Monday, October 5, 2009

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 05-10

Research Danareksa Sec: Sell RMBA target Rp 450

Research CIMB-GK: Outperform KLBF target Rp 1,900

Research Kim Eng Sec: Sell BBCA target Rp 3,750

Research Danareksa Sec: Buy BDMN target Rp 6,600 (3.9x PBV di tahun 2010)

Research Danareksa Sec: Buy BBRI target Rp 8,200 (3.4x PBV di tahun 2010)

Nilai perolehan laba 6 perusahaan grup Bakrie anjlok 29,2% pada semester I-2009. Hal tersebut disebabkan tergerus beban keuangan, pajak dan rugi kurs yang mencapai Rp 1,442 triliun.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) membukukan pendapatan Rp 368,784 miliar, turun 8,9% dari sebelumnya Rp 404,828 miliar. Laba bersih dibukukan sebesar Rp 56,902 miliar, turun 21,16% dari sebelumnya Rp 72,180 miliar. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah kerugian kurs Rp 19,658 miliar.
Pertumbuhan positif hanya diraih oleh PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan pendapatan sebesar Rp 1,507 triliun, naik 35,88% dari sebelumnya Rp 1,109 triliun. Laba BTEL sebesar Rp 72,779 miliar, naik 16,722 miliar dari sebelumnya Rp 62,352 miliar.
Dengan menggunakan asumsi kurs US$ 1 = Rp 10.000, maka total nilai pendapatan 6 usaha grup Bakrie di atas sebesar Rp 19,986 triliun di semester I-2009. Pada semester I-2008, total pendapatan 6 usaha Bakrie tersebut sebesar Rp 19,969 triliun. Artinya, hanya terjadi kenaikan tipis 0,08% pada semester I-2009.Pada semester I-2009 ini, 6 usaha grup Bakrie terkena beban keuangan dengan nilai sangat besar mencapai Rp 1,442 triliun, termasuk rugi kurs yang diterima ELTY sebesar Rp 19,658 miliar.Hal itu menyebabkan perolehan laba bersih 6 usaha grup Bakrie semester I-2009 hanya sebesar Rp 2,541 triliun. Padahal, pada semester I-2008 laba 6 usaha Bakrie mencapai Rp 3,589 triliun. Artinya terjadi penurunan sebesar 29,2%. Laporan keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) semester I-2009 belum keluar. Melihat kinerja 6 anak usahanya itu, kemungkinan BNBR akan mengalami penurunan kinerja keuangan.

IHSG Awal Pekan Dibuka Anjlok 23,47 Poin
IHSG pada perdagangan Senin (5/10) dibuka turun 23,47 poin (0,95%) ke level 2456,38 karena pengaruh indeks Wall Street yang turun pada penutupan akhir pekan lalu dan menunggu pengumuman BI Rate siang nanti.IHSG mengalami profit-taking di awal sesi perdagangan menjelang hasil pertemuan RDG BI yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga 6.5% siang ini. Jatuhnya indeks Asia hari ini setelah data tenaga kerja AS akhir pekan lalu dan pertemuan G7 mengecewakan pasar, mendorong spekulasi pemulihan ekonomi global tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya. Pasar masih menanti hasil pembentukan kabinet baru Presiden SBY dan munas Golkar (4-8 Oktober) dimana dapat angkat sentimen investor domestik. Pekan ini minim dengan rilisan data ekonomi AS, hanya pertemuan ECB dan testimony Fed Bernanke (Kamis) dan permulaan musim earning di AS (Alcoa; 07/10). Nikkei 225 -15.72 di 9,716.15, Hang Seng -18.97 di 20,363.83, KOspi -27.64 di 1,616.88, Shanghai tutup hingga 08-10, DJI futures +27 9469.

Nilai tukar rupiah meneruskan penguatannya dan kini menembus level 9.500-an per dolar AS. Investor asing terus melepas dolar AS dan memburu portofolio lokal.Pada perdagangan Senin (5/10/2009), rupiah dibuka menguat tajam ke level 9.575 per dolar AS, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di level 9.645 per dolar AS.Investor kini cenderung melepas dolar AS mengikuti tren pelemahan di pasar global. Keputusan Bank Indonesia (BI) soal BI Rate siang ini akan menjadi fokus utama investor. Namun diperkirakan BI tidak akan mengubah BI Rate di kisaran 6,5%. Sejumlah sentimen positif masih menghinggap di pasar lokal, dimana hasil pembentukan kabinet Presiden SBY dalam waktu dekat, munas Golkar (4-8 Oktober) dapat meningkatkan sentimen positif untuk saham grup Bakrie (potensi inflow ke pasar saham). Pernyataan negara G7 di Turki pada akhir pekan yang mendukung penguatan yuan CHina dan dolar AS (komentar sejumlah pejabat keuangan), diikuti pejabat keuangan kembali memberikan verbal intervensi terhadap penguatan yen, masih mendukung potensi penguatan mata uang regional kendati terbatas pekan ini. USD-JPY menguat 0.0250 di 89.83, AUD-USD menguat 0.0074 di 0.8726, NZD-USD menguat 0.0040 di 0.7200, USD-SGD melemah 0.0050 di 1.4110, USD-KRW melemah 1.2501 di 1,173, USD-PHP melemah 0.3050 di 46.79, USDIDR melemah 65.00 di 9,575, USD-CNY stabil di 6.8264, USD-MYR melemah 0.0140 di 3.4650, USD-THB melemah 0.0450 di 33.44.

Asing Minati Asiaplast
HARGA saham PT Asiaplast Industries Tbk (APLI) dikabarkan bakal diangkat menuju level Rp 100 dalam jangka pendek maupun menengah. Menurut sumber Investor Daily, ada institusi asing yang tertarik bekerjasama dengan perseroan terkait ekspansi usaha ke mancanegara. Selain itu, kata dia, pembangunan pabrik baru untuk meningkatkan penjualan produk plastik juga menjadi momentum kenaikan harga APLI. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, APLI menguat Rp 11 (18,64%) ke posisi Rp 70.

Mas Murni Jadi Target Akuisisi
PEMEGANG saham PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) disebut-sebut tengah bernegosiasi dengan perusahaan properti asal Malaysia yang tertarik membeli saham perseroan. Sumber Investor Daily mengungkapkan, harga MAMI berpeluang mencapai level Rp 80-90 seiring kabar tersebut. Selain itu, kata dia, agresifnya Mas Murni mengakuisisi sejumlah properti seperti Hotel Grand Kemang dan Adityawarman Building juga bakal berdampak positif. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, MAMI naik Rp 3 (5,2%) ke level Rp 60.

Rumor silih berganti menghampiri emiten Grup Bakrie. Menurut kabar terbaru, Grup Bakrie sudah menguasai 80%-85% saham Darma Henwa (DEWA). Catatan saja, saat ini anggota The Seven Brothers, PT Bumi Resources (BUMI), secara tidak langsung telah memiliki 44% saham DEWA melalui Zurich Asset International Ltd. Sumber KONTAN menyatakan, Grup Bakrie menambah kepemilikan saham DEWA lewat beberapa special purpose vehicle (SPV) lainnya. Para SPV itu memborong saham DEWA dari pasar saham. "Kabarnya mereka telah meminta Danatama Makmur untuk melakukan rencana tersebut," bisiknya, akhir pekan lalu.

SAHAM BAKRIELAND CETAK GAIN 413,9%, IHSG Terbaik di Asia Pasifik
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang akhir Desember 2008-30 September 2009 naik sekitar 82,06% atau menempati peringkat pertama di Asia Pasifik. IHSG berhasil menggeser dominasi indeks bursa Tiongkok, yakni Shang Hai dan Shenzen.

Total Utang BUMI Capai US$1,12 M
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki outstanding utang mencapai US$1,12 miliar setelah mengakuisisi 3 tambang batubara, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Fajar Bumi Sakti (FBS), dan PT Pendopo Energi Batubara.

ARAH INVESTASI SEPEKAN: Indeks dan Yield SUN Cenderung Naik
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menyisikan ruang penguatan pekan ini. Hal serupa akan terjadi pada imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) jangka menengah.

Harga Saham Semen Berpotensi Naik
Analis memprediksi, kenaikan harga saham semen bisa mencapai 15% hingga akhir tahun.

Obligasi Global Adaro Segera Terbit
PT Adaro Indonesia, produsen batubara terbesar kedua di Tanah Air, segera menerbitkan obligasi global senilai US$ 500 juta. Obligasi tersebut dijamin penuh oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) selaku pemegang 100% saham perseroan.

Bank of Tokyo Danai XL Rp 500 M
PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) memperoleh fasilitas pinjaman senilai Rp 500 miliar dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, cabang Jakarta. Pinjaman itu bertenor tiga tahun.

INDY menawar 90% saham PT Berau Coal di bawah US$ 1 miliar. Nilai itu lebih rendah dibandingkan dengan penawaran yang diajukan Banpu PCL Thailand dan PT Quattro Inti Investama. Banpu, induk usaha ITMG memberikan harga penawaran US$ 1,3-1,4 miliar, sedangkan Quattro menawar sedikit di atas US$ 1 miliar. Berau Coal telah menunjukkan Bank of America-Merrill Lynch dan Deustche Bank sebagai konsultan penjualan. INDY dibantu Citigroup, Quattro menunjuk Barclays Capital sebagai konsultan. Banpu Thailand didukung The Thai Banks.

BNBR akan tetap merencanakan untuk buyback saham BUMI sebelum akhir tahun ini. BNBR mengalokasikan US$150 juta untuk buyback sebesar 4,2% BUMI dari OKAS.BNBR akan menerbitkan obligasi konversi terkait restrukturisasi utangnya dengan Northstar Pasific Partners. BNBR telah melunasi Rp2,06 triliun sehingga tersisa Rp4,26 triliun untuk direstrukturisasi.

Distributor farmasi, EPMT mengucurkan dana Rp 240 miliar pada tahun ini hingga tahun depan untuk memperluas jaringan distribusi dengan membuka 5 kantor cabang. Selain itu juga menambah kapasitas beberapa kantor cabang yang telah ada.

PT Bogamulia Nagadi, pemegang saham mayoritas TSPC, gencar meningkatkan kepemilikannya dalam 2 bulan terakhir. Per 31 Juli 2009, Bogamulia memegang 95,14% saham TSPC, pada akhir Agustus meningkat menjadi 95,19%, serta pada September telah membeli total 1.403.500 saham.

Proses Penjualan ELSA Bakal Rampung Akhir Oktober
Kini, Tridaya Esta dan konsorsium calon pemilik baru ELSA itu masih membicarakan penyelesaian restrukturisasi utang Tridaya Esta.

Beleid Rampung, Komposisi Kepemilikan PGAS Bakal Berubah
Pascakonversi, porsi kepemilikan pemerintah di PGAS bertambah 0,5% menjadi 56,96%.

Kantongi Restu DPR, Tiga BUMN Siap Melantai
Tahun depan, Kementerian Negara BUMN mengagendakan minimal tiga perusahaan negara melantai di bursa saham.

Harga beragam produk komoditas memang sedang merosot akibat terseret penurunan harga minyak mentah. Namun, hingga akhir tahun mendatang, para analis optimistis, harga barang-barang komoditas akan kembali menguat. Menurut data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (2/10), harga minyak mentah di pasar NYMEX Amerika Serikat berada di level US$ 69,95 per barel, turun 1,23% daripada posisi penutupan sehari sebelumnya.Seperti biasa, penurunan harga minyak menyeret harga komoditas lain, seperti harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO), emas, serta batubara.

BEI Suspensi Saham Bank Saudara
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) mulai perdagangan Senin (5/10) ini.

Sumber: Inilah.com, Detik.com & Market Flash, Kontan, Investordaily, Bloomberg, Reuters, CNBC
www.strategydesk.co.id

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal