Thursday, September 24, 2009

Momentum Kenaikan IHSG Di Akhir Pekan Ini Terbatas

Market Review

IHSG mengalami penguatan pada pekan lalu, berkat sejumlah senimtn positif dari dalam negeri seperti kenaikan saham lapis kedua dan ketiga, antisipasi pasar menjelang liburan panjang Hari Raya Idul Fitri, imbas penguatan rupiah ke level tertinggi Rp 9,585 terhadap dolardan laporan tewasnya gembong teroris Noordin M Top (17/09), diikuti sentimen dari luarnegeri seperti pernyataan Fed Bernanke yang mengindisikan resesi ekonomi AS yang terburuk mungkin berakhir di tahun ini, kenaikan harga saham regional dan kenaikan harga komoditi (minyak, emas, cpo), menopang kinerja IHSG. IHSG menguat 41.04 poin (+1.7%) pekan lalu, ditutup di 2456.99, Hari Kamis (17/09) IHSG naik 17.63 poin (0.72%) menjadi 2456.99. Investor asing bukukan net buying sebesar Rp 299.3 miliar di pekan lalu, dibandingkan net buy sebesar 1,798.94 miliar di pekan sebelumnya.

Indeks saham Asia menguat untuk pekan kedua, mendorong indeks MSCI Asia Pasific ke level tertinggi 1-tahun, berkat spekulasi resesi global mungkin berakhir di tahun ini dan harga komoditi menguat. Indeks MSCI Asia Pasific telah menguat 0.46% menjadi 118.36, dimana telah menguat 68% sejak anjlok ke level terendah 5-tahun pada 5 Maret lalu. Imbas positif dari pernyataan Fed Bernanke, Greenspan dan Warren Buffett, data Retail Sales dan NY Manufacturing Index tercatat lebih baik dari perkiraan, diikuti laporan penurunan crude inventory AS pekan lalu, serta kenaikan data store Korsel dan BOJ Upgrade ekonomi Jepang, ikut menopang kinerja Indeks MSCI Asis Pasific pekan lalu.

IHSG Outlook
Laju kenaikan IHSG untuk menguat dalam 2 hari perdagangan sisa di pekan ini, setelah mengalami liburan panjang (18-23 September 2009), akan terlihat tertatih-tatih, karena level IHSG tertinggi sejak Juni 2008 di pekan lalu, yang ditopang oleh sejumlah sentimen posifif di pekan lalu, seperti tewasnya gembong teroris Noordin M Top oleh pengebrekan Densus 88 di akhir pekan lalu yang dapat meningkatkan iklim investasi dan parawisata nasional, penguatan rupiah terhadap dolar AS ke level tertinggi sejak Oktober 2008 yang telah capai Rp 9,585 berkat anjloknya dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya di pekan lalu mendorong perkiraan penguatan rupiah ke target Rp 9,500 dapat meningkatkan spekulasi inflasi di bulan September-Oktober akan terkendali dan memicu perkiraan penurunan suku bunga BI dari level 6.50% di bulan mendatang, imbas peningkatan rating mata uang lokal dan asing RI oleh Moodys, World Bank menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4.3% dari 3.5%, Asian Development Bank meningkatkan proyeksi pertumbuhan kawasan Asia (termasuk indonesia) menjadi 3.9% dari 3.4% di tahun ini, kuatnya inflow ke pasar modal dilihat dari investor asing membukukan net buying Rp 2,099 triliun dalam 2 pekan terakhir perdagangan, diikuti analis asing masih melakukan upgrade sejumlah saham unggulan domestik baru-baru ini dan prospek laporan keuangan triwulan ketiga tahun ini akan mencatat hasil yang lebih baik dari kuartal ½ 2009, dapat topang kinerja IHSG.

Meski valuasi saham IHSG yang mahal (PER 31.5x) diantara indeks saham di Asia Tenggara, kondisi indikator teknikal yang divergence dan overbought, laporan Moodys menurunkan peringkat global local currency deposit 4 bank BUMN (BMRI, BBNI, BBRI, BTN), penurunan harga komoditi (minyak anjlok ke US$ 68, emas ke US$ 1,011), laporan kenaikan harga elpiji dan jalan tol (28 September) dapat meningkatkan inflasi di bulan Oktober dapat meredam spekulasi penurunan suku bunga acuan BI di akhir tahun ini, kinerja saham regional yang cenderung stagnan dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah semalam DJIA anjlok di tengah kekhawatiran The Fed memperlambat pembelian mortgage dan surat berharga lainnya, menjelang pertemuan G20 di Pittsburg AS, dapat membebani kinerja IHSG di akhir pekan ini.

Stock Picks:Average last 13 week +77.07%. Target 10-30%, Risk < -10%

Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan mengalami kesulitan untuk menguat lebih lanjut di pekan ini, menjelang pertemuan kepala negara G-20 di Pittsburg AS di akhir pekan ini, dapat memicu aksi profit-taking berkat kekhawatiran AS akan menarik dana stimulus di bulan Oktober dan The Fed memperlambat pembelian surat berharga dan mortgage paska pertemuan FOMC kemarin (22-23 September), diikuti mahalnya valuasi saham indeks S&P 500 di pekan ini (PER 20.2x) dan MSCI Emerging Market (PER 28.5x), trend penurunan indeks saham komposit Shanghai (kegagalan bertahan di atas level psikologis 3,000), sentimen negatif dari sektor perbankan AS setelah Bank of America menaikkan biaya kepada nasabah, penurunan harga minyak (kenaikan inventory minyak AS melonjak 2.86 juta barel di pekan lalu) yang dapat menyeret penurunan harga komoditas global lainnya, masih membebani potensi kenaikan indeks saham global. Meski indeks saham Asia dan AS masih ditopang oleh isu pemulihan ekonomi global dari sejumlah data ekonomi global tercatat diatas perkiraan pasar dan pernyataan positif dari FOMC kemarin, aksi pembelian saham oleh Warren Buffet, euphoria penawaran saham perdana (IPO) di AS dan China, analis upgrade sejumlah saham unggulan di Asia, seharusnya masih topang kinerja bullish indeks global.

Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG di akhir pekan ini terlihat mulai terbatas, karena sejumlah resistance kuat di 2,500 (upper channel)/2,522 (projection 61.8%)/2,550 (upper channel berikutnya) siap menghadang kinerja bullish IHSG. Meski IHSG masih ditopang oleh trend bullish jangka pendek setelah ditutup diatas 76.4% Fibo 2838-1089 di 2,425, pola candle menunjukkan long bullish (pola bullish continuation), berada dalam uptrend channel weekly, serta indikator teknikal ADX menunjukkan flat dari koreksi penurunan, MACD masih bullish dan ditutup diatas 5 & 10-week MA (2,306/2,142), seharusnya masih dapat menopang kinerja IHSG pekan ini. Meski adanya pola divergence di volume dan MACD dapat menahan laju kenaikan IHSG. IHSG masih dapat mengarah ke target 2,500/2,550 pada beberapa pekan mendatang, selama tidak ditutup di bawah 2,384 (trendline). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini di subwave impulse 3 (minor 3/5) target 2,500/2,550 (5/3??) dalam intermediate wave IV / B.
Resistance: 2533.95/2514.71/2495.47/2465.88. PP 2436.28
Support : 2417.04/2397.80/2368.21/2338.61

www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Universal Broker Indonesia Securities;Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal