Wednesday, December 9, 2009

Daily Market Outlook Saham IHSG (JSX)

Market Review
Kenaikan saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berhasil meredam tekanan penjualan saham domestik di sesi kedua perdagangan kemarin, berkat investor melakukan aksi profit-taking dan wait & see menghadapi hari Anti Korupsi sedunia hari ini. Kedua saham tersebut ditutup menguat, menopang kinerja IHSG yang sempat terkoreksi oleh aksi penjualan di saham grup Bakrie, komoditas pertambangan batubara, perkebunan dan perbankan. Mayoritas indeks saham Asia ikut terkoreksi berkat imbas prnyataan dari Fed Bernanke hari Senin yang mengindikasikan ekonomi masih lemah dan kembali kekhawatiran terhadap isu utang Dubai World. Stabilnya mata uang rupiah terhadap dolar (ditutup di Rp 9.445), ikut support IHSG. IHSG menguat tipis 0,134poin (-0,01%), di 2.483,892, transaksi tercatat Rp 2,44 triliun. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp 148,59 miliar dibandingkan net buy Rp 252,34 miliar hari Senin (07/12).

Indeks saham MSCI Asia Pasific akhirnya terpuruk, gagal mempertahankan kenaikan selama 5 hari berturut-turut, berkat pernyataan Fed Bernanke bahwa ekonomi AS menghadapi “formidable headwinds” dan Jepang merilis program stimulus tambahan sebesar $ 81 miliar, diikuti lembaga pemeringkat Moodys yang menyatakan rating hutang Inggris dan AS “resilient” terhadap rating AAA, mendorong aksi profit-taking di sejumlah indeks saham regional Asia dan melemahkan harga komoditas global.

IHSG Outlook
Kinerja IHSG masih terbebani oleh memanasnya situasi politik paska pernyataan Presiden SBY terhadap adanya gerakan anti sosial pada peringatan hari Anti Korupsi sedunia hari ini dan belum tuntasnya kasus Bank Century yang memicu ketidakpastian hukum dimana investor domestik dan asing. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan meningkatnya sentimen negatif dari dalam negeri seperti laporan kinerja emiten yang memburuk dalam 9 bulan pertama tahun ini seperti di tunjukkan dalam laporan keuangan PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) dan PT Medco Energy Int Tbk (MEDC), diikuti terpuruknya harga komoditas global (minyak target $ 70/barel setelah tembus support $ 75; emas target $ 1.125/1.100) dapat membebani kinerja saham pertambangan batu bara dan logam. Isu negatif dari rencana right issue dari grup Bakrie (DEWA, UNSP, ELTY, ENRG) dan pinjaman PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang kian membengkak ($ 2,197 miliar di sepanjang Agustus hingga Desember 2009), ikut membebani kinerja saham grup Bakrie yang biasanya memberikan kontribusi 30%-50% terhadap volume perdagangan di BEI. Sementara dari luar negeri, mahalnya valuasi saham regional Asia (P/E 22x) dibandingkan AS dan Eropa (P/E 18x dan 16x), pernyataan Fed Bernanke mengenai kondisi ekonomi AS yang masih rapuh, isu rating hutang AS dan Inggris setelah Moodys meninjau kembali rating AAA mereka, serta munculnya kembali kekhawatiran isu hutang Dubai World, ikut membebani kinerja IHSG awal pekan ini.

Stock Picks: Average last 24 week +106,53%. Target 10-30%, Risk < -10%
Yield 25 Nov – 03 Desember: +2,16%.
Buy on weakness (sesi 1) 09/12: BUMI/PGAS/BMRI/BBRI/ASII/UNTR/UNVR/ TLKM/BSDE/SMCB/JSMR/ADRO/ANTM/INDF/GGRM

Stock Picks:
# META : Hold target Rp 145 # MLPL: Underperform target Rp 65

Global Outlook
Seperti diperkirakan sebelumnya, indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih terbebani oleh sejumlah sentimen negatif dari sisi fundamental dan teknikal yang membatasi potensi kenaikan indeks saham global pada awal pekan ini. Munculnya kekhawatiran baru dari rating kredit di sejumlah negara, seperti lembaga rating internasional Fitch IBCA menurunkan rating kredit Yunani menjadi BBB+ dan rating negatif dan mengatakan memburuknya keuangan publik di AS dan Inggris mungkin “mencoba batas AAA” untuk rating kredit mereka. Kondisi tersebut dperburuk oleh laporan Nakheel PSJC Dubai mencatat kerugian di semester 1 2009. Saham 3M Co AS terkoreksi setelah laporan earning tercatat dibawah perkiraan pasar. Spekulasi ekonomi tidak cukup tumbuh untuk melindungi bank-bank dari kerugian di pasar property komersil dan pernyataan Fed Bernanke yang memperingkatkan bahwa ekonomi masih berpotensi mengalami hambatan. Terpuruknya harga komoditi global juga akan ikut bebani kinerja saham global dan memicu aksi profit taking di saham komoditi yang telah menikmati rally panjang sejak bulan April 2009. Meski potensi penurunan indeks global terbatas menjelang Retail Sales AS.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal netral dari pola candle doji star (indikasi bullish reversal yang moderat) dan masih bertahan di atas channel support di 2.477 dan diatas 10 & 20 day MA, diikuti indikator ADX terkoreksi (indikasi momentum penurunan menjadi terbatas), MACD bullish, stochastic trending up, seharusnya menunjukkan potensi technical rebound terbuka. Tetapi formasi candle dari bearish engulfing yang kuat, Trend bullish dapat berlanjut jika IHSG ditutup harian diatas 2.482 (channel support), masih berpeluang ke target 2.520 (trendline)/2.531 (projection 61.8). Hitungan EW: IHSG telah menyelesaikan wave B dan menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut untuk membentuk wave koreksi 1-5 ke target 2.370/2.294, selama tidak melampaui high 2.516 dan mempertahankan posisi sell on rally 2.491-2.530, stop diatas 2.560, target 2370/2.294: usaha ke-2 kalinya). Perkiraan range di 2.430-2.500.
Resistance : 2511.16/2504.34/2497.52/2490.70. PP 2483.88
Support : 2477.06/2463.43/2456.61/2442.97/2429.33
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal