Wednesday, October 21, 2009

IHSG Kembali Mendapatkan Signal Negatif Dari Teknikal & Kondisi Regional

Market Review
Isu Kabinet Indonesia Baru II dan pelantikan Presiden dan Wapres terpilih kemarin, diikuti mayoritas kenaikan indeks saham regional Asia mengikuti jejak kenaikan harga komoditas global, gagal mendorong penguatan IHSG kemarin. Imbas dari aksi penjualan saham BUMN perbankan oleh investor asing (antisipasi data inflasi dan keputusan suku bunga BI 2 pekan mendatang) dan aksi penjualan saham PT BUMI Resources (isu rencana penerbitan obligasi USD), berperan menekan IHSG meski masih bertahan di atas teritorial positif. Investor juga terlihat melakukan aksi “sell on the news” perkiraan hasil komposisi Kabinet Presiden SBY yang tidak memberikan banyak kejutan positif. IHSG terkoreksi 18,71 poin (-0.75%) ditutup di 2.502,22, transaksi tercatat Rp 3,76 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 298,63miliar, dibandingkan Net Sell Rp Rp 146.94 miliar (19/10).

Indeks saham di Asia menguat untuk hari ke-5, mendorong indeks MSCI ke level tertinggi 13-bulan, setelah bank sentral Australia memberikan signal kenaikan suku bunga lebih lanjut karena pertumbuhan ekonomi melejit dan earning Apple Inc tercatat diatas prediksi pasar. Kenaikan saham perusahaan mesin konstruksi dan komoditi berkat melonjaknya harga minyak ke level US$ 80/barel ikut topang kinerja indeks Asia.

IHSG Outlook
Aksi profit-taking di IHSG yang melanda sejumlah saham perbankan dan grup Bakrie kemarin, diperkirakan mereda pada hari ini, karena pelaku pasar akan kembali fokus kepada fundamental ekonomi dan kinerja emiten domestik untuk kuartal 3 mulai dirilis awal pekan ini, seharusnya masih memberikan support kepada IHSG. Aksi penjualan saham berkat “Sell on the News” pembentukan kabinet Presiden SBY hari ini, diperkirakan memberikan peluang buy on weakness saham yang terkoreksi kemarin, karena secara keseluruhan trend teknikal yang bullish, sentimen regional dan Wall Street yang masih melanjutkan trend kenaikan di awal pekan ini dan harga minyak yang baru mencapai rekor tertinggi tahun ini di US$ 80.05/barel berkat spekulasi pemulihan global, seharusnya dapat angkat keyakinan investor untuk memburu saham komoditas pertambangan dan perkebunan. Perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju inflasi Oktober 2009 (dibawah 0.5% m/m) akan lebih rendah dari bulan September yang tercatat 1,05%, dapat memicu spekulasi penurunan suku bunga BI di bulan November-Desember, seharusnya positif untuk saham perbankan unggulan. Imbas penguatan rupiah terhadap dolar lebih lanjut, dapat mendorong masuknya hot money dan investasi ke pasar modal, seharusnya masih memberikan support kepada saham yang sensitif dengan isu penguatan rupiah seperti sektor aneka industri, konsumer dan perbankan. Sementara hasil earning emiten Q3 di AS lebih baik dari perkiraan dan menjelang data GDP Q3 China hari ini, dapat support kinerja IHSG.

Stock Picks:Average last 17 week +92.17%. Target 10-30%, Risk < -10%
HOLD BUY: BUMI/JSMR/INCO/PGAS/PTBA/ANTM/SMGR/UNTR/SMCB/
KLBF/HEXA/SGRO/BMRI/BBRI/AALI/TLKM/UNVR/ADRO/BBCA/ITMG

Stock Picks:
• ADHI : Buy target Rp 500
• BMDN : Buy target Rp 5.400

Global Outlook
Momentum kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street hari ini, diperkirakan diperkirakan terbatas pada hari ini, meski efek positif dari euphoria musim earning emiten Q3 di AS (59 dari 71 earning tercatat diatas prediksi analis; 83%) dan negara regional Asia yang positif, seharusnya dapat topang kinerja indeks saham global awal pekan ini Munculnya isu negatif dari fundamental ekonomi AS, dimana laporan perumahan (Housing Starts 0,59 juta; Building Permits 0,57 juta unit) dan inflasi AS (PPI -0.6% m/m) di bulan September tercatat dibawah prediksi ekonom, meredam keyakinan investor untuk memburu saham dan komoditi (harga minyak capai tertinggi US$ 80,05/barel), diikuti aksi penjualan saham perumahan (Pulte Homes Inc & Lennar Corp), Coca Cola, Lockheed Martin Corp (meski earning sesuai dengan prediksi analis), United Technologies Corp & State Street Corp (anjloknya earning) dan Morgan Stanley pangkas rating saham Boeing Co menjadi “underweight”, seharusnya membatasi momentum kenaikan indeks saham regional dan Wall Street hari ini. Meski earning Apple Inc dan Pfizer Inc yang lebih baik dari prediksi analis, dan spekulasi data GDP Q3 China hari ini (perkiraan 9.0% y/y dari 7.9% y/y), dapat memberikan support kepada indeks global.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle bearish engulfing yang seharusnya mendukung potensi bearish reversal, setelah gagal menembus trendline resistance minor di 2.528 dan indikator ADX rebound. Meski stochastic masih menunjukkan signal positif (crossing up), MACD masih bullish, dan uptrend channel masih utuh, seharusnya mendukung potensi penurunan terbatas. Untuk konfirmasi momentum bullish IHSG harus ditutup diatas trendline di 2.526, untuk target 2.545 (FE 61.8)/2.565 (channel weekly). Trend kenaikan IHSG jangka pendek masih utuh selama IHSG tidak ditutup dibawah support channel 2,480. Hitungan EW: menunjukkan IHSG berada di wave iii/c setelah menyelesaikan wave v/b dalam wave IV/B untuk sentuh range 2478-2500, sebelum rebound ke target 2,546 (projection 61.8%)/2,594 (trendline resistance).
Resistance : 2547.27/2536.01/2524.74/2517.00. PP 2509.26
Support : 2498.00/2479.00/2471.26/2452.25

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal