Tuesday, November 3, 2009

Antisipasi BI Rate & Pola Konsolidasi Masih Topang Kinerja IHSG

Market Review
IHSG berhasil ditutup di teritorial positif kemarin, mengacuhkan kinerja mayoritas indeks saham Asia dan Wall Street di akhir pekan lalu yang mengalami penurunan tajam, berkat aksi pembelian selektif oleh investor domestik setelah melihat data inflasi RI bulan Oktober tercatat dibawah prediksi pasar (0,19% m/m, 2,57% y/y) dan BPS dan ditopang oleh sejumlah emiten unggulan telah merilis laporan keuangan kuartal 3 2009 yang tercatat lebih baik dari periode sebelumnya. Kekhawatiran terhadap valuasi saham regional Asia yang relatif mahal dan sektor perbankan di AS yang kembali terpukul oleh pengajuan kebangkrutan oleh CIT Group AS, sempat menekan IHSG ke level terendah 2.294,556, meski akhirnya IHSG ditutup menguat. IHSG menguat tipis 3,941 poin (+0,17%) dari -72 poin di awal sesi, ditutup di 2.371,642,033, transaksi tercatat Rp 3,80 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 137,09 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 502.29 miliar (30/10).

Indeks saham MSCI Asia Pasific ditutup melemah kemarin, mengikuti kekhawatiran mengenai sektor perbankan AS setelah bank berusia 101 tahun, CIT Group mengajukan kebangkrutan ke pengadilan setelah gagal mendapatkan suntikan sebesar US$ 30 miliar, menyebabkan kejatuhan saham Wall Street di akhir pekan lalu. Meski laju penurunan indeks memberikan peluang untuk buy on weakness diantara investor, setelah melihat solidnya data PMI China bulan Oktober dirilis hari Sabtu

IHSG Outlook
Dampak positif dari hasil musim earning kuartal 3 menunjukkan mayoritas emiten unggulan domestik mencatat kinerja yang lebih baik dari periode sebelumnya dan data inflasi RI bulan Oktober dirilis kemarin tercatat dibawah prediksi pasar, mendorong perkiraan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dapat diturunkan dari level 6,5% pada pertemuan RDG BI besok dan meredam spekulasi kenaikan suku bunga yang agresif oleh BI di awal tahun depan. Kondisi tersebut meningkatkan daya tarik untuk pasar saham domestik di tengah kondisi teknikal oversold (jenuh jual) dan terlihat relatif murah setelah terkoreksi tajam di pekan lalu. Lebih baik dari perkiraan PMI China tercatat 55.2 bulan Oktober, diikuti perkiraan bank sentral Australia (RBA) hari ini akan menaikkan suku bunga 25 bsp menjadi 3,50%, seharusnya dapat picu spekulasi pemulihan ekonomi Asia, dapat meredam efek negatif dari dari sektor perbankan AS dan penurunan harga komoditi global (trend minyak bullish
selama ditutup harian diatas US$ 75/barel), menjelang 3 pertemuan bank sentral & data ISM & tenaga kerja AS, seharusnya dapat topang kinerja IHSG hari ini.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy - 03/06 Nov: BBRI 7.500/ BMRI 4.650//PTBA 14.800/ADRO 1.590/PGAS 3.675/SDRA 330/INKP 1.870/AKRA 1.170/BSDE 710/SMGR 6.750/SMRA 595 & 520/BUMI 2.200/ENRG 250/HEXA 2.825/MEDC 2.600. (BUMI -2.04%/SMCB 2.5%/ENRG 9.2%/ASII -.6%/INDF 5.08%). Buy: BMRI/ BBCA/BBRI/ADRO/INCO/PGAS/BSDE/SMCB/ASII/ INDF/GGRM/TRUB/DW

Stock Picks:
• BBRI : Buy target Rp 8.500
• GGRM : Buy target Rp 17.500

Global Outlook
Peluang kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street pada hari ini masih terbuka, setelah sejumlah data ekonomi AS dan hasil laporan keuntungan Ford Motor AS melampaui prediksi analis, memicu spekulasi pemulihan ekonomi AS dan global, seharusnya meningkatkan daya tarik untuk saham dan komoditi global. Data Pending Home Sales AS bulan September meningkat 6,1% m/m, 16,8% y/y, Construction spending meningkat 0,8%, ISM Manufacturing tercatat 55,7, sebelumnya PMI Inggris meningkat ke 53,7 dan PMI China meningkat ke 55,2, ikut meningkatkan keyakinan investor untuk memburu aset beresiko seperti saham dan komoditi. Ford Motors mengalami laba operasional pertama sejak awal tahun 2008. Dari 334 emiten daalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan kuartalan sejak 7 Oktober, 84% tercatat melampaui prediksi pasar. Penjualan telah melampaui prediksi sebesar 58%. Investor saat ini membayar rasio pertumbuhan P/E terendah sejak 1995. Pernyataan Presiden
AS Obama bahwa ekonomi AS telah ditarik dari ambang jurang dan pemerintah harus lebih serius untuk mengurangi hutang dan membantu memulihkan pertumbuhan tenaga kerja (AS telah kehilangan tenaga kerja sebanyak 7 juta orang sejak resesi 2007). Meski efek sejumlah isu positif tersebut, dapat dibatasi oleh anjloknya saham CIT Group sebesar 58% mengikuti aksi perseroan mengajukan kebangkrutan untuk memangkas utang US$ 10 miliar dan pernyataan dari pejabat the Fed mengenai resiko bank AS mengalami kerugian kredit baru, menjelang sejumlah event (pertemuan The Fed, BOE, ECB, G20 meeting di akhir pekan) dan data ekonomi (ADP Employer, ISM Services, Payroll & Unemployment AS) dapat meningkatkan volatilitas di pasar.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle dragonfly doji (indikasi bearish reversal), masih berada di dalam downchannel, penutupan dibawah 5/10/20 day MA, seharusnya mendukung perkiraan potensi kenaikan terbatas. Sementara indikator ADX flat, stochastic terlihat crossing up, MACD bearish, seharusnya menunjukkan peluang penurunan masih terbuka dan membatasi potensi technical rebound dari signal oversold. Potensi technical rebound masih terbuka karena IHSG masih ditutup diatas channel support di 2.346, untuk target 2.383 (bearish upper channel dalam downtrend channel)/2.412. Tetapi jika kembali tembus level terendah 2.236 dan ditutup dibawah level tersebut, dapat arahkan IHSG ke support 2.212 (FR 50.0%). Hitungan EW: IHSG telah menyelesaikan pola abc dalam W, untuk membentuk 3/B formasi 5-3-5 dalam wave X, potensi rebound terbatas di 2.3412/2.460, dengan support di 2.330/2.305.
Resistance : 2425.11/2411.74/2398.37/2372.42. PP 2346.47
Support : 2333.10/2319.73/2293.78/2267.83
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal