Tuesday, September 8, 2009

IHSG Berpotensi Mengalami Fase Konsolidasi Minor

Market Review
Sejumlah katalis positif membantu IHSG melanjutkan kenaikan, setelah indeks saham regional Asia menguat berkat positifnya langkah pemerintah China untuk angkat harga saham domestik dan ekonomi, kenaikan saham Wall Street di akhir pekan dari positifnya data payroll AS & G20, serta kenaikan harga minyak meningkatkan daya tarik untuk saham domestik. Kenaikan saham property berkat perkiraan bank terbesar nasional sepakat untuk turunkan suku bunga kredit, memberikan kontribusi terbesar kepada IHSG kemarin. Penguatan rupiah terhadap dolar (penutupan Rp 10,065) ikut topang IHSG. IHSG menguat 17.656 poin (0.76%) ditutup di 2,340.392, dengan nilai transaksi Rp 2.543 triliun. Investor asing membukukan net buy Rp 182.48 kemarin, dibandingkan net sell Rp 93.11 miliar (04/09).

Indeks saham MSCI Asia-Pacific menguat kemarin, mendorong indeks MSCI Asia-Pasific mengalami kenaikan terbesar dalam 2 pekan, karena negara G20 setuju untuk mengambil langkah untuk memulihkan sistem perbankan, sementara spekulasi merger menagngkat harga saham teknologi. Dampak positif dari lebih baik dari perkiraan data Payroll AS dan aksi China hari Jumat lalu, ikut menopang kinerja indeks regional.

IHSG Outlook
Ind P/E (x)
EPS
Y/Y Y/Y Suku Bunga* Inflasi*
Y/Y GDP*
Y/Y
IHSG 30.12 8% +13% 6.50% 2.75% 4.0%
STI 20.54 16% +1.5% 0.69% -0.70% -10.1%
KLCI 14.5 10% -3.1% 2.0% 3.00% -3.9%
SET 13.2 4% -7.8% 1.25% -3.30% -7.10%
SSE 28.6 36% +26% 5.31% -1.40% 7.9%
N225 44.63 -1% -18.0% 0.10% -0.10% -9.7%
HSI 21.75 19% -7.1% 0.50% 0.60% -7.80%
DJIA 13.56 3% -18.5% 0.25% -1.4% -3.6%
* Negara Bersangkutan
Potensi kenaikan IHSG di awal pekan ini terbatas, karena minimnya sentimen positif yang dapat mengangkat IHSG lebih lanjut dan faktor teknikal yang menunjukkan triangle (perkiraan range trading), di tengah penurunan volume perdagangan di tahun ini dan mahalnya valuasi saham domestik (lihat tabel valuasi). Perkiraan kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street berkat sejumlah laporan positif dari lebih baik dari perkiraan data non-farm payroll AS di bulan Agustus, hasil pertemuan G20 di akhir pekan yang mempertahankan stimulus global senilai US$ 5 triliun dan aksi China untuk mengangkat harga saham domestik dan ekonomi di akhir pekan lalu yang mendorong spekulasi pemulihan ekonomi global di semester 2 2009 dan dimulainya perdagangan di saham AS hari ini (Labor Day holiday kemarin), diikuti hasil lapkeu emiten unggulan semester 1 2009 dan prospek positif untuk lapkeu triwulan 3, menjelang pengumuman kabinet Presiden SBY di bulan Oktober, dapat
topang kinerja IHSG hari ini.

Meski dampak dari dolar rupiah yang bertengger di atas level Rp10,000, mendorong net outflow dari saham dan obligasi domestik, harga minyak yang lebih rendah (menjelang OPEC Meeting: Arab Saudi menginginkan harga minyak di kisaran US$ 75/barel), diikuti kekhawatiran terhadap kasus Bank Century yang dapat memukul sentimen di sektor perbankan nasional, perkiraan inflasi bulan September dan tertahannya kembali laju BI Rate, rapuhnya sektor finansial AS, mahalnya valuasi indeks saham AS dan Eropa, masih dapat membebani kinerja IHSG hari ini.

Stock Picks:Average last 11 week +69.03%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: ASII, ANTM, BUMI, BNBR, BSDE, BBRI, DOID, HEXA, ITMG, INDF, JSMR, KIJA, PGAS, UNVR. Profit Taking (Sesi 1: 09/09).

Stock Picks:
• INDF : Buy target Rp 3,400
• META : Buy target Rp 275

Global Outlook
Meningkatnya sentimen positif dari akhir pekan lalu, setelah pertemuan menteri keuangan dan bank sentral negara G20 yang memberikan signal positif dengan mempertahankan stimulus global dan membuat langkah-langkah untuk mencegah terjadinya krisis lanjutan, data non-farm payroll AS lebih baik dari perkiraan yang meredakan kekhawatiran terhadap sektor tenaga kerja AS, China membuat langkah positif untuk angkat harga saham doemstik dengan meningkatkan minimum investasi saham untuk investor asing dimana dapat picu inflow yang lebih besar, seharusnya masih memberikan daya tarik untuk saham regional dan AS di awal pekan ini. Kendati dampaknya terbatas karena rapuhnya sektor finansial AS berkat trend kenaikan pengangguran AS (tertinggi 26 tahun di 9.7%: penutupan 89 bank di tahun ini) dan global (rekor pengangguran di Jepang, euro dan Inggris) dapat memukul sentimen konsumen dan menurunkan daya beli yang memberikan imbas negatif kepada sektor perumahan AS dan global, dapat picu profit-taking di akhir pekan ini.

Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG di awal pekan ini terbatas hingga besok, karena lemahnya momentum kenaikan dari pola candle white marubozu, formasi descending triangle, indikator ADX kian lemah, MACD berada di teritorial netral, seharusnya dapat mendukung perkiraan aksi profit-taking dalam 1-2 hari ini. Meski IHSG masih bullish selama berada di atas trendline dan channel support di 2,303 untuk target 2,360 (trendline resistance)/2,390 (projection 100.0%) sebagai selling area. IHSG diperkirakan masih berada dalam range trading, karena trend penurunan volume diimbangi negatifnya posisi MA (5/10/20-day). Jika IHSG ditutup dibawah 2,303, IHSG dapat mengarah ke 2,271/2,240. Hitungan EW menunjukkan IHSG berada di zig zag wave v/c dalam wave X, dengan perkiraan laju kenaikan tertahan di 2,360 (alternatif final c/X) dalam wave A.
Resistance: 2382.74/2363.74/2354.24/2347.32. PP 2335.24
Support : 2331.77/2322.27/2306.73/2297.23

www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal