Wednesday, December 30, 2009

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 30-12

Research Bahana Securities: Underperform UNSP target Rp 285

Research Bahana Securities: Hold AALI target Rp 23.000

Saham PT Barito Pacific (BRPT) dikabarkan bakal diakumulasi oleh sejumlah broker dalam jangka pendek. Perseroan disebut-sebut sedang mengincar tambang batubara di Kalimantan Tengah milik perusahaan asing. Terkait itu, Harga BRPT bakal diangkat menuju Rp1.500-Rp1.700.

Harga saham PT Astra Graphia Tbk (ASGR) berpotensi menuju Rp450-Rp500 dalam jangka pendek. Perseroan dikabarkan berniat mengakuisisi perusahaan sejenis untuk memperkuat bisnis solusi informasi dan teknologi. Akusisi tersebut ditargetkan terealisasi pada awal 2010. Sementara itu, pada perdagangan kemarin, ASGR ditutup naik Rp15 (5%) menjadi Rp315 juta.

Sebagian analis memperkirakan IHSG bisa tetap bertahan di level 2.500 pada penutupan akhir tahun ini. Investor akan berupaya mempercantik portofolionya sebelum tutup buku. Sementara dari bursa Wall Street, rally yang sudah berlangsung selama 6 hari berturut-turut akhirnya berakhir. Investor mendapatkan sentimen negatif di tengah perdagangan yang sangat tipis.Pada perdagangan Selasa (29/12/2009), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 1,67 poin (0,02%) ke level 10.545,41. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 1,58 poin (0,14%) ke level 1.126,20 dan Nasdaq melemah 2,68 poin (0,12%) ke level 2.288,40. Sementara Bursa Jepang membuka perdagangan Rabu ini dengan penguatan. Indeks Nikkei-225 dibuka naik 66,32 poin (0,62%) ke level 10.704,28.

Nilai tukar rupiah bergerak stabil dalam volume perdagangan yang tipis. Rupiah hanya mendapatkan sedikit tekanan dari trend penguatan dolar AS atas euro pada awal perdagangan di Asia hari ini. Pada perdagangan Rabu (30/12/2009), rupiah dibuka stabil di level 9.440 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.435 per dolar AS.Dolar AS bergerak menguat atas euro didorong oleh data yang menunjukkan perekonomian terbesar dunia itu secara perlahan mulai bangkit dari resesi.Euro diperdagangkan pada level 1,4354 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,4376 dolar. Dolar AS menguat atas yen ke posisi 92,02 yen, dibandingkan sebelumnya di 91,62 yen.

Akuisisi Berau, BUMI Dekati Huaneng Power
Bumi Resources (BUMI) sedang bernegosiasi untuk mengajak Huaneng Power International dari China untuk ikut akuisisi hingga 90% saham induk perusahaan PT Berau Coal.

Target Emisi BEI 2009 Meleset
Sepanjang 2009, total emisi obligasi, sukuk, dan efek beragun aset (EBA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp29,68 triliun atau meleset dari target Rp32 triliun.

Akhir 2009, ERTX Prediksi Rugi 20 Miliar
Meski tak separah tahun lalu, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) masih mematok rugi bersih hingga Rp 20 miliar sampai akhir 2009.

Bukit Sentul Terbitkan Rights Issue Rp 1,5 Triliun
Pemegang saham PT Sentul City Tbk (BKSL) menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas atau rights issue III perusahaan senilai Rp 1,5 miliar.

Jual MTN, Medco Meraup Dana US$ 42,1 Juta
MEDC meraup dana US$ 42,1 juta dari penerbitan MTN. MEDC akan kembali menerbitkan MTN senilai US$ 7,9 juta pada Januari 2010.

Indoexchange Akan Kuasi Reorganisasi
PT Indoexchange Tbk (INDX) akan melakukan kuasi reorganisasi. Rencananya, INDX akan menurunkan nilai nominal dari Rp 250 menjadi Rp 50 per saham.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) lantaran mengalami kenaikan harga signifikan hingga menyentuh batas atas auto rejection selama 2 hari berturut-turut.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyiapkan dana sebesar Rp 912,362 miliar untuk mengeksekusi rights issue PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Setelah rights issue kepemilikan BNBR di ENRG akan susut 15,72% menjadi 27,48%.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) lantaran mengalami kenaikan tajam sebesar Rp 375 (131,58%) sejak 1 Desember hingga 29 Desember 2009.

PT Garuda Indonesia menyatakan belum siap memberikan sebagian sahamnya kepada PT Bank Mandiri Tbk terkait dengan konversi utang Mandatory Convertible Bond (MCB) senilai Rp 1 triliun.

Economic: Kapitalisasi Bursa Tembus Rp2.000 Triliun
Nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menembus Rp2.000triliun atau meningkat 85% dibandingkan akhir perdagangan tahun lalu sekitar Rp1.076 triliun. Adapun nilai transaksi harian di bursa sepanjang tahun ini rata-rata sebesar Rp4,05 triliun atau melampaui target Rp3,75 triliun.

Mining: Recapital Ganti Manajemen Berau
Hari ini, PT Berau Coal akan menggelar RUPS dengan agenda perubahan manajemen dan penjualan 90% saham pengendali. Rapat tersebut akan menempatkan eksekutif yang mewakili PT Recapital Advisors yang membeli saham induk perusahaan Berau senilai US$ 1,48 miliar melalui PT Bukit Mutiara.

Cement: 2010, Konsumsi Semen Naik 5%
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memprediksikan konsumsi semen nasional akan naik 5% pada tahun 2010. Saat ini, konsumsi semen nasional mencapai 38 juta ton dan produksi mencapai 44 juta ton.

BBTN: Jamsostek Miliki 3% Saham BTN
Jamsostek membeli saham BBTN senilai Rp 250 miliar melalui IPO yang digelar pekan lalu. Dengan pembelian tersebut, Jamsostek resmi menguasai 312,5 juta saham atau sekitar 3,58% saham BBTN.

AHAP: Harta Aman akan Rights Issue Rp 45 Miliar
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) akan menggelar rights issue senilai Rp 40-45 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan ekuitas dan akuisisi perusahaan asuransi guna memperkuat bisnis. Aksi korporasi tersebut diproyeksikan akan digelar pada April 2010.

INAF: 2010, Indofarma Gandeng Asing
Pada 2010, INAF akan melakukan ekspansi dengan menggandeng mitra asal India dan Korea. Ekspansi tersebut diperkirakan akan menelan investasi hingga Rp 405 miliar.

Semen Gresik Operasikan 'Packing Plant' di Banten
PT Semen Gresik (Persero) Tbk, mengoperasikan pabrik pengepakan (packing plant) di Pelabuhan Pelindo II Ciwandan, Banten, untuk memperlancar distribusi semen.

PT PLN (Persero) menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) untuk perjanjian jual beli gas. Gas tersebut disalurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan Pusat Listrik di wilayah Sumatera Utara. PGN akan menyerahkan gas dari Terminal Regasifikasi LNG yang akan dibangun di Belawan Sumatera Utara.

PERJALANAN IHSG SELAMA TAHUN 2009

Sebagai catatan, pada penutupan perdagangan tahun lalu, tepatnya 30 Desember 2008, IHSG ditutup di level 1.355,408. Titik terendah IHSG sejak kejatuhan pasar modal tahun lalu terjadi pada 28 Oktober 2008. Ketika itu, IHSG ditutup di angka mistis 1.111.

Sementara titik terendah penutupan IHSG di 2009, terjadi pada 2 Maret 2009 di level 1.256,109, sedangkan untuk titik terendah intraday terjadi pada angka 1.252,871 pada hari yang sama.

Pada 31 Maret 2009, IHSG berhasil naik ke level 1.434,074. Kenaikan IHSG terjadi seiring dengan kembali masuknya investor asing di lantai bursa dengan net buy tercatat sebesar Rp 1,815 triliun sepanjang triwulan I-2009.

Selama triwulan II-2009, asing tercatat net buy sebesar Rp 5,322 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 81,894 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 76,572 triliun.

Pembelian asing ini kembali memberikan angin segar pada level IHSG. Pada akhir Juni 2009, IHSG ditutup naik 592,706 poin (41,33%) ke level 2.026,780 dari penutupan Maret 2009.

Pada triwulan III-2009, asing kembali mencatat net buy sebesar Rp 5,359 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 73,323 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 67,963 triliun.

IHSG pun ikutan naik tajam pada akhir September 2009 hingga menembus level 2.467,591, naik 440,811 poin (21,74%) dari penutupan Juni 2009.

Pada Oktober 2009, asing mencatat net sell sebesar Rp 3,118 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp 26,3 triliun dan penjualan asing sebesar Rp 29,418 triliun.

Aksi penjualan asing selama Oktober 2009 membuat IHSG mengalami koreksi cukup dalam. Pada akhir Oktober 2009, IHSG ditutup turun 99,89 poin (4,04%) ke level 2.367,701 dibanding penutupan September 2009.

Namun pada 6 Oktober 2009, IHSG ditutup di level tertinggi tahun ini di level 2.528,146. Pada perdagangan intraday di hari yang sama, IHSG sempat menembus level 2.533,063.

Memasuki periode November 2009, IHSG berkutat di level 2.300-2.400, tak mampu lagi menembus level 2.500.

++++++++++++++++++++++++++

Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id

Daily Market Oulook IHSG /(JSX)

Market Review
Aksi pembelian sejumlah saham unggulan di sektor komoditas pertambangan, perkebunan dan logam akibat kenaikan harga komoditas (minyak, emas, nikel, timah, cpo), diikuti investor mulai memburu saham property dan perbankan mengantipasi data inflasi RI bulan Desember yang dirilis awal Januari 2010 dan berlanjutnya aksi window dressing menjelang penutupan tahun 2009, mendorong IHSG ditutup menguat dan bertahan di atas teritorial 2.500. Positifnya sentimen dari indeks saham regional Asia dan Wall Street, berkat meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global dan pelemahan dolar yang kembali meningkatkan daya tarik aset beresiko seperti saham dan komoditi, ikut menopang kinerja IHSG kemarin. IHSG menguat +9,302 poin (+0,37%), di 2.518,994, transaksi tercatat Rp 2,38 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 366.92 miliar, dibandingkan net buy Rp 136 miliar & Rp 70,75 miliar di hari Senin-Selasa.

Indeks saham MSCI Asia Pasific menguat untuk hari kedua karena lebih tingginya harga minyak dan harga logam yang meningkatkan harga saham produsen komoditi dan laporan keuntungan Shimamura meningkatkan prospek untuk retailer Jepang. Saham BHP Billiton Ltd, Mitsubishi Corp dan Shimamura menguat kemarin. Nomura Holdings meningkatkan rating investasi di Jepang ikut memberikan support kepada bursa saham Jepang. Indeks MSCI Asia Pasific telah menguat 71% dari level terendah dalam 5 tahun pada 9 Maret 2009, melampaui kenaikan 67% di S&P 500 dan 61% untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.

IHSG Outlook
Momentum di akhir tahun masih tetap kuat untuk IHSG dan bertahan di atas level 2.500 yang merupakan kenaikan 87% sejak awal tahun, didukung oleh meredanya kekhawatiran terhadap kasus Bank Century, solidnya fundamental ekonomi dan emiten di Q4 2009, masih tingginya daya tarik BEI di mata investor asing dan trend kenaikan harga komoditas global, ikut menopang kinerja IHSG hingga penghujung tahun ini. IHSG masih berada dalam trend bullish baik jangka pendek hingga jangka panjang, dimana masih memberikan prospek yang cerah hingga semester 1 2010, selama suku bunga AS masih berada di nol persen, stimulus global dipertahankan dan harga komoditi tidak melesat seperti tahun 2007-2008 yang berpotensi meningkatkan inflasi, dimana dapat menurunkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Peran rupiah yang menguat terhadap dolar sebesar 16% di tahun ini, ikut memberikan sentimen positif kepada perkiraan inflasi yang dapat tertekan, sehingga meningkatkan daya tarik untuk saham yang memiliki sensitif terhadap inflasi dan suku bunga, diikuti saham emiten yang memiliki hutang dalam bentuk dolar AS.

* Happy New Year 2010: Wish You The Best of Luck & Success *

Stock Picks: Average last 26 week +110,88%. Target 10 - 30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
Profit Taking (30/12) : BUMI 2.325 / PTBA 16.950/ DOID 1.520/ASII 34.100 /BRPT 1.300/SGRO 2.700/HEXA 3.000/ADRO 1.730 /ITMG 32.000 /BBR 7.700I/BMRI 4.625 INCO 3.600/TINS 1.890/ ANTM 2.200/ TLKM 9.600 /ELTY 200/DEWA 128

Stock Picks:
#ATPK: Buy target Rp 320 #BKSL: Buy target Rp 150

Global Outlook
Potensi kenaikan Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan terbatas pada hari ini, setelah indeks saham S&P 500 & DJIA semalam ditutup terkoreksi, menghentikan kenaikan untuk pertama kali dalam 6 hari terakhir, karena aksi profit-taking di saham energi, finansial dan teknology, menjelang penutupan akhir tahun. Saham Wall Street mengacuhkan laporan keyakinan konsumen dari the Conference Board AS meningkat ke 52,9 (sesuai prediksi pasar) dan harga rumah dari Standard & Poor’s/Case Shiller meningkat 0,4% m/m, -7,3% y/y (diatas prediksi pasar -7,2% y/y) di bulan Oktober. Imbas dari penguatan dolar terhadap mata ung yen dan euro, ikut menurunkan daya tarik untuk saham dan komoditi kemarin. Sementara rekomendasi dari investor Barton Biggs dan Marc Faber, menyatakan saham AS mungkin masih akan melanjutkan kenaikan berbarengan dengan dolar karena pemulihan ekonomi di seluruh dunia, memberikan support kepada kinerja saham mglobal kemarin. Sementara lebih baik dari perkiraan data Industrial Production Jepang, China menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008/2009 dan keyakinan konsumen Korea Selatan stabil di bulan lalu, serta peruahaan Korea memenangkan kontrak nuklir senilai $ 40 miliar milik Uni Emirat Arab, ikut menopang kinerja indeks MSCI Asia Pasific di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi dari efek kenaikan harga komoditi saat ini, diikuti mahalnya valuasi saham global (P/E MSCI Asia Pasific 23x, S&P 500 18x, Dow Jones Euro Stoxx 600 16x), dapat membatasi potensi kenaikan indeks global di penghujung tahun 2009.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola small bull candle (indikasi bullish continuation yang moderat), ditutup diatas di atas trendline support di 2.440, indikator ADX meningkat (indikasi technical rebound berlanjut), MACD dan stochastic oscilator crosover di teritorial netral, penutupan diatas 5/10/20 day MA, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan yang moderat hari ini. Trend bullish berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.480 -2.494 (5 & 10 day MA), masih berpeluang ke target 2.536/2.542 (high 17/12). Hitungan EW: formasi diagonal triangle menunjukkan wave minuette ii koreksi C, mendorong perkiraan potensi penurunan lebih lanjut selama tidak menembus high 2.559 untuk target 2.415/2.370. Bilamana tembus high baru, skenario wave ABC diartikan failed dan menunjukkan wave impulse 5 belum berakhir. Hold sell on rally 2.491-2.530 untuk kedua kalinya, target 2.370/2.250 stop diatas 2.560.
Resistance: 2538.90/2530.90/2527.93/2524.95. PP 2514.91
Support : 2511.93/2503.93/2498.91/2490.91
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id

Tuesday, December 29, 2009

Next Decade Will Be Good One for Stock Investors: Matthew Lynn

(Bloomberg) -- Even the most practiced soothsayer will struggle to make any detailed predictions for the next 10 years. It’s hard enough to know what will happen in the markets in January 2010, never mind December 2019.The main thing investors need to know about the coming decade can be summed up in one of those pithy Twitter updates. Will it be good or bad for stocks? Everything else is extraneous.The answer? Good. A shortage of capital from any source other than the stock market; moderate but persistent inflation; and the probability that economic growth will be stronger than many economists expect means that “the 10s” will be a time when equities start to have some rocket fuel in their engine again.Stock markets usually work in decade-long cycles.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ad7L3gw_8wB8

U.S. Dollar, Stocks May Both Advance 10%, Biggs Says

(Bloomberg) -- The dollar and U.S. stocks may keep rising together as economies improve around the world, reversing the relationship that held between March and November, hedge- fund manager Barton Biggs said.The currency is undervalued against the euro and yen and the economic recovery is “gaining momentum,” he added. Gross domestic product will increase 2.6 percent next year after contracting 2.5 percent in 2009, according to the median economist forecasts in a Bloomberg survey.Bullish bets that Biggs made during the worst of the credit crisis are giving his six-year-old firm its best returns ever. His view on the dollar echoes the forecast from Marc Faber, publisher of the “Gloom Boom & Doom” newsletter, who told Bloomberg Television today that currency dollar may appreciate 5 percent to 10 percent against the euro in the near term while equities advance.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCaX_mHzcbf0

U.S. Economy to Surge Says Most Accurate Forecaster

(Bloomberg) -- The U.S. economy next year will turn in its best performance since 2004 as spending perks up and companies increase investment and hiring, says Dean Maki, the most-accurate forecaster in a Bloomberg News survey. The world’s largest economy will expand 3.5 percent in 2010, according to Maki, the chief U.S. economist at Barclays Capital Inc. in New York. The rebound in stocks and rising incomes will prompt Americans to do what they do best -- consume, said Maki, a former economist at the Federal Reserve. Faced with dwindling inventories and growing demand, companies will soon become confident the expansion will be sustained, he said.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a6hfchM9LqBw

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal