggi dalam 7 bulan terakhir, setelah pemerintah Uni Emirat Arab berjanji untuk memberikan support kepada bank-bank yang meredakan kekhawatiran dari kemungkinan kerugian dari Dubai World akan meningkat. Saham Bank National Australia Bank dan Commonwealth Bank of Australia melonjak setelah mereka tidak memperkirakan kerugian material dari Dubai. HSBC Holdings Plc dan Sunning Appliance Co China menguat berkat isu Dubai dan stimulus China.
IHSG Outlook
Momentum technical rebound IHSG hari ini diperkirakan terbatas, berkat ketidakpastian situasi poltik dalam negeri dari hak Angket DPR untuk kasus Bank Century yang dapat menyeret beberapa nama dari pejabat penting di Kabinet Indonesia Bersatu 2, penyelesaian kasus KPK-Polri dapat meredam investasi asing di pasar modal domestik. Masih adanya kekhawatiran terhadap efek domino dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World, setelah terlihat pemerintah Dubai tidak sepenuhnya menjamin beban utang Dubai World berpotensi meningkatkan premi kredit di masa mendatang, meski kekhawatiran tersebut sedikit mereda kemarin, diikuti isu negatif dari right issue grup Bakrie, masih membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Meski potensi penurunan IHSG terbatas hari ini, karena pasar menanti rilisan data inflasi RI bulan November hari ini akan berada di bawah 0,19% atau dibawah laju inflasi Oktober 2009 (prediksi Bank Indonesia), sehingga dapat mendorong BI pada pekan
ini menahan laju suku bunga acuan 6,50% dalam Rapat Dewan Gubernur Kamis pekan ini (03-12). Kondisi tersebut seharusnya masih memberikan support kepada saham yang sensitif terhadap inflasi dan suku bunga seperti sektor perbankan, otomotif, property dan konsumsi. Imbas kenaikan harga komoditi emas dan batubara dan harga komoditi global (minyak target $ 81/84 selama bertahan di atas support $ 75,15; emas target $ 1.200), masih memberikan support kepada saham pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO) dan emas unggulan (ANTM). Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.
Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/ BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175
Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih mendapatkan support dari meredanya kekhawatiran mengenai kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World pada akhir pekan lalu, setelah pemerintah Dubai menjanjikan untuk membantu keuangan (meski tidak menjamin utang Dubai World sepenuhnya) dan menyuntik likuiditas ke pasar guna meredam gejolak di pasar, diikuti kenaikan harga komoditi global seperti minyak dan logam (emas, aluminium dan zinc), pernyataan pemerintah China yang akan mempertahankan kebijakan stimulus di tahum depan, pertumbuhan ekonomi India tercatat 7,9% di Q3 2009 melampaui prediksi pasar dan prediksi sejumlah brokerage global (Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas) yang melihat peluang kenaikan indeks saham Asia dalam kisaran 9%-36% di tahun 2010, seharusnya memberika support dan menopang kinerja indeks saham Asia, dapat memberikan efek positif kepada saham Wall Street di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap penjualan
ritel di musim liburan akan mengecewakan pasar (The National Retail Federation AS menyatakan prediksi penurunan 1% daya beli di musim liburan Thanksgiving) dan perkiraan data ISM Manufacturing AS bulan November yang dirilis hari ini akan menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dapat membatasi momentum technical rebound di tengah kondisi pasar yang overbought dan mahalnya valuasi saham global saat ini.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle piercing bullish (indikasi bullish reversal yang moderat), meski telah breakout dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti kenaikan dalam volume, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan masih terbatas, karena signal negatif dari 5/10/20 day MA yang bearish dapat membebani momentum kenaikan IHSG. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD masih bertahan di teritorial positif, seharusnya menunjukkan trend penurunan. Trend berbalik menjadi bearish setelah IHSG ditutup dibawah 2.454 untuk target 2.330/2.230 Perkiraan range hari ini di 2.390-2.4. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iv/3 dalam B dengan perkiraan kisaran level 2.430/2.450 merupakan peak area yang mendukung potensi kenaikan yang terbatas (hold sell on rally 2491: stop diatas 2.560) target 2330/2.230, jika gagal tembus high 2.494.
Resistance : 2465.26/2452.91/2440.55/2423.04. PP 2405.54
Support : 2393.18/2380.83/2363.32/2345.82
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com
Weekly Market Outlook SAHAM & IHSG
Market Review
IHSG kembali gagal mempertahankan momentum kenaikan pada pekan lalu, di tengah lebih singkatnya hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) BEI karena liburan Idul Adha (27/11), menyebabkan investor domestik dan asing melakukan aksi profit-taking di hampir semua saham unggulan. Kondisi tersebut diperburuk oleh rencana penerbitan saham baru (Right issue) oleh anak usaha saham Grup Bakrie seperti PT Enegy Persada Tbk (ENRG) (RI dengan harga Rp 185) dan PT. Darma Henwa (RI dengan harga Rp 100), telah merontokkan saham grup Bakrie lainnya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT. Bakrie Brothers TBk (BNBR) yang meluas kepada saham unggulan lainnya di BEI. Situasi politik di tanah air ikut membebani kinerja IHSG pada pekan lalu, paska Pidato Presiden SBY yang dianggap mengambang dan memberikan ketidakpastian terhadap penyelesaian kasus PT Bank Century dan Kasus KPK-Polri. Di akhir pekan, BEI kembali mendapatkan isu negatif dari laporan gagal bayarnya utang obligasi Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, senilai US$ 59 miliar, telah merontokkan seluruh indeks saham global pada hari Kamis, ikut memberikan tekanan kepada IHSG untuk terkoreksi tajam pada akhir pekan lalu. IHSG anjlok 93,841 poin (%-3.7) pekan lalu, ditutup di 2.393,519. Hari Kamis (27/11), IHSG anjlok 68,009 poin (-2,77%) menjadi 2.393,519. Investor asing membukukan net sell Rp 339,94 miliar pada pekan lalu, dibandingkan net buy Rp 178,4 miliar di pekan sebelumnya.
Indeks saham Asia anjlok untuk pekan kedua berturut-turut berkat kekhawatiran perusahaan akan membukukan kerugian dari rencana Dubai World untuk menunda pembayaran utang obligasi dan penjualan saham oleh bank-bank di Asia akan menurunkan nilai kepemilikan yang ada. Saham Kajima Corp anjlok 16% setelah Daiwa Securities SMBC Co mengatakan perusahaan kontraktor Jepang mungkin kehilangan “puluhan miliar yen” jika dana investasi Dubai menunda pembayaran hutang. Bank of China Ltd, di pekan lalu mempertimbangkan untuk menjual saham baru. Saham Sony Corp, anjlok 6% karena dolar anjlok ke level terendah 14-tahun terhadap yen. Santos Ltd, produsen gas dan minyak Australia, anjlok 4,6% karena harga minyak terkoreksi ke US$ 76 di sesi Asia hari Jumat (27/11). Indeks MSCI Asia Pasific anjlok 2,6% menjadi 113,90 di pekan ini, sebagian besar terpukul oleh perusahaan finansial.
IHSG Outlook
Setelah IHSG mengalami koreksi penurunan yang signifikan di pekan lalu, potensi penurunan IHSG pada pekan ini relatif terbatas, karena isu negatif dari gagal bayar utang obligasi US$ 59 miliar Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, di pekan lalu, terlihat bersifat knee jerk effect kepada indeks saham global pada pekan ini, karena pemerintah Dubai berinisiatif membantu keuangan Dubai World yang nilai relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pemicu krisis financial di tahun 2007 dari laporan kerugian finansial sebesar ratusan miliar dolar yang dipimpin oleh kebangkrutan Lehman Brothers Co AS. Indonesia juga dilaporkan tidak memiliki eksposur struktural dengan Dubai. Sementara isu negatif dari rencana penerbitan saham baru (right issue) anak usaha PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) pada pekan lalu, diperkirakan dapat diredam oleh spekulasi sejumlah laporan keuangan dari PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie Development Tbk (ELTY) dan PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP), mayoritas akan menunjukkan kinreja perseroan yang solid dan masih mencatat kenaikan laba bersih ketimbang periode sebelumnya di tahun 2008.
Peluang buy on weakness sejumlah saham unggulan yang memiliki kinerja dan isu positif seperti pembelian 14% saham divestasi PT Newmont (untungkan BUMI & DEWA) dan spekulasi laporan keuangan PT Bumi Resources per September 2009 dirilis awal bulan Desember, diikuti rencana pembagian dividen oleh sejumlah emiten seperti TLKM (Rp 26,65), INCO (Rp 105l kurs Rp 9.500), ADRO (Rp 12), BBRI (Rp 45,74), PTBA (Rp 66,75), PGAS (Rp 10), SMGR (Rp 58), seharusnya dapat memberikan support kepada IHSG. Laporan bantuan Pemerintah Dubai kepada Dubai World di akhir pekan, dapat meredakan aksi penjualan saham yang paling terpukul di akhir pekan lalu, di tengah kondisi oversold di sejumlah saham unggulan, terutama saham dari grup Bakrie dan saham komoditi pertambangan batubara dan logam.
Perkiraan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri dan masih kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal domestik di tengah trend penurunan dolar AS terhadap mata uang utama global, seharusnya masih menopan kinerja IHSG pekan ini. Terutama menjelang rilisan data inflasi RI bulan November yang diperkirakan 0,05% - 0,2% (konsensus ekonom domestik), meski adanya perayaan Idul Adha dan kenaikan harga emas ke rekor tertinggi US$ 1.195/troy ons pada pekan lalu, tidak akan cukup untuk mendongkrak inflasi untuk meningkat lebih tinggi. Kondisi tersebut akan mendorong Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga 6,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. BI memproyeksikan inflasi di tahun 2009 akan berada di kisaran 3,6% - 3,7%, merupakan rekor terendah yang pernah terjadi di Indonesia, diikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini akan mencapai 4-4,5% dan 5,5,5% di tahun 2010, dapat membatasi potensi penurunan dari isu negatif yang akan datang.
Chart IHSG & PT BUM Resources Tbk (BUMI) I(Source: finance.yahoo.com)
Terlihat saham BUMI underperform terhadap kinerja IHSG di pekan lalu.
Meski kekhawatiran terhadap meluasnya efek domino dari krisis dari Dubai World, kinerja indeks saham regional yang masih rapuh ditengah mahalnya valuasi indeks saham dan rencana penjualan saham baru di berbagai negara di Asia diikuti kondisi teknikal yang overbought, dapat membatasi potensi technical rebound saham unggulan di IHSG. Sementara hak Angket DPR untuk kasus Bank Century pada hari Selasa (01/12), valuasi saham di IHSG relatif lebih mahal (PER 15.3x; P/E 25x) dibandingkan dengan valuasi indeks saham MSCI Asia Pasific (P/E 21x) dan isu 'bubble' aset saham dan komoditi global masih menghantui kinerja IHSG dipekan ini.
Global Outlook
Potensi penurunan indeks saham global diperkirakan terbatas pada pekan ini, karena isu negatif dari krisis Dubai World akibat gagal bayar hutang obligasi senilai US$ 59 miliar dapat diredam oleh pemerintah Dubai yang siap membantu keuangan Dubai World dan siap membanjiri likuiditas ke pasar dan spekulasi testimoni Chairman Fed Ben Bernanke pada hari Kamis dan data tenaga kerja AS hari Jumat yang menunjukkan pelambatan penurunan payroll AS dibulan November, seharusnya memberikan peluang Buy On Weakness indeks saham global di awal pekan hingga akhir pekan ini. Eksposur perbankan AS terhadap Dubai World relatif kecil dibandingkan dengan perbankan Eropa dan Jepang, seharusnya membatasi efek terburuk kepada indeks saham AS yang masih menjadi benchmark untuk pergerakan indeks saham global saat ini. Mata uang dolar AS yang masih berada dalam tren penurunan, meski pada pekan lalu dolar mengalami technical rebound, karena kasus gagal bayar hutang Dubai World yang telah meningkatkan credit debt swap (CDS) Dubai dan Bahrain yang telah meningkatkan resiko gagal bayar premi di negara emerging pada akhir pekan lalu, diperkirakan masih memberikan support kepada pasar saham dan komoditi global. Masih banjirnya likuiditas paska pertemuan G20 dan KTT APEC pada bulan lalu yang sepakat mempertahankan stimulus global senilai US$ 2 triliun dolar dan meredam spekulasi penaikan stimulus oleh bank sentral Eropa dalam beberapa bulan mendatang dan kenaikan suku bunga global, ikut memberikan support kepada indeks saham global pekan ini. Kondisi teknikal indeks saham DJIA dan indeks saham MSCI World Index yang masih berada dalam trend bullish jangka pendek, dapat menopang kinerja bullish jangka pendek. Lapoan positif di akhir pekan dari hasil penjualan ritel di toko-toko AS pada liburan Thanksgiving di akhir pekan lalu, lebih tinggi dari periode tahun lalu dan rencana penawaran saham perdana (IPO) di negara Emerging lebih tinggi 15 kali lipat ketimbang di negara maju, masih dapat support kinerja indeks saham regional Asia. Sejumlah data ekonomi global (PMI China, GDP Euro, ISM - Payroll AS, masih dapat menopang kinerja indeks saham global.
Chart DJIA Weekly: Trend bullish, selama masih bertahan diatas trendline 10,050, target 10,500/10,580, support 10,230/10,100.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle bearish engulfing (indikasi bearish reversal yang kuat), gagal bertahan diatas 76,4% Fibonacci Retracement 2838-1089 di 2.425, ditutup di bawah 5 & 10 week MA dan masih belum dapat menembus trendline resistance medium term di 2.523, seharusnya mendukung strategy hold sell area 2.491-2.525 untuk target 2.391/2.330 (stop loss diatas 2.559) yang membatasi potensi kenaikan pada pekan ini. Indikator ADX yang terkoreksi (indikasi potensi penurunan terbatas), stochastic dan MACD masih berada di atas teritorial positif, seharusnya masih memberikan support kepada IHSG dalam 1-2 pekan ini. Meski trend jangka pendek masih terjaga jika IHSG dapat bertahan di atas channel support 2.375 pekan ini. Jika gagal dapat mengarahkan IHSG ke target support 2.230/2.200 pada pekan depan. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di iii/C dalam 4/(B), untuk target 2.230/2.330 (wave 2.62x wave B), selama level 2.494 tidak tercapai kembali dalam 1-2 pekan. Perkiraan range pekan ini: 2.300-2.450.
Resistance: 2533.12/2498.22/2463.32/2444.17. PP 2425.02
Support : 2355.22/2336.08/2316.93/2262.88
Stock Picks:Average last 21 week +100.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold (23/11) until 03/04 Des 2009 : BUMI 2.575/DEWA 186/PGAS 3.800/DOID 1680 /ASII 33000/MEDC 2675/ANTM 2.350/SMGR 7400/HEXA 2950/TRUB 145 /BKSL 99/PTBA 15000/ENRG 285/BMRI 4.700/DEWA /TLKM 8.950.
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175
(Andri Zakarias Siregar)
IHSG kembali gagal mempertahankan momentum kenaikan pada pekan lalu, di tengah lebih singkatnya hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) BEI karena liburan Idul Adha (27/11), menyebabkan investor domestik dan asing melakukan aksi profit-taking di hampir semua saham unggulan. Kondisi tersebut diperburuk oleh rencana penerbitan saham baru (Right issue) oleh anak usaha saham Grup Bakrie seperti PT Enegy Persada Tbk (ENRG) (RI dengan harga Rp 185) dan PT. Darma Henwa (RI dengan harga Rp 100), telah merontokkan saham grup Bakrie lainnya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT. Bakrie Brothers TBk (BNBR) yang meluas kepada saham unggulan lainnya di BEI. Situasi politik di tanah air ikut membebani kinerja IHSG pada pekan lalu, paska Pidato Presiden SBY yang dianggap mengambang dan memberikan ketidakpastian terhadap penyelesaian kasus PT Bank Century dan Kasus KPK-Polri. Di akhir pekan, BEI kembali mendapatkan isu negatif dari laporan gagal bayarnya utang obligasi Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, senilai US$ 59 miliar, telah merontokkan seluruh indeks saham global pada hari Kamis, ikut memberikan tekanan kepada IHSG untuk terkoreksi tajam pada akhir pekan lalu. IHSG anjlok 93,841 poin (%-3.7) pekan lalu, ditutup di 2.393,519. Hari Kamis (27/11), IHSG anjlok 68,009 poin (-2,77%) menjadi 2.393,519. Investor asing membukukan net sell Rp 339,94 miliar pada pekan lalu, dibandingkan net buy Rp 178,4 miliar di pekan sebelumnya.
Indeks saham Asia anjlok untuk pekan kedua berturut-turut berkat kekhawatiran perusahaan akan membukukan kerugian dari rencana Dubai World untuk menunda pembayaran utang obligasi dan penjualan saham oleh bank-bank di Asia akan menurunkan nilai kepemilikan yang ada. Saham Kajima Corp anjlok 16% setelah Daiwa Securities SMBC Co mengatakan perusahaan kontraktor Jepang mungkin kehilangan “puluhan miliar yen” jika dana investasi Dubai menunda pembayaran hutang. Bank of China Ltd, di pekan lalu mempertimbangkan untuk menjual saham baru. Saham Sony Corp, anjlok 6% karena dolar anjlok ke level terendah 14-tahun terhadap yen. Santos Ltd, produsen gas dan minyak Australia, anjlok 4,6% karena harga minyak terkoreksi ke US$ 76 di sesi Asia hari Jumat (27/11). Indeks MSCI Asia Pasific anjlok 2,6% menjadi 113,90 di pekan ini, sebagian besar terpukul oleh perusahaan finansial.
IHSG Outlook
Setelah IHSG mengalami koreksi penurunan yang signifikan di pekan lalu, potensi penurunan IHSG pada pekan ini relatif terbatas, karena isu negatif dari gagal bayar utang obligasi US$ 59 miliar Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, di pekan lalu, terlihat bersifat knee jerk effect kepada indeks saham global pada pekan ini, karena pemerintah Dubai berinisiatif membantu keuangan Dubai World yang nilai relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pemicu krisis financial di tahun 2007 dari laporan kerugian finansial sebesar ratusan miliar dolar yang dipimpin oleh kebangkrutan Lehman Brothers Co AS. Indonesia juga dilaporkan tidak memiliki eksposur struktural dengan Dubai. Sementara isu negatif dari rencana penerbitan saham baru (right issue) anak usaha PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) pada pekan lalu, diperkirakan dapat diredam oleh spekulasi sejumlah laporan keuangan dari PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie Development Tbk (ELTY) dan PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP), mayoritas akan menunjukkan kinreja perseroan yang solid dan masih mencatat kenaikan laba bersih ketimbang periode sebelumnya di tahun 2008.
Peluang buy on weakness sejumlah saham unggulan yang memiliki kinerja dan isu positif seperti pembelian 14% saham divestasi PT Newmont (untungkan BUMI & DEWA) dan spekulasi laporan keuangan PT Bumi Resources per September 2009 dirilis awal bulan Desember, diikuti rencana pembagian dividen oleh sejumlah emiten seperti TLKM (Rp 26,65), INCO (Rp 105l kurs Rp 9.500), ADRO (Rp 12), BBRI (Rp 45,74), PTBA (Rp 66,75), PGAS (Rp 10), SMGR (Rp 58), seharusnya dapat memberikan support kepada IHSG. Laporan bantuan Pemerintah Dubai kepada Dubai World di akhir pekan, dapat meredakan aksi penjualan saham yang paling terpukul di akhir pekan lalu, di tengah kondisi oversold di sejumlah saham unggulan, terutama saham dari grup Bakrie dan saham komoditi pertambangan batubara dan logam.
Perkiraan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri dan masih kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal domestik di tengah trend penurunan dolar AS terhadap mata uang utama global, seharusnya masih menopan kinerja IHSG pekan ini. Terutama menjelang rilisan data inflasi RI bulan November yang diperkirakan 0,05% - 0,2% (konsensus ekonom domestik), meski adanya perayaan Idul Adha dan kenaikan harga emas ke rekor tertinggi US$ 1.195/troy ons pada pekan lalu, tidak akan cukup untuk mendongkrak inflasi untuk meningkat lebih tinggi. Kondisi tersebut akan mendorong Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga 6,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. BI memproyeksikan inflasi di tahun 2009 akan berada di kisaran 3,6% - 3,7%, merupakan rekor terendah yang pernah terjadi di Indonesia, diikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini akan mencapai 4-4,5% dan 5,5,5% di tahun 2010, dapat membatasi potensi penurunan dari isu negatif yang akan datang.
Chart IHSG & PT BUM Resources Tbk (BUMI) I(Source: finance.yahoo.com)
Terlihat saham BUMI underperform terhadap kinerja IHSG di pekan lalu.
Meski kekhawatiran terhadap meluasnya efek domino dari krisis dari Dubai World, kinerja indeks saham regional yang masih rapuh ditengah mahalnya valuasi indeks saham dan rencana penjualan saham baru di berbagai negara di Asia diikuti kondisi teknikal yang overbought, dapat membatasi potensi technical rebound saham unggulan di IHSG. Sementara hak Angket DPR untuk kasus Bank Century pada hari Selasa (01/12), valuasi saham di IHSG relatif lebih mahal (PER 15.3x; P/E 25x) dibandingkan dengan valuasi indeks saham MSCI Asia Pasific (P/E 21x) dan isu 'bubble' aset saham dan komoditi global masih menghantui kinerja IHSG dipekan ini.
Global Outlook
Potensi penurunan indeks saham global diperkirakan terbatas pada pekan ini, karena isu negatif dari krisis Dubai World akibat gagal bayar hutang obligasi senilai US$ 59 miliar dapat diredam oleh pemerintah Dubai yang siap membantu keuangan Dubai World dan siap membanjiri likuiditas ke pasar dan spekulasi testimoni Chairman Fed Ben Bernanke pada hari Kamis dan data tenaga kerja AS hari Jumat yang menunjukkan pelambatan penurunan payroll AS dibulan November, seharusnya memberikan peluang Buy On Weakness indeks saham global di awal pekan hingga akhir pekan ini. Eksposur perbankan AS terhadap Dubai World relatif kecil dibandingkan dengan perbankan Eropa dan Jepang, seharusnya membatasi efek terburuk kepada indeks saham AS yang masih menjadi benchmark untuk pergerakan indeks saham global saat ini. Mata uang dolar AS yang masih berada dalam tren penurunan, meski pada pekan lalu dolar mengalami technical rebound, karena kasus gagal bayar hutang Dubai World yang telah meningkatkan credit debt swap (CDS) Dubai dan Bahrain yang telah meningkatkan resiko gagal bayar premi di negara emerging pada akhir pekan lalu, diperkirakan masih memberikan support kepada pasar saham dan komoditi global. Masih banjirnya likuiditas paska pertemuan G20 dan KTT APEC pada bulan lalu yang sepakat mempertahankan stimulus global senilai US$ 2 triliun dolar dan meredam spekulasi penaikan stimulus oleh bank sentral Eropa dalam beberapa bulan mendatang dan kenaikan suku bunga global, ikut memberikan support kepada indeks saham global pekan ini. Kondisi teknikal indeks saham DJIA dan indeks saham MSCI World Index yang masih berada dalam trend bullish jangka pendek, dapat menopang kinerja bullish jangka pendek. Lapoan positif di akhir pekan dari hasil penjualan ritel di toko-toko AS pada liburan Thanksgiving di akhir pekan lalu, lebih tinggi dari periode tahun lalu dan rencana penawaran saham perdana (IPO) di negara Emerging lebih tinggi 15 kali lipat ketimbang di negara maju, masih dapat support kinerja indeks saham regional Asia. Sejumlah data ekonomi global (PMI China, GDP Euro, ISM - Payroll AS, masih dapat menopang kinerja indeks saham global.
Chart DJIA Weekly: Trend bullish, selama masih bertahan diatas trendline 10,050, target 10,500/10,580, support 10,230/10,100.
Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle bearish engulfing (indikasi bearish reversal yang kuat), gagal bertahan diatas 76,4% Fibonacci Retracement 2838-1089 di 2.425, ditutup di bawah 5 & 10 week MA dan masih belum dapat menembus trendline resistance medium term di 2.523, seharusnya mendukung strategy hold sell area 2.491-2.525 untuk target 2.391/2.330 (stop loss diatas 2.559) yang membatasi potensi kenaikan pada pekan ini. Indikator ADX yang terkoreksi (indikasi potensi penurunan terbatas), stochastic dan MACD masih berada di atas teritorial positif, seharusnya masih memberikan support kepada IHSG dalam 1-2 pekan ini. Meski trend jangka pendek masih terjaga jika IHSG dapat bertahan di atas channel support 2.375 pekan ini. Jika gagal dapat mengarahkan IHSG ke target support 2.230/2.200 pada pekan depan. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di iii/C dalam 4/(B), untuk target 2.230/2.330 (wave 2.62x wave B), selama level 2.494 tidak tercapai kembali dalam 1-2 pekan. Perkiraan range pekan ini: 2.300-2.450.
Resistance: 2533.12/2498.22/2463.32/2444.17. PP 2425.02
Support : 2355.22/2336.08/2316.93/2262.88
Stock Picks:Average last 21 week +100.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold (23/11) until 03/04 Des 2009 : BUMI 2.575/DEWA 186/PGAS 3.800/DOID 1680 /ASII 33000/MEDC 2675/ANTM 2.350/SMGR 7400/HEXA 2950/TRUB 145 /BKSL 99/PTBA 15000/ENRG 285/BMRI 4.700/DEWA /TLKM 8.950.
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175
(Andri Zakarias Siregar)
Brokerages Upgrades Asian Stocks in 2010
Goldman Sachs Most ‘Upbeat’ on Asian Stocks in 2010
(Bloomberg) -- Asian stocks may offer returns of 36 percent in dollar terms next year, helped by growth in emerging markets, Goldman Sachs Group Inc. said in the most optimistic of three brokerages’ reports on the region’s equities in 2010. The MSCI Asia-Pacific excluding-Japan Index may gain to 540 by next December, while the MSCI Asia excluding-Japan Index may rise to 650, Goldman Sachs analysts led by Timothy Moe wrote in a report dated yesterday.Goldman Sachs is more bullish than BNP Paribas and Citigroup Inc., which predicted gains of between 9 percent and 20 percent for Asian stocks next year, according to reports received today. The brokerage has also turned more positive in the past month, when it predicted a “sluggish” performance for regional markets next year amid slowing economic indicators and after a rally from their March lows lifted valuations.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aQBQBDWWtJHw
Asian Stocks to Gain 20% as Inflows Rise, BNP Says
(Bloomberg) -- Asian stocks may extend their best annual rally in 16 years, with a regional index poised to gain 20 percent in 2010 as foreign fund flows into the region’s equities increase, BNP Paribas said.The MSCI Asia excluding Japan Index may rise to 570 in the next 12 months, compared with the Nov. 27 close of 455.15, as inflows rise 30 percent to $35 billion, BNP strategists led by Clive McDonnell wrote in a report today. Singapore was raised to “overweight” from “underweight,” while South Korea was cut to “neutral” from “overweight,” according to the report.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aF7In1FUUMlg
China Stocks to Rise on Economy, Mirae, Citigroup Say
Chinese stocks will rebound from their worst week in three months and keep rising next year as the strengthening economy lures more funds from overseas, Citigroup Inc. and Mirae Asset Global Investments Co. said. China is on course for a “long-term, multi-year bubble that’s not going to burst in 2010,” Citigroup Inc.’s head of China research Lan Xue told reporters in Hong Kong today.
Morgan Stanley Sees 5% Drop in European Stocks by End of 2010
(Bloomberg) -- European stocks may fall as much as 5 percent by the end of 2010 as governments withdraw stimulus measures, according to Morgan Stanley strategists. Shares may extend the rally in equity markets since March to as high as 1,200 for the MSCI Europe Local Index next year before falling to 1,030, the team led by the European head of equity strategy Teun Draaisma wrote in a report to clients today. Morgan Stanley continues to prefer stocks over fixed- income investment, they wrote.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aj5ouERHMh4A
Asian Stocks May Rise 29% in 2010, Credit Suisse Says
(Bloomberg) -- Asian stocks may rise a further 29 percent in the next 12 months because the region is still undervalued and corporate earnings will continue to recover, according to Credit Suisse Group AG. The MSCI Asia excluding Japan Index may climb to 600 in the period, Credit Suisse analysts led by Sakthi Siva said in a report dated yesterday. They said investors should “overweight” South Korean, Indonesian, Indian and Hong Kong- traded Chinese shares, and favor so-called cyclical stocks over defensive shares.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a5eYHFChJ050
(Bloomberg) -- Asian stocks may offer returns of 36 percent in dollar terms next year, helped by growth in emerging markets, Goldman Sachs Group Inc. said in the most optimistic of three brokerages’ reports on the region’s equities in 2010. The MSCI Asia-Pacific excluding-Japan Index may gain to 540 by next December, while the MSCI Asia excluding-Japan Index may rise to 650, Goldman Sachs analysts led by Timothy Moe wrote in a report dated yesterday.Goldman Sachs is more bullish than BNP Paribas and Citigroup Inc., which predicted gains of between 9 percent and 20 percent for Asian stocks next year, according to reports received today. The brokerage has also turned more positive in the past month, when it predicted a “sluggish” performance for regional markets next year amid slowing economic indicators and after a rally from their March lows lifted valuations.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aQBQBDWWtJHw
Asian Stocks to Gain 20% as Inflows Rise, BNP Says
(Bloomberg) -- Asian stocks may extend their best annual rally in 16 years, with a regional index poised to gain 20 percent in 2010 as foreign fund flows into the region’s equities increase, BNP Paribas said.The MSCI Asia excluding Japan Index may rise to 570 in the next 12 months, compared with the Nov. 27 close of 455.15, as inflows rise 30 percent to $35 billion, BNP strategists led by Clive McDonnell wrote in a report today. Singapore was raised to “overweight” from “underweight,” while South Korea was cut to “neutral” from “overweight,” according to the report.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aF7In1FUUMlg
China Stocks to Rise on Economy, Mirae, Citigroup Say
Chinese stocks will rebound from their worst week in three months and keep rising next year as the strengthening economy lures more funds from overseas, Citigroup Inc. and Mirae Asset Global Investments Co. said. China is on course for a “long-term, multi-year bubble that’s not going to burst in 2010,” Citigroup Inc.’s head of China research Lan Xue told reporters in Hong Kong today.
Morgan Stanley Sees 5% Drop in European Stocks by End of 2010
(Bloomberg) -- European stocks may fall as much as 5 percent by the end of 2010 as governments withdraw stimulus measures, according to Morgan Stanley strategists. Shares may extend the rally in equity markets since March to as high as 1,200 for the MSCI Europe Local Index next year before falling to 1,030, the team led by the European head of equity strategy Teun Draaisma wrote in a report to clients today. Morgan Stanley continues to prefer stocks over fixed- income investment, they wrote.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aj5ouERHMh4A
Asian Stocks May Rise 29% in 2010, Credit Suisse Says
(Bloomberg) -- Asian stocks may rise a further 29 percent in the next 12 months because the region is still undervalued and corporate earnings will continue to recover, according to Credit Suisse Group AG. The MSCI Asia excluding Japan Index may climb to 600 in the period, Credit Suisse analysts led by Sakthi Siva said in a report dated yesterday. They said investors should “overweight” South Korean, Indonesian, Indian and Hong Kong- traded Chinese shares, and favor so-called cyclical stocks over defensive shares.
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a5eYHFChJ050
Subscribe to:
Comments (Atom)
Kalender Ekonomi & Event
Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal