Friday, October 2, 2009

Potensi Penurunan IHSG Memberikan Peluang Buy on Weakness Saham Pilihan

Market Review
Aksi pembelian saham yang memiliki sensitifitas (ASII, BBRI, BMRI, BBCA, BTPN, INTP, UNVR) terhadap isu inflasi dan suku bunga, mengalami kenaikan kemarin, setelah investor telah mengantisipasi data inflasi yang dirilis sesuai perkiraan analis. Imbas kenaikan harga komoditi emas dan minyak, ikut mengangkat sejumlah saham komoditi domestik (PTBA, ANTM, MEDC, PGAS). Kenaikan IHSG terbatas karena aksi penjualan di saham BUMI (asing net sell Rp 237.39 miliar) mengikuti penurunan net profit dalam lapkeu H1 2009 yang dirilis kemarin, berimbas negatif kepada saham lain dari grup Bakrie. Peran penguatan rupiah terhadap dolar ikut topang kinerja IHSG. IHSG menguat 10.38 poin (+0.42%) ditutup di 2,477.97, nilai transaksi tercatat Rp 3.584 triliun. Investor asing kembali membukukan net sell sebesar Rp miliar 19.12, dibandingkan net sell Rp 139.07 miliar (30/9).

Indeks saham di Asia melemah untuk pertama kali dalam 3 hari terakhir di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi regional mungkin terhambat setelah survei bank sentral Jepang menunjukkan perusahaan berencana memangkas investasi lebih besar. Anjloknya data Chicago PMI dan ADP Employer AS hari Rabu memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi AS tidak sekuat perkiraan pasar sebelumnya.

IHSG Outlook
Laju kenaikan IHSG terlihat mulai terbatas menghadapi level psikologis 2,500 pada akhir pekan ini, dimana sejumlah sentimen positif dari dalam negeri tidak didukung oleh sentimen negatif dari sejumlah data ekonomi AS yang memicu spekulasi pemulihan ekonomi AS tidak sekuat perkiraan ekonom sebelumnya. Aksi pembelian saham di sektor perbankan dan aneka industri dalam 2 hari terakhir; selain mendapatkan keuntungan dari sesuai dengan perkiraan data inflasi RI bulan September (+1.05% m/m; 2.8% y/y) yang memicu spekulasi suku bunga acuan BI sebesar 6.5% akan dipertahankan pada pertemuan RDG hari Senin (05/10) dan kenaikan ekspor bulan Agustus sebesar 8.89% m/m atau mencapai US$ 10.55 miliar (merosot 15.41% y/y); diikuti kenaikan harga komoditi (minyak US$ 71.39, target US$ 75/77; emas US$ 1,009; target US$ 1,033, nikel US$ 17,800 target US$ 19,200; cpo MYR 2,166 target Myr 2,420) yang dapat angkat harga saham komoditi domestik; IMF menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Asia (termasuk Indonesia) dan Global, dan imbas penguatan rupiah terhadap dolar, seharusnya memberikan support kepada IHSG mengarah ke level 2,500.

Meski laju kenaikan IHSG dibatasi oleh mahalnya valuasi IHSG (PER 31.6x) dibandingkan indeks MSCI Asia Pasific (PER 25x), kenaikan data inflasi bulan September yang memicu kekhawatiran kenaikan inflasi hingga akhir tahun dan investor asing masih membukukan net selling periode 25 Sept – 01 Okt, diikuti rapuhnya kinerja indeks saham global berkat kekhawatiran data tenaga kerja AS hari ini akan mengecewakan.

Stock Picks:Average last 13 week +77.07%. Target 10-30%, Risk < -10%
Buy on weakness (>10.00 WIB): BUMI, KARK, INTP, UNTR, MEDC, ASII
Stock Picks:
• BBKP : Hold target Rp 455
• KARK : Buy target Rp 160

Global Outlook
Pemulihan ekonomi AS hingga akhir tahun mulai dipertanyakan analis dan ekonom global, setelah sejumlah data ekonomi terkini (September) menunjukkan koreksi penurunan dari level tertinggi 6 bulan, seperti data Existing & New Home Sales, Durable Goods AS di pekan lalu yang mengecewakan, dilanjutkan pada pekan ini Consumer Confidence, ADP Employer dan Chicago PMI dan kemarin data Jobless Claims (meningkat ke 551K dari 534k), ISM Manufacturing (52.6 dari 52.9 di bulan Agustus), data survei Tankan Jepang (-33 dari -48; mengecewakannya laporan perusahaan akan memangkas investasi yang lebih besar). Sementara investor mengacuhkan kenaikan GDP Q2 Final hari Rabu (-0.7% dari -1.0%), Personal Spending (1.7% m/m), Pending Home Sales (+6.4% menjadi 103.8), PMI China (+54.3 dari 54.1) dan IMF meningkatkan prediksi pertumbuhan ekonomi global (-1.1% di tahun 2009; +3.0% di 2010) kemarin, karena investor mengantisipasi perkiraan kenaikan data pengangguran AS dirilis besok ke level tertinggi 26 tahun sebesar 9.8%, payroll dapat mengecewekan (perkiraan -180K dari -216K). Sementara trend bullish indeks DJIA terancam jika ditutup dibawah 9,535, target 9,250/9,115) dan mahalnya valuasi indeks S&P 500 (PER 19.9x) dan indeks MSCI Asia Pasific (PER 25x, PBV 1.6x), membebani kinerja Indeks global.

Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG mulai terbatas dan cenderung mengalami aksi profit-taking di akhir pekan, karena pola candle menunjukkan potensi stalled, diikuti signal netral yang diperlihatkan oleh indikator ADX & Stochastic, meski MACD dan pola uptrend channel masih menjaga trend bullish dan membatasi potensi penurunan, karena indeks masih berada dalam range konsolidasi 2,418-2,497 (diagonal triangle) hari ini, . Smentara peluang kenaikan masih terbuka ke target 2,500 (FE 100.0%)/2,523 (middle channel)/2,565 (FE 161.8), selama trendline di 2,418 (trendline support) tetap terjaga. Tetapi jika IHSG ditutup (2 hari konfirmasi) dibawah level 2,418, dapat mengarahkan IHSG ke 2,338 (former low)/2,271 (double bottom). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini di subwave minuette v/5 dalam 3 minor dalam wave IV/B.
Resistance: 2510.84/2502.32/2493.80/2485.89. PP 2476.76
Support : 2468.85/2459.72/2442.68/2425.64
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id.

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal