Wednesday, July 15, 2009

Fase Konsolidasi di IHSG Dukung Strategy "Sell On Rally"

Market Review
IHSG berhasil rebound pada hari Selasa, berkat kenaikan kenaikan saham di sektor pertambngan, finansial dan konsumer mengikuti kenaikan indeks saham Wall Street dan regional kemarin. Sentimen positif dari kenaikan saham perbankan di AS setelah analis Meredith Whitney upgrade target dan rating saham Goldman Sachs AS dan mengatakan saham bank AS akan rally 15%, memberikan sentimen positif kepada saham perbankan lokal. Di tengah musim earning emiten di AS yang dapat mengangkat sentimen indeks glogal yang telah terpuruk dalam beberapa hari terakhir. Harga minyak yang kembali bertahan di atas US$ 60/barel, mendorong kenaikan saham komoditi kemarin. Indeks melejit 36.44 poin (1.804%), ditutup di 2,056.579, nilai transaksi tercatat Rp 2.918 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnya.

Indeks saham di Asia-Pasifik menguat 2.5% kemarin, mendorong indeks MSCI Asia Pasific mengalami kenaikan terbesar dalam 2 bulan, karena Singapura meningkatkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, fund manager Barton Biggs mengatakan sejumlah pasar di Asia masih menarik” dan JP Morgan upgrade saham KB Financial Grup Inc Korsel.

IHSG Outlook
Potensi kenaikan IHSG pada hari ini diperkirakan masih terbatas, karena IHSG masih berada dalam fase konsolidasi “wait & see” menghadapi hasil kabinet bayangan dan musim earning emiten lokal untuk kuartal kedua yang dimulai di bulan Agustus. Sementara trend penurunan harga komoditi (target $ 54.8 selama di bawah $ 61.6) dan trend penurunan indeks saham regional Asia dan AS (formasi bullish reversal) masih membebani kinerja IHSG yang seharusnya menguat paska pilpres 8 Juli dari laporan analis asing melihat positifnya perkiran kemenangan SBY-Boediono dalam pilpres 8 Juli lalu, dimana dapat memancing masuknya dana masuk dari luar negeri. Meski pembagian dividen sejumlah saham unggulan (PGAS, GGRM, SMGR dan BUMI) dalam 1-2 pekan ini, seharusnya masih dapat menopang kinerja IHSG. Kondisi rupiah yang masih stabil di kisaran Rp 10,200 terhadap dolar, terutama ditopang oleh inflow ke pasar modal setelah lelang SUN yang jatuh tempo tahun 2010/2022/2024/2028 kemarin menghasillkan Rp 3 triliun, lebih besar dari rencana Rp 2 triliun dan laporan rencana pemerintah untuk menerbitkan samurai bond senilai 100 miliar yen (US$ 1.1 miliar) pada 17 Juli, seharusnya dapat menopang kinerja rupiah karena dapat memberikan imbas positif kepada IHSG. Musim earnings bank di AS (JP Morgan, Citigroup) dapat membatasi potensi kenaikan IHSG pekan ini.

Stock Picks : Potential yield 10%%, risk <5%
Buy : BUMI / ENRG / ELTY, BMTR / MNCN, CTRP, INCO, INDF, SMGR, BBCA, BMRI, BBRI, TLKM, ISAT, PTBA, TRUB, PGAS, HEXA.


Global Outlook
Potensi penguatan Indeks regional Asia dan AS diperkirakan terbatas setelah data ekonomi AS memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi AS di pertengahan tahun kedua akan lemah, karena Retail Sales AS bulan Juni meski tercatat diatas perkiraan pasar sebesar 0.6%, tetapi penjualan di luar diler otomotif mengalami penurunan. Producer Price Index melonjak 1.8% m/m. Business Inventory anjlok 1.0% m/m. Sementara penurunan saham teknologi (Dell, Oracle dan AMD), penurunan harga minyak menjelang laporan inventory AS hari ini, laporan keuangan Bank of America & Citigroup hari Kamis dan FOMC Minutes, dapat membebani kinerja saham regional. Meski masih mendapatkan support dari laporan earnings Johnson & Johnson, Goldman Sachs AS tercatat lebih baik dari perkiraan pasar (EPS $ 4.93 dari perkiraan $3.65) dan imbas dari analis Meredith Withney upgrade saham Goldman Sachs dan bank AS lainnya.

Signal negatif kembali muncul kemarin, dimana IHSG menunjukkan signal bearish continuation dari pola candle downside tasuki gap (high reliability) pada hari Selasa (14/07), didukung oleh potensi kuatnyadouble top di 2,116, ditutup tepat ditutup dibawah 2,060 (76.4% FR 2116-1888) dan ditutup dibawah 5 & 10-day MA, didukung oleh indikator ADX terkoreksi turun, stochastic bearish, MACD divergence, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas dan cendeurng terkoreksi. Kami mempertahankan strategi Sell on Rally (2,060-2,116) untuk target 1,991 (uptrendline support)/1,941 (23.6% FR). Stop diatas 2,116 jika break target 2,165 (61.8% FR)/2,170 (long term downtrend line). Hitungan Elliot Wave menunjukkan selama level 2116 tidak terlampaui, penurunan saat ini merupakan koreksi b/2 dalam 5 subwave - koreksi wave minor 4.
Resistance: 2143.68/2124.08/2104.48/2077.81. PP 2045.69
Support : 2038.61/2019.01/2006.49/1986.89
(Perkiraan Range hari Ini 2000 - 2,080)

Stock Picks:
* ASIA buy target Rp 300
* ENRG overweight target Rp 600

www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (code TF)
Facebook : a_zakarias@yahoo.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal