Friday, December 4, 2009

Market Rally Will Continue into 2010: S&P Equity Strategist

By: JeeYeon Park CNBC News Associate

The Dow jumped Friday morning on a jobs report that suggested unemployment is finally starting to peak. What should investors be watching for in the next few weeks? Alec Young, equity strategist at Standard & Poor’s, shared his market outlook.“The market needs news—we’ve been bumping up on this 1,110 level on the S&P, which is a key technical resistance level,” Young told CNBC.“We’ve been spending 6 weeks trying to clear this level and we’ve had a lot of good news—the risk trade’s been working; the dollar’s been weak; the commodities strong; energy, materials and areas we like have done well.”Young said the equity rally will continue into 2010, albeit at a more modest pace.

http://www.cnbc.com/id/34261839

‘Take Profit’ on Thailand Stocks, Credit Suisse Says

(Bloomberg) -- Investors should “take profit” on Thailand’s stocks as anti-government protesters intensify their rallies against Prime Minister Abhisit Vejjajiva, Credit Suisse Group advised. Gains in global markets in the past month offer investors a chance to sell their Thai holdings, including property stocks, Credit Suisse analyst Dan Fineman said in a report today, reiterating his “underweight” recommendation on the market. An election will be the best outcome for investors as this will give the government greater legitimacy, he added.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCOb8BZyfr3E

Predictions 2010: Stocks, Jobs, Inflation & More

By: Dennis Kneale CNBC Media & Technology Editor

A funny thing happened on the way to Armageddon. The experts declared, "Game Over". The Wall Street model was dead and profits would take years to recover; the consumer was exhausted; credit markets were frozen: and the economy would languish for years to come. As for mergers & acquisitions and hedge funds and the private equity business: fuhgeddaboudit.They were, all of them, just wrong, wrong, wrong. Our economy is healing more quickly than legions of pixel pundits ever believed possible. I’m sorry to gloat, guys, but while many so preached doom a year ago, I was sellin’ the hope.

http://www.cnbc.com/id/34124400

Why Gold Will Hit $3,000 in 2 Years: Strategist

By: JeeYeon Park
CNBC News Associate

Gold prices continue to hit new highs this week and investors are wondering how much more room it has to run. David Tice, bear market strategist at Federated Investors, offered his outlook for the commodity. “Gold could certainly have a pullback—it’s getting very overbought,” Tice told CNBC. But that would be only temporary, in his view.

http://www.cnbc.com/id/34240489

Rally in Japanese Stocks May Be Short-Lived: Technical Analysis

(Bloomberg) -- The rally in Japanese stocks may prove short-lived because the market’s strength relative to the rest of the world is still “in a steep downtrend,” MKM Partners’s Katie Stockton said. The iShares MSCI Japan Index Fund, a U.S. exchange-traded fund that tracks the country’s stocks, has risen 6.7 percent this week, heading for its biggest weekly gain since March. The rally began after the ETF fell for two months and approached its 200-day average price in November. Despite the advance, which was “largely technically driven,” it has yet to finish “a basing phase,” said Stockton, chief market technician at the firm.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aODwDaVFhK6M

Singapore Stock Index May Rally to 3,000: Technical Analysis

(Bloomberg) -- Singapore’s benchmark Straits Time Index may rise to the 3,000-point level early next year as it holds above a so-called resistance-turned-support level at 2,745, according to OCBC Investment Research. The gauge gained 0.4 percent yesterday to 2,808.18. Last year, the index dropped close to 2,745 in January and March without crossing that level. It broke below that level on Aug. 19, 2008, as the credit crisis deepened, preceding a slump of as much as 47 percent through to a six-year low on March 9.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a7aCjZBKTUio

World Stocks to Rise 10% Over Six Months, Deutsche Bank Says

(Bloomberg) -- Stocks worldwide may climb another 10 percent over the next six months before rising interest rates will stymie the rally, according to Deutsche Bank AG.The MSCI World Index, a benchmark gauge for 23 developed nations, has surged 71 percent from this year’s low on March 9 amid signs that stimulus measures by governments and central banks worldwide are helping to pull the global economy out of recession. Europe’s Dow Jones Stoxx 600 Index has rebounded 56 percent in the period, while the U.S.’s Standard & Poor’s 500 Index gained 64 percent.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aCCRbtDd81WM

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 04-12

Research Nomura Sec: Buy BBRI target Rp 8.300

Research NISP Sec: Buy BUMI target Rp 3.500

Research Mandiri Sec: Buy BUMI target Rp 2.100

Truba Dapat Proyek Baru
PT TRUBA Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) disebut-sebut oleh pelaku pasar mendapatkan proyek baru dari PLN yang nilainya cukup besar, menyusul krisis listrik belakangan ini. Menurut sumber Investor Daily, momentum itu akan dimanfaatkan oleh sejumlah broker untuk mengakumulasi kembali TRUB. Harga TRUB berpotensi mencapai level Rp 175 dalam jangka pendek.Keberhasilan perseroan meraih proyek Paiton Unit 3 dari Taeihei Dengyo Kaisha Ltd (Jepang), yang kontraknya dimulai pada November 2009-2011 juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, TRUB ditutup menguat Rp 6 (4,5%) ke posisi Rp 138.

Cermati Saham Mitra Investindo
HARGA saham PT Mitra Investindo Tbk (MITI) berpeluang menuju level Rp 100 dalam jangka pendek maupun menengah. Menurut sumber Investor Daily, perseroan segera merealisasikan perubahan bisnis inti dari batu granit ke pertambangan batubara. Bahkan, sejumlah pelaku pasar menyebut-nyebut perseroan bakal mendapat dana segar dari investor asing. Pada perdagangan kemarin, MITI ditutup naik Rp 7 (12,7%) ke level Rp 62.

Waduh! IHSG Dibuka Turun 10,4 Poin
Pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (4/12) dibuka turun 10,4 poin (0,42%) di level 2.489,64 karena indeks Wall Street yang turun. Mayoritas indeks saham regional dan Wall Street terkoreksi, mendorong IHSG terkoreksi di awal pembukaan. Indeks Nikkei 225 berhasil melawan trend, melanjutkan penguatan untuk hari ke-4 di 10.029 +27.33. Pasar masih menanti data tenaga kerja AS (prediksi payroll -120K, unemployment 10,2%) malam ini.

Aliran dana asing ke instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) kian meningkat. BI menyebutkan aliran dana asing yang masuk ke instrumen Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada dalam periode Januari-November 2009 mencapai US$ 1,72 miliar.Tingginya dana-dana asing di SBI dan SUN itu mulai menimbulkan wacana soal pembatasan kepemilikan asing. Namun pemerintah dan Bank Indonesia diingatkan untuk tidak gegabah melakukan pembatasan kepemilikan asing di SBI dan SUN.

Pada perdagangan Jumat (4/12/2009), rupiah dibuka melemah tipis ke 9.432 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.425 per dolar AS.Di pasar global, dolar AS bergerak variatif menjelang keluarnya data tenaga kerja AS.Euro stabil di 1,5045 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,5044 dolar. Namun dolar AS menguat atas yen ke posisi 88,30 yen, dibandingkan sebelumnya di 87,40 yen.Euro kehilangan daya setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga rendahnya di 1 persen dan Gubernur ECB Jean-Claude Trichet mengatakan pinjaman tak terbatas berjangka 12 bulan akan berakhir pada 16 Desember.

PENJUALAN ADARO DITARGETKAN RP 28,8 TRILIUN, Bumi Negosiasi Dengan Recapital AdVisor
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang bernegosiasi dengan Recapital Advisor untuk investasi sektor batubara. Perusahaan juga membuka kemungkinan untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan sepanjang 2010. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) beserta anak usahanya menyiapkan dana investasi organik sebesar US$ 2,261 miliar. Dengan investasi ini, BUMI menargetkan peningkatan EBITDA sebesar US$ 2,2 miliar per tahun. Demikian dijelaskan pada paparan dalam acara Investor Summit di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Kamis (3/12/2009) malam.

Semen Gresik Incar Kenaikan Produksi 6%
PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mematok target pertumbuhan penjualan semen tahun depan sekitar 5,5-6% menjadi 20 juta ton. Target pertumbuhan semen perseroan sama dengan proyeksi industri.

Unilever Biayai Capex dari Kas Internal
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan menggunakan dana kas internal untuk mendanai belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan sekitar Rp 400-600 miliar.

Taisho Tender Offer Dengan Bristol
Taisho Pharmaceutical Co,Ltd melakukan tender offer dengan PT Bristol-Myers Squibb Indonesia dengan harga Rp144.790.

Polysindo Ubah Nama Jadi Asia Pacifik Fibers
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk (POLY) berubah nama menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk mulai 2 Desember kemarin.

Target Price Resources Alam Indonesia di Rp2.500
Berdasarkan analisis Pefindo, target price saham PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) di harga Rp2.100-2.500 per saham.

Commercial Paper Harus Diawasi
Bank Indonesia (BI) meminta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bersedia mengawasi pasar uang atau surat berharga komersial (commercial paper/CP).

AKAN BUYBACK OBLIGASI DOLAR AS, Indosat Siapkan Capex Rp 5,5 T
PT Indosat Tbk (ISAT) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 5,5 triliun pada 2010, turun dibanding tahun ini sekitar Rp 6 triliun. Sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur perseroan.

Adhi Karya Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih 16,7%
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan laba bersih pada 2010 tumbuh 16,7% menjadi Rp 140 miliar dibanding tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 120 miliar. Sedangkan pendapatan tahun depan diproyeksikan mencapai Rp 8,62 triliun.

Sampoerna Agro Investasi US$ 200 Juta
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyiapkan investasi sebesar US$ 200 juta dalam lima tahun mendatang.

Medco Siap Lepas 11,72% Saham Treasury
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tengah menyiapkan sejumlah opsi untuk melepas 11,72% atau sekitar 390,56 juta unit saham treasury dari total 3,3 miliar unit saham perseroan. Opsi itu meliputi emisi obligasi konversi, menjual saham langsung, atau menjaminkan saham untuk mendapatkan pinjaman.

JAJAKI KERJASAMA MEDCO E&P, PGN Akan Bangun Stasiun Penerima LNG
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan membangun dua unit stasiun penerima gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) pada 2010. Dana pembangunan berasal dari belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan.

Jasa Marga Akan Akuisisi Tol Rp 7 Triliun
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ingin mencaplok sekitar dua proyek jalan tol yang pembangunannya mangkrak gara-gara terhambat pembebasan lahan.

Tak Akuisisi, Capex 2010 UNVR Hanya Rp 600 Miliar
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar pada tahun depan.

Menanti Buah Ekspansi ke China
Grup Ciputra terus memperluas jejaring bisnisnya ke mancanegara. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berniat meluncurkan proyek patungan di China.

APOL Lunasi Kupon Obligasi Bulan Lalu
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) membayar kupon obligasi anak usahanya yang jatuh tempot bulan lalu.

Economic: Ekonomi Membaik, BI Rate Tetap 6,5%
BI memutuskan BI rate tetap di level 6,5% seiring membaiknya perekonomian serta menilai masih konsisten dengan target inflasi FY10 . BI menilai penurunan BI rate sebanyak 300 bps masih cukup mendorong pemulihan ekonomi dan intermediasi perbankan.

Economic: Akhir November, Cadangan Devisa US$65,8 M
BI mencatat cadangan devisa hingga Nov09 sebesar US$65,8 miliar atau 6,5 bulan belanja impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. BI menargetkan dacangan devisa FY10 US$66 miliar atau Rp627 triliun.

Economic : Laju PDB Kuartal IV Diprediksi 4,4%
BI, melalui Laporan Kebijakan Moneter Kuartal IV/2009, memproyeksikan laju ekonomi pada kuartal IV tumbuh 4,4% sehingga pada 2009 melaju 4,3%, menyusul membaiknya kinerja ekspor dan Investasi. Kajian tersebut menyebutkan perbaikan laju ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini terutama di sokong oleh ekspor yang membaik.

Economic : The Fed Diminta Siapkan Swap Untuk BI
Panel US-Indonesia Comprehensive Partnership merekomendasikan bank sentral AS untuk menyediakan fasilitas swap senilai US$30 M kepada BI, menyusul rencana pembentukkan Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia pada 2010. Menurut panel itu, pemberian fasilitas swap akan menjadi pengakuan kepada Indonesia karena dianggap telah menerapkan manajemen makroekonomi yang solid, pasar modal yang terbuka dan partisipasi dalam pasar modal internasional.

Automotive: Pasar Mobil November Terpangkas 6%
Realisasi penjualan mobil nasional sepanjang November 2009 terpangkas 6% mom menjadi 49.200 unit dari sebelumnya 52.241 unit. Penurunan penjualan disebabkan lebih pendeknya hari kerja pada bulan November daripada Oktober.

Agri : Harga CPO Bakal Menggeliat
Harga CPO pada 2010 diperkirakan booming dan memberi keuntungan bagi Indonesia, sementara permintaan biodiesel diproyeksikan naik hingga 3,3 juta ton. Kepala Food and Agribussiness Research Advisory (FAR) Rabobank mengatakan permintaan CPO AS terus naik menyusul peningkatan penggunaan biofuel dan substitusi penggunaan minyak trans fatty acid.Tren konsumsi minyak nabati AS melonjak hingga 60% sepanjang periode 2002-2009. Padahal, pada periode 1998-2001, tren konsumsi ini rata-rata hanya 7%per tahun. Pada 2008, konsumsi CPO AS tercatat 1,08 juta ton yang hampir 100% diperoleh dari impor.

FREN: Konversi Utang Capai Rp700 M
Konversi utang menjadi saham baru (debt to equity swap) FREN sebanyak 11 miliar saham mencapai Rp700 miliar dari total utang usaha perseroan Rp840,92 miliar. Harga konversi ini akan berbeda dari konversi sebelumnya Rp65/saham, karena harus berdasarkan perdagangan saham 25 hari terakhir. Saat ini, perseroan tengah meminta persetujuan BEI.

MEDC: Siap Jual 11,72% Saham Treasury di 2010
MEDC tengah mengkaji sejumlah opsi untuk menjual 11,72% atau 390,56 juta unit saham treasury dari total saham perseroan 3,3 miliar saham meliputi emisi obligasi konversi, penjualan saham langsung atau menjaminkan saham guna mengantongi pinjaman. Perseroan menargetkan rencana tersebut terealisasi pada 2010. Perolehan dana untuk membiayai eksplorasi Blok 47.

PGAS: Akan Bangun Stasiun Penerima LNG, Jajaki Kerjasama Medco E&P
2010, PGAS akan membangun stasiun penerima LNG di Belawan, Sumut, dan Teluk Jakarta, Jabar dengan kapasitas masing-masing 1,5 juta ton/tahun. Perseroan enggan memerinci lebih detail rencana tersebut.Pendanaan berasal dari capex FY10. Selanjutnya, perseroan akan bekerjasama dengan PT Medco E&P untuk memasok gas sebanyak 70 juta kaki kubik dalam dua minggu ke depan. Sumber gas berasal dari lapangan Blok Singa di Lematang.

IPO: BTN Patok Harga IPO Rp800 per Saham
PT Bank Tabungan Negara mematok harga penawaran IPO-nya sebesar Rp800/saham.

INKP: Tambah Kapasitas Produksi
INKP tahun depan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi 5 – 10% dari posisi saat ini yang 4,4 juta ton. Kenaikan produksi itu untuk mengejar target pertumbuhan pendapatan 10 – 15% di 2010. INKP optimistis kinerja perseroan tahun depan bisa lebih tinggi dibanding tahun ini karena permintaan dari pelanggan di Amerika, Eropa, Asia, dan juga dari pasar dalam negeri diperkirakan naik.

Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

Daily Market Outlook Saham & IHSG

Market Review
Akhirnya level 2.500 berhasil diraih IHSG kemarin, setelah mendapatkan momentum kekuatan dari aksi pembelian saham perbankan, pertambangan batubara dan energi, konsumer dan infrastruktur, mengikuti kenaikan harga batubara di pasar international dan reboundnya harga emas dan minyak, serta imbas dari keputusan Bank Indonesia menahan laju suku bunga acuan 6,5% dan data cadangan devisa nasional meningkat menjadi US$ 65,84 miliar dari US$ 64,52 miliar di bulan Oktober. Kenaikan IHSG juga ditopang oleh kenaikan indeks saham regional Asia kemarin, berkat optimisme terhadap pemulihan ekonomi AS dan penguatan rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 9.425). Optimisme investor dalam negeri terhadap kinerja emiten yang dipaparkan dalam Investor Summit & Capital Market Expo hari ke-2, ikut support kinerja saham domestik. IHSG ditutup 28,473 poin di 2.500,037, dengan transaksi tercatat Rp 3,531 triliun. Investor asing membukukan net buying sebesar Rp 391,4 miliar kemarin.

Indeks saham MSCI Asia Pasific melanjutkan kenaikan untuk hari ke-4, capai level tertinggi 15-bulan, karena pelemahan yen mendongkrak saham eksportir Jepang dan bank sentral AS mengatakan ekonomi AS membaik. Saham Sony Corp Jepang, Li Fung Ltd, Kawasaki Kisen Kaisha Ltd melonjak tajam kemarin. Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami kenaikan terbesar sejak 7 Mei, Kospi Korea menguat 1,5%, komposit Shanghai naik 0,6%.

IHSG Outlook
Solidnya pertumbuhan ekonomi nasional seperti dipaparkan dalam prediksi Bank Indonesia di tahun 2010 hingga 2013, rendahnya suku bunga dan meningkatnya cadangan devisa di bulan November 2009, diikuti positifnya kinerja 28 emiten unggulan yang mengikuti Investor Summit & Capital Market Expo 2009 yang berakhir kemarin, seharusnya masih topang kinerja IHSG pada akhir pekan dan awal bulan ini. Kondisi tersebut diperkuat oleh momentum kenaikan harga komoditi batubara, emas capai rekor tertinggi di $ 1.227.50/ons kemarin, dan reboundnya harga minyak ke level $ 77, diikuti rencana ekpansi dan aksi korporasi sejumlah emiten (ADRO, BUMI, PTBA, ANTM) dapat angkat momentum kenaikan harga saham komoditi unggulan domestik. Meredanya isu negatif dari saham grup Bakrie, bantahan manajemen PT Bumi Resources mengenai isu right issue BUMI di harga Rp 3.000-3.500 dan isu PT. Telkom tertarik untuk akuisisi PT Bakrie Telecom (meski akhirnya dibantah PT Telkom), dapat angkat harga saham grup Bakrie. Sejumlah analis domestik dan asing baru-baru ini telah upgrade target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2010 dan Asia, dimana CIMB-GK melihat IHSG dapat capai 2.950 di akhir tahun 2010 dan Credit Suisse menaikkan rating IHSG menjadi Overweight dari Neutral, berkat ekspektasi tingginya earning emiten, solidnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya daya beli masyarakat. Meski kekhawatiran bubble saham Asia dari mahalnya valuasi dan potensi kenaikan suku bunga Asia di tahun depan, dan pembentukan panitia khusus hak angket Bank Century hari ini, dapat batasi potensi kenaikan IHSG diatas level 2.500.

Stock Picks: Average last 22 week +106.53%. Target 10-30%, Risk < -10%

BUMI 2.575 (0%)/PTBA 15.750 (+17.7%)/ADRO 1.710 (+3.5%)/BMRI 4.600 (+1.08%)/ BBRI 7.600 (+5.9%)/ BKSL 101 (-4.9%)/RAJA 215 (-2.3%)/CTRA 550 (-1.8%)/BSDE 820 (+3.65%)/BTEL 155 (+1.29%)/INDF 3.175 (0%)/ BNBR 100 (+1.0%)/ KLBF 1.270 (+0.78%)/BRPT 1.330 (+2.2%)/ELTY 23 0 (+4.3%).

Global Outlook
Momentum kenaikan indeks saham Asia dan Wall Street diperkirakan tidak akan bertahan lama, berkat kekhawatiran kekuatan pemulihan ekonomi AS dari kejutan penurunan data ISM Services bulan November, meredam optimisme investor terhadap rencana Bank of America untuk membayar kembali dana talangan pemerintah sebesar US$ 45 miliar dan kejutan penurunan jobless claims AS pekan lalu menjadi 457K. Pernyataan Gedung Putih mengenai tingkat pengangguran yang mungkin merangkak naik, bilamana data dirilis besok, memicu spekulasi data pengangguran AS yang diprediksikan tercatat 10,2% (level tertinggi 26 tahun) akan tercatat lebih tinggi dari perkiraan meski non farm payroll akan menunjukkan perbaikan dari bulan Oktober (prediksi -120K). Terkoreksinya harga komoditi global di sesi New York semalam dan rencana bank sentral Eropa untuk mengukur kembali pinjaman stimulus darurat dan pemulihan ekonomi masih belum stabil, menjelang data tenaga kerja AS hari ini, dapat picu aksi profit-taking oleh investor Asia dan Eropa hari ini. Kegagalan penutupan indeks saham DJI sebanyak 4 kali di atas level 10.500 dalam beberapa pekan terakhir, memberikan signal teknikal yang negatif dalam jangka pendek.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle long opening marubozu (indikasi bullish continuation), ditutup diatas 5/10/20 day MA, kendati dapat tertahan di trendline resitance di 2.509, diikuti indikator ADX rebound (indikasi power kenaikan meningkat), stochastic crossover, MACD di teritorial positif dan divergence, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish berlanjut setelah IHSG ditutup diatas projection 61,8% di 2.498 dapat mendorong IHSG ke target 2.508/2.529 (projection 100.0). Hitungan EW: IHSG masih extend wave iii/5 dalam B, menunda koreksi ke 2.430/2.450, sebelum kembali technical rebound ke target 2.508/2.530 yang merupakan potensi wave 5/B (Hold sell on rally 2.491-2.530, stop diatas 2.560. Perkiraan range di 2.475-2.528.
Resistance : 2538.34/2522.64/2516.99/2511.34. PP 2491.25
Support : 2485.60/2479.94/2469.90/2459.85
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

Thursday, December 3, 2009

Track Record Saham IHSG (17 Juni - 03 Desember 2009 = 24 Pekan)

Track Record (17 Juni - 03 Desember 2009 = 24 Pekan)
Average +104.37% (22 Pekan) + 2,16% (total +32,4% : 15 Saham Pilihan Pekan ini: 25 Nov - 03 Des 09) = Total 106.53% (Profit 23 Pekan : Loss 1 Pekan, Profit dalam 4 Pekan terakhir; sebelumnya 4 pekan lalu: 17 pekan berturut-turut Positive Return) = Average 4.43%/Week.
Outperform IHSG dalam 24 pekan = Average +31.33% (IHSG Range 1,750-2,502).

Track Record (25 Nov - 03 Des 09)
BUMI 2.575 (0%)/PTBA 15.750 (+17.7%)/ADRO 1.710 (+3.5%)/BMRI 4.600 (+1.08%)/ BBRI 7.600 (+5.9%)/ BKSL 101 (-4.9%)/RAJA 215 (-2.3%)/CTRA 550 (-1.8%)/BSDE 820 (+3.65%)/BTEL 155 (+1.29%)/INDF 3.175 (0%)/ BNBR 100 (+1.0%)/ KLBF 1.270 (+0.78%)/BRPT 1.330 (+2.2%)/ELTY 23 0 (+4.3%).

Track Record (19 - 23 November 2009)
BUMI +11.7%/DEWA +3.7%/PGAS +1.9%/DOID -0.6%/ASII +0.9%/MEDC 3.7%/ANTM 4.2%/SMGR 0%/HEXA -0.84%/TRUB +4.8%/BKSL +10.1%/PTBA 6.7%/ENRG +5.2%/BMRI +1.06%/TLKM 1.1%

Track Record Periode 09 Nov - 17 Nov: (24 Posisi)
PTBA 5.4%/DOID 10.0%/BBRI 3.3%/BBCA 0.5%/BMRI 0%/ MEDC 2.8%/PGAS 3.4%/JSMR 2.7%/SMRA 0%/CTRS -5.8%/SGRO 3.0%/ INDF 3.2%/KLBF 2.2%/GGRM 1.7%/SMCB 4.9%/SMGR 0%/ANTM 11.2%/MYOR 14.2%/UNVR 7.8%/ITMG 17.9%/BUMI 12.6%/ENRG 1.7%/ TRUB 9.7%/ASII 3.9%/FREN 3.7%

Track Record Periode 26 Okt - 06 Nov: (29 Posisi): BBRI +2.7/BMRI 0%/PTBA -0.67%/ADRO 0%/PGAS +0.68%/SDRA 0%/AKRA +6.8%/BSDE +12.6%/SMGR 11.1%/SMRA +13.0%/BUMI +11.36%/ENRG +30%/HEXA 4.4%/MEDC 4.8%/BBCA +2.7%/INCO 0%/PGAS +2.7%/SMCB -1.2%/ASII -1.2%/INDF +2.4%/GGRM +12.2%/TRUB 0%/ANTM 3.2%/INKP -9.5%/BUMI -2.04%/SMCB 2.5%/ENRG 9.2%/ASII -0.6%/INDF 5.08%. Total Profit +122.21% untuk 29 posisi.

Track Record Periode 19 - 23 Okt: BUMI (3.000) -9.16%, JSMR (1.860) -1.07%, INCO (4.225) +1.18%, PGAS (3.750) 0%, PTBA (14.650) +2.39%, ANTM (2.625) -0.95%, SMGR 6.950 -2.1%, UNTR (16.500) -3.03%, SMCB (1.640) -1.8%, KLBF (1.340) -2.2%/HEXA 3.075 -0.8%, SGRO (2.400) 2.08%,BMRI (4.775) -1.04%, BBRI (7.850) -3.18%, AALI (22.200) -0.45%, TLKM (8.650) +0.57%, UNVR (10.850) -3.38%, ADRO (1.510) +7.94%, BBCA (4.775) 0%, ITMG (24.450) 0% (+Dividen Rp 648).

Track Record Periode 12 - 16 Okt: BUMI (2900) +4.3%, INDF (3100) +3.2%, JSMR (1800) +3.9%, ASII (33500)-0.6%, ANTM (2600) +1.9%, TLKM (8650) +0.6%, UNVR (11000) 0%, UNTR (15500) +7.7%, SMCB (1550) +7.1%, KLBF (1320) +2.3%, BMRI (4875) +1.03%, BBRI (8050) -0.62%, SMGR (6700) +5.2%, BSDE (640) +12.5%, PGAS (3575) +4.9%, MEDC (3175) 0%, INCO (4150) +2.4%, TINS (2200) +1.1%, SDRA (320) 1.5%.

Track Record Periode 17 Juni - 09 Okt 2009 lainnya bisa dilihat di blog (globalmarketstrategist.blogspot.com).

80 Percent Chance of Market Crash Next Year, Says John Hussman

by Henry Blodget in Investing, Newsmakers, Recession, Banking

The DOW hit a new 2009 high yesterday, continuing to defy those who have been predicting collapse since the lows in March. The market's charge has brought the asset management business back to life--many hedge funds and mutual funds will make a killing again this year--but it has also created a major headache for fund managers. Why? Because in the fund management business, you get fired for missing rallies just as fast as you get fired for losing clients' money. This "career risk" is causing fund managers to pile into the market even as valuations and history suggest a major correction may be looming.

http://finance.yahoo.com/tech-ticker/article/382709/80-Percent-Chance-of-Market-Crash-Next-Year%2C-Says-John-Hussman

"The Greatest Trade Ever": Lessons of John Paulson's $20B Windfall

by Aaron Task in Investing, Newsmakers, Housing

The bursting of the housing bubble cost the American economy trillions of dollars and brought Wall Street to its knees. But a few savvy investors, most notably hedge fund manager John Paulson, made fortunes betting against housing and related securities. In The Greatest Trade Ever, Wall Street Journal columnist Gregory Zuckerman details how Paulson pocketed $6 billion as his firm made $20 billion betting against the boom from mid-2006 through early 2009. These returns included $4 billion for Paulson personally in 2007, which Zuckerman describes as the single-most lucrative payout in history.

http://finance.yahoo.com/tech-ticker/article/383220/%22The-Greatest-Trade-Ever%22-Lessons-of-John-Paulson%27s-20B-Windfall;_ylt=AoU7iOdsfOiLvasmS2qyCAm7YWsA;_ylu=X3oDMTE2NDVtZDhiBHBvcwMxMQRzZWMDdG9wU3RvcmllcwRzbGsDdGhlZ3JlYXRlc3R0?tickers=XLF,FNM,FRE,^dji,^GSPC,AIG,C&sec=topStories&pos=9&asset=&ccode=

Singapore Stocks to Gain in 2010: Credit Suisse, UBS

(Bloomberg) -- Singapore’s Straits Times Index may rise at least 14 percent to 3,180 by the end of next year, reflecting continued upgrades in earnings estimates, said Credit Suisse Group AG and UBS AG.The gauge rose 0.5 percent to 2,786.03 as of 3:41 p.m. in Singapore. The index has climbed 91 percent from a six-year low on March 9 on signs stimulus measures were reviving economies around the world.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=acZfvgh4JhcE

Malaysian Stocks May Rise on ‘Breathtaking’ Earnings
Malaysia’s key stock index may rise 14 percent by the end of next year, said CIMB Investment Bank Bhd., which raised its forecast after the country’s “breathtaking” third-quarter corporate earnings.The FTSE Bursa Malaysia KLCI Index, which has increased 45 percent this year, may advance to 1,450 by the end of 2010, the highest level since Jan. 17, 2008, CIMB said in a report today. Its previous target was 1,400. The index gained 0.2 percent to 1,269.29 at the midday break.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aMSFh2lDcPj8

European Stocks May Rise 22% in 2010, Goldman Says

(Bloomberg) -- European stocks may rally a further 22 percent by the end of next year amid “above trend” growth in the global economy, according to Goldman Sachs Group Inc. The Dow Jones Stoxx 600 Index may rise to 300 by the end of 2010, a 22 percent surge from yesterday’s closing level of 246.77. A low-interest rate environment will be supportive for stock markets and corporate earnings may grow 38 percent excluding exceptional items next year and 28 percent in 2011, according to a report dated yesterday.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=anlAPe8lJc_8

Deutsche Bank Raises 2010 Year-End Forecast for European Stocks
(Bloomberg) -- Deutsche Bank AG raised its forecast for European stocks, saying it expects governments and central banks will withdraw stimulus measures in an “orderly” manner.Deutsche Bank lifted its projection for Europe’s Dow Jones Stoxx 600 Index for the end of 2010 to 250 from 225, according to a strategy report. The benchmark gauge for the region’s equities closed at 245.58 yesterday.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aRs1bC1U_GsA

Gold & Silver Daily Technical Outlook

ONG Focus - Technical Written by Oil N' Gold
Comex Gold (GC)

Gold reaches as high as 1227.5 so far and at this point, intraday bias remains on the upside for mentioned target of 61.8% projection of 1026.9 to 1196 from 1130.1 at 1233.7. Break will target medium term projection level at 1258. On the downside, below 1208 minor support will indicate that an intraday top is in place and bring pull back, probably to 4 hours 55 EMA (now at 1182.6) before staging another rise.In the bigger picture, rise from 681 is expected to develop into a set of five wave sequence with first wave completed at 1007.7, second wave triangle consolidation completed at 931.3. Rise from 931.3 is treated as the third wave and there is no indication of completion yet. Such rally is still expected to continue and target 100% projection of 681 to 1007.7 from 931.3 at 1258. We'll hold on to this bullish view as long as 1072 resistance turn supported holds.

Comex Silver (SI)
Silver retreats mildly after reaching 19.50 and intraday bias is turned neutral for the moment. While some consolidations would be seen, further rise is still in favor as long as 18.435 support holds. Nevertheless, we'll start to look for reversal signals when silver enters into 19.55/21.44 resistance zone. On the downside, break of 18.435 argue that a short term top is at least formed and will turn bias back to the downside for 17.70 support next.In the bigger picture, the break of 18.935 confirms that medium term rally is still in progress and is set to extend further to19.55/21.44 resistance zone. But after all, rise from 8.4 is treated as part of the long term, wide range, consolidation pattern that started at 21.44 back in Mar 08. Hence, upside is expected to be limited inside this 19.55/21.44 resistance zone and bring another medium term fall. On the downside, break of 16.12 will now be an important signal that silver has topped out in medium term already and will turn outlook bearish.

Crude Oil Buyers Risk ‘Bull Trap’ Near $80: Technical Analysis

(Bloomberg) -- Crude oil buyers may misinterpret the market’s climb this week as a signal for further gains, exposing themselves to a potential price reversal, according to Cameron Hanover Inc.Oil, rising for a third week in four, will face stronger resistance the closer it gets to $82 a barrel, a one-year high reached on Oct. 21, said Peter Beutel, president of the trading adviser in New Canaan, Connecticut. Buyers should watch for the market to settle higher each day before stepping in, rather than take their cues from intraday price swings, he said.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a859LNxlD7Aw

Ini Dia 40 Orang Terkaya Indonesia

Majalah Forbes kembali membuat daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Pemilik grup Djarum, Budi dan Michael Hartono masih berada di posisi puncak dengan nilai kekayaan US$ 7 miliar.Forbes menuliskan, investor kini sedang sangat mencintai Indonesia. IHSG dalam 12 bulan terakhir tercatat melonjak hingga 115%, dan berada di posisi kedua terbaik setelah Shenzen SE Composite China.Tak heran jika nilai kekayaan orang-orang terkaya di Indonesia pun meningkat. Secara total, nilai kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia meningkat tajam dari US$ 21 miliar pada tahun 2008 menjadi US$ 42 miliar. Angka itu juga naik US$ 2 miliar dibandingkan nilai kekayaan terbesar yang dicapai pada tahun 2007.

Sementara 12 orang kaya dalam daftar tersebut total memiliki kekayaan hingga US$ 28 miliar. Angka tersebut naik 7 orang, termasuk Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Resources yang sahamnya naik hingga 474% selama setahun terakhir.Konglomerat sektor batubara lainnya yang juga pemilik Bumi Resources yakni Aburizal Bakrie juga berhasil naik peringkat, setelah tahun lalu melorot tajam akibat krisis. Nilai kekayaan Aburizal meningkat tajam dibandingkan tahun 2008 yang hanya US$ 850 juta, dan ada di posisi ke-8. Kini Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie berada di posisi ke-4 dengan nilai kekayaan US$ 2,5 miliar.

Berikut daftar 40 orang terkaya versi Forbes yang dirilis, Kamis (3/12/2009).

1. R. Budi & Michael Hartono US$ 7 miliar
2. Martua Sitorus US$ 3 miliar
3. Susilo Wonowidjojo US$ 2,6 miliar
4. Aburizal Bakrie US$ 2,5 miliar
5. Eka Tjipta Widjaja U$S 2,4 miliar
6. Peter Sondakh US$ 2,1 miliar
7. Putera Sampoerna US$ 2 miliar
8. Sukanto Tanoto US$ 1,9 miliar
9. Anthoni Salim US$ 1,4 miliar
10. Soegiharto Sosrodjojo US$ 1,2 miliar
11. Low Tuck Kwong US$ 1,18 miliar
12. Eddy William Katuari US$ 1,1 miliar
13. Chairul Tanjung US$ 99 juta
14. Garibaldi Thohir US$ 930 juta
15. Theodore Rachmat US$ 900 juta
16. Edwin Soeryadjaya US$ 800 juta
17. Trihatma Haliman US$ 750 juta
18. Ciliandra Fangiono US$ 710 juta
19. Arifin Panigoro US$ 650 juta
20. Murdaya Poo US$ 600 juta
21. Hashim Djojohadikusumo US$ 500 juta
22. Kusnan & Rusdi Kirana US$ 480 juta
23. Prajogo Pangestu US$ 475 juta
24. Harjo Sutanto US$ 470 juta
25. Mochtar Riady US$ 440 juta
26. Eka Tjandranegara US$ 430 juta
27. Ciputra US$ 420 juta
28. Hary Tanoesoedibjo US$ 410 juta
29. Sandiaga Uno US$ 400 juta
30. Boenjamin Setiawan US$ 395 juta
31. Alim Markus US$ 350 juta
32. Aksa Mahmud US$ 330 juta
33. Sutanto Djuhar US$ 325 juta
34. Kartini Muljadi US$ 320 juta
35. Soegiarto Adikoesoemo US$ 300 juta
36. George Santosa Tahija & Sjakon George Tahija US$ 290
37. Paulus Tumewu US$ 280 juta
38. Husain Djojonegoro US$260 juta.
39. Bachtiar Karim US$ 250 juta.
40. Kris Wiluan US$ 240 juta.
www.detikfinance.com

Wednesday, December 2, 2009

Energy Prices Sink Further After Stockbuilds

ONG Focus - Insights Written by Oil N' Gold

The US Energy Department reported that crude oil inventory increased +2.09 mmb to 339.9 mmb in the week ended November 27. The build was contrary to market expectation of a -0.85 mmb decline and API's projection of +1.5 mmb increase. Cushing stocks soared for the 5th consecutive month, further widening spread between WTI and Brent crudes.Gasoline stockpile also surged +3.996 mmb to 214.1 mmb after a +1 mmb increase in the prior week. The only encouragement came from distillate stockpile which drew -1.1 mmb to 165.7 mmb.

Indonesia Seeks to Increase Coal Shipments to India, China

(Bloomberg) -- Indonesia, Asia’s biggest coal exporter, seeks to increase shipments to India and China as the economies improve and consumption rises. “We’ll see demand from India increase as their power plants start operating,” Herlan Siagian, general manager for marketing at PT Bumi Resources, Indonesia’s biggest coal producer, said on the sidelines of a McCloskey Group Ltd. industry conference in Bali.Chinese coal imports may exceed 100 million metric tons this year and rise to 200 million tons annually over the next several years, JPMorgan said in a report on Nov. 13. Coal imports by India may increase to 81 million tons in the year ending March 2012 from 70 million tons in the year ending March 2010, Indian coal minister Sriprakash Jaiswal said last month.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aL1SAAJPJLsc

Indonesia to Draw Up Rules for Domestic Coal Supplies in 2010
(Bloomberg) -- Indonesia, the world’s biggest exporter of coal used by power plants, may draw up rules next year requiring companies to set aside part of their output for domestic needs, an official at the energy ministry said.The Southeast Asian country also plans to issue a ministry regulation to set a price benchmark for coal miners when paying non-income tax payments such as royalty and other duties, Bambang Gatot Ariyono, a director for coal and minerals at the ministry, said after attending a McCloskey Group Ltd. conference in Bali today.The regulations on domestic market obligations and the price benchmark “will be issued after four mining-related government regulations are released” around January, Ariyono said.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=apOIetvFEkl0

Stocks Likely Don't Need Santa To Keep Rally Going This Year

By: Jeff Cox
CNBC.com

With stocks on a seemingly relentless tear higher, the elves can go to the Bahamas and Rudolph can rest his red nose.So long as the dollar stays weak, the economy continues to show signs of improvement and no major geopolitical events explode on the horizon, most analysts think the market is headed higher regardless of a Santa Claus rally.Pope thinks the end-of-year rally will be more about Fed Chairman Ben Bernanke and Washington policy makers than about the North Pole's most famous resident.
Strictly speaking a Santa Claus rally is defined as a trend upwards in the week between Christmas and New Year's, when holiday buoyancy tends to lift markets higher. But market pros often use the term more generically to describe any type of rally that coincides with the holiday season.

http://www.cnbc.com/id/34222368

MSCI World May Climb to New High Next Week: Technical Analysis

(Bloomberg) -- The MSCI World Index may climb to a high for the year next week as the gauge is trading above its medium- and short-term moving averages, according to analysts at Credit Suisse Group AG who use price charts to forecast moves. The MSCI World has rallied 28 percent in 2009 and closed at 1,175.40 on Nov. 16, the highest level this year, as governments and central banks worldwide spent about $12 trillion and cut interest rates to record lows to revive the global economy.The measure “is likely to rise to a new high by next week,” technical analysts at the bank, including Zurich-based Rolf Bertschi, wrote in a report today. The medium-term uptrend “is still in force,” they said.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=asNnvUUA2FEo

Asia Stocks to Extend Rally Next Year on Earnings, UBS Says

Asian stocks may extend a rally next year after almost doubling since March as earnings improve, UBS AG said, adding to bullish forecasts on the region’s equities by four brokerages this week. The MSCI Asia excluding Japan Index may climb to 600 by the end of the year, UBS strategist Niall MacLeod said in a note today. That’s a 27 percent gain from yesterday’s close. Hong Kong and China are the brokerage’s top picks among the region’s markets. UBS joins BNP Paribas, Goldman Sachs Group Inc., Credit Suisse Group AG and Citigroup Inc. in predicting gains of at least 9 percent for Asian equities in 2010 as the economic recovery gains pace. The MSCI Asian index has jumped 63 percent this year through yesterday, set for its best rally since 1993.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=amYzPdB7_xAU

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 02-12

Research CIMB-GK Sec: Outperform GGRM target Rp 24.250

Research Credit Suisse Sec: Outperform CMNP target Rp 4.200

Research Mandiri Sec: Buy BBNI target Rp 2.300

Cermati Saham ATPK
HARGA saham PT ATPK Resources Tbk (ATPK) berpeluang menuju level Rp 300 dalam jangka pendek. Sumber Investor Daily mengungkapkan, ATPK dikabarkan menggandeng mitra strategis untuk menjadi pembeli siaga hasil tambang milik perseroan. ATPK juga disebut-sebut oleh pelaku pasar bakal mendapatkan dana segar untuk mengakuisisi tambang batubara di Kalimantan. Sementara itu, pada perdagangan kemarin, ATPK ditutup stagnan pada level Rp 245.

Sampoerna Agro Incar Domba Mas
Kabar yang beredar di pasar mengenai PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menjadi pesaing utama bagi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dalam mengakuisisi Domba Mas bakal menjadi momentum kenaikan harga SGRO. Menurut sumber Investor Daily, harga SGRO berpotensi menguat ke kisaran Rp 2.550-3.000 dalam jangka pendek. Kabar meningkatnya permintaan CPO dari negara Asia, terutama Malaysia, juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, SGRO ditutup naik Rp 25 (1,02%) ke posisi Rp 2.475.

Para investor di lantai Bursa Indonesia pun tampaknya harus mulai mewaspadai terjadinya profit taking. IHSG dalam 2 hari terakhir sudah menguat cukup besar, dan sebagian saham-saham unggulan sudah mulai overbought. Namun potensi penguatan IHSG sejauh ini masih cukup besar. Saham-saham perbankan akan mendapatkan dorongan setelah terjadinya deflasi 0,03% yang akan membuat BI tidak akan mengubah kebijakan BI Rate-nya. Sementara saham-saham pertambangan akan mendapatkan peluangnya kembali menyusul naiknya harga-harga komoditas akibat melemahnya dolar AS.Pada perdagangan Selasa (1/12/2009), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat hingga 126,74 poin (1,23%) ke level 10.471,58. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,23 poin (1,21%) ke level 1.108,86 dan Nasdaq menguat 31,21 poin (1,46%) ke level 2.175,81.Sementara Bursa Tokyo pada perdagangan Rabu (2/12/2009) mengalami koreksi setelah terus menerus menguat. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah tipis 20,41 poin (0,21%) ke level 9.551,79. BI diperkirakan mempertahankan suku bunga 6.5% besok , meski inflasi mengalami deflasi.Harga emas capai rekor tertinggi $ 1.208.90/ons (target $ 1.280/1.300), minyak capai $78.90/barel, dapat angkat sentimen saham komoditi global dan pertambangan (positif untuk ANTM, BUMI-Newmont, ITMG, PTBA, ADRO).

Pada perdagangan Rabu (2/12/2009), rupiah dibuka menguat ke level 9.415 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.460 per dolar AS.Pada perdagangan Selasa (1/12/2009) di Bursa New York, euro menguat ke 1,5082 dolar, dibandingkan sebelumnya di level 1,5005 dolar. Sementara dolar AS menguat atas yen ke posisi 86,66 yen, dibandingkan sebelumnya di 86,28 yen.Euro bahkan sempat menguat ke 1,51 dolar, untuk pertama kalinya setelah kasus gagal bayar Dubai World mengguncang pasar finansial. Namun efek gagal bayar itu memudar setelah Dubai World mengumumkan rencananya merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 26 miliar. potensi penguatan rupiah dapat dibatasi oleh spekulasi BI akan membatasi kepemilikan asing di SBI jangka pendek, intervensi karena penguatan rupiah dapat mengganggui kinerja ekspor. Data ISM AS semalam 53.6 ebih rendah dari perkiraan dan Pending Home Sales meningkat, menjelang testimony Fed Bernanke besok dan data tenaga kerja AS Jumat.

IHSG Akhir Tahun Di Level 2.950
PT CIMB Securities Indonesia memprediksi target harga indeks pada level 2.950 dengan rating market outlook Overweight.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menggelar aksi korporasi demi memperoleh dana segar. Produsen batubara terbesar di Indonesia ini akan menjual maksimal 5% saham ke investor strategis. Hajatan ini akan dilaksanakan awal 2010.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 9% di bulan Oktober 2009 ini dari posisi akhir tahun 2008 lalu. Per Oktober 2009, laba bersih yang berhasil BSDE kumpulkan mencapai Rp 242 miliar. Pada Desember 2008, laba bersih BDSE sebesar Rp 223,46 miliar.

ELTY Diterpa Tiupan Badai Dubai
Tanpa efek krisis Dubai pun, analis memperkirakan pendapatan Bakrieland Development tahun ini akan turun 14,6%.

BUMI Yakin Lampaui Target Produksi 2009
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yakin dapat meningkatkan produksi melebihi tahun ini.

BNBR akan Terbitkan Obligasi
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berencana akan menerbitkan obligasi pada awal 2010.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih sekitar Rp5,302 triliun atau naik 25,08% dibanding per September 2008 sekitar Rp4,238 triliun.Hal itu disampaikan dalam materi public expose investor summit pada 3 Desember mendatang. BRI juga mencatatkan NPL-gross sekitar 3,92% pada kuartal ketiga 2009 dibanding kuartal ketiga 2008 sekitar 2,90%.

Musim Panen MAPI di Akhir Tahun
Akhir tahun bakal menjadi berkah buat perusahaan ritel PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI). Apalagi harga sahamnya masih murah.

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar pada Januari 2010. Dana hasil obligasi akan digunakan untuk kucuran pembiayaan perseroan.
Demikian disampaikan dalam prospektus yang dipublikasikan, Selasa (1/12/2009).Obligasi ini akan diterbitkan dalam 3 seri, yaitu seri A senilai Rp 75 miliar, seri B senilai Rp 50 miliar dan seri C senilai Rp 75 miliar, masing-masing berjangka waktu 370 hari, 18 bulan dan 24 bulan.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana untuk memperpanjang kontrak jual beli gas dari blok Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi ONWJ.
"Kontraknya akan habis dalam waktu dekat. Kami berharap bisa diperpanjang," ujar Direktur Utama PGAS, Hendi Prio Santoso di Gedung Departemen ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/12/2009).Menurut dia, gas itu akan disalurkan untuk memasok kebutuhan PLTGU Tanjung Priok milik PT PLN (Persero) dan juga untuk kebutuhan industri. Ia berharap proses negosiasi ini akan selesai awal tahun depan.

2010, ITMG Bidik Penjualan Batubara 23MT
PT Indo Tambang Mega Raya Tbk (ITMG) menargetkan penjualan batubara sekitar 23MT pada 2010 dan akhir tahun ini penjualan ditargetkan 20,5MT.

Realisasi Belanja Modal ANTM Minim
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hanya merealisasikan belanja modal Rp 662 miliar sampai September 2009, karena beberapa proyek ANTM mundur.

Lelang Penukaran SUN Sepi
Lelang penukaran Surat Utang Negara (SUN) sepi, karena pemerintah menyodorkan harga penawaran rendah.

ATPK Targetkan Pendapatan Naik 7.417%
PT ATPK Resources Tbk (ATPK) menargetkan pendapatan sekitar US$ 24,46 juta atau sekitar Rp 264,6 miliar pada 2010. Target itu melejit 7.417,05% dibanding realisasi pendapatan akhir 2008 sebesar Rp 3,52 miliar.

Asahimas Incar Pendapatan Rp 2 Triliun
PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) menargetkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 2 triliun pada 2010 dibandingkan target tahun ini senilai Rp 1,8 triliun. Pulihnya perekonomian global diharapkan mendongkrak permintaan produk-produk perseroan.

BAKRIE SUMATERA MINTA PERSETUJUAN RIGHTS ISSUE, Bumi Investasi US$ 1 Miliar
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menginvestasikan dana US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9,5 triliun untuk mengembangkan tambang emas, tembaga, bijih besi, seng dan timah.

Trada Maritime Raih Kontrak Rp 1,65 Triliun
PT Trada Maritime Tbk (TRAM) meraih kontrak senilai total Rp 1,65 triliun, terdiri atas kontrak penyediaan fasilitas penyimpanan dan pengisian migas terapung (floating, storage and offloading/FSO) untuk The China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dan kontrak penyediaan kapal untuk PT Pertamina.

Inco Raih Pinjaman US$ 300 Juta
PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) baru menandatangani pinjaman senior fasilitas ekspor (senior export facility agreement)senilai US$ 300 juta dengan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd dan Mizuho Corporate Bank Ltd.

INCAR TAMBANG BHP, Bukit Asam-Rajawali Beraliansi
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) beraliansi dengan PT Rajawali Corporation untuk mengakuisisi tambang batubara milik BHP Billiton Ltd di Maruwai, Kalimantan Tengah. Nilai akuisisi itu diperkirakan mencapai US$ 500 juta.

Economic : BPS Catat Deflasi Pada November
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya deflasi pada November 2009 sebesar 0,03% sehingga laju inflasi sepanjang tahun ini diyakini bisa menyentuh angka maksimal 3%. Prediksi inflasi itu lebih rendah dari proyeksi BI dan pemerintah sebesar 3,5% - 3,6%. Data BPS menunjukkan laju inflasi tahun kalender Januari-November menembus 2,45% seiring dengan terjadinya deflasi pada November. Secara year-on-year, inflasi bulan tersebut tercatat 2,41%.

Economic: Oktober, Ekspor Naik Capai US$11,8 M
BPS mencatat nilai ekspor RI pada Okto09 mencapai US$11,88 miliar atau +10,12% YoY, +20,72% MoM. Nilai Ekspor tersebut tertinggi sepanjang 2009 serta pertama kalinya mencatat pertumbuhan positif secara y/y. Ekspor nonmigas pada Okto09 US$10,16 miliar (+25,45% MoM, +14,10% YoY) sedangkan pada 10M09 US$92,03 miliar (-22,31% yoy). Sementara itu, impor pada Okto09 US$9,47 miliar (+11,16% MoM) sedangkan pada 10M09 US$77,75 miliar (-30,84% yoy). Impor nonmigas US$7,55 miliar (+22,87% MoM) sedangkan 10M09 US$62,70 miliar (-25,57% yoy). Selanjutnya, impor migas US$1,92 miliar (-19,20% MoM) dan 10M09 US$15,05 miliar (-46,58% yoy).

ENRG: Raup Penjualan Rp 1,04 Triliun
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,04 triliun hingga akhir 3Q09. Penjualan turun sekitar 23% dari periode sama 2008 senilai Rp 1,36 triliun. Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) hanya mencapai Rp 109 miliar. EBITDA tergerus hingga 79,8% dari 3Q08 sebesar Rp 542 miliar.

SMGR: Grup Rajawali Disinyalir Akan Jual 24,9% Saham
Grup Rajawali disinyalir akan menjual 24,9% saham SMGR dengan target dana US$900 juta atau Rp9 triliun guna meraup keuntungan yang besar. Danareksa Sekuritas dan JP Morgan disinyalir telah ditunjuk sebagai enasihat keuangannya.

GZCO: Siapkan Investasi Rp200 M
PT Gozco Plantations Tbk akan mengalokasikan dana sebesar Rp200 miliar untuk perluasan kebun pada tahun depan. Selain itu perseroan juga akan membangun satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit yang berkapasitas 45 ton per jam tandan buah segar (TB)untuk menambah jumlah pengolahan yang saat ini hanya berjumlah satu unit.

PTBA: Capex Capai Rp 4 Triliun
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 4 triliun pada tahun depan. Perseroan juga menjajaki untuk menggandeng Grup Rajawali untuk membeli lahan milik BHP Billiton. PTBA siap mengakuisisi 100$% proyek tambang batu bara BHP Billiton di Kalimantan Tengah. Akuisisi dilakukan dengan menggandeng TINS, ANTM dan Rajawali Corporation. PTBA telah menyampaikan penawaran ke BHP Billiton dan nilainya diperkirakan sekitar US$ 500 juta. (

GJTL: Akan Jual 28,91% Saham Polychem
GJTL berencana menjual 28,91% saham PT Polychem Indonesia pada 2010. Saat ini perseroan tengah mengkaji cara penjualannya yakni block sale atau dijual sekaligus.

PNLF: Restrukturisasi Disetujui Bapepam-LK
Bapepam-LK akhirnya menyetujui rencana restrukturisasi bisnis PNLF. Dengan adanya izin itu, menajemen mengembalikan izin operasional sebagai perusahaan asuransi dan selanjutnya perseroan akan menjalankan bisnis sebagai perusahaan jasa keuangan.

SULI: Jual Tagihan
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk menjual tagihan ke PT Sumalindo Hutani Jaya dalam bentuk zero coupon bond 1 senilai US$14 juta kepada Marshall Enterprise Limited. Sumalindo Lestari juga menjual tagihan ke Sumalindo Hutani dalam bentuk zero coupon 2 senilai US$1,79 juta kepda Marshall Enterprise. Sumalindo Lestari juga melepas 7,2 juta saham di Sumalindo Hutani senilai total US$720.150 kepada Tjiwi Kimia.

WIKA: Akan Divestasi 18,65% Saham Wika-NGK
WIKA akan mendivestasi seluruh sahamnya (18,65%) di PT Wika-NGK Insulators senilai Rp1,048 juta atau Rp1.000/saham. Pasalnya, kegiatan perusahaan tersebut diluar bisnis inti perseroan serta rendahnya pertumbuhan Wika-NGK dibanding anak usaha lainnya.

Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

Daily Market Outlook Saham & IHSG

Market Review
Katalis positif dari dalam negeri seperti data inflasi Indonesia yang tercatat negatif (0,03% m/m, 2,41% y/y), ekspor mencapai level tertinggi di tahun 2009 (US$ 11,88 miliar), Polri menghentikan kasus Bibit-Chandra dan kenaikan harga komoditas global (logam dan minyak), diimbangi oleh katalis dari luar negeri, seperti laporan Australia kembali menaikkan suku bunga untuk ke-3 kalinya ditahun ini (+25 bsp menjadi 3,75%), data manufakturing China meningkat ke 55,3 serta laporan bank sentral Jepang menyuntik dana ke pasar guna memulihkan ekonomi Jepang, ikut menopang technical rebound IHSG kemarin. Meredanya kekhawatiran terhadap kasus Dubai World, meski hanya dibantu pemerintah Uni Emirat Arab sebesar US$ 26 miliar, ikut topang kinerja IHSG. IHSG melonjak 36,66 poin (+1,51%), di 2.452,60, transaksi tercatat Rp 3,46 triliun. Investor asing bukukan net buy Rp 24,85 miliar, dibandingkan net sell Rp 14 miliar (30/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific melanjutkan kenaikan ke level tertinggi 2-pekan kemarin, berkat spekulasi bank sentral Jepang akan memuat langkah-langkah untuk membatasi penguatan yen, laporan manufakturing China meningkat ke level tercepat dalam 5 tahun, laporan ekspor Korsel melonjak serta Australia menaikkan suku bunga ke-3 kali di tahun ini menjadi 3,75%, ikut angkat harga saham seperti Nissan Motor Co, Baoshan Iron & Steel di tengah optimisme permintaan baja di China meningkat.

IHSG Outlook
Momentum kenaikan IHSG dapat berlanjut pada hari ini, setelah mendapatkan katalis positif dari dalam dan luar negeri, dapat memberikan support secara teknikal dan fundamental, meredam kekhawatiran terhadap hak angket DPR mengenai kasus Bank Century dan kasus Dubai World, sebelum mengalami aksi profit-taking pada hari Kamis, menjelang testimony Chairman Fed Bernanke (Kamis) dan data tenaga kerja AS (Jumat). Katalis positif dari dalam negeri seperti rendahnya inflasi bulan November (0,03% m/m, 2,41% y/y) yang dapat mendorong Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran hingga akhir tahun, diikuti kenaikan ekspor bulan Oktober (US$ 11,88 miliar) yang menunjukkan solidnya fundamental ekonomi domestik. Penghentian kasus Bibit-Chandra oleh Polri dan kenaikan harga komoditi (harga emas cetak rekor terbaru di US$ 1.204,00/ons target US$ 1.300/1.500; minyak US$ 78,90 target US$ 81/84), dapat angkat saham unggulan dan saham komoditi logam, batubara dan
energi. Sementara katalis positif dari aksi brokerage ternama dunia, seperti Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas dan Credit Suisse melihat potensi kenaikan saham Asia di tahun 2010 (masing-masing kenaikan sebesar 36%, 9%, 20%, 29%) dan imbas positif dari kasus Dubai World yang dapat picu pelarian dana dari Timur Tengah ke pasar aset domestik, seperti saham dan obligasi (korporasi dan pemerintah) domestik masih menghasilkan yield yang lebih tinggi ketimbang aset dalam bentuk dolar AS, aksi carry trades dolar rupiah, masih topang kinerja IHSG awal pekan ini.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175/BNBR 100/ KLBF 1.270/BRPT 1.330. Buy on weakness: BSDE/ELTY

Stock Picks:
#BYAN : Buy target Rp 6.700 CMNP : Buy target Rp 1.200

Global Outlook
Indeks saham Asia dan Wall Street seperti diperkirakan sebelumnya, masih diuntungkan oleh banjirnya likuiditas paska hasil pertemuan G20 dan KTT APEC di bulan lalu yang masih mempertahankan stimulus global dan meredanya kekhawatiran kasus Dubai World yang justru memberikan berkah kepada negara Asia dan AS dari perkiraan pelarian dana dari Timur Tengah. Isu pemulihan ekonomi global masih memberikan support kepada kinerja indeks saham global di awal pekan ini, setelah data manufakturing China mengalami kenaikan tercepat dalam 5 tahun, ekspor Korea Selatan melonjak ke level tertinggi 1-tahun, ISM Manufakturing masih bertahan di atas level pertumbuhan 50 (terkoreksi ke 53.6), Pending Home Sales (+3.7%), serta bank sentral Jepang menyuntik dana ke pasar dan akan membatasi penguatan yen terhadap dolar AS dan bank sentral Australia menaikkan suku bunga 25 bsp menjadi 3,75%, ikut topang kinerja indeks saham Asia dan Eropa kemarin. Sementara kenaikan harga emas
ke rekor tertinggi US$ 1.204,00, minyak mengarah ke US$ 79/barel, masih menopang saham komoditi global. Momentum kenaikan indeks saham MSCI World Index masih terbuka kendati valuasi saham yang mahal dan kondisi overbought, karena likuiditas dolar karena suku bunga AS masih bertahan di nol persen, mendorong investor memburu saham dan komoditi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, menjelang testimony Fed Bernanke (Kamis) dan data tenaga kerja AS (Jumat).

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle long closing marubozu (indikasi bullish continuation), masih berada diatas medium-term channel support di 2.363, ditutup diatas 61.8% FR 2559-2239 di 2.425, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound berkelanjutan, seharusnya dapat mengarahkan IHSG ke target 2.475 (trendline)/2.498. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD di teritorial netral, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Trend bullish dapat berbalik bullish jika IHSG ditutup harian dibawah 2.494 (high 23/11), dapat mendorong IHSG ke target 2.530 (projection 0.764 FR)/2.559 (high yearly). Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iii/5 daalm B, potensi technical rebound ke target 2.491/2.530 (Hold sell on rally, stop diatas 2.560. Perkiraan range di 2.430-2.475.
Resistance : 2498.58/2478.83/2472.25/2465.67. PP 2439.33
Support : 2432.75/2426.17/2413.00/2399.83
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Sec; TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

Tuesday, December 1, 2009

Daily Technical Analysis ITMG (2)

ITMG (Rp 29.400; +Rp 600)
ITMG masih berada dalam trend bullish jangka pendek, menengah, panjang, dalam pola uptrend channel setelah breakout neckline di pola inverted H&S dan bear flag. Sell breakout 27.100 target 25.000/23.000 stop loss 28.200, Sell 30.700 target 27.150 stop 31.250, buy breakout 31.250 target 32.600 stop dibawah 30.650, sell 32.600 target 27.150 stop diatas 33.800. .
(Edisi 22/10)
(13/11) hold buy breakout Rp 25.450 (final wave 5) target Rp 30.700 (138.2 FR 27800-20000) trailing stop di Rp 27.150
(27/10) Buy 23.400 done: - Rp 700 (-2.99%), Sell 22.700 done: Rp +1.200 (+5.2%)
ITMG (24.100)

Secara keseluruhan ITMG masih berada dalam uptrend channel menunjukkan trend bullish jangka menengah, meski konsolidasi dalam jangka pendek seperti ditunjukkan dalam pola congestion dan symmetrical triangle di daily chart. Melihat kondisi MACD yang berada di teritorial netral, serta trend volume rendah, seharusnya mendukung potensi range trading tipis dalam waktu dekat ini. Terutama pola symmetrical triangle akan membatasi pergerakan ITMG harian. Kecuali ITMG dapat breakout & ditutup harian diatas trendline resistance 24.925 dan trendline support di 23.400 untuk konfirmasi arah lebih lanjut. ITMG juga masih berada di bawah Fibonacci retracement 23.6% 27.800-17.600 di 25.400 dan dibawah middle line channel di 25.450, membatasi momentum kenaikan ITMG pada pekan ini. Trend jangka menengah masih bullish selama tidak ditutup dibawah 20.250 (channel support), untuk target 30.238 (FR 12.6)/34.145 (FR 161.8) dalam 3 bulan sesuai dengan hitungan EW bahwa ITMG saat ini berada dalam double zig zag e/X dalam wave correction 4/4. Rekomendasi Buy 23.400-23.400 stop loss dibawah 22.700 target breakout 25.450 (buy breakout) / 30250/34.150 untuk final wave 5. stop loss di dibawah 25.000. Short 22.700 target 17.600 stop 23.500. Good Luck

Daily Dow Jones Recommended Levels

Daily Forex Technicals | Written by FXtechtrade
DOW JONES INDEX
Today's support: - 10257.18 and 10216.16(main), where a delay and correction may happen. Break of the latter will give 10188.28, where correction also can be. Then follows 10165.37. Be there a strong impulse, we would see 10141.86. Continuation will bring 10113.70. Today's resistance: - 10383.75 and 10409.28(main), where a delay and correction may happen. Break would bring 10430.72, where a correction may happen. Then follows 10451.22, where a delay and correction could also be. Be there a strong impulse, we'd see 10486.40. Continuation would bring 10528.42.

S&P 500 May Fall If 1,085 Support Is Broken: Technical Analysis

(Bloomberg) -- The Standard & Poor’s 500 Index is close to breaching a support level that may cause a short-term “breakdown” in U.S. equities of more than 3 percent, according to technical analysts at Concept Capital. The benchmark index for U.S. equities closed down 1.7 percent at 1,096.23 on Nov. 27 as Dubai’s attempt to delay debt repayments rattled investors. That’s less than 1 percent above 1,085, the support level seen by John Kolovos and Craig Peskin at New York-based Concept Capital.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ayNQ.2X3DfwA

Gold, in ‘Healthy Breather,’ May Top $1,200: Technical Analysis

(Bloomberg) -- Gold is taking a “healthy breather” and may resume its advance above $1,200 an ounce this year as the dollar weakens against global currencies, according to Barclays Capital. Gold’s support level at $1,127-$1,131 remains “unchallenged,” Jordan Kotick and other analysts at Barclays wrote in a report Nov. 27. “Rather than a deeper pullback, ideally we expect a $1,130-$1,200 range to develop over the next week or two.”

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=ao7wv6Qqo_To

Oil May Drop to $70 on Channel, SocGen Says: Technical Analysis

(Bloomberg) -- Crude oil prices may slide toward $70 a barrel in New York after breaching the bottom of a monthlong price channel, according to technical analysis by Societe Generale SA. Oil for January delivery fell as low as $72.39 a barrel on the New York Mercantile Exchange on Nov. 27, breaking through a “descending channel” that formed after the commodity reached a year-to-date high on Oct. 21. This may trigger a decline to the next supportive layer in a Fibonacci sequence of price thresholds, Societe Generale said.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=avD0P.KvZXvk

Euro May Rise to 15-Month High of $1.5285: Technical Analysis

(Bloomberg) -- The euro may rise to a 15-month high of $1.5285 as the currency held above so-called support at $1.4831, said Citigroup Inc., citing trading patterns. Support at $1.4831 is the 55-day moving average, which the euro “remains above despite volatile price action over the past week,” Citigroup analysts led by Tom Fitzpatrick in New York wrote in a research note yesterday. Support is a level where buy orders may be clustered.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aVrMSaqFyM1o

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 01-12

Research JP Morgan Sec: Overweight BUMI target Rp 3.750 (katalis positif, BUMI mendapatkan saham PT Newmont)

Research CIMB-GK Sec: Outperform ELTY target Rp 430

Research CIMB-GK Sec: Overweight AALI target Rp 30.300

Cermati Saham Barito
HARGA saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berpeluang menuju level Rp 1.500-1.700 dalam waktu dekat. Sumber Investor Daily mengungkapkan, keberhasilan Prajogo Pangestu membeli PT Transpasific Railway Infrastructure akan menjadi momentum kenaikan harga BRPT. Sebab, Barito disebut-sebut oleh pelaku pasar menjajaki merger dengan Transpasific, perusahaan pengangkut batubara. Pada perdagangan kemarin, BRPT ditutup terkoreksi Rp 10 (0,7%) ke level Rp 1.280.

India Power Incar Dayaindo
HARGA saham PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berpotensi menuju level Rp 150 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, adanya kabar bahwa India's National Thermal Power Corp yang berniat menjadi pemegang saham perseroan bakal menjadi momentum penguatan harga KARK. Pada perdagangan kemarin, KARK ditutup melemah Rp 1 (0,8%) ke posisi Rp 112.

IHSG pada perdagangan Selasa ini juga diprediksi akan kembali bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Investor akan kembali melanjutkan koreksi teknikal untuk sejumlah saham yang sudah terlalu mahal. Investor juga akan mengamati angka inflasi yang akan dirilis BPS siang ini.Bursa-bursa utama dunia juga sudah pulih. Bursa Wall Street juga membaik setelah Dubai World mengumumkan akan merestrukturisasi sebagian dari grup tersebut, termasuk unit usaha propertinya, Nakheel. Total utang yang akan direstrukturisasi mencapai US$ 26 miliar.Pada perdagangan Senin (30/11/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik 34,92 poin (0,34%) ke level 10.344,84. Indeks Standard & Poor's 500 naik 4,14 poin (0,38%) ke level 1.095,63, Nasdaq naik 6,16 poin (0,29%) ke level 2.144,60.
Namun sebagian bursa regional kembali mengalami koreksi teknikal setelah kemarin mencetak penguatan tajam. Indeks Nikkei-225 di Bursa Tokyp mengawali perdagangan Selasa (1/12/2009) dengan melemah 63,73 poin (0,68%) ke level 9.281,82.Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.

Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah seiring aksi beli spekulatif setelah kemarin rupiah menembus level 9.500 per dolar AS.Pada perdagangan Selasa (1/12/2009), rupiah dibuka melemah ke level 9.490 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya di level 9.465 per dolar AS.
Ekonom dari BII Samuel Ringo-ringo mengatakan, data inflasi yang akan dirilis BPS siang ini diprediksi tidak akan banyak memberikan pengaruh. Analis memperkirakan inflasi akan tetap rendah hingga akhir tahun.

ADHI Incar Laba Bersih Akhir Tahun 120,1 M
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengincar pertumbuhan laba bersih yoy 48,14% menjadi Rp120,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp81,1%.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan kasus gagal bayar surat utang milik Dubai World tidak akan mempengaruhi kinerja BUMN.Menurut Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu, baik kinerja keuangan, harga saham maupun rating penerbitan surat utang BUMN bisa dipastikan tidak akan terganggu."Bank sentral Dubai kan sudah menyatakan akan membayar semua. Jadi pengaruh gagal bayar Dubai World ke BUMN sudah tidak ada," ujarnya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/11/2009) malam.

Recapital Kaji Ulang IPO Berau Coal
Recapital Advisors akan mengkaji ulang rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Berau Coal, menyusul akuisisi 90% saham produsen batubara terbesar kelima di Tanah Air tersebut.

Duta Graha Perpanjang Utang Rp 40 Miliar
PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) berencana memperpanjang pinjaman kredit modal kerja (KMK) senilai Rp 40 miliar dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur dan BPD Kalimantan Timur. Kedua pinjaman itu jatuh tempo pada bulan November dan Desember 2009.

Asia Natural Cari Utang US$ 25 Juta
PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) tengah mencari utang senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 237,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan operasional dan ekspansi bisnis.

AKUISISI CECO TERTUNDA, Berlian Tanker Batal Emisi MEB US$ 368 Juta
PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) batal menerbitkan obligasi wajib tukar (mandatory exchangeable bond/MEB) senilai US$ 368 juta atau sekitar Rp 3,68 triliun. Perseroan membatalkan rencana itu karena tidak memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

TARGET 2009 DIREVISI JADI 12 EMITEN, SMN dan Megapolitan IPO Rp 700 Miliar
PT Sarana Menara Nusantara (SMN), unit usaha Grup Djarum, menargetkan perolehan dana sekitar Rp 200 miliar dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada kuartal I-2010. Sedangkan PT Megapolitan Developments mengincar dana Rp 500 miliar.

Citra Marga Incar Pendapatan Rp 630 Miliar
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) menargetkan pendapatan konsolidasi hingga akhir 2009 mencapai Rp 630 miliar, naik 11% dibandingkan tahun lalu Rp 568,96 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan naik 88,9% dari Rp 72 miliar menjadi Rp 136 miliar.

Banking: BI Pangkas Target Kredit FY10 jadi 15-17%
BI memangkas target pertumbuhan kredit FY10 jadi 15-17% dari sebelumnya 20% karena ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dunia.

Mining: Newmont akan Raup Laba US$642 Juta
PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) memproyeksikan perolehan laba bersih tahun ini mecapai US$642,9 juta atau naik hingga 231% dibandingkan denganpencapaian tahun lalu. Kenaikan itu dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas dan pertumbuhan penjualan produksi tembaga, emas, dan perak perusahaan itu.Comment: dengan 23,25% kepemilikan BUMI terhadap saham Newmont, maka kontribusi laba Newmont akan menaikan laba BUMI sebesar 35% dari $421 juta menjadi $571 juta. Positive untuk pertumbuhan harga saham kedepan.

SMGR: Bangun Pabrik Semen US$ 400 Juta bersama Freeport
Perusahaan tambang asal AS, PT Freeport Indonesia dan SMGR berencana membangun pabrik semen di Papua dengan nilai investasi US$ 400 juta mulai tahun depan. Freeport akan membangun pabrik semen berkapasitas 1-2 juta ton si Timika, Papua. Sedangkan SMGR akan menambah satu pabrik berkapasitas 2,5 juta ton di Manokwari, Papua.

CTRA: Kaji Beberapa Opsi Untuk Peroleh Dana Pada Tahun 2010
CTRA saat ini sedang mempertimbangkan beberapa opsi (obligasi, utang bank, atau rights offer) yang dapat digunakan untuk memperoleh dana bagi anggaran 2010.

PGAS: Incar Gas Donggi
PT Perusahaan Gas Negara Tbk disebut-sebut menginginkan pasokan gas alam cair (LNG) Donggi-Senoro yang akan digunakan perseroan sebagai salah satu sumber pasokan untuk proyek terminal LNG Medan.Total perkiraan permintaan gas yang diidentifikasi perseroan, mencapai 150-300 MMscfd. Mereka adalah pembangkit listrik PLN di Sicanang dan Paya Pasir.

BBNI: Laba Bersih 9M09 Melonjak 122% yoy
BBNI mencatat laba bersih 9M09 melonajk 122% yoy jadi Rp1,85 triliun dipicu naiknya fee based income 24% yoy jadi Rp3,15 triliun vs Rp2,54 triliun serta pendapatan bunga bersih +16% yoy jadi Rp8,31 triliun. Peningkatan bunga bersih dikontribusi dari ekspansi kredit 15% jadi Rp122,16 triliun vs Rp106,5 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga dari layanan jasa (recurring fee) perbankan +8% yoy jadi Rp2,78 triliun dan nonrecurring fee Rp347 triliun.

IPO: Dian Swastatika Sentosa IPO Rp1.500/Saham
PT Dian Swastatika Sentosa mengumumkan prospektus IPO nya, meliputi:
Jumlah saham dilepas : 100 juta saham
Nilai nominal : Rp250/saham
Harga penawaran : Rp1500/saham atau Rp150 miliar
Masa penawaran : 2-4 Des09
Listing date :10 Des09.

BWPT Anggarkan Belanja Modal US$ 45 Juta
Dana ini akan digunakan untuk memperluas lahan sebanyak 13.000 hektare.

Obligasi VII ISAT Dengan Bunga 11,25% dan 11,75%
PT Indosat Tbk (ISAT) menawarkan obligasi VII tahun 2009 dengan tingkat bunga 11,25% dan 11,75%.

Merril Lynch Jual Saham Triwira
Merril Lynch & Ci Inc menjual saham PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL) sekitar 6.185.000 lembar saham.

Investor Summit akan Diikuti 28 Emiten
Sekitar 28 emiten akan melakukan presentasi pada investor summit 2009 yang diselenggarakan pada 2 Desember hingga 3 Desember 2009.

Laba Bersih INDY Anjlok 22,7%
PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 22,7% per September 2009 menjadi Rp559,88 miliar dari periode yang sama 2008 Rp724,3 miliar.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan akan mengadakan RUPSLB pada 7 Januari 2009.
Hal ini disampaikan Eddie J. Soebari, Direktur BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (30/11). Namun, dalam keterangannya tersebut Perseroan tidak menyebutkan agenda apa saja yang akan dibahas dalam RUPSLB tersebut.Sebelumnya juga diberitakan BUMI akan menyampaikan laporan keuangan interim per 30 September 2009 paling lambat akhir Desember 2009.

Laba Bersih Bayan Resources Naik 459%
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp178,2 miliar per September 2009 atau naik 459% dibanding periode serupa 2008 Rp31,84 miliar.

Antam Bidik Produksi Emas 2,5 Ton
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan penjualan emas pada 2010 mencapai 7,980 ton dengan produksi emas 2,580 ton kalau Cibaliung beroperasi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan 36 saham transaksi margin (margin trading) periode Desember 2009, turun dibanding periode November sebanyak 38 saham. Adapun daftar saham yang dapat ditranskasikan dalam short selling berkurang dari 35 menjadi 33 saham. Berdasarkan Pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) No Peng-00400/BEI PSH/11-2009 yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (30/11), terdapat tiga saham yang keluar dari daftar margin periode Desember, yakni PT PP London Sumatera Plantations Tbk (LSIP), PT Ciputra Property Tbk (CTRP), dan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO).Di sisi lain, saham Timah Tbk (TINS) masuk melengkapi daftar saham margin dan short selling. “Di luar itu, saham-saham yang masuk daftar margin dan short selling tidak berubah,” kata Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Produk BEI Kandi Sofia S Dahlan.Transaksi margin merupakan transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai perusahaan efek (PE) dengan perbandingan 1:1. Nasabah yang akan melakukan transaksi margin harus menyetorkan jaminan awal sekurang-kurangnya Rp 200 juta. Jaminan transaksi nasabah dapat berupa uang tunai yang disimpan di PE, saham jaminan yang telah ditentukan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), obligasi, atau deposito nasabah.

Sumber: Investordaily, inilah.com, detik.com & Market Flash, kontan, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

Daily Market Outlook Saham & IHSG

Market Review
IHSG berhasil mengalami technical rebound dan meredam efek terburuk dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World di akhir pekan lalu, mengikuti kenaikan mayoritas indeks saham regional Asia dan reboudnya harga komoditi global kemarin. Aksi pembelian saham dari grup Astra (ASII, UNTR), perbankan, pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO), semen (INTP), infrastruktur, menopang kinerja IHSG kemarin, dan membatasi dampak negatif dari penurunan harga saham dari grup Bakrie. Sementara pelemahan rupiah terhadap dolar yang ditutup di level Rp 9.460 dan penantian pasar terhadap hak angket DPR untuk kasus Bank Century, masih membebani kinerja IHSG kemarin. IHSG rebound 22,32 poin (+0,93%), di 2.415,84, transaksi tercatat Rp 5,22 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 250 miliar, dibandingkan net sell Rp 217,1 miliar (26/11).

Indeks saham MSCI Asia Pasific rebound kemarin, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan tertinggi dalam 7 bulan terakhir, setelah pemerintah Uni Emirat Arab berjanji untuk memberikan support kepada bank-bank yang meredakan kekhawatiran dari kemungkinan kerugian dari Dubai World akan meningkat. Saham Bank National Australia Bank dan Commonwealth Bank of Australia melonjak setelah mereka tidak memperkirakan kerugian material dari Dubai. HSBC Holdings Plc dan Sunning Appliance Co China menguat berkat isu Dubai dan stimulus China.

IHSG Outlook
Momentum technical rebound IHSG hari ini diperkirakan terbatas, berkat ketidakpastian situasi poltik dalam negeri dari hak Angket DPR untuk kasus Bank Century yang dapat menyeret beberapa nama dari pejabat penting di Kabinet Indonesia Bersatu 2, penyelesaian kasus KPK-Polri dapat meredam investasi asing di pasar modal domestik. Masih adanya kekhawatiran terhadap efek domino dari kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World, setelah terlihat pemerintah Dubai tidak sepenuhnya menjamin beban utang Dubai World berpotensi meningkatkan premi kredit di masa mendatang, meski kekhawatiran tersebut sedikit mereda kemarin, diikuti isu negatif dari right issue grup Bakrie, masih membebani kinerja IHSG di awal pekan ini. Meski potensi penurunan IHSG terbatas hari ini, karena pasar menanti rilisan data inflasi RI bulan November hari ini akan berada di bawah 0,19% atau dibawah laju inflasi Oktober 2009 (prediksi Bank Indonesia), sehingga dapat mendorong BI pada pekan
ini menahan laju suku bunga acuan 6,50% dalam Rapat Dewan Gubernur Kamis pekan ini (03-12). Kondisi tersebut seharusnya masih memberikan support kepada saham yang sensitif terhadap inflasi dan suku bunga seperti sektor perbankan, otomotif, property dan konsumsi. Imbas kenaikan harga komoditi emas dan batubara dan harga komoditi global (minyak target $ 81/84 selama bertahan di atas support $ 75,15; emas target $ 1.200), masih memberikan support kepada saham pertambangan batubara (ITMG, PTBA, ADRO) dan emas unggulan (ANTM). Laporan riset Goldman Sachs, Citigroup dan BNP Paribas untuk saham Asia dapat menguat 36%, 9% dan 20% di tahun 2010, dapat memberikan angin segar dan memberikan support untuk saham domestik di awal pekan ini.

Stock Picks: Average last 22 week +104.37%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy till 03/11: BUMI 2.575/PTBA 15.750/ADRO 1.710/BMRI 4.600/ BBRI 7.600/ BKSL 101/RAJA 215/CTRA 550/BSDE 820/BTEL 155/INDF 3.175
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih mendapatkan support dari meredanya kekhawatiran mengenai kasus gagal bayar utang obligasi Dubai World pada akhir pekan lalu, setelah pemerintah Dubai menjanjikan untuk membantu keuangan (meski tidak menjamin utang Dubai World sepenuhnya) dan menyuntik likuiditas ke pasar guna meredam gejolak di pasar, diikuti kenaikan harga komoditi global seperti minyak dan logam (emas, aluminium dan zinc), pernyataan pemerintah China yang akan mempertahankan kebijakan stimulus di tahum depan, pertumbuhan ekonomi India tercatat 7,9% di Q3 2009 melampaui prediksi pasar dan prediksi sejumlah brokerage global (Goldman Sachs, Citigroup, BNP Paribas) yang melihat peluang kenaikan indeks saham Asia dalam kisaran 9%-36% di tahun 2010, seharusnya memberika support dan menopang kinerja indeks saham Asia, dapat memberikan efek positif kepada saham Wall Street di awal pekan ini. Meski kekhawatiran terhadap penjualan
ritel di musim liburan akan mengecewakan pasar (The National Retail Federation AS menyatakan prediksi penurunan 1% daya beli di musim liburan Thanksgiving) dan perkiraan data ISM Manufacturing AS bulan November yang dirilis hari ini akan menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, dapat membatasi momentum technical rebound di tengah kondisi pasar yang overbought dan mahalnya valuasi saham global saat ini.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle piercing bullish (indikasi bullish reversal yang moderat), meski telah breakout dalam bullish pennant dan uptrend channel, diikuti kenaikan dalam volume, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan masih terbatas, karena signal negatif dari 5/10/20 day MA yang bearish dapat membebani momentum kenaikan IHSG. Indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum kenaikan terbatas), stochastic crossing down, MACD masih bertahan di teritorial positif, seharusnya menunjukkan trend penurunan. Trend berbalik menjadi bearish setelah IHSG ditutup dibawah 2.454 untuk target 2.330/2.230 Perkiraan range hari ini di 2.390-2.4. Hitungan EW: IHSG berada dalam wave iv/3 dalam B dengan perkiraan kisaran level 2.430/2.450 merupakan peak area yang mendukung potensi kenaikan yang terbatas (hold sell on rally 2491: stop diatas 2.560) target 2330/2.230, jika gagal tembus high 2.494.
Resistance : 2465.26/2452.91/2440.55/2423.04. PP 2405.54
Support : 2393.18/2380.83/2363.32/2345.82
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

Weekly Market Outlook SAHAM & IHSG

Market Review
IHSG kembali gagal mempertahankan momentum kenaikan pada pekan lalu, di tengah lebih singkatnya hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) BEI karena liburan Idul Adha (27/11), menyebabkan investor domestik dan asing melakukan aksi profit-taking di hampir semua saham unggulan. Kondisi tersebut diperburuk oleh rencana penerbitan saham baru (Right issue) oleh anak usaha saham Grup Bakrie seperti PT Enegy Persada Tbk (ENRG) (RI dengan harga Rp 185) dan PT. Darma Henwa (RI dengan harga Rp 100), telah merontokkan saham grup Bakrie lainnya seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT. Bakrie Brothers TBk (BNBR) yang meluas kepada saham unggulan lainnya di BEI. Situasi politik di tanah air ikut membebani kinerja IHSG pada pekan lalu, paska Pidato Presiden SBY yang dianggap mengambang dan memberikan ketidakpastian terhadap penyelesaian kasus PT Bank Century dan Kasus KPK-Polri. Di akhir pekan, BEI kembali mendapatkan isu negatif dari laporan gagal bayarnya utang obligasi Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, senilai US$ 59 miliar, telah merontokkan seluruh indeks saham global pada hari Kamis, ikut memberikan tekanan kepada IHSG untuk terkoreksi tajam pada akhir pekan lalu. IHSG anjlok 93,841 poin (%-3.7) pekan lalu, ditutup di 2.393,519. Hari Kamis (27/11), IHSG anjlok 68,009 poin (-2,77%) menjadi 2.393,519. Investor asing membukukan net sell Rp 339,94 miliar pada pekan lalu, dibandingkan net buy Rp 178,4 miliar di pekan sebelumnya.

Indeks saham Asia anjlok untuk pekan kedua berturut-turut berkat kekhawatiran perusahaan akan membukukan kerugian dari rencana Dubai World untuk menunda pembayaran utang obligasi dan penjualan saham oleh bank-bank di Asia akan menurunkan nilai kepemilikan yang ada. Saham Kajima Corp anjlok 16% setelah Daiwa Securities SMBC Co mengatakan perusahaan kontraktor Jepang mungkin kehilangan “puluhan miliar yen” jika dana investasi Dubai menunda pembayaran hutang. Bank of China Ltd, di pekan lalu mempertimbangkan untuk menjual saham baru. Saham Sony Corp, anjlok 6% karena dolar anjlok ke level terendah 14-tahun terhadap yen. Santos Ltd, produsen gas dan minyak Australia, anjlok 4,6% karena harga minyak terkoreksi ke US$ 76 di sesi Asia hari Jumat (27/11). Indeks MSCI Asia Pasific anjlok 2,6% menjadi 113,90 di pekan ini, sebagian besar terpukul oleh perusahaan finansial.

IHSG Outlook
Setelah IHSG mengalami koreksi penurunan yang signifikan di pekan lalu, potensi penurunan IHSG pada pekan ini relatif terbatas, karena isu negatif dari gagal bayar utang obligasi US$ 59 miliar Dubai World, salah satu kendaraan investasi pemerintah Dubai, di pekan lalu, terlihat bersifat knee jerk effect kepada indeks saham global pada pekan ini, karena pemerintah Dubai berinisiatif membantu keuangan Dubai World yang nilai relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pemicu krisis financial di tahun 2007 dari laporan kerugian finansial sebesar ratusan miliar dolar yang dipimpin oleh kebangkrutan Lehman Brothers Co AS. Indonesia juga dilaporkan tidak memiliki eksposur struktural dengan Dubai. Sementara isu negatif dari rencana penerbitan saham baru (right issue) anak usaha PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) pada pekan lalu, diperkirakan dapat diredam oleh spekulasi sejumlah laporan keuangan dari PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie Development Tbk (ELTY) dan PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP), mayoritas akan menunjukkan kinreja perseroan yang solid dan masih mencatat kenaikan laba bersih ketimbang periode sebelumnya di tahun 2008.

Peluang buy on weakness sejumlah saham unggulan yang memiliki kinerja dan isu positif seperti pembelian 14% saham divestasi PT Newmont (untungkan BUMI & DEWA) dan spekulasi laporan keuangan PT Bumi Resources per September 2009 dirilis awal bulan Desember, diikuti rencana pembagian dividen oleh sejumlah emiten seperti TLKM (Rp 26,65), INCO (Rp 105l kurs Rp 9.500), ADRO (Rp 12), BBRI (Rp 45,74), PTBA (Rp 66,75), PGAS (Rp 10), SMGR (Rp 58), seharusnya dapat memberikan support kepada IHSG. Laporan bantuan Pemerintah Dubai kepada Dubai World di akhir pekan, dapat meredakan aksi penjualan saham yang paling terpukul di akhir pekan lalu, di tengah kondisi oversold di sejumlah saham unggulan, terutama saham dari grup Bakrie dan saham komoditi pertambangan batubara dan logam.

Perkiraan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri dan masih kuatnya aliran dana masuk ke pasar modal domestik di tengah trend penurunan dolar AS terhadap mata uang utama global, seharusnya masih menopan kinerja IHSG pekan ini. Terutama menjelang rilisan data inflasi RI bulan November yang diperkirakan 0,05% - 0,2% (konsensus ekonom domestik), meski adanya perayaan Idul Adha dan kenaikan harga emas ke rekor tertinggi US$ 1.195/troy ons pada pekan lalu, tidak akan cukup untuk mendongkrak inflasi untuk meningkat lebih tinggi. Kondisi tersebut akan mendorong Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga 6,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. BI memproyeksikan inflasi di tahun 2009 akan berada di kisaran 3,6% - 3,7%, merupakan rekor terendah yang pernah terjadi di Indonesia, diikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini akan mencapai 4-4,5% dan 5,5,5% di tahun 2010, dapat membatasi potensi penurunan dari isu negatif yang akan datang.

Chart IHSG & PT BUM Resources Tbk (BUMI) I(Source: finance.yahoo.com)
Terlihat saham BUMI underperform terhadap kinerja IHSG di pekan lalu.

Meski kekhawatiran terhadap meluasnya efek domino dari krisis dari Dubai World, kinerja indeks saham regional yang masih rapuh ditengah mahalnya valuasi indeks saham dan rencana penjualan saham baru di berbagai negara di Asia diikuti kondisi teknikal yang overbought, dapat membatasi potensi technical rebound saham unggulan di IHSG. Sementara hak Angket DPR untuk kasus Bank Century pada hari Selasa (01/12), valuasi saham di IHSG relatif lebih mahal (PER 15.3x; P/E 25x) dibandingkan dengan valuasi indeks saham MSCI Asia Pasific (P/E 21x) dan isu 'bubble' aset saham dan komoditi global masih menghantui kinerja IHSG dipekan ini.

Global Outlook
Potensi penurunan indeks saham global diperkirakan terbatas pada pekan ini, karena isu negatif dari krisis Dubai World akibat gagal bayar hutang obligasi senilai US$ 59 miliar dapat diredam oleh pemerintah Dubai yang siap membantu keuangan Dubai World dan siap membanjiri likuiditas ke pasar dan spekulasi testimoni Chairman Fed Ben Bernanke pada hari Kamis dan data tenaga kerja AS hari Jumat yang menunjukkan pelambatan penurunan payroll AS dibulan November, seharusnya memberikan peluang Buy On Weakness indeks saham global di awal pekan hingga akhir pekan ini. Eksposur perbankan AS terhadap Dubai World relatif kecil dibandingkan dengan perbankan Eropa dan Jepang, seharusnya membatasi efek terburuk kepada indeks saham AS yang masih menjadi benchmark untuk pergerakan indeks saham global saat ini. Mata uang dolar AS yang masih berada dalam tren penurunan, meski pada pekan lalu dolar mengalami technical rebound, karena kasus gagal bayar hutang Dubai World yang telah meningkatkan credit debt swap (CDS) Dubai dan Bahrain yang telah meningkatkan resiko gagal bayar premi di negara emerging pada akhir pekan lalu, diperkirakan masih memberikan support kepada pasar saham dan komoditi global. Masih banjirnya likuiditas paska pertemuan G20 dan KTT APEC pada bulan lalu yang sepakat mempertahankan stimulus global senilai US$ 2 triliun dolar dan meredam spekulasi penaikan stimulus oleh bank sentral Eropa dalam beberapa bulan mendatang dan kenaikan suku bunga global, ikut memberikan support kepada indeks saham global pekan ini. Kondisi teknikal indeks saham DJIA dan indeks saham MSCI World Index yang masih berada dalam trend bullish jangka pendek, dapat menopang kinerja bullish jangka pendek. Lapoan positif di akhir pekan dari hasil penjualan ritel di toko-toko AS pada liburan Thanksgiving di akhir pekan lalu, lebih tinggi dari periode tahun lalu dan rencana penawaran saham perdana (IPO) di negara Emerging lebih tinggi 15 kali lipat ketimbang di negara maju, masih dapat support kinerja indeks saham regional Asia. Sejumlah data ekonomi global (PMI China, GDP Euro, ISM - Payroll AS, masih dapat menopang kinerja indeks saham global.

Chart DJIA Weekly: Trend bullish, selama masih bertahan diatas trendline 10,050, target 10,500/10,580, support 10,230/10,100.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle bearish engulfing (indikasi bearish reversal yang kuat), gagal bertahan diatas 76,4% Fibonacci Retracement 2838-1089 di 2.425, ditutup di bawah 5 & 10 week MA dan masih belum dapat menembus trendline resistance medium term di 2.523, seharusnya mendukung strategy hold sell area 2.491-2.525 untuk target 2.391/2.330 (stop loss diatas 2.559) yang membatasi potensi kenaikan pada pekan ini. Indikator ADX yang terkoreksi (indikasi potensi penurunan terbatas), stochastic dan MACD masih berada di atas teritorial positif, seharusnya masih memberikan support kepada IHSG dalam 1-2 pekan ini. Meski trend jangka pendek masih terjaga jika IHSG dapat bertahan di atas channel support 2.375 pekan ini. Jika gagal dapat mengarahkan IHSG ke target support 2.230/2.200 pada pekan depan. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam fase koreksi ABC di iii/C dalam 4/(B), untuk target 2.230/2.330 (wave 2.62x wave B), selama level 2.494 tidak tercapai kembali dalam 1-2 pekan. Perkiraan range pekan ini: 2.300-2.450.
Resistance: 2533.12/2498.22/2463.32/2444.17. PP 2425.02
Support : 2355.22/2336.08/2316.93/2262.88

Stock Picks:Average last 21 week +100.69%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold (23/11) until 03/04 Des 2009 : BUMI 2.575/DEWA 186/PGAS 3.800/DOID 1680 /ASII 33000/MEDC 2675/ANTM 2.350/SMGR 7400/HEXA 2950/TRUB 145 /BKSL 99/PTBA 15000/ENRG 285/BMRI 4.700/DEWA /TLKM 8.950.
Buy on weakness: BUMI (2.175)/ASII 30.000/DEWA 106/ENRG 175

(Andri Zakarias Siregar)

Brokerages Upgrades Asian Stocks in 2010

Goldman Sachs Most ‘Upbeat’ on Asian Stocks in 2010
(Bloomberg) -- Asian stocks may offer returns of 36 percent in dollar terms next year, helped by growth in emerging markets, Goldman Sachs Group Inc. said in the most optimistic of three brokerages’ reports on the region’s equities in 2010. The MSCI Asia-Pacific excluding-Japan Index may gain to 540 by next December, while the MSCI Asia excluding-Japan Index may rise to 650, Goldman Sachs analysts led by Timothy Moe wrote in a report dated yesterday.Goldman Sachs is more bullish than BNP Paribas and Citigroup Inc., which predicted gains of between 9 percent and 20 percent for Asian stocks next year, according to reports received today. The brokerage has also turned more positive in the past month, when it predicted a “sluggish” performance for regional markets next year amid slowing economic indicators and after a rally from their March lows lifted valuations.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aQBQBDWWtJHw

Asian Stocks to Gain 20% as Inflows Rise, BNP Says

(Bloomberg) -- Asian stocks may extend their best annual rally in 16 years, with a regional index poised to gain 20 percent in 2010 as foreign fund flows into the region’s equities increase, BNP Paribas said.The MSCI Asia excluding Japan Index may rise to 570 in the next 12 months, compared with the Nov. 27 close of 455.15, as inflows rise 30 percent to $35 billion, BNP strategists led by Clive McDonnell wrote in a report today. Singapore was raised to “overweight” from “underweight,” while South Korea was cut to “neutral” from “overweight,” according to the report.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aF7In1FUUMlg

China Stocks to Rise on Economy, Mirae, Citigroup Say
Chinese stocks will rebound from their worst week in three months and keep rising next year as the strengthening economy lures more funds from overseas, Citigroup Inc. and Mirae Asset Global Investments Co. said. China is on course for a “long-term, multi-year bubble that’s not going to burst in 2010,” Citigroup Inc.’s head of China research Lan Xue told reporters in Hong Kong today.

Morgan Stanley Sees 5% Drop in European Stocks by End of 2010
(Bloomberg) -- European stocks may fall as much as 5 percent by the end of 2010 as governments withdraw stimulus measures, according to Morgan Stanley strategists. Shares may extend the rally in equity markets since March to as high as 1,200 for the MSCI Europe Local Index next year before falling to 1,030, the team led by the European head of equity strategy Teun Draaisma wrote in a report to clients today. Morgan Stanley continues to prefer stocks over fixed- income investment, they wrote.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aj5ouERHMh4A

Asian Stocks May Rise 29% in 2010, Credit Suisse Says
(Bloomberg) -- Asian stocks may rise a further 29 percent in the next 12 months because the region is still undervalued and corporate earnings will continue to recover, according to Credit Suisse Group AG. The MSCI Asia excluding Japan Index may climb to 600 in the period, Credit Suisse analysts led by Sakthi Siva said in a report dated yesterday. They said investors should “overweight” South Korean, Indonesian, Indian and Hong Kong- traded Chinese shares, and favor so-called cyclical stocks over defensive shares.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a5eYHFChJ050

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal